MENGEMBANGKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI Juilatul Hasanah, S. Pd Guru SDN Bandulan 2 Malang, 30 Agustus 2017
Pembahasan berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Selain itu, karakter, khususnya karakter yang baik, tidak berdiri sendiri melainkan merupakan suatu rangkaian dari perbuatan yang tidak hanya ditujukan kepada diri sendiri melainkan juga perbuatan yang berhubungan dengan orang lain
Karakter bukanlah sesuatu yang sepenuhnya bersifat genetik atau turunan sehingga untuk membentuk karakter harus melalui proses pembelajaran dan pembiasaan atau pelatihan secara terus menenerus. Terkait dengan karakter maka yang dilatih dan dibentuk adalah kebiasaan dalam berpikir, merasa, dan senantiasa berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter menunjukkan siapa kita sebenarnya dan menentukan bagaimana seseorang membuat keputusan. Karakter juga menentukan sikap, perkataan, dan tindakan seseorang dimana hal-hal tersebut dapat membantu untuk mencapai kesuksesan. Pembentukan karakter individu pada umumnya melalui berbagai proses dimana banyak faktor yang berperan selama proses pembentukan karakter berlangsung.
Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. V. Campbell dan R. Obligasi (1982) menyatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang, yaitu: 1) Faktor keturunan 2) Pengalaman masa kanak-kanak 3) Pemodelan oleh orang dewasa atau orang yang lebih tua 4) Pengaruh lingkungan sebaya 5) Lingkungan fisik dan sosial 6) Subtansi materi di sekolah atau lembaga pendidikan lain 7) Media massa
Banyak perilaku guru yang dapat membunuh karakter anak, yaitu dengan membuat anak merasa rendah diri. Seorang guru yang tidak pernah memberi pujian atau kata-kata positif, kecuali cemoohan dan kata-kata negatif akan memuat muridnya menjadi tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang telah terbentuk sejak anak usia dini akan terbawa sampai dewasa
Tiga Unsur Mutlak Dalam Pendidikan Karakter Knowing the good, anak tidak hanya mengetahui tentang hal-hal yang baik, tetapi mereka juga memahami perlunya melakukan hal-hal yang baik. Feeling the good, membangkitkan rasa cinta anak untuk melakukan hal-hal yang baik dan berlatih merasakan efek dari perbuatan baiknya. Acting the good, anak dilatih dan dibiasakan untuk berbuat mulia. (Ratna Megawangi)
Pada pendidikan anak usia dini nilai-nilai yang dipandang sangat penting dikenalkan dan diinternalisasikan ke dalam perilaku mereka mencakup: Kecintaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kejujuran Disiplin Toleransi dan cinta damai Percaya diri Mandiri Tolong menolong, kerjasama, dan gotong royong. Hormat dan sopan santun Tanggung Jawab Kerja keras Kepemimpinan Kreatif Rendah hati Peduli lingkungan Cinta bangsa dan tanah air
Pendidikan Karakter AUD Mengacu Pada Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Sesuai Dengan Kebutuhan Perkembangan Anak Dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan anak secara bertahap sesuai DAP (Developmentally Appropriate Practice), menyeluruh, berulang dan terintegrasi. Dilaksanakan melalui kegiatan bermain dengan menggunakan alat-alat bermain yang sesuai dengan perkembangan anak.
Menekankan pada proses perkembangan anak daripada hasil. Pendekatan individual diutamakan dengan memperhatikan tingkat perkembangan setiap anak. Melalui contoh dan keteladanan dari orang dewasa yang ada disekitar anak (tenaga pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat) Menekankan pada proses interaksi anak dengan orang dewasa, teman sebaya dan lingkungan sekitarnya.
Kriteria Pendidik Pendidik menjadikan dirinya sebagai figur teladan yang berakhlak mulia, antara lain berbuat baik, santun, berprasangka baik, dan memiliki semangat. Pendidik mengutamakan tujuan pengembangan karakter anak didiknya dalam penerapan proses pendidikan Pendidik senantiasa mengadakan dialog terbuka secara bijak tentang isu moral dengan anak didiknya, tentang bagaimana seharusnya menjalankan hidup, serta menjelaskan apa yang baik dan apa yang buruk.
Lanjutan Pendidik menumbuhkan rasa empati anak, yaitu dengan mengajak anak merasakan apa yang dirasakan orang lain. Pendidik mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam semua aktivitas pembelajaran. Pendidik menciptakan suasana lingkungan yang mendukung tumbuhnya nilai-nilai karakter dalam diri anak. Pendidik membangun serangkaian aktivitas penerapan nilai-nilai karakter di rumah, di sekolah, dan di masyarakat sekitarnya
Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Penanaman nilai-nilai karakter diberikan melalui keteladanan, pembiasaan, dan pengulangan dalam kehidupan sehari-hari dalam suasana dan lingkungan yang aman dan nyaman. Tahap Penerapan Pendidikan Karakter AUD: Perencanaan Pelaksanaan Penilaian
Perencanaan Pendidikan Karakter Dikembangkan Dengan Memperhatikan Hal-hal Berikut: Mengenal dan memahami anak seutuhnya sesuai dengan tahapan perkembangan dan karakteristik anak. Penerapan nilai-nilai karakter diterapkan menyatu dengan proses kegiatan belajar mengajar, yang dilakukan dengan cara: Menentukan nilai karakter yang sesuai dengan tema atau kegiatan pembelajaran. Menentukan indikator perkembangan nilai-nilai karakter. Menentukan jenis dan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan Pelaksanaan Pendidikan Karakter dilakukan Melalui Kegiatan yang Terprogram dan Pembiasaan
Kegiatan Terprogram, antara lain: Menggali pemahaman anak untuk tiap-tiap nilai karakter yang baik. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui bercerita dan dialog yang dipandu oleh guru. Membangun penghayatan anak dengan melibatkan emosinya untuk menyadari pentingnya memiliki nilai-nilai karakter yang baik. Mengajak anak untuk bersama-sama melakukan perbuatan yang mencerminkan nilai karakter yang baik. Ketercapaian tahapan perkembangan anak didik.
Kegiatan Pembiasaan, dapat dilakukan melalui: Kegiatan Rutin Kegiatan Spontan Keteladanan Pengkondisian Budaya
Penilaian Bertujuan Adalah untuk mengetahui sejauh mana perubahan sikap dan perilaku anak-anak setelah mengikuti kegiatan di lembaga PAUD yang sarat dengan nilai-nilai Karakter.
Prinsip Penilaian Menyeluruh Berkesinambungan Obyektif Mendidik Kebermaknaan
Teknik dan Instrumen Penilaian Pengamatan Penugasan Unjuk Kerja Pencatatan Anekdot (anecdotal record) Percakapan atau dialog (wawancara) Dokumentasi hasil karya anak (portofolio) Laporan Orang tua Deskripsi profil anak
Helen G. Douglas Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkisinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkisinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan
HP : 08122960785 nurcholimah@uny.ac.id