Sistem Endokrin Imran Tumenggung.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SISTEM ENDOKRIN.
Advertisements

KELENJAR TIROID OLEH: Dr. Hj. SITI NUR ASIYAH, M.Ag.
Departemen biokimia dan biologi molekuler
Panasonic Haba Mangat Aceh TV Home Tema Menu End.
ASSALAMU ALAIKUM WW. 1.
Kelompok 3 Sistem Hormon Sistem Hormon Afif Naufal Husaini Daulay
HORMON Suwandito,dr,MS.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
SANTI KARTIKASARI,Hj,dr
HORMON Oleh : Dedes Amertaningtyas,S.Pt.,MP
Sistem endokrin dan sel
ENDOKRIN.
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
Hormon Burhannudin Ichsan.
Dedes Amertaningtyas,S.Pt.,MP OLEH DEDES AMERTANINGTYAS,S.Pt.,MP
Metabolisme Karbohidrat. Sekilas metabolisme Karbohidrat Karbohidrat essensial : glukosa dan serat Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat.
Sistem endokrin oleh : maria poppy herlianty. mariapoppyherlianty anatomifisiologi - uieu gambaran umum Sist endokrin b’interaksi dg sist saraf.
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
ENDOKRIN EXERCISE Lilis Hadiyati.
SISTEM ENDOKRIN 30 November 2015.
Ns. Muhammad Ardi, M.Kep., Sp.Kep.M.B.
R Bayu Kusumah N. S.Kep.,Ners.,M.Kes
HORMON Manusia menggunakan waktu dan usahanya untuk melakukan
BIOLOGI DASAR MANUSIA SISTEM ENDOKRIN
Pengantar Endokrinologi: Sistem Hormon
HORMON dan SISTEM ENDOKRIN.
2. SISTEM HORMON / ENDOKRIN
NAMA : ISTIQAMAH NIM : T.I DIII KEBIDANAN
Meta Nurbaiti,S.Kep.,Ns.,M.Kes
SISTEM ENDOKRIN BY. WINDA ELSA.
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
KELENJAR HIPOFISIS (kelenjar pituitaria)
CARA KERJA HORMONE BY. TIA ELPIKAA.
ASKEB 1 Dwi Ayu & Sutini Sistem endokrin Oleh : Sutini 2. Dwi Ayu.
Sistem endokrin RESTI RIANI I A
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Assaalamualaikaum wr. Wb nama :mela putri nim : tingkat : IA
Sistem Hormon Manusia Widodo SMPN 1 Paguyangan.
Kesehatan reproduksi.
Rijalul Fikri Fisiologi Endokrin.
Sistem Endokrin Dr. M. Toyo Burrahim.
SISTEM ENDOKRIN Dr. nizam fahmi.
Hormon lh, fsh, estrogen DAN progesteron
NAMA :ELVINA NIM: TINGKAT: l A BIOLOGI DASAR MANUSIA
Sistem Indera Vertebrata
HORMON Kelompok 3 Dewi Putri Handayani ( )
SISTEM HORMON PADA MANUSIA
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
PERAN HORMON DALAM METABOLISME
By : S. Dwi Sulistyawati, S.Kep.,Ns
“HORMON REPRODUKSI”.
SISTEM ENDOKRIN PADA MANUSIA
SISTEM HORMONAL.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
KELOMPOK 4 KELENJAR PANKREAS.
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Hormon Hormon adalah senyawa kimia yang membantu mengatur proses-proses metabolisme tubuh. Hormon beredar di dalam darah sepanjang pembuluh darah untuk.
BIOLOGI B 2013 R.ADITIAS HERMAWAN ( )
GIZI KEBUGARAN PERTEMUAN XI Nazhif Gifari Ilmu Gizi & FIKES.
Oleh : Faik Agiwahyuanto
Oleh: Amrullah & Farid Ma`ruf
Adaptasi Fisiologi Hormon Sistem Endokrin Pada Masa Pubertas Oleh: Mahasiswa NIM Ganjil DIII Keperawatan STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR.
Keseimbangan Cairan, elektrolit, dan Asam Basa
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
SISTEM ENDOKRIN TUBUH MANUSIA
HORMON.
Sistem dan Fungsi Hormon
SIKLUS HORMONAL Ade Sylvia N Margaretha Novi . K Meldawati Leni Ayu.
Transcript presentasi:

Sistem Endokrin Imran Tumenggung

Gambaran Umum Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf utk mengatur dan mengkoordinasi aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin diperantarai oleh hormon yg dilepas oleh kelenjar endokrin, dibawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan (sel) target. Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon. Respon hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas.

Karakteristik Kelenjar endokrin tiak memiliki duktus. Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu jenis hormon. Konsentrasi hormon dalam sirkulasi adalah rendah. Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yg baik.

Kelenjar pada sistem endokrin tdd : Kel. Hipofisis anterior dan posterior. Kel. Tiroid. Kel. Paratiroid. Kel. Adrenal. Kel. Pankreas. Kel. Ovarium. Kel. Testis. Kel. Pineal. Kel. Timus.

Jenis hormon : Hormon endokrin, adalah hormon yg disekresi oleh organ atau jaringan utama yg termasuk bgn sistem endokrin. Neurohormon, disintesis dlm sel-sel saraf neurosekresi, berfungsi seperti hormon, tapi biasanya bekerja dlm jarak yg lebih pendek dan jelas. Prostaglandin, derivat asam lemak arakidonat, mempengaruhi tekanan darah, kontraksi otot polos, pembekuan darah, pencernaan, reproduksi, dan respon inflamatori.

Biokimia hormon Derivat asam amino, seperti protein, polipeptida, peptida, amina, atau protein konjugasi seperti glikoprotein. Contoh : hormon kel. hipofisis, hipotalamus, medula adrenal, pineal, tiroid, pankreas, dan sel-sel dlm saluran cerna. Steroid, adalah senyawa lipid larut –lemak yg disintesis dari kolesterol. Contoh : hormon kel. ovarium, testis, plasenta, dan korteks adrenal.

Mekanisme kerja hormon Stimulasi kerja enzim yg ada dalam sel. Aktivasi gen yg terlibat melalui transkripsi dan translasi.

Pengaturan kecepatan dan jumlah sekresi hormon : 1. Sekresi yg distimulasi atau dihambat oleh sejenis hormon dlm darah atau oleh kandungan non-hormon (mis, glukosa atau kalsium). 2. Mekanisme kontrol umpan balik (negatif atau positif). 3. Distimulasi oleh impuls saraf.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) Morfologi : Ukuran dan lokasi a. Bentuk oval, sebesar kacang, berat 0,5 g. b. Melekat di bgn dasar hipotalamus otak pd batang yg disebut infundibulum (batang hipotalamus). c. Terletak pada lekukan berbentuk pelana di tulang sfenoid (sela tursika). Divisi kelenjar a. Lobus anterior (adenohipofisis) b. Lobus posterior (neurohipofisis).

Hipofisis (Kel. Pituitari) Hormon lobus anterior : GH TSH ACTH Endorfin dan MSH Gonadotropin (FSH dan LH) Prolaktin. Hormon lobus posterior : ADH Oksitosin

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) Hormon lobus anterior : Hormon pertumbuhan (growth hormone = GH) atau hormon somatotropik (STH) a. Efek fisiologis : 1) Sintesis protein  meningkatkan pemasukan asam amino melalui membran sel. 2) Konservasi karbohidrat  menambah kadar glukosa darah. 3) Mobilisasi simpanan lemak  meningkatkan pemakaian lemak untuk energi. 4) Stimulasi pertumbuhan rangka.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) b. Pengaturan sekresi GH 1) Stimulus utk pelepasan a). Hormon pelepas hormon pertumbuhan (growth hormone releasing hormone = GHRH) dari hipotalamus. b). Stres, malnutrisi, dan aktivitas yg merendahkan kadar gula darah seperti puasa dan olah raga. 2) Inhibisi pelepasan a). Peningkatan kadar GH dlm darah (umpan balik negatif). b). Growth-hormone-inhibiting hormone (GHIH) dari hipotalamus. c). Obesitas dan peningkatan asam lemak darah.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) c. Abnormalitas sekresi GH 1) Dwarfisme (kerdil) Hiposekresi GH selama masa kanak-kanak mengakibatkan pertumbuhan terhenti. 2) Gigantisme Hipersekresi GH selama masa remaja dan sebelum penutupan lempeng epifisis mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yg berlebihan. 3) Akromegali Hipersekresi GH setelah penutupan lempeng epifisis menyebabkan pembesaran yg tdk proporsional pd jaringan, penambahan ketebalan tlg pipih wajah, dan pembesaran ukuran tangan dan kaki.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) 2. Hormon perangsang tiroid (thyroid stimulating hormone = TSH) atau Tirotopin a. Efek fisiologis TSH Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel kelenjar tiroid, laju produksi hormonnya, dan efek hormon pada metabolisme sel. b. Pengaturan sekresi TSH Sintesis dan pelepasan TSH dikendalikan oleh hormon pelepas tirotropin (thyrotropin-releasing hormone = TRH) yg dihasilkan oleh hipotalamus. Sebaliknya, sekresi TRH diatur oleh kadar hormon tiroid dlm darah (umpan balik negatif). Pajanan udara yg sangat dingin dlm waktu lama menstimulasi pelepasan TRH.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) 3. Hormon adrenokortikotropik (adrenocotricotropic hormone = ACTH) atau kotrikotropin a. Efek fisiologis ACTH menstimulasi sekresi hormon-hormon adreno- kortikal dari korteks adrenal, terutama glukokortikoid. b. Kendali sekresi ACTH diatur oleh hormon pelepas kortikotropin (corticotropin-releasing hormone = CRH) dari hipotalamus. Mekanisme umpan balik untuk stimulasi dan inhibisi CRH, ACTH, dan hormon-hormon korteks adrenal terjadi melalui mekanisme umpan balik seperti pada TSH, TRH dan hormon-hormon tiroid.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) 4. Endorfin dan hormon perangsang melanosit (melanocyte-stimulating hormone = MSH) Kedua hormon ini merupakan derivat dari proopiomelano-kortin (POMC). a. Endorfin, disebut endogenous opiates, efeknya menyerupai efek heroin dan morfin. Zat ini berkaitan dengan penghilang nyeri alamiah (analgesik), dan berfungsi untuk merespons stres atau olah raga. b. MSH, menstimulasi pembentukan pigmen dan penyebaran sel-sel penghasil pigmen (melanosit) pada epidermis.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) Gonadotropin, tdd hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone = FSH) dan luteinizing hormone (LH) a. Efek fisiologis FSH 1) Pada perempuan, FSH menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium dan membantu menstimulasi produksi estrogen ovarium. 2) Pada laki-laki, FSH merangsang pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam tubulus seminiferus testis.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) Gonadotropin, tdd hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone = FSH) dan luteinizing hormone (LH) (lanjutan) b. Efek fisiologis LH 1) Pada perempuan, LH bekerjasama dengan FSH, menstimulasi produksi estrogen. LH bertanggung jawab untuk ovulasi dan sekresi progesteron dari folikel yg ruptur. 2) Pada laki-laki, LH menstimulasi sel-sel interstisial tubulus seminiferus testis untuk memproduksi androgen (testosteron).

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) Gonadotropin, tdd hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone = FSH) dan luteinizing hormone (LH) (lanjutan) c. Kendali sekresi FSH dan LH 1) Gonadotropin hipofisis diatur oleh hormon pelepas gonadotropin (gonadotropine-releasing hormone = GnRH) dari hipotalamus. 2) GnRH menyebabkan pelepasan FSH dan LH, kmd akan menyebabkan pelepasan hormon-hormon gonad (estrogen, progesteron, dan testosteron). 3) Mekanisme umpan balik terlibat dalam sekresi GnRH, gonadotropin hipofisis, dan hormon-hormon gonad.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) 6. Prolaktin Disekresi selama masa kehamilan dan saat menyusui. a. Efek fisiologis Prolaktin memicu dan mempertahankan sekresi air susu dari kelenjar mammae. b. Kendali sekresi melibatkan dua hormon hipotalamus : 1) Pelepasan dihambat oleh hormon penghambat prolaktin (prolactin-inhibiting hormone = PIH), yg identik dgn neurotransmiter, dopamin. 2) Pelepasan distimulasi oleh faktor pelepas prolaktin (prolactin-releasing factor = PRF).

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) Hormon lobus posterior : Anti diuretic hormone (ADH) atau vasopresin a. Efek fisiologis 1) ADH meningkatkan retensi air. Hormon ini menurunkan volume air yg hilang dlm urine (antidiuresis) melalui peningkatan reabsorpsi air di tubulus distal dan duktus koligentes di ginjal. 2) ADH membantu meningkatkan tekanan darah dengan merangsang konstriksi pembuluh darah perifer.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) b. Kendali sekresi 1) peningkatan konsentrasi cairan tubuh atau penurunan volume darah menyebabkan sekresi ADH, yg bekerja di ginjal utk mempertahankan cairan tubuh. 2) Penurunan konsentrasi cairan tubuh atau peningkatan volume darah (mis setelah minum air) menyebabkan inhibisi ADH, shg volume air yg hlang melalui ginjal bertambah. 3) Pelepasan ADH diinhibisi (menyebabkan kehilangan air) oleh alkohol dan kafein. 4) Pelepasan ADH distimulasi (menyebabkan retensi air) oleh nyeri, kecemasan, trauma, dan obat-obatan seperti nikotin, morfin, dan barbiturat.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) c. Sekresi abnormal ADH 1) Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus, yg ditandai rasa haus berlebihan dan produksi urine berlebihan. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada hipotalamus atau lobus posterior hipofisis atau karena ginjal gagal merespons ADH. 2) Hipersekresi kadang terjadi setelah hipotalamus mengalami cedera atau karena tumor. Hal ini mengakibatkan retensi air, dilusi cairan tubuh, dan peningkatan volume darah.

Hipofisis (Kelenjar Pituitari) 2. Oksitosin a. Efek fisiologis 1) Menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos uterus selama senggama, saat persalinan dan melahirkan. 2) Menyebabkan keluarnya air susu dari mammae pada ibu menyusui dengan menstimulasi sel-sel mioepitelial (kontraktil) di sekitar alveoli kelenjar mammae. b. Kendali sekresi 1) pengisapan payudara, desahan napas atau suara bayi, atau stimulasi puting atau areola pd busui menstimulasi sekresi oksitosin dan keluarnya ASI. 2) Pelepasan dihambat oleh stres emosional.

Kelenjar Tiroid A. Morfologi 1. Tdd dua lobus lateral dihubungkan melalui sebuah ismus yg sempit. Terletak di atas permukaan anterior kartilago tiroid. 2. Folikel adalah unit fungsional kelenjar tiroid. Setiap folikel ditutup sebuah lapisan sel-sel folikular epitelial tunggal, yang membungkus suatu rongga sentral. Epitelium folikular berbentuk kolumnar jika distimulasi TSH dan berbentuk kuboidal jika kelenjar tidak aktif.

Kelenjar Tiroid 3. Rongga folikel berisi koloid, yang tersusun terutama dari protein lobular tiroglobulin. a. Tiroglobulin adalah bentuk cadangan hormon tiroid. b. Tiroglobulin juga berfungsi dalam sintesis hormon tiroid. 4. Sel parafolikular yang jumlahnya sedikit (sel C), yang mensekresi kalsitonin, terdapat dalam ruang interfolikular dan di antara sel-sel folikel. Kalsitonin menurunkan konsentrasi kalsium dalam darah.

Kelenjar Tiroid B. Pembentukan, penyimpanan, dan pelepasan hormon tiroid 1. Kelenjar tiroid mensekresi dua jenis hormon. a. Tiroksin, atau tetraiodotironin (T4, mencapai 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid. b. Triiodotironin (T3) disekresi dalam jumlah kecil. 2. Jika TSH mengikat reseptor sel folikel, maka akan mengakibatkan terjadinya sintesis dan sekresi tiroglobulin, yang mengandung asam amino tirosin, ke dalam lumen folikel.

Kelenjar Tiroid 3. Iodium yang tertelan bersama makanan dibawa aliran darah dalam bentuk ion, iodida (Iˉ), menuju kelenjar tiroid. Sel-sel folikular memisahkan iodida dari darah dan mengubah- nya menjadi molekul (unsur) iodium. 4. Molekul iodium bereaksi dengan tirosin dalam tiroglobulin untuk membentuk molekul monoiodotirosin dan diiodotirosin. a. Dua molekul diiodotirosin membentuk T4 (tiroksin). b. Satu molekul monoiodotirosin dan satu molekul diiodotirosin membentuk T3 atau triiodotironin.

Kelenjar Tiroid 5. Sejumlah besar T3 dan T4 disimpan dalam bentuk tiroglobulin selama berminggu-minggu. Saat hormon tiroid akan dilepas di bawah pengaruh TSH, enzim proteolisis memisahkan hormon dari tiroglobulin. Hormon berdifusi dari lumen folikel melalui sel-sel folikular dan masuk ke sirkulasi darah. 6. Sebagian besar hormon tiroid yang bersirkulasi bergabung dengan protein plasma (terutama globulin pengikat tiroksin yang diproduksi hati) untuk transpor.

Kelenjar Tiroid C. Efek fisiologis hormon tiroid 1. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik hampir semua sel tubuh. Hormon ini menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesar pengeluaran energi, terutama dalam bentuk panas. 2. Pertumbuhan dan maturasi normal tulang, gigi, jaringan ikat, dan jaringan saraf bergantung pada hormon- hormon tiroid.

Kelenjar Tiroid C. Kendali sekresi 1. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, di bawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis- hipotalamus. 2. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.

Kelenjar Tiroid D. Abnormalitas sekresi terjadi akibat defisiensi iodium, atau malfungsi hipotalamus, hipofisis, atau kelenjar tiroid. 1. Hipotiroidisme adalah penurunan produksi hormon tiroid. Hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas metabolik, konstipasi, letargi, reaksi mental lambat, dan peningkatan simpanan lemak. a. Pada orang dewasa, menyebabkan miksedema, yang ditandai dengan adanya akumulasi air dan musin di bawah kulit, sehingga penampakan edema terlihat. b. Pada anak kecil, hipotiroidisme yang mengakibatkan retardasi mental dan fisik, disebut dengan kretinisme.

Kelenjar Tiroid 2. Hipertiroidisme adalah produksi hormon tiroid yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan aktivitas metabolik meningkat, berat badan turun, gelisah, tremor, diare, frekuensi jantung meningkat, dan pada hipertiroidisme berlebihan, gejalanya adalah toksisitas hormon. a. Hipertiroidisme berlebihan dapat menyebabkan goiter eksoftalmik (penyakit Grave). Gejalanya berupa pembengkakan jaringan di bawahkantong mata, sehingga bola mata menonjol. b. Penatalaksarlaan hipertiroidisme adalah melalui pengangkatan kelenjar tiroid melalui pembedahan atau dengan iodium radioaktif, yang diarahkan pada kelenjar dan untuk menghancurkan jaringan.

Kelenjar Tiroid 3. Goiter (gondok) adalah pembesaran kelenjar tiroid sampai dua atau tigakali lipat. Hal ini terjadi berkaitan dengan hipotiroidisme atau hipertiroidisme. a. Goiter ringan (endemik) berkaitan dengan hipotiroidisme terjadi di daerah yang mengalami defisiensi iodium. b. Penurunan konsumsi iodium mengakibatkan akumulasi tiroglobulin (koloid) dalam folikel, tetapi juga menurunkan produksi hormon tiroid. c. Suplementasi garam dengan iodium telah mengurangi insiden goiter endemik.

Kelenjar Paratiroid A. Morfologi 1. Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil, masing- masing berukuran sebesar biji apel, terletak pada permukaan posterior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari kelenjar tiroid oleh kapsul-kapsul jaringan ikat. 2. Dari sisi histologi, ada dua jenis sel dalam kelenjar paratiroid: sel utama, yang mensekresi hormon paratiroid (PTH), dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.

Kelenjar Paratiroid B. Efek fisiologis hormon paratiroid 1. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penurunan kadar fosfat darah. a. Ion kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, koagulasi darah, kontraksi otot, permeabilltas membran sel, dan kemampuan eksitabilitas neuromuskular yang normal. b. Ion fosfat sangat penting untuk metabolisme selular, sistem buffer asam-basa tubuh, juga sebagai komponen nukleotida dan membran sel.

Kelenjar Paratiroid B. Efek fisiologis hormon paratiroid 2. PTH meningkatkan kadar kalsium darah melalui tiga mekanisme : a. PTH menstimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang), sehingga menyebabkan pengeluaran kalsium dari tulang ke cairan ekstraselular. b. PTH secara tidak langsung meningkatkan absorpsi kalsium internal dan mengurangi kehilangan kalsium dalam feses. Hormon ini berfungsi untuk mengaktivasi vitamin D, yang diperlukan untuk mengabsorbsi kalsium dari makanan. c. PTH menstimulasi reabsorpsl kalsium dari tubulus ginjal, sehingga menurunkan kehilangan ion kalsirn dalam urine dan meningkatkan kadar kalsium darah.

Kelenjar Paratiroid C. Pengendalian sekresi terjadi melalui sistem pengendalian umpan balik dengan konsentrasi ion kalsium dalam darah. 1. Penurunan kadar kalsium darah menyebabkan peningkatan sekresi PTH. Saat kadar kalsium darah meningkat, sekresi PTH menurun. 2. Kalsitonin (tirokalsitonin), diproduksi oleh sel parafolikular kelenjar tiroid berantagonis langsung dengan PTH dan menurunkan kalslium darah. a. Kalsitonin akan dilepas oleh kelenjar tiroid jika kadar kalsium darah sangat tinggi. b. Kalsitonin menghambat efek PTH terhadap resorpsi kalsium dari tulang dan menstimulasi aktivitas osteoblas, sehingga mengakibatkan ambilan kalsium oleh tulang.

Kelenjar Paratiroid D. Abnormalitas sekresi 1. Hipersekresi (hiperparatiroidisme) adalah kasus yang jarang, tetapi dapat diakibatkan oieh tumor paratiroid. Hipersekresi mengakibatkan peningkatan aktivitas osteoklas, resorpsi tulang, dan dekalsifikasi serta pelemahan tulang. 2. Hiposekresi (hipoparatiroidisme) mengakibatkan penurunan kadar kalsium darah dan peningkatan iritabilitas sistem neuromuskular. Jika hipersekresi berlebihan dapat menyebabkan tetani (kejang otot rangka).

Kelenjar Adrenal A. Morfologi 1. Kelenjar adrenal (kelenjar suprarenal) adalah dua massa triangular pipih berwarna kuning yang tertanam pada jaringan adiposa. Organ ini berada di kutub atas ginjal. 2. Masing-masing kelenjar adrenal terdiri dari korteks di bagian luar dan medula di bagian dalam.

Kelenjar Adrenal B. Hormon kelenjar adrenal 1. Hormon medular disekresi oleh sel-sel kromafin medula adrenal untuk merespons stimulus preganglionik simpatis. Hormon ini meliputi katekolamin, epinefrin (80%) dan norepinefrin (20%). a. Epinefrin dan norepinefrin memiliki perbedaan efek fisiologis yang berkaitan dengan kedua jenis reseptornya, alfa (α) dan beta (β) yang terletak pada membran sel target. b. Secara keseluruhan, fungsi hormon ini adalah untuk mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas fisik yang merespons stres, kegembiraan, cedera, latihan, dan penurunan kadar gula darah.

Kelenjar Adrenal 1). Efek epinefrin (a) Frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi oksigen meningkat. (b) Kadar gula darah meningkat melalui stimulasi glikogenolisis pada hati dan simpanan glikogen otot. (c) Pembuluh darah pada kulit dan organ- organ viseral berkonstriksi sementara pembuluh di otot rangka dan otot jantung berdilatasi. 2). Efek norepinefrin adalah untuk meningkatkan tekanan darah dan untuk menstimulasi otot jantung.

Kelenjar Adrenal 2. Hormon kortikal adrenal, berlawanan dengan hormon medular, sangat penting untuk kehidupan. a. Mineralokortikoid disintesis dalam zona glomerulosa. 1) Aldosteron, mineralokortikoid terpenting, mengatur keseimbangan air dan elektrolit melalui pengendalian kadar natrium dan kalium dalam darah. 2) Kendali sekresi. Sekresi aldosteron diatur oleh kadar natrium darah, tetapi terutama oleh mekanisne renin- angiotensin.

Kelenjar Adrenal b. Glukokortikoid disintesis dafam zona fasikulata. fasikulata. Hormon ini meliputi kortikosteron, kortisol, dan kortison. (1) Efek fisiologis (a) Glukokortikoid nempengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak. (b) Hormon ini meningkatkan sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat (glukoneogenesis), simpanan glikogen di hati (glikogenesis), dan peningkatan kadar glukosa darah. (c) Hormon ini juga meningkatkan penguraian lemak dan protein serta menghambat ambilan asam amino dan sintesis protein.

Kelenjar Adrenal (2) Kendali sekresi glukokortikoid adalah melalui kerja ACTH dalam mekanisme umpan balik negatif. Stimulus utama dari ACTH adalah semua jenis stres fisik atau emosional. (a) Stres (misalnya, trauma, infeksi, atau kerusakan jaringan) akan memicu impuls saraf ke hipotalamus, (b) Hipotalamus kemudian mensekresi hormon pelepas kortikotropin (corticotropin-releasing hormon =CRH), yang melewati sistem portal hipotalamus-hipofisis menuju kelenjar pituitari anterior, yang melepas ACTH. (c) ACTH bersirkulasi dalam darah menuju kelenjar adrenal dan mengeluarkan sekresi glukokortikoid.

Kelenjar Adrenal c. Gonadokortikoid (steroid kelamin) disintesis pada zona retikularis dalam jumlah yang relatif sedikit. steroid ini berfungsi terutama sebagai prekursor untuk pengubahan testosteron dan estrogen oleh jaringan lain. 3. Abnormalltas sekresi adrenokortikal a. Hiposekresi terjadi karena destruksi jaringan kortikal akibat penyakit atau artrofi, dikenal sebagai penyakit Addison. Penyakit ini mengakibatkan ketidakseimbangan natrium-kalium darah, penghitaman kulit (akibat penambahan ACTH, mirip dengan MSH), dan penurunan kemampuan untuk merespons stres fisiologis.

Kelenjar Adrenal b. Hipersekresi dapat terjadi akibat tumor adrenal atau akibat peningkatan produksi ACTH. Efek hipersekresi ini bergantung pada jenis sel dalam korteks adrenal yang mensekresi hormon dalam jumlah besar. (1) Aldosteronisme primer adalah sekresi aldosteron yg berlebihan, mengakibatkan peningkatan natrium tubuh, volume cairan ekstraselular, curah jantung, dan tekanan darah. ( (2) Cushing's disease terjd akibat produksi glukokortikoid berlebihan, mengakibatkan peningkatan mobilisasi protein dan lemak, sehingga terjadi kelemahan otot dan penumpukan lemak di leher, wajah, dan trunkus. Peningkatan glukoneogenesis mengakibatkan kadar gula darah sangat tinggi (diabetes adrenal).

Kelenjar Adrenal (3) Sindrom adrenogenital (virilisme adrenal) terjadi akibat produksi androgen berlebihan pada zona retikularis. (a) Kondisi ini mengakibatkan pubertas dini, jika terjadi pada anak prapubertas. (b) Pada perempuan dewasa, maskulinisasi berupa tumbuhnya rambut pada wajah, suara yang memberat, dan peningkatan perkembangan otot dapat terjadi. (c) Maskulinisasi dapat terjadi pada janin berjenis kelamin perempuan jika ibu menderita tumor adrenal atau mengkonsumsi hormon sejenis androgen (progestin) selama kehamilan.

Kelenjar Adrenal (4) Glukokortikoid dalam jumlah lebih besar dari yang diproduksi tubuh dapat diinjeksi secara terapeutik untuk mengurangi respons inflamatori dan alergi. (a) Efek positif dari injeksi glukokortikoid meliputi stabilisasi membran lisosom dan penurunan permeabilitas kapilar, yang akan menghambat inflamasi. (b) Efek negatifnya adalah menghambat respons sel darah putih terhadap infeksi dan menurunkan produksi antibodi sehingga memperlama penyembuhan luka.

Kelenjar Pankreas A. Morfologi 1. Pankreas adalah organ pipih yang terletak di belakang dan sedikit di bawah lambung dalam abdomen. Organ ini memiliki dua fungsi: fungsi endokrin dan fungsi eksokrin. 2. Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar pankreas, memproduksi cairan pankreas yang disekresi melalui duktus pankreas ke dalam usus halus.

Kelenjar Pankreas Morfologi 3. Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau-pulau Langerhans, yaitu kumpulan kecil sel yang tersebar di seluruh organ. Ada empat jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau-pulau tersebut. a. Sel alfa mensekresi glukagon, meningkatkan kadar gula darah. b. Sel beta mensekresi insulin, menurunkan kadar gula darah. c. Sel delta mensekresi somatostatin, atau hormon penghalang hormon pertumbuhan, yang menghambat sekresi glukagon dan insulin. d. Sel F mensekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pencernaan untuk fungsi yang tidak jelas, yang dilepaskan setelah makan.

Kelenjar Pankreas B. Efek fisiologis insulin 1. Menyediakan glukosa untuk sebagian besar sel tubuh, terutama untuk otot dan adiposa. 2. Memperbesar simpanan lemak dan protein dlm tubuh. 3. Meningkakan penggunaan karbohidrat untuk energi. 4. Memfasilitasi penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen pd otot rangka dan hati. Efek fisiologis glukagon 1. Meningkatkan penguraian glikogen hati menjadi glukosa (glikogenolisis) shg kadar glukosa darah meningkat. 2. Meningkatkan sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat (glukoneogenesis) dalam hati.

Kelenjar Pankreas D. Kendali sekresi insulin 1. Peningkatan kadar glukosa darah, mis. setelah makan akan menstimulasi sel beta pankreas untuk memproduksi insulin. Insulin menyebabkan glukosa berdifusi ke dalam sel yg akan memakainya sebagai sumber energi, mengubahnya menjadi glikogen dlm hati, atau menjadi lemak dlm jaringan adiposa. 2. Jika kadar glukosa darah turun, laju sekresi insulin juga turun. 3. Glukogon mempengaruhi sekresi insulin melalui peningkatan konsentrasi glukosa darah. Efek glukagon dan insulin berlawanan utk mempertahankan kadar gula normal selama puasa atau makan.

Kelenjar Pankreas D. Kendali sekresi insulin 4. Hormon yang secara tidak langsung mempengaruhi sekresi insulin: a. Hormon pertumbuhan, ACTH, dan horrnon gastrointestlnal, seperti gastrin, sekretin dan kolesistokinin, semuanya menstimulasi sekresi insulin. b. Somatostatin, diproduksi oleh sel-sel delta pankreas dan hipotalamus, menghambat sekresi insulin dan glukagon serta menghalangi absorpsi intestinal terhadap glukosa.

Kelenjar Pankreas D. Kendali sekresi glukagon Sekresi glukagon dikendalikan oleh kadar gula darah. (1) Kadar gula darah yang rendah menstimulasi sel-sel alfa untuk memproduksi glukagon. (2) Glukagon menyebabkan pelepasan glukosa dari hati, sehingga glukosa darah meningkat. (3) Peningkatan kadar glukosa darah menghambat pelepasan glukagon melalui mekanisme umpan balik negatif.

Kelenjar Pankreas E. Abnormalitas sekresi 1. Diabetes mellitus terjadi karena defisiensi insulin. a. Diabetes Tipe I, atau disebut diabetes melitus dependen insulin (insulin-dependent diabetes mellitus [IDDM]), pankreas gagal mensekresi insulin, baik melalui degenerasi, atau pun inaktivasi sel-sel beta. b. Diabetes Tipe II, atau diabetes mellitus nondependen insulin (noninsulin-dependent diabetes mellitus [NIDDM]), insulin diproduksi oleh sel-sel beta dalam jumlah normal atau mendekati normal, tetapi sel-sel tubuh tidak mampu menggunakannya karena defisiensi atau gangguan reseptor insulin.

Kelenjar Pankreas E. Abnormalitas sekresi 2. Hiperinsulinisme lebih jarang terjadi daripada kasus hipoinsulinisme. Penurunan kadar gula darah (hipoglikemia) menyebabkan kelemahan tubuh, kecemasan, banyak keringat, dan disorientasi mental.

Kelenjar Pineal A. Morfologi 1. Kelenjar pineal (epifisis serebri) terbentuk dari jaringan saraf dan terletak di langit-langit ventrikel ketiga otak. 2. Kelenjar ini terdiri dari pinealosit dan sel neuroglia penopang.

Kelenjar Pineal B. Hormon yang disekresi kelenjar pineal adalah melatonin, yang memiliki beberapa efek : 1. Pada binatang percobaan, melatonin mempengaruhi fungsi endokrin kelenjar tiroid, korteks adrenal, dan gonad,serta mempengaruhi perilaku perkawinan mereka. 2. Pada manusia, melatonin memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan gonadotropin dan menghambat produksi melanin oleh melanosit di kulit.

Kelenjar Pineal C. Pengendalian produksi melatonin 1. Intensitas dan durasi cahaya lingkungan, yg mencapai kelenjar melalui kolateral jalur penglihatan, mempengaruhi pelepasan melatonin. Produksi melatonin terendah terjadi pada siang hari dan yg terbesar pada pada malam hari. 2. Siklus alami produksi melatonin mungkin berkaitan dengan irama beberapa proses fisiologis harian.

Kelenjar Timus Morfologi. Timus terletak di bagian posterior toraks terhadap sternum dan melapisi bagian atas jantung. Kelenjar ini ukurannya besar di masa kanak-kanak dan mengecil seiring pertambahan usia. B. Hormon yang diproduksi kelenjar ini meliputi enam peptida, yang secara kolektif disebut timosin.

Kelenjar Timus C. Fungsi timosin 1. Timosin mengendalikan perkembangan sistem imun dependen timus dengan menstimulasi diferensiasi dan proliferasi sel limfosit-T. 2. Timosin mungkin berperan dalam penyakrt immunodefisiensi kongenital, seperti agammaglobulinemia, yaitu ketidakmampuan total untuk memproduksi antibodi

Terima Kasih