AKUNTANSI MANAJEMEN
PENGANTAR AuditorInternalIndonesia.wordpress.com
Definisi AKUNTANSI Akuntansi merupakan kegiatan jasa. Fungsinya: menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
AKUNTANSI KEUANGAN Laporan Keuangan Bukti Transaksi Jurnal: D / K Siklus Akuntansi Jurnal: D / K Buku Besar: A, U, M, P, B Neraca Saldo: Saldo2 BB Jurnal Penyesuaian Laporan Keuangan . . . . Investor Kreditor . . . . (Users)
Perbedaan Alur Akuntansi Keuangan dan Manajemen Lap akt keu Olah & analisis User’s decision bukti transaksi Entry data Lap akt manj. User’s decision Olah & analisis
AKUNTANSI MANAJEMEN Suatu sistem untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, menganalisis, dan melaporkan informasi yang membantu manager dalam proses pengambilan keputusan dan pengendalian kegiatan perusahaan. Merupakan suatu proses yang menyediakan informasi ekonomi yang berguna bagi pimpinan organisasi dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian aktivitas usaha.
Informasi Akuntansi Manajemen Membantu proses pengambilan keputusan manajemen Membantu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan Antara lain disajikan dalam bentuk laporan kinerja (performance report), yg membandingkan kejadian yg sesungguhnya dengan: Standar Anggaran Sasaran
Financial Accounting vs Management Accounting Primary User Pihak luar organisasi. Para manager dalam organisasi. Freedom of Choice Dibatasi oleh prinsip-prinsip akuntansi yg diterima umum. Tidak ada batasan, kecuali pertimbangan cost-benefit. Behavioral Implications Memperhatikan tentang bagaimana mengukur dan mengkomunikasikan gejala ekonomi. Memperhatikan tentang bagaimana pengukuran dan pelaporan akan mempenga- ruhi sikap para manajer. Time Focus Orientasi masa lalu; Evaluasi historis. Orientasi masa depan.
Financial Accounting vs Management Accounting (2) Time Span Kurang flexible. Biasanya setahun. Flexible. Bisa per jam atau tahunan. Reports Laporan ikhtisar; Berkaitan dengan perusahaan secara menyeluruh. Laporan detail; Berkaitan dg bagian perusahaan, produk, divisi atau departemen.
PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM PROSES MANAJEMEN Dalam Perencanaan. Dengan menyediakan laporan yang mengestimasi dampak dari setiap tindakan terhadap kemampuan perusahaan mencapai tujuannya. Dalam Pengorganisasian dan Pengarahan. Dengan menyediakan laporan yang memungkinkan pimpinan menyesuaikan operasi mengikuti kondisi lingkungan yang berubah. Dalam Pengendalian Operasi. Dengan menyediakan laporan yang menunjukkan penyimpangan pelaksanaan operasi dibandingkan dengan standarnya. Dalam Pengambilan Keputusan. Dengan menyediakan informasi dasar yang berguna untuk memilih diantara beberapa tindakan yang akan dilakukan.
KARAKTERISTIK LAPORAN MANAJEMEN Relevan. Informasi yg dilaporkan harus dapat diaplikasikan pada tindakan yg akan dilakukan. Tepat Waktu. Informasi yg disajikan haruslah yg mutakhir pada waktu dilaporkan. Akurat. Laporan harus tepat, dalam arti untuk apa laporan ybs akan dipergunakan. Jelas. Bentuk dan isi laporan harus mudah dimengerti yg memungkinkan manajemen lebih cepat mengetahui fokus faktor-faktor penting yg bermanfaat. Ringkas. Laporan hendaknya langsung ke pokok masalah. Biaya vs Manfaat. Estimasi biaya penyiapan laporan tidak boleh lebih besar dari ekspektasi manfaat yg diperoleh dari laporan ybs.
BAB I TUJUAN, METODE AKUNTANSI & KONSEP ORGANISASI
A. Pendahuluan Informasi Akuntansi yg bersifat rutin Untuk pengambilan keputusan rutin harian, mis: kegiatan operasi harian Informasi Akuntansi yg bersifat khusus Untuk pengambilan keputusan khusus, mis: perubahan model produksi, investasi, perluasan usaha Informasi akuntansi merupakan subyek penting dalam berbagai keputusan manajemen
Pendahuluan Informasi akuntansi merupakan subyek penting dlm keputusan manajemen. Jenis keputusan: Keputusan rutin harian Keputusan khusus, misal: perubahan model produksi, investasi mesin, perluasan usaha
Data Akuntansi Neraca Harta Hutang + Mudal Laba-rugi Pendapatan Biaya
Kewajiban kpd Pihak Ketiga NERACA Kewajiban Harta Kewajiban kpd Pemilik Kewajiban kpd Pihak Ketiga Harta Modal Hutang Harta
Laporan Laba - Rugi Pendapatan Biaya Laba
Proses Akuntansi Keuangan Dicatat Diklasifikasikan Dikelompokkan Dilaporkan Diinterpretasikan Bukti transaksi Dijurnal Diposting Harta, Hutang, Modal, Pendapatan, Biaya Disajikan dalam Lap.Keu. Diinterpretasikan Bukti transaksi
Manfaat Akuntansi 3 Manfaat Akuntansi Pencatat Hasil Menilai prestasi kerja Pengarah Perhatian Menyusun perencanaan, pengawasan, evaluasi, perbaikan Pemecahan Masalah Pengambilan keputusan
Manfaat informasi dlm perusahaan Perencanaan & pengendalian operasi harian Perencanaan Jangka Panjang
Aktivitas Pengambilan Keputusan Perencanaan Implementasi Pengendalian Aktivitas Pengambilan Keputusan Pemutusan tentang apa yg akan dilakukan & bgmn cara mencapainya Pelaksanaan atas apa yg direncanakan Penentu sejauh mana rencana & tujuan telah tercapai
Siklus Informasi Akuntansi Manajemen PERENCANAAN (Anggaran) OPERASI AKTUAL (Laporan Finansial) INFORMASI PENGENDALIAN (Laporan Kinerja) KONKLUSI
Laporan Kinerja
Laporan Kinerja Antar Departemen
Pengorganisasian = Pengubahan rencana dan tujuan ke dalam tindakan dan hasil. Pengorganisasian = Proses manajemen yang diperlukan sumber daya guna merealisasikan tujuan.
Otoritas Garis = Otoritas vertikal yang bergerak menurun dari manajer ke bawahan. Direktur Utama Direktur Operasi Direktur Pemasaran Direktur Umum
Otoritas Staf = Para ahli dalam hubungannya dengan pemberian nasihat/saran Direktur Utama Direktur Operasi Direktur Pemasaran Direktur Umum Staf Ahli
BAB II
Laporan Kinerja Departemen
Klasifikasi Biaya – Volume Produksi Variable Cost Adalah biaya yang secara total berubah proporsional sesuai perubahan volume kegiatan, namun per unitnya tidak berubah. Fixed Cost Adalah biaya yang secara total tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan, namun per unitnya turun bila volume kegiatan meningkat. Semi variable Cost Adalah biaya yang memiliki karakteristik variable cost dan fixed cost. Misal: Biaya pemakaian listrik.
Sifat VC & FC Biaya Variabel (VC) Biaya Tetap (FC) Jml biaya Jenis biaya Jml biaya Biaya Variabel (VC) Biaya Tetap (FC) Per unit Tetap berapapun jumlah produksi Berubah-ubah tergantung jumlah produksi Secara total
Formula Biaya Tetap & Variabel Total Biaya Tetap = a Total Biaya Variabel = Biaya variabel per unit . Jumlah produksi Total Biaya Variabel = b . X Total Biaya Pabrik = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel Total Biaya Pabrik = a + b.X
BAB III KONSEP BIAYA & PENDAPATAN
Klasifikasi Biaya – Persh Manufaktur Direct/Raw Material Direct Labor Prime/Direct Cost + = + Indirect Material Indirect Labor Other Indirect Costs Factory Overhead/BPTL + = + = Conversion Cost Manufacturing Cost + Marketing Expenses Administrative Expenses Commercial Expenses + = = Total Operating Expenses
Biaya Dihubungkan Laporan Kinerja Biaya historis Biaya standar
KONSEP dan KLASIFIKASI BIAYA Obyek Biaya (Cost Object) Adalah unit, aktivitas, atau fenomena yg digunakan sebagai dasar untuk mengakumulasi dan mengukur biaya. Biaya Langsung dan Tidak Langsung (Direct Cost dan Indirect Cost) Determinan suatu biaya digolongkan sebagai Direct Cost atau Indirect Cost adalah dapat tidaknya suatu biaya ditelusuri langsung pada suatu obyek biaya.
Klasifikasi Biaya – Pemilihan Alternatif Opportunity Cost Adalah kesempatan memperoleh pendapatan yang hilang karena memilih alternatif tindakan lain Sunk Cost Adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat ditarik kembali dengan keputusan berikutnya. Differential Cost Adalah perbedaan biaya yang diharapkan terjadi bila membandingkan satu tindakan dengan tindakan lain (sering disebut juga sebagai marginal cost atau incremental cost)
Klasifikasi Biaya – Produk, lanjutan … Prime/Direct Cost Adalah biaya yang bahan baku langsung (direct materials cost) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Conversion Cost Adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) dan biaya tidak langsung (factory overhead).
Konsep Biaya Standar Lain Biaya penempatan kembali Biaya marjinal Biaya differensial Biaya sunk
Empat Elemen utk Analisis Penghasilan Biaya tetap Biaya variabel Pendapatan neto CVP / BREAK EVENT ANALYSIS
Model Break Event Analysis
Model Break Event Analysis
Model Break Event Analysis BEP (in unit) = BIAYA TETAP UCM BEP (in Rp) = BIAYA TETAP CMR
UCM = Unit Contribution Margin (satuannya Rp) CMR = Contribution Margin Ratio (satuannya %)
BAB IV
Standard Costing Kegunaannya: Sebagai dasar dalam penyusunan anggaran. Pengendalian biaya melalui pengukuran efisiensi. Menyederhanakan prosedur pencatatan biaya dan pelaporannya. Sebagai dasar dalam pembebanan biaya bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Sebagai dasar dalam penetapan harga kontrak penjualan.
Variance Analysis Material Usage Variance. Material Price Variance. Terjadi karena adanya perbedaan antara kuantitas yang benar-benar digunakan dan kuantitas standar. Formula: (Actual Quantity – Standard Quantity) x Standard Price Material Price Variance. Terjadi karena adanya perbedaan antara harga material yang sesungguhnya dengan harga material standar. (Actual Price – Standard Price) x Actual Quantity
Variance Analysis, lanjutan … Labor Efficiency Variance. Terjadi karena adanya perbedaan antara jam kerja yang benar-benar digunakan dan jam kerja standar. Formula: (Actual Hours Worked – Standard Hours Worked) x Standard Rate Labor Rate Variance. Terjadi karena adanya perbedaan antara tarif upah yang sesungguhnya dengan tarif upah standar. (Actual Rate – Standard Rate) x Actual Hours Worked
Material Usage Variance ANALISIS VARIANCE PEMAKAIAN (KUANTITAS) MATERIAL: Realisasi kuantitas pemakaian kulit (Actual) dalam m2 2.50 Standar kuantitas pemakaian kulit (Standar) dalam m2 2.25 Selisih pemakaian 0.25 Standar harga kulit per m2 100,000.00 SELISIH PEMAKAIAN MATERIAL 25,000.00
Material Price Variance ANALISIS VARIANCE HARGA MATERIAL: Harga kulit, Actual per m2 120,000.00 Harga kulit, Standar per m2 100,000.00 Selisih harga 20,000.00 Kuantitas kulit yg dipakai (Actual) 1.20 SELISIH HARGA MATERIAL 24,000.00
Labor Efficiency Variance Labor Rate Variance Sama dengan Material Variance
Bab IV. Budgeting Steps: Sales (Revenue) Budget Production Budget Cost of Good Sold Budget Expenses Budget Financial Statement Budget
Bab V. Transfer Pricing Secara umum ada dua tipe transfer pricing: Market based transfer pricing. Lebih disukai dibanding berdasarkan cost. Pada prinsipnya tidak boleh melebihi harga pasar. Jika harga pasar tidak normal harus dikoreksi. Jika ada beberapa macam harga, ambil yang terendah. Cost based transfer pricing. Jika harga pasar tidak tersedia. Sedapat mungkin menggunakan standard cost. Jika pakai actual cost harus ada insentive untuk pengendalian.
Transfer Pricing, lanjutan … Dapat ditetapkan berdasarkan: Prime/Direct Cost Full Cost Market Price Negotiated Price Lihat Modul terkait
Full Costing Adalah pendekatan akuntansi yang menyatakan bahwa biaya dari suatu produk atau kegiatan adalah penjumlahan dari seluruh biaya yang terkait dengan produk atau kegiatan tersebut. Sering disebut sebagai Full Cost Accounting atau Cost Accounting. Full Costing menjembatani akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, karena akuntansi keuangan yang sekarang menggunakan informasi full cost.
FULL COSTING vs DIRECT COSTING Nama Lain Full Cost Accounting Variable Costing Absorption Approach Contribution Approach Akumulasi Biaya Cost of product terdiri dari Fixed Cost dan Variable Cost. Cost of product hanya unsur Variable Cost. Sedangkan Fixed Cost sbg period cost. Lap. Laba Rugi Tidak dipengaruhi fluktuasi persediaan barang jadi. Terpengaruh oleh fluktuasi persediaan barang jadi. Kesesuaian SAK Sesuai. Tidak sesuai. Penerapan Diterapkan sehari-hari. Dalam kondisi tertentu.
FULL COSTING vs DIRECT COSTING … Contoh Sales 20,000 Less: Variable Costs: Manufacturing Cost 15,000 Manufacturing 12,000 Selling & Adm. 1,100 13,100 Gross Margin 5,000 6,900 Fixed Costs: Selling & Adm. Expense 4,000 Manufacturing 3,000 Selling & Adm. 2,900 5,900 Operating Income 1,000 Note: - Data biaya di atas adalah untuk produksi 1,000 unit spare part. Misalkan perusahaan menerima pesanan tambahan 100 unit dari agen baru, dengan harga $ 13 per unit. Apabila pesanan dilayani, idle capacity dapat dimanfaatkan, total Fixed Cost tidak terpengaruh, dan tidak memer lukan tambahan Variable selling & administrative expenses.
Contoh FULL COSTING Without Special Order Special Order With Special Order 1,000 units 100 units 1,100 units $ Sales 20,000 1,300 21,300 Less: Manufacturing cost @ $ 15 15,000 1,500 16,500 Gross margin 5,000 ( 200 ) 4,800 Selling & Adm. expenses 4,000 - Operating income 1,000 800
Contoh DIRECT COSTING Special Order With Special Order 1,000 units Without Special Order Special Order With Special Order 1,000 units 100 units 1,100 units $ Sales 20,000 1,300 21,300 Variable Costs: Manufacturing 12,000 1,200 13,200 Selling & Administrative 1,100 - Contribution margin 6,900 100 7,000 Fixed Costs: 3,000 2,900 Operating income 1,000
Bab VI. CVP Analysis COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS Adalah teknik analisis yang mempelajari hubungan antara biaya, volume, dan laba. Sering disebut Analisis Titik Impas (Break Even Point – BEP Analysis). Merupakan salah satu alat yang digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan, baik berkenaan dengan penentuan harga penjualan, estimasi volume penjualan, maupun estimasi laba.
Sifat VC & FC Biaya Variabel (VC) Biaya Tetap (FC) Jml biaya Jenis biaya Jml biaya Biaya Variabel (VC) Biaya Tetap (FC) Per unit Tetap berapapun jumlah produksi Berubah-ubah tergantung jumlah produksi Secara total
CVP Analysis, lanjutan … Konsep dasar BEP adalah tidak ada keuntungan atau kerugian, sehingga: Total Pendapatan = Total Biaya Atau: Sales = Fixed Cost + Variable Cost S = FC + VC Sales = harga jual per unit (p) x volume penjualan (X) Apabila FC = a, dan VC per unit = b, maka: pX = a + bX 62
CVP Analysis, lanjutan … Contoh: Data akuntansi PT ABC, Fixed Cost = Rp 150.000.000, Variable Cost per unit = Rp 9.000, harga jual produk per unit = Rp 15.000. Berapa unit tingkat BEP ? pX = a + bX 15.000X = 150.000.000 + 9.000X (15.000 – 9.000)X = 150.000.000 6.000X = 150.000.000 X = 25.000 unit 63
CVP Analysis, lanjutan … Contribution Margin per unit: Adalah selisih harga jual per unit (p) dikurangi biaya variabel per unit (b). Cara lain menghitung BEP adalah dengan memanfaatkan data Contribution Margin ini, dengan rumus: a BEP = ------ p – b Dengan data contoh: 150.000.000 BEP = ------------------ = 25.000 unit 15.000 – 9.000 64
CVP Analysis, lanjutan … BEP dalam Rupiah. Dapat dihitung dengan rumus: a BEP r = ------------- (p – b) / p 150.000.000 BEP r = ----------------------------- (15.000 – 9.000)/15.000 150.000.000 150.000.000 BEP r = ------------------- = --------------- = Rp 375.000.000 6.000 / 15.000 0,40 65
CVP Analysis, lanjutan … Asumsi dalm BEP Analysis: Semua biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Total FC konstan. VC per unit konstan. Volume produksi = volume yang dijual. Volume merupakan satu-satunya yang mempengaruhi biaya. Harga jual konstan.
CVP Analysis, lanjutan … ANALISIS SENSITIFITAS Proyeksi BEP dengan target laba tertentu. Menghitung BEP bila terjadi perubahan biaya variabel.
CVP Analysis, lanjutan … Analisis Sensitifitas: Memproyeksikan target laba. Misal PT ABC mentargetkan laba sebesar Rp 60.000.000. Hitung berapa tingkat penjualan yang harus ditargetkan. a + Est NI S r = ----------------- (p – b) / p 150.000.000 + 60.000.000 S r = ------------------------------------ (15.000 – 9.000)/15.000 210.000.000 210.000.000 S r = ------------------- = --------------- = Rp 525.000.000 6.000 / 15.000 0,40 68
CVP Analysis, lanjutan … Untuk memperoleh laba Rp 60.000.000, memerlukan total penjualan (dalam unit) sebagai berikut: pX = a + bX + 60.000.000 15.000X = 150.000.000 + 9.000X + 60.000.000 (15.000 – 9.000)X = 210.000.000 6.000X = 210.000.000 X = 35.000 unit 69
CVP Analysis, lanjutan … Untuk memperoleh laba Rp 60.000.000, sesudah income tax 20%, maka memerlukan unit terjual sebagai berikut: pX = a + bX + [60.000.000 : (1 – Tax Rate)] pX = a + bX + [60.000.000 : 0,80] 15.000X = 150.000.000 + 9.000X + 75.000.000 (15.000 – 9.000)X = 225.000.000 6.000X = 225.000.000 X = 37.500 unit Sales in Rupiah = 37.500 x Rp 15.000 = Rp 562.500.000 70
CVP Analysis, lanjutan … Analisis Sensitifitas: Perubahan Biaya Variabel. CONTOH AWAL VC NAIK VC TURUN Price per unit (Rp) 15.000 VC per unit (Rp) 9.000 10.000 7.500 CM per unit (Rp) 6.000 5.000 FC total (Rp) 150.000.000 BEP (unit) 25. 000 unit 30. 000 unit 20. 000 unit BEP (Rp) 375.000.000 450.000.000 300.000.000 71
Bab VII. BIAYA RELEVAN Biaya Relevan adalah biaya yang diharapkan terjadi di masa datang dan membedakan antar alternatif keputusan. Sering berguna untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif-alternatif. Dalam menentukan alternatif yang dipilih, penggunaan data yang tidak relevan hanya akan memboroskan waktu dan sumber daya yang ada. 72
BIAYA RELEVAN, lanjutan … Jenis Biaya Relevan: Out of pocket costs – pengeluaran tunai yang akan terjadi saat ini atau dalam waktu dekat. Contohnya: Biaya Variable Replacement Cost – jumlah uang kas yang akan dikeluarkan jika aktiva dibeli pada tingkat harga saat ini. Jika ada beberapa harga, gunakan yang terendah. Data ini biasanya tidak ada dalam catatan akuntansi perusahaan. 73
Contoh Penggunaan Relevant Cost: Keputusan Divestasi Televisi Komputer Radio Total Sales ($) 200.000 180.000 150.000 530.000 Variable cost 140.000 108.000 368.000 Fixed Cost: - Gaji Pengawas Lini 15.000 16.000 20.000 51.000 - Biaya Pemasaran 4.000 3.600 3.000 10.600 - Biaya Administrasi 11.000 33.000 Total cost 170.000 138.000 154.000 462.000 Operating income 30.000 41.400 (4.000) 67.400
Keputusan Divestasi, lanjutan … L/R Bila Produksi Radio Dihentikan Televisi Komputer Total Sales ($) 220.000 ^10% 207.000 ^15% 427.000 Variable cost 154.000 70% 124.200 60% 278.200 Fixed Cost: - Gaji Pengawas Lini 15.000 17.600 32.600 - Biaya Pemasaran 5.461 2.4824% 5.139 10.600 - Biaya Administrasi 16.500 33.000 Total cost 190.961 163.439 354.400 Operating income 29.039 43.561 72.600
BIAYA TIDAK RELEVAN Jenis Biaya Tidak Relevan: Sunk cost – pengeluaran yang telah dilakukan masa lampau untuk memperoleh peralatan atau sumber daya produktif lainnya. Contoh: Biaya Depresiasi, dan Fixed Cost lainnya. Committed Cost – jumlah uang kas yang harus dikeluarkan di masa mendatang yang tidak bisa dihindari. Contoh: Biaya Pegawai Tetap. Fixed Cost, apabila bisa dihindari (escapable/ avoidable) maka masuk jenis Biaya Relevan. 76
Contoh Relevant Cost Escapable vs Non Escapable Total Groceries General merchds Drugs Sales ($) 1,900 1,000 800 100 Variable cost of goods sold 1,420 560 60 Contribution margin 480 200 240 40 Fixed expense: Escapable 265 150 15 Non Escapable 180 20 Total fixed cost 445 210 35 Operating income ( 10) 5
Contoh Relevant Cost, Lanjutan … Total Before Change Effect of Dropping Groceries Total After Change Sales ($) 1,900 1,000 900 Variable cost of goods sold 1,420 800 620 Contribution margin 480 200 280 Fixed expense: Escapable 265 150 115 Non Escapable 180 Total fixed cost 445 295 Operating income 35 50 ( 15)
ANALISIS BIAYA DIFFERENT Differential cost adalah selisih biaya dari dua alternatif, mengacu pada perubahan total biaya akibat naiknya volume kegiatan sebesar satu unit per periode. Sering disebut sebagai Marginal Cost atau Increamental Cost. Dalam menentukan alternatif yang dipilih, kriteria yang digunakan dapat berupa return yang lebih tinggi atau cost yang lebih rendah.
Differential vs Full Costing Full Cost Accounting Differential Accounting Sifat Biaya Cost suatu produk mencakup penjumlahan semua cost. Hanya mencakup elemen-elemen cost yang berbeda . Sumber Data Diperoleh dari sistem akuntansi biaya perusahaan. Tidak ada sistem serupa untuk mengumpulkan differential cost. Perspektif Waktu Merangkum historical cost, yaitu mengukur biaya yang benar-benar terjadi. Berkaitan dengan cost masa datang, yang akan terjadi bila suatu tindakan dilaksanakan.
Penggunaan Differential Cost Menerima atau menolak order tertentu. Penentuan potongan harga jual dalam pasar yang kompetitif. Membeli atau membuat sendiri. Memilih diantara alternatif usulan proyek. Memperluas atau mengurangi fasilitas produksi atau pemasaran. Meningkatkan atau menghentikan produk tertentu. Menjual atau memproses lebih lanjut produk tertentu. Memilih diantara alternatif route produksi yang tersedia.
Contoh Analisis Biaya Diferensial II III Persen Volume Produksi 70% 85% 125% Jumlah Sepeda (Unit) 7.000 8.500 12.500 Variable Cost $ 203.000 246.500 362.500 Fixed Cost 85.000 100.000 Total Cost 288.000 331.500 462.500 Variable Cost per Unit 29 Fixed Cost per Unit 12,14 10 8 Total Cost per Unit 41,14 39 37 Total Differential Cost 43.500 131.000 Differential Cost per Unit $ 43.500 : 1.500 = 29 $ 131.000 : 4.000 = 32,75 32,75
Contoh: Menerima atau Menolak Misalkan perusahaan berproduksi dalam kapasitas 8.500 unit, ketika ada calon pembeli 4.000 unit dengan penawaran $36. $ Harga penawaran per unit 36 Total cost per unit 37 Perhitungan rugi 1 Pendapatan differential (4.000 x $ 36) 144.000 Biaya differential (4.000 x $ 32,75) 131.000 Keuntungan differential 13.000 Perusahaan harus menerima tawaran tersebut meskipun lebih rendah dari Total Cost per unit, selama biaya differential tertutupi oleh pendapatan differential. 83
Contoh: Keputusan Membuat atau Memberli Perusahaan mempunyai data biaya untuk 2 komponen yang diproduksi sebagai berikut: Part X Part Y Variable Cost: DM, DL, Overhead $ 6 $ 7 Fixed Factory Overhead $ 3 $ 4 Total Cost per Unit $ 9 $ 11 Pemakaian jam mesin untuk tiap part Unit kebutuhan part per tahun 7 Jam 10.000 5 Jam 9.000 Jam kerja mesin tersedia: 87.000 Jam Penawaran part yg sama oleh pihak lain $ 9,50 $ 12,50
Contoh: Keputusan Membuat atau Membeli, lanjutan … Analisis yang dilakukan perusahaan: Part X Part Y Harga yang ditawarkan pihak lain $ 9,50 $ 12,50 Cost of product yang relevan $ 6,00 $ 7,00 Potensi penghematan per unit $ 3,50 $ 5,50 Pemakaian jam mesin per unit 7 Jam 5 Jam Potensi penghematan cost per jam $ 0,50 $ 1,10 85
Contoh: Keputusan Membuat atau Membeli, lanjutan … Keputusan yang diambil perusahaan: Unit Part Jam Jam mesin yang tersedia untuk produksi 87.000 Jam digunakan untuk Part Y (@ 5 jam) 9.000 45.000 Jam mesin tersisa 42.000 Part X yang dapat diproduksi (@ 7 jam) 6.000 Part X yang dibutuhkan 10.000 - Part X yang akan dibeli 4.000 86
Contoh: Make or Buy Decision PT “Z” memproduksi 10.000 units part ‘zz’ per tahun untuk digunakan dalam produksinya, dengan biaya sbb: TOTAL COST Direct Material Rp 20.000.000 Direct Labor 55.000.000 Variable Factory Overhead 45.000.000 Fixed Factory Overhead 70.000.000 TOTAL Rp 190.000.000 PT lain menawarkan produk yg sama dg harga Rp 18.000/unit. Jika PT “Z” menerima tawaran ini, sebagian fasilitas yang idle bisa disewakan Rp 15.000.000/tahun dan ada penghematan Fixed FOH sehingga FOH menjadi Rp 4.000/unit. 87
Contoh: Make or Buy Decision, lanjutan … Jika beli dari PT lain = 10.000 x Rp18.000 = Rp 180.000.000. Jika memproduksi sendiri: TOTAL COST Direct Material Rp 20.000.000 Direct Labor 55.000.000 Variable Factory Overhead 45.000.000 Rent forgone 15.000.000 Fixed FOH eliminated (10.000xRp4.000) 40.000.000 TOTAL Rp 175.000.000 Kesimpulan: Masih lebih menguntungkan memproduksi sendiri, yaitu ada penghematan sebesar Rp 5.000.000.
Bab VIII. ACTIVITY BASED COSTING Suatu pendekatan pembebanan biaya yang memfokuskan pada aktivitas-aktivitas sebagai dasar dari obyek biaya. Mengarahkan pengenalan kalkulasi biaya berdasarkan kegiatan (ABC), yang juga sering disebut pengalokasian biaya berdasarkan transaksi. Bertujuan memperbaiki keakuratan biaya produk dan jasa dengan mengakui bahwa beberapa biaya lebih tepat dibebankan atas dasar non-volume.
UNSUR-UNSUR DALAM ABC Biaya produksi - diartikan sebagai seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk. Kegiatan sebagai penggerak. Setiap kegiatan akan menimbulkan transaksi – setiap transaksi akan mengakibatkan biaya. Jadi jumlah kegiatan dapat digunakan untuk dasar alokasi biaya. Cost driver yang berkaitan dengan volume dan non-volume. Pada umumnya cost driver selalu dikaitkan dengan volume seperti jam mesin atau biaya bahan. Konsep ini belum menangkap kegiatan yang berkaitan dengan non volume seperti set-up mesin, penerimaan pesanan, atau inspeksi (CC). Tingkat cost driver – ada tingkat Unit ada tingkat Produk. Contoh driver tingkat Unit adalah jumlah bahan dipakai atau jumlah jam kerja langsung. Contoh driver tingkat Produk adalah perbaikan kerusakan rancangan produk, atau iklan suatu lini produk. 90
UNSUR-UNSUR DALAM ABC, lanjutan … Kegiatan bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Perlu diidentifikasi kegiatan-kegiatan memberikan nilai tambah atau tidak, terutama untuk kegiatan yang memerlukan biaya tinggi. Benchmarking. Perlu ada pembandingan kegiatan dengan dengan praktek terbaik, atau kegiatan sejenis di perusahaan/ departemen lain, untuk mengetahui kekuatannya atau kelemahannya. Pembebanan biaya. Informasi mengenai biaya merupakan sesuatu yang berharga untuk keputusan strategis, dan bukan hanya sekedar laporan pemakaian sumber daya. Sehingga metode pembebanan biaya ke produk menjadi suatu hal yang krusial dalam meningkatkan daya saing perusahaan. 91
Contoh: Kalkulasi Biaya Data aktivitas suatu perusahaan yang memproduksi 3 macam produk misalkan sebagai berikut: X Y Z Total Unit diproduksi dan dijual 28.000 18.000 6.000 DM per unit $ 20 $ 15 $ 13 DL per unit $ 12 $ 14 $ 10 Jam mesin per unit 1,5 2 1 84.000 Jumlah per lini produk: Penerimaan pesanan 16 40 200 256 Pesanan produksi 14 12 19 45 Pelaksanaan produksi 4 8 22 34 Inspeksi 20 32 92
Contoh: Kalkulasi Biaya, lanjutan … Sedangkan data biaya overhead dan tarif pembebanannya adalah sebagai berikut: TOTAL COST Penyusutan dan pemeliharaan mesin $ 840.000 Biaya penerimaan 418.600 Biaya rancangan tehnik 360.000 Biaya set-up mesin 37.400 Biaya inspeksi 192.000 TOTAL $ 1.848.000 Tarif pembebanan per jam mesin: $ 1.848.000 : 84.000 = $ 22 93
Contoh: Kalkulasi Biaya, lanjutan … Hasil pembebanan dengan pendekatan Tradisional, akan menghasilkan cost per unit sbb.: X Y Z $ Direct Material per unit 20 15 13 Direct Labor per unit 12 14 10 Overhead: Produk X = 1.5 x 22 33 Produk Y = 2 x 22 44 Produk Z = 1 x 22 22 Cost per unit 65 73 45 94
Contoh: Kalkulasi Biaya, lanjutan … Hasil pembebanan dengan pendekatan ABC, akan menghasilkan cost per unit sbb.: X Y Z $ Direct Material per unit 20 15 13 Direct Laterial per unit 12 14 10 Overhead yg berkaitan dng mesin Biaya penerimaan 0,93 3.63 54,50 Biaya rancangan teknik 4 5,33 25,33 Biaya set-up mesin 0,16 0,49 4,03 Biaya inspeksi 1,71 1,33 Cost per unit 53,80 59,78 136,86 95
Contoh: Kalkulasi Biaya, lanjutan … Perhitungan dukungan: X Y Z Overhead yang berkaitan dng mesin: $ Beban penyusutan dan pemeliharaan Mesin $ 840.000 : 84.000 jam mesin = $ 10 per jam Produk X = 1.5 x 10 15 Produk Y = 2 x 10 20 Produk Z = 1 x 10 10 Pembebanan per unit 96
Contoh: Kalkulasi Biaya, lanjutan … Perhitungan dukungan: X Y Z Biaya penerimaan: $ Biaya penerimaan pesanan $ 418.000 : 256 jml penerimaan pesanan = $ 1.635 per penerimaan pesanan. Produk X = (1.635 x 16) : 28.000 unit 0,93 Produk Y = (1.635 x 40) : 18.000 unit 3,63 Produk Z = (1.635 x 200) : 6.000 unit 54,50 Pembebanan per unit 97
Contoh: Kalkulasi Biaya, lanjutan … Perhitungan dukungan: X Y Z Biaya rancangan teknik: $ Biaya rancangan teknik $ 360.000 : 45 jml pesanan produksi = $ 8.000 per Pesanan produksi. Produk X = (8.000 x 14) : 28.000 unit 4 Produk Y = (8.000 x 12) : 18.000 unit 5,33 Produk Z = (8.000 x 19) : 6.000 unit 25,33 Pembebanan per unit 98
Contoh: Kalkulasi Biaya, lanjutan … Perhitungan dukungan: X Y Z Biaya set-up mesin: $ Biaya set-up mesin $ 37.400 : 34 jml pelaksanaan produksi = $ 1.100 Per Pelaksanaan produksi. Produk X = (1.100 x 4) : 28.000 unit 0,16 Produk Y = (1.100 x 8) : 18.000 unit 0,49 Produk Z = (1.100 x 22) : 6.000 unit 4,03 Pembebanan per unit 99
Contoh: Kalkulasi Biaya, lanjutan … Perhitungan dukungan: X Y Z Biaya inspeksi: $ Biaya inspeksi $ 192.000 : 32 inspeksi = $ 6.000 per inspeksi. Produk X = (6.000 x 8) : 28.000 unit 1,71 Produk Y = (6.000 x 4) : 18.000 unit 1,33 Produk Z = (6.000 x 20) : 6.000 unit 20 Pembebanan per unit 100
Contoh: Kalkulasi Biaya, lanjutan … Ikhtisar perbandingan cost per unit berdasarkan hasil pembebanan kedua pendekatan: X Y Z Cost per unit: $ Pendekatan Tradisional 65,00 73,00 45,00 Pendekatan ABC 53,80 59,78 136,86 Selisih cost per unit 11,20 13,22 (91,86) Simpulan: Cost per unit produk X dan Y berdasarkan pendekatan Tradisional ditetapkan terlalu tinggi, sedangkan produk Z terlalu rendah. 101
Kelebihan Konsep ABC Dibanding Konsep Tradisional Memperbaiki distorsi yang melekat pada konsep Tradisional yang hanya mendasarkan alokasi pada volume sebagai cost driver. Mengakui hubungan sebab akibat antara cost driver dengan kegiatan, sehingga dapat mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak memberi nilai tambah. Meningkatkan kinerja aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah pada produk. Sangat berguna untuk perusahaan dengan biaya overhead yang tinggi dan atau produk yang beragam. 102
Kelebihan Konsep ABC Dibanding Konsep Tradisional, lanjutan … Menghasilkan banyak informasi kegiatan dan sumber daya yang diperlukan, sehingga dapat memperbaiki proses kerja. Mengeliminasi variance proses dengan mengoreksi sumber-sumber penyebab variance. Membantu manajer mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk. Mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien dan efektif. 103
Kelemahan Konsep ABC Dibanding Konsep Tradisional Tidak mendorong para manajer untuk lebih berinovasi agar lebih kompetitif. Dalam jangka pendek manajer memerlukan penggunaan waktu dan anggaran lebih banyak untuk peningkatan mutu produk. Dapat mengakibatkan kesalahan konsepsi penurunan biaya penanganan pesanan penjualan, dengan menolak pesanan kecil yang menghasilkan marjin lebih rendah. Secara khusus tidak menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Tidak mendorong identifikasi dan penghapusan kendala-kendala yang menyebabkan keterlambatan. 104
PENERAPAN ABC Langkah-langkah yang diperlukan agar ABC dapat diimplementasikan secara efektif: Perencanaan: identifikasi titik kritis, keputusan manajemen yang sulit, dan budaya perusahaan. Pemecahan masalah: meyakinkan manajer akan budaya yang konservatif ini bahwa ABC lebih menguntungkan. Pelatihan: menunjukkan kepada para pekerja bagaimana metodologi ABC berbeda dengan Sistem alokasi biaya tradisional. Dokumentasi prosedur: mengidentifikasi kegiatan di berbagai jenis departemen. 105
PENERAPAN ABC, lanjutan … Analisis beban: mendistribusikan beban ke pusat biaya. Pengumpulan penggerak tahap Pertama: memindahkan beban tidak langsung dari pusat kegiatan ke pool kegiatan. Pengumpulan penggerak tahap Kedua: menggunakan ukuran tertentu seperti volume klaim atau permintaan, untuk mengalokasikan biaya kegiatan ke produk. Otomatisasi proses. Pelatihan manajemen: mendidik manajemen, seperti kegunaan data ABC dan bagaimana memainkan peranan interaktif dalam proses tersebut. 106
Bab IX. RESPONSIBILITY ACCOUNTING Suatu proses untuk: Mengidentifikasi bagian organisasi yang mempunyai tanggungjawab utama untuk setiap tujuan. Mengembangkan ukuran pencapaian tujuan. Menciptakan laporan unit organisasi (Responsibility Center) atas pengukuran tersebut. Mengevaluasi kinerja dari unit organisasi. 107
KONSEP DASAR RESPONSIBILITY ACCOUNTING Responsibility accounting didasarkan pada klasifikasi tanggungjawab manajerial pada setiap level pimpinan dalam organisasi. Sistem informasi Responsibility Accounting berawal pada bagan organisasi yang sekaligus menguraikan luasnya otoritas kewenangan yang telah ditentukan untuk setiap posisi. Anggaran untuk masing-masing individu harus secara jelas menunjukkan biaya apa saja yang termasuk dalam kendali (controllable) individu ybs.
UNIT ORGANISASI (RESPONSIBILITY CENTER) Seperangkat aktivitas yang ditugaskan kepada seorang manajer, sekelompok manajer atau para pegawai. Biasanya diklasifikasikan menurut tanggungjawab keuangannya sebagai: Cost Centers Profit Centers Investment Centers
COST CENTERS Suatu responsibility center dimana costs diakumulasikan. Tanggungjawab keuangannya adalah untuk mengendalikan dan melaporkan cost saja. Suatu departemen mungkin hanya sebagai satu cost center, tetapi mungkin juga terdiri dari beberapa cost center.
COST CENTERS, lanjutan … Pelaporan: Alat utama yang digunakan untuk pengendalian dan pelaporan biaya adalah Budget dan Standard Cost. Budget laporan memberikan informasi apakah realisasi biaya adalah over budget atau under budget. Standard Cost laporan akan menunjukkan variance yang timbul – favourable atau unfavourable.
PROFIT CENTERS Suatu responsibility center untuk mengendali kan revenues dan juga costs – yaitu profitabilitas. Semua manajer dari profit centers bertanggungjawab baik terhadap revenues maupun costs, tetapi mereka mungkin tidak diharapkan memaksimalkan profit (misalnya profit center pada non-profit organizations).
PROFIT CENTERS, lanjutan … Pelaporan: Lazimnya dalam bentuk laporan laba rugi berdasar kan departemen yang bertanggungjawab atas timbulnya biaya yang bersangkutan Departemental Margin atau Gross Profit. Departemental Margin – yang ditonjolkan adalah kontribusi masing-masing departemen terhadap laba perusahaan secara keseluruhan. Gross Profit -- yang ditonjolkan gross profit masing-masing departemen, tidak memperlihatkan secara terpisah biaya operasi yang sifatnya langsung.
INVESTMENT CENTERS Suatu responsibility center yang kesuksesannya tidak hanya diukur dari pengendalian costs dan revenues, tetapi juga dikaitkan dengan aktiva yang diinvestasikan. Manajer investment center memiliki wewenang dan tanggungjawab yang lebih tinggi dibanding manajer tipe responsibility center yang lain – diperlakukan laksana manajer perusahaan yang berdiri sendiri. Dalam praktek istilah investment center ini jarang digunakan.
INVESTMENT CENTERS, lanjutan … Pelaporan: Laporan laba rugi dengan menekankan pendapatan operasi sebagai unsur yang penting dalam evaluasi kinerja. Alat ukur tambahan yang digunakan untuk menilai responsibility center ini adalah Rate of Return On Investment (ROI) dan Residual Income. ROI dihitung dengan cara membandingkan pendapatan operasi dengan aktiva yang diinvestasikan. Residual Income – adalah selisih lebih antara pendapatan operasi dengan pendapatan operasi minimum yang dikehendaki.
Selesai Terima kasih