OPTIK Pertemuan 14.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
4 Mulai.
Advertisements

CERMIN CERMIN DATAR CERMIN LENGKUNG CERMIN CEKUNG (+)
FISIKA KELAS X SEMESTER II
Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya
MATA, KAMERA, LUP, MIKROSKOP, DAN TEROPONG
PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA
KOMPETENSI DASAR Membedakan konsep cermin dan lensa Menggunakan hukum pemantulan dan pembiasan cahaya Menggunakan cermin dan lensa.
CAHAYA 2.
ALAT-ALAT OPTIK MATA KAMERA LUP MIKROSKOP TEROPONG PERISKOP
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
Macam dan Prinsip Kerjanya
GELOMBANG C A H A Y A (The Light Wave)
GELOMBANG (2) TIM FISIKA.
CAHAYA.
KELAS : XII SEMESTER 1 OLEH : FARIHUL AMRIS A,S.Pd
Optik Geometri.
Interferensi lapisan tipis dan cincin newton
CAHAYA.
CAHAYA ( OPTIKA GEOMETRIS ) Oleh : Annalisa Prastica Megawati
MIKROSKOP MIKROSKOP Adalah alat untuk melihat benda benda yang sangat kecil Terdiri dari 2 lensa positif (lensa cembung) Fokus Lensa Okuler > Fokus Lensa.
CAHAYA Fandi Susanto.
OPTIKA GEOMETRIK A. SK : Konsep dan perinsip gejala gelombang dan optik dalam menyelesaikan masalah B. KD : Mengenal sifat cahaya, dan memformulasikanbesaran-besaran.
OPTIKA GEOMETRI.
Fisika FKM OPTIK Marselinus Laga Nur.
Persamaan lensa tipis.
Sapteno Neto Smpn 1 Tamiang Layang.
PARA MITTA PURBOSARI, M.Pd
PARA MITTA PURBOSARI, M.Pd
CAHAYA & ALAT OPTIK.
CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam.
Soal No 1 (Osilasi) Sebuah pegas dengan beban 2 kg tergantung di langit-langit sehingga berosilasi dengan persamaan : a). Tentukan konstanta pegas [32.
Pertemuan Cahaya Pembiasan dan Dasar-Dasar Optik Geometri
Alat Optik.
OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
OPTIKA GEOMETRI.
Bio Optik Gizi Eksekutif UEU 2012 Sesi 10 Anggota Kelompok:
CAHAYA CAHAYA.
Cahaya dan Optik Oleh Meli Muchlian, M.Si.
BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK.
CAHAYA.
CAHAYA.
CAHAYA Fandi Susanto.
CAHAYA dan LENSA Cahaya.
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
Cahaya dan Optik Oleh Meli Muchlian, M.Si.
MATA LUP KAMERA MIKROSKOP TEROPONG
CAHAYA dan OPTIK Fisika kelas 8
Indera Penglihatan dan Alat Optik
INTERFERENSI Irnin Agustina D.A., M.Pd
Media Pembelajaran Interaktif
SIFAT-SIFAT CAHAYA SECARA GEOMETRI
SELAMAT DATANG DI PRESENTASI NURUL MAULIDA
LATIHAN UAS EKO NURSULISTIYO.
OPTIK Standar Kompetensi
PEMBIASAN CAHAYA Hukum Snellius Tentang Pembiasan
Apa yang akan kita pelajari
Interferensi lapisan tipis dan cincin newton
1. Refleksi dan Refraksi Permukaan Datar
OPTIKA GEOMETRIK.
OPTIK.
4 macam arah cahaya dan sinar cahaya
Dapat mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang cahaya
OPTIK OPTIK GEOMETRIK.
Materi pembelajaran kelas X
MATA, KAMERA, LUP, MIKROSKOP, DAN TEROPONG
CAHAYA.
Unversitas Esa Unggul CAHAYA DAN ALAT-ALAT OPTIK PERTEMUAN KE - VIII
Sifat Cahaya Cahaya sebagai gelombang Cahaya dihasilkan dari getaran-listrik dan getaran magnet yang merambat sehingga cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
Sumber : pixabay.com/Manseok CAHAYA DAN ALAT OPTIK BAB 12.
Transcript presentasi:

OPTIK Pertemuan 14

1. PEMANTULAN CAHAYA Hukum pemantulan cahaya sinar datang (i), garis normal dan sinar pantul (r) terletak pada satu bidang datar sudut datang sama dengan sudut pantul (i = r)

Cermin Cermin datar Sifat bayangan : maya, tegak sama besar.

Jumlah bayangan Keterangan: n = jumlah bayangan  = sudut antara dua cermin

Cermin lengkung Spheris Cermin cekung : Cermin cembung :

Aturan – aturan: No. R benda + no. R bayangan = 5 No. benda < no. R bayangan  diperbesar Bayangan di depan cermin  nyata terbalik Bayangan di belakang cermin  maya tegak

Keterangan: R = jari-jari cermin (cm) f = jarak fokus (cm) S = jarak benda (cm) S’= jarak bayangan (cm) h = tinggi benda (cm) h’= tinggi bayangan (cm) M = perbesaran bayangan (kali) Catatan: R = 2f cermin cekung f & R (+) cermin cembung f & R (–)

2. PEMBIASAN CAHAYA Hukum Pembiasan Cahaya sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang datar. perbandingan sinus sudut datang (i) dan sinus sudut bias (r) selalu tetap.

Pada pembiasan cahaya berlaku: n1 sin i = n2 sin r n1 V1 = n2 V2 n1 Pada pembiasan cahaya berlaku: n1 sin i = n2 sin r n1 V1 = n2 V2 n1 . 1 = n2 . 2 f1 = f2 Keterangan: n1 , n2 = indek bias medium 1 dan 2 v1 , v2 = cepat rambat cahaya dalam medium 1 dan 2 f1 , f2 = frekuensi cahaya dalam medium 1 dan 2 i = sudut datang r = sudut bias

B. Pembiasan pada lensa Lensa tebal Keterangan: n1 , n2 = indek bias medium 1 dan 2 s = letak benda (cm) s’ = letak bayangan (cm) R = jari-jari kelengkungan (cm) M = perbesaran bayangan (kali)

Lensa tipis Pada lensa tipis berlaku: Keterangan: f = jarak fokus (cm) S = jarak benda (cm) S’= jarak bayangan (cm) h = tinggi benda (cm) h’= tinggi bayangan (cm) M =perbesaran bayangan (kali)

lensa cembung (lensa positif) lensa cekung (lensa negatif) Lensa tipis ada 2 macam: lensa cembung (lensa positif) lensa cekung (lensa negatif) Aturan-aturan pada lensa tipis : No. R benda + no. R bay = 5 No. R benda < no. R  diperbesar Bayangan didepan lensa  maya tegak

Persamaan pembentuk lensa : Kuat lensa : Keterangan: f = jarak fokus lensa (cm) n2 =indeks bias lensa n1 =indeks bias lingkungan R = jari-jari kelengkungan (cm) P = kuat lensa (dioptri=D)

Pada lensa gabungan berlaku persamaan: Keterangan: fgab = jarak fokus lensa gabungan (cm) f1,2,3 = jarak fokus lensa 1, 2, 3 (cm) Pgab = kuat lensa gabungan (dioptri=D) P1,2,3 = kuat lensa 1, 2, 3 (dioptri=D) Pada lensa gabungan berlaku persamaan:

Pembiasan cahaya pada prisma sudut deviasi :  = i1 + r2 -  = r1 + i2 Deviasi minimum : i1 = r2 dan r1 = i2  sangat kecil ( < 150) m = (n2/n1 – 1)  Dispersi cahaya  = u - m = (nu – nm).  prisma di udara, deviasi minimum dan  kecil

3. INTERFERENSI CAHAYA l = jarak celah ke layar Interferensi celah ganda (Young) k (pola terang) d sin  (k – ½ )  (pola gelap) Jika  <<, maka: dp/ l = (k – ½ ) (pola gelap) Keterangan:  = sudut simpang d = jarak 2 celah P = jarak 2 pola pada layar l = jarak celah ke layar  = panjang gelombang cahaya monokromatik yang digunakan

B. Interferensi pada lapisan tipis Interferensi cincin Newton k (pola min) 2 nd cos r= (k – ½) (pola max) Keterangan: n = indeks bias lapisan d = tebal lapisan r = sudut bias k = 1, 2, 3, …  = panjang gelombang mengenai lapisan Interferensi cincin Newton  k (pola gelap) rk2/R = (k – ½ )  (pola terang) Keterangan: r = jari-jari cincin gelap/terang R = jari-jari kelengkungan lensa k = 1, 2, 3, …  = panjang gelombang cahaya yang dijatuhkan pada lensa

4. INTERFERENSI CAHAYA k (pola gelap) d sin  (k + ½) (pola terang) Difraksi celah tunggal   k (pola gelap) d sin  (k + ½) (pola terang) Keterangan: k = 1, 2, 3, … d = lebar celah  = sudut simpang  = panjang gelombang cahaya

l = jarak celah ke layar Difraksi multi celah (difraksi kisi) k (pola terang) d sin  (k - ½) (pola gelap) Keterangan: d = konstanta kisi = jarak 2 celah berturutan k = 1, 2, 3,…. Jika  <<, maka d sin  = dp/l p = jarak pola di layar l = jarak celah ke layar

5. POLARISASI CAHAYA Polarisasi karena pemantulan Cahaya pantul terpolarisasi, jika sinar pantul tegak lurus sinar bias. tgip = n2/n1 n2 > n1 ip = sudut polarisasi = sudut Brewster

Polarisasi karena penyerapan selektif P = polarisator A = analisator Medan listrik yang diteruskan analisator : E = E0 cos  Intensitas yang diteruskan: I = I0 cos2  = sudut antara sumbu polarisator dan analisator

6. ALAT-ALAT OPTIK A. Mata Benda dapat dilihat jelas jika bayangan jatuh pada retina Sifat bayangan : nyata, terbalik, diperkecil Mata normal : Sn = pp = 25 cm PR = ~ B. Kaca mata Untuk menolong penglihatan penderita cacat mata.

Macam cacat mata : 1. Miop (Rabun jauh) kurang jelas melihat jauh ditolong lensa negatif 2. Hipermetrop (rabun dekat) kurang jelas melihat dekat ditolong lensa positif    3. Presbiop (mata tua) kurang jelas melihat jauh/dekat penyebabnya daya akomodasi melemah ditolong lensa bifokal

Lup (Kaca Pembesar) Sifat bayangan: Maya, tegak, diperbesar. Perbesaran anguler: Keterangan: Sn = titik dekat f = jarak fokus lup x = jarak mata ke bayangan d = jarak mata ke lup tanpa akomodasi  x = PR mata normal : PR = ~ M = Sn/f akomodasi maksimum  x = Sn mata normal, d = 0  M = Sn/f + 1

D. Mikroskop Rumus-rumus mikroskop : 1/fob = 1/Sob + 1/S’ob 1/fok = 1/Sok + 1/S’ok d = S’ob + Sok d = panjang tabung mikroskop Perbesaran mikroskop: M = Mob . Mok Mob = S’ob/Sob Mok = Sn/fok + 1  akomodasi maksimum Mok = Sn/fok  tanpa akomodasi

Teropong Panjang teropong : d = fob + fok  rileks d = fob + Sok  akomodasi pada jarak x akomodasi maksimum : S’ok = - Sn perbesaran anguler : M = fob/fok  rileks M = fob/Sok  akomodasi pada jarak x Untuk teropong bumi panjang tabung ditambah 4 fp, (fp = jarak fokus lensa pembalik)

F. Daya urai alat optik Sudut resolusi minimum : m = 1,22 . /D dm = 1,22 . Keterangan: m = sudut resolusi minimum  = panjang gelombang cahaya (m) D = bukaan alat optik (m) Dm = daya urai alat optik (m) l = jarak obyek ke alat optik (m)