Validitas dan Reliabilitas Sumber: Plumlee et.al. Improving Performance Evaluation Procedures: A Content Validation Guide (Workbook), New York: AMACOM.
Mengapa sebuah sistem penilaian kinerja harus valid? Banyak keputusan yang mempengaruhi nasib para karyawan didasarkan pada proses penilaian kinerja. Dengan demikian kualitas keputusan tersebut terkait langsung dengan validitas (akurasi) dari sistem penilaian kinerja yang digunakan. Sehubungan dengan itu perlu ada upaya untuk membuktikan bahwa sebuah sistem penilaian kinerja secara akurat mengukur dimensi-dimensi kinerja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pekerjaan yang dijalankan.
Mengapa sebuah sistem penilaian kinerja harus valid? (2) Timbulnya berbagai masalah dalam proses penilaian kinerja, seperti: Penggunaan form penilaian yang seragam untuk seluruh pekerjaan dalam organisasi, di mana dimensi-dimensi kinerjanya belum tentu relevan untuk setiap pekerjaan yang dinilai. Penggunaan sistem peringkat yang hanya didasarkan pada kesan umum mengenai kinerja karyawan dan mengabaikan kekuatan dan kelemahan yang tidak terlalu sering muncul namun memiliki pengaruh penting terhadap kinerja. Adanya kriteria-kriteria yang tidak terkait dengan kualitas dan kuantitas kinerja karyawan.
Jenis-Jenis Validitas Criterion Related Validity (Validitas berdasarkan kriteria) Content Validity (Validitas Isi) Construct Validity (Validitas Konstruk)
Validitas Berdasarkan Kriteria Validitas berdasarkan kriteria (criterion related validity) adalah metode konvensional untuk mengukur validitas. Metode ini melibatkan perhitungan hubungan statistikal antara skor karyawan pada saat seleksi dengan ukuran (kriteria) eksternal – biasanya kinerja karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Untuk menghitung validitas dengan metode ini diperlukan sedikitnya 30 sampel atau lebih.
Validitas Isi Validitas isi (content validity) didasarkan pada pendapat atau pertimbangan para pakar bahwa setiap kriteria penilaian kinerja menggambarkan sebuah perilaku yang penting bagi terlaksananya pekerjaan pada tingkat yang diharapkan. Validitas jenis ini dianggap cocok untuk memastikan validitas kriteria penilaian kinerja. Hal ini dikarenakan adanya kenyataan bahwa penilaian kinerja didasarkan pada observasi dan penilaian atas para karyawan yang sedang menjalankan tugas-tugas jabatan yang benar-benar nyata.
Validitas Konstruk Validitas konstruk (construct validity) berusaha memastikan bahwa pengukuran dari sebuah konstruk (sifat) secara akurat mencerminkan konstruk tersebut. Prosedur validitas konstruk biasanya melibatkan pembuktian bahwa dimensi-dimensi yang berbeda dari sebuah konstruk tertentu memiliki korelasi yang kuat satu sama lain namun berkorelasi lebih lemah dengan dimensi-dimensi dari konstruk lainnya.
Manakah Validitas yang Paling Cocok? Untuk keperluan penilaian kinerja, validitas isi dianggap paling cocok dengan pertimbangan sebagai berikut: Proses penilaian kinerja yang efektif membutuhkan analisis mendalam terhadap dimensi-dimensi kinerja. Hal ini tidak bisa dilakukan hanya dengan menggunakan angka-angka perhitungan statistik sebagaimana digunakan pada jenis validitas lainnya. Validitas-validitas yang berbasis statistik hanya memberikan kesimpulan yang berupa generalisasi, namun tidak menyentuh aspek-aspek khusus yang bersifat spesifik dari masing-masing pekerjaan.
Syarat-Syarat Validitas Isi untuk Kriteria Kinerja Harus dilakukan analisis jabatan agar bisa dipastikan bahwa tugas-tugas yang akan dinilai pelaksanaannya benar-benar mewakili pekerjaan yang akan dinilai. Pernyataan kinerja harus: Didefinisikan secara operasional Bisa diamati Mewakili karakteristik-karakteristik yang diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas yang penting Mampu membedakan tingkat-tingkat kinerja Adil (tidak menempatkan golongan tertentu dalam posisi yang tidak menguntungkan untuk alasan-alasan yang tidak terkait dengan kinerja) Penilaian kinerja harus dijalankan dengan prosedur standar. Reliabilitas dalam pelaksanaan penilaian kinerja harus bisa dibuktikan.
Reliabilitas Reliabilitas adalah kemampuan suatu instrumen penilaian kinerja untuk menjaga konsistensi hasil penilaiannya. Hubungan validitas dengan reliabilitas: Validitas menunjukkan ketepatan pemilihan alat ukur, misalnya mengukur berat dengan timbangan, bukan dengan meteran. Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil pengukuran, misalnya timbangan yang berfungsi baik akan menunjukkan hasil pengukuran yang sama bagi obyek yang sama. Alat ukur yang reliabel belum tentu valid. Tetapi agar bisa dianggap valid, sebuah alat ukur haruslah reliabel.