PENGANTAR EKONOMI, BISNIS DAN MANAJEMEN 3 SKS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SISTEM PEREKONOMIAN FENARO Rai.E - Mak.
Advertisements

1.3. TEORI PERILAKU KONSUMEN
BAB 6 MANAJEMEN.
Oleh Eko Fitrianto Manajemen dan Manajer Oleh Eko Fitrianto
Pasar dan Jenis-jenis Pasar
Pengantar Ekonomi Mikro
BAB I. PENDAHULUAN Intisari Pemasaran :
PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI DIPLOMA III
SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN
1.4. TEORI ELASTISITAS & PRODUKSI
ILMU EKONOMI DAN PERMASALAHANNYA
Demokrasi Ekonomi Indonesia
Perkembangan Ekonomi Indonesia
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
Pengantar Ilmu Ekonomi
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
ORGANISASI DAN MANAJEMEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PENDAHULUAN.
Skala dan Kelompok Perusahaan
Sistem Ekonomi Indonesia
Struktur Pasar.
SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN
Doris Febriyanti, M.Si PENGANTAR MANAJEMEN Doris Febriyanti, M.Si
Apakah Struktur Organisasi itu?
BAB 22 Sistem Pengendalian Manajemen, Transfer Pricing,
Gambaran Umum Ekonomi Internasional
Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran
Pasar Output.
CARAMENGATASI MASALAH EKONOMI
NAMA. : Deny Ismanto, S. E. MATA KULIAH. : Metodologi Penelitian,
FE Unikama - Departemen Manajemen
SISTEM EKONOMI Pertemuan 4.
STRUKTUR PASAR/INDUSTRI
PENGANTAR EKONOMI, BISNIS DAN MANAJEMEN 3 SKS
PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
PERUSAHAAN DALAM SISTEM SOSIAL
BAHAN AJAR EKONOMI Kelas X Semester 2.
Maksimisasi Laba Pertemuan 7.
ADZIB GAIZHA F A
Kesesuaian Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam Kebijakan Pembangunan
TINJAUAN RINGKAS MENGENAI TEORI, MASALAH DAN KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
POKOK PERMASALAHAN EKONOMI, PELAKU EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI
Jurusan Sistem Informasi UNIVERSitas gunadarma
KONSEP ILMU EKONOMI RO’I SATIN JANNAH A / H FKIP AKUNTANSI.
STRUKTUR PASAR Struktur pasar merupakan penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan ciri-ciri seperti: jenis barang yang dihasilkan,
DASAR - DASAR MANAJEMEN
SISTEM EKONOMI Strategi atau cara suatu bangsa atau negara mengatur tata kehidupan ekonominya dalam rangka mencapai kemakmuran masyarakatnya.
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
Harga (Price) Jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan suatu produk. Nilai yang disebutkan dalam Rp atau satuan.
Universitas Muhammadiyah Surakata
PENGANTAR MANAJEMEN Dalam praktek, manajemen DIBUTUHKAN dimana saja ! orang – orang bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai suatu tujuan.
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
(Makroekonomi) Ruang Lingkup Analisis Ekonomi Makro
PRINSIP-PRINSIP MANAGEMENT UMUM
Konsep dan peranan harga
KEUNTUNGAN PRODUSEN EKONOMI MIKRO.
MANAJEMEN KANTOR DAN INFORMASI Definisi Manajemen Kantor & Informasi : “ Merencanakan, mengorganisir, mengkoordinir, dan mengawasi kerja informasi agar.
Sistem Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH EKONOMI
Bab I Pengertian & Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial.
DASAR-DASAR MANAJEMEN YANG EFEKTIF
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
PRINSIP EKONOMI DALAM AGRIBISNIS. Sistem Perekonomian Sistem Pasar Bebas Sistem Ekonomi Perencanaan Sistem Ekonomi Campuran Ekonomi Makro Ekonomi Mikro.
BAB I PENGERTIAN & RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL.
PENGANTAR BISNIS By Nina Triolita, SE, MM Ruang Lingkup Bisnis
KEWIRAUSAHAAN & PENGANTAR BISNIS
GAMBARAN UMUM MANAJEMEN
Bab I Pengertian & Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial.
Transcript presentasi:

PENGANTAR EKONOMI, BISNIS DAN MANAJEMEN 3 SKS BY : SUTEGO, SE www.sutego.wordpress.com E-Mail : Sutegosay@yahoo.co.id sutegosay@gmail.com

SISTEM PENILAIAN ABSEN = 10 % QUIS = 10 TUGAS = 20 % UTS = 25 % UAS = 35 % GRADE :. 00 – 44,99 : E 70 – 74,99 = B 50 – 59,99 : D 75 – 77,49 = B + 60 – 64,99 : C 77,50 – 79,99 = A - 65 – 67,49 : C + 80 – 100 = A 67,50 – 69,99 : B -

BUKU REFERENSI EKONOMI MIKRO, ISKANDAR PUTONG, PENERBIT MITRA WACANA MEDIA. BISNIS PENGANTAR EDISI PERTAMA, GUGUP KISMONO, PENERBIT BPFE YOGYAKARTA. PENGANTAR BISNIS EDISI 2, MIA LAKSMIWATI, FE UNIVERSITAS BUDI LUHUR 2006 PENGANTAR MANAJEMEN, YOHANNES YAHYA, PENERBIT GRAHA ILMU.

DAFTAR ISI PENGANTAR EKONOMI. PENGANTAR BISNIS. PENGANTAR MANAJEMEN.

1.1.1. PENGERTIAN EKONOMI EKONOMI ATAU ECONOMIC BERASAL DARI BAHASA YUNANI YAITU KATA “OIKOS ATAU OIKU” DAN “NOMOS” OIKOS = HOUSE, NOMOS=LAW ATAU CUSTOM. EKONOMI BERARTI ILMU SOSIAL YANG MEMPELAJARI TENTANG PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KOMSUMSI BARANG DAN PELAYANANNYA.

1.1.2. PENGGOLONGAN DAN JENIS ANALISA PADA ILMU EKONOMI ILMU EKONOMI MIKRO : ANALISA BIAYA/MANFAAT. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN. ELASTISITAS. MODEL-MODEL PASAR. INDUSTRI. TEORI HARGA (HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN). TEORI PRODUKSI. DAN LAIN-LAIN

1.1.2. PENGGOLONGAN DAN JENIS ANALISA PADA ILMU EKONOMI ILMU EKONOMI MAKRO. PENDAPATAN NASIONAL. NERACA PEMBAYARAN. KESEMPATAN KERJA. INFLASI. INVESTASI. DAN LAIN-LAIN.

1.1.2. PENGGOLONGAN DAN JENIS ANALISA PADA ILMU EKONOMI 1. ILMU DESKRITIF. GAMBARAN TENTANG SUATU KONDISI ATAU KEADAAN DENGAN SEBENARNYA. CONTOH : TURUN NILAI KURS RUPIAH TERHADAP US DOLLAR. 2. TEORI ILMU EKONOMI.(TEORI EKONOMI). DIDASARKAN PADA KONDISI NYATA YANG TERJADI PADA MASYARAKAT TERUTAMA SIFAT-SIFAT HUBUNGAN EKONOMI. CONTOH : PERMINTAAN BARANG AKAN NAIK, JIKA HARGA TURUN, SEBALIKNYA PERMINTAAN AKAN TURUN, JIKA HARGA NAIK. 3. TEORI EKONOMI APLIKASI. MENGANALISA DAN MENELAAH TENTANG HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN MENGENAI SUATU KEJADIAN DALAM PEREKONOMIAN.

1.1.3. MASALAH-MASALAH EKONOMI BARANG APAKAH YANG AKAN DIPRODUKSI DAN BERAPA BANYAK. BAGAIMANA CARANYA BARANG TERSEBUT DIPRODUKSI. UNTUK SIAPA BARANG DIPRODUKSI.

1.1.4.SISTEM PEREKONOMIAN SISTEM PASAR BEBAS. - TIDAK ADA CAMPUR TANGAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN. SISTEM KOMANDO ATAU SISTEM EKONOMI PERENCANAAN. - PEMERINTAH CAMPUR TANGAN PENUH DALAM PEREKONOMIAN MASYARAKATNYA. SISTEM CAMPURAN. MEMBERIKAN KEBEBASAN KEPADA MASYARAKAT UNTUK BERUSAHA MEMENUHI KEBUTUHANNYA. PEMERINTAH TURUT CAMPUR TANGAN DALAM PEREKONOMIAN.

1.2. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1.2.1. TEORI KESEIMBANGAN PARSIAL 1.2.2. APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

1.2.1. TEORI KESEIMBANGAN PARSIAL 1.2.1.1. PERMINTAAN. 1.2.1.2. PENAWARAN. 1.2.1.3. HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN – HUKUM EKONOMI. 1.2.1.4. KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN. 1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN.

1.2.1.1. PERMINTAAN PENGERTIAN PERMINTAAN : BANYAKNYA JUMLAH BARANG YANG DIMINTA PADA SUATU PASAR TERTENTU DENGAN TINGKAT HARGA TERTENTU PADA PENDAPATAN TERTENTU DALAM PERIODE TERTENTU.

1.2.1.1. PERMINTAAN FAKTOR-FAKTOR : HARGA BARANG TINGKAT PENDAPATAN/PENDAPATAN RATA-RATA JUMLAH PENDUDUK/JUMLAH POPULASI SELERA ATAU GENGSI RAMALAN/ESTIMASI DI MASA YANG AKAN DATANG HARGA BARANG LAIN/ SUBSTITUSI. DISTRIBUSI DLL

1.2.1.1. PERMINTAAN HUKUM PERMINTAAN ADALAH HARGA NAIK, PERMINTAAN AKAN TURUN. HARGA TURUN, PERMINTAAN NAIK.

1.2.1.2. PENAWARAN PENGERTIAN PENAWARAN : - BANYAKNYA BARANG YANG DITAWARKAN OLEH PENJUAL PADA SUATU PASAR TERTENTU, PERIODE TERTENTU DAN PADA TINGKAT HARGA TERTENTU.

1.2.1.2. PENAWARAN FAKTOR-FAKTOR : HARGA BARANG ITU SENDIRI HARGA BARANG LAIN/HARGA BAHAN BAKU. KEBIJAKAN PEMERINTAH ANGGARAN/DANA/BUDGET. DAYA KONSUMSI MASYARAKAT/TINGKAT PERMINTAAN. ONGKOS DAN BIAYA PRODUKSI. TUJUAN PRODUKSI DARI PERUSAHAAN. TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN. DLL

1.2.1.2. PENAWARAN HUKUM PENAWARAN : HARGA NAIK, PENAWARAN AKAN MENINGKAT. HARGA TURUN, PENAWARAN AKAN TURUN

1.2.1.3. HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN (HUKUM EKONOMI) HARGA TINGGI  PERMINTAAN CENDERUNG RENDAH DAN PENAWARAN CENDERUNG TINGGI. HARGA RENDAH  PERMINTAAN CENDERUNG TINGGI DAN PENAWARAN CENDERUNG TURUN. PERMINTAAN TINGGI  HARGA CENDERUNG TINGGI. PENAWARAN RENDAH  HARGA CENDERUNG TINGGI. PERMINTAAN RENDAH  HARGA CENDERUNG TURUN. PENAWARAN TINGGI  HARGA CENDERUNG TURUN.

1.2.1.4. KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SECARA MATEMATIS : FUNGSI PERMINTAAN : Qd = 10 - P FUNGSI PENAWARAN : Qs = - 5 + 2 P KESEIMBANGAN : Qd = Qs 10 – P = - 5 + 2 P  P = 5 Qd = 10 – 5 = 5 KESEIMBANGAN HARGA (P) = 5 DAN QUANTITY (JUMLAH UNIT) = 5.

1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN KONSUMEN DIBAGI TIGA KELOMPOK EKONOMI YAITU : 1. KELOMPOK KONSUMEN SUPERMARGINAL. KEMAMPUAN BELI DI ATAS RATA-RATA HARGA PASAR. 2. KELOMPOK KONSUMEN MARGINAL. KEMAMPUAN BELI SAMA DENGAN HARGA PASAR. 3. KELOMPOK KONSUMEN SUBMARGINAL. KEMAMPUAN BELI DI BAWAH HARGA PASAR.

1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN PRODUSEN DIBAGI TIGA KELOMPOK EKONOMI YAITU : 1. KELOMPOK PENJUAL SUPERMARGINAL. MENJUAL PRODUKNYA DI BAWAH HARGA PASAR. 2. KELOMPOK PENJUAL MARGINAL MENJUAL PRODUKNYA SAMA DENGAN HARGA PASAR. 3. KELOMPOK PENJUAL SUBMARGINAL - MENJUAL PRODUKNYA DI ATAS HARGA PASAR.

1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN PREFRENSI HARGA DIPERKIRAKAN LEBIH TINGGI DARI HARGA KESEIMBANGAN PASAR. TERGANTUNG PADA BERAPA BANYAK JUMLAH UNIT YANG AKAN DIBELI DIKALIKAN DENAN SELISIH HARGA. SURPLUS PRODUSEN : BILA HARGA JUAL PRODUKNYA LEBIH RENDAH DARI HARGA YANG MAMPU DIBELI OLEH KONSUMEN DALAM KONDISI KESEIMBANGAN PASAR.

1.2.1.5. SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN SURPLUS KONSUMEN DENGAN MENGGUNAKAN MATEMATIKA INTEGRAL : SK = SURPLUS PRODUSEN DENGAN MENGGUNAKAN MATEMATIKA INTEGRAL :

1.2.2. APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1.2.2.1. APLIKASI DALAM BIDANG PERTANIAN. 1.2.2.2. APLIKASI DALAM BIDANG INDUSTRI. 1.2.2.3. APLIKASI DALAM BIDANG INFORMATIKA.

1.2.2.1. APLIKASI DALAM BIDANG PERTANIAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN. SUBSEKTOR PERIKANAN. SUBSEKTOR PETERNAKAN.

1.2.2.2. APLIKASI DALAM BIDANG INDUSTRI INDUSTRI PENGOLAHAN INDUSTRI PARIWISATA. INDUSTRI HIBURAN. INDUSTRI PENDIDIKAN. DAN LAIN-LAIN

1.2.2.3. APLIKASI DALAM BIDANG INFORMATIKA DATA DAN INFORMASI SEBAGAI KOMODITAS BISNIS. INDUSTRI JASA BERKEMBANG LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN INDUSTRI MANUFACTURE.

1.3. TEORI PERILAKU KONSUMEN 1.3.1.TEORI NILAI GUNA KARDINAL (TNGK) 1.3.1.1. SATU MACAM BARANG. 1.3.1.2. DUA MACAM BARANG. 1.3.2.TEORI NILAI GUNA ORDINAL (TNGO). 1.3.2.1. TNGO DALAM PERSPEKSTIF OPTIMALISASI KEPUASAN.

1.3.1. TEORI NILAI GUNA KARDINAL (TNGK) TEORI NILAI GUNA KARDINAL MENGUKUR KEPUASAN ATAS KONSUMSI BARANG BAIK YANG TIDAK ADA HUBUNGAN (MISAL KEPUASAN MENGKONSUMSI FILM DI PREMIER TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASANNYA MENGKONSUMSI BAJU MEREK TERKENAL) MAUPUN YANG ADA HUBUNGANNYA (MISAL KEPUASAN MENGKONSUMSI SEPATU MEREK TERKENAL BERKAITAN DENGAN KEPUASAN MENGKONSUMSI BAJU MEREK TERKENAL).

1.3.1.TEORI NILAI GUNA KARDINAL (TNGK) * BEBERAPA ASUMSI YANG HARUS DIPENUHI DALAM TEORI INI : 1. DAYA GUNA DIUKUR DALAM SATUAN UANG. - JUMLAH UANG YANG DIBAYAR OLEH KONSUMEN DENGAN MENAMBAH UNIT. 2WHAT HAPPEN. DAYA GUNA MARGINAL DARI UANG TETAP. - NILAI UANG DALAM SATUANNYA ADALAH SAMA UNTUK SETIAP ORANG TANPA MEMANDANG STATUS. 3. ADDITIVITAS. - TOTAL NILAI GUNA = KESELURUHAN KONSUMSI DARI BARANG X1 Xn ATAU U = U(X1) + U(X2) + … + U(Xn+1) ATAU TU = (Tn(X) + …. + TU (Y) 4. DAYA GUNA BERSIFAT INDEPENDENT. - DAYA GUNA BARANG X1 TIDAK DIPENGARUHI OLEH KONSUMSI BARANG LAIN MISALNYA X2. 5. PERIODE KONSUMSI BERDEKATAN.

1.3.1.1. SATU MACAM BARANG TOTAL UTILITY (TU) = TNGK YANG MENGKONSUMSI 1 MACAM BARANG. KEPUASAN MARGINAL (MU) = TAMBAHAN KEPUASAN SEBAGAI AKIBAT DARI MENAMBAH UNIT INPUT/BARANG SEBAGAI FAKTOR PEMUAS.

1.3.1.2. DUA MACAM BARANG. MENCAPAI KEPUASAN BILA MENGKONSUMSI 2 MACAM BARANG BAIK BARANG YANG SAMA SEKALI TIDAK ADA HUBUNGAN (SALING ASING) MAUPUN YANG ADA HUBUNGANNYA TAPI BUKAN KOMPLEMENTER (RELATED GOOD) BILA NILAI KEPUASAN OPTIMUM UNTUK 1 MACAM BARANG AKAN DICAPAI BILA TAMBAHAN KEPUASAN ATAS KONSUMSI SUATU BARANG.

1.3.2.TEORI NILAI GUNA ORDINAL (TNGO) TEORI NILAI GUNA ORDINAL (TNGO) DENGAN KURVA INDIFFERENCE DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KEPUASAN. KURVA INDIFFERENCE ADALAH KURVA YANG MENGGAMBARKAN KOMBINASI DUA MACAM INPUT UNTUK MENGHASILKAN OUTPUT YANG SAMA (KEPUASAN).

1.4. TEORI ELASTISITAS & PRODUKSI 1.4.1.1. ELASTISITAS PERMINTAAN. 1.4.1.2. ELASTISITAS PENAWARAN.

1.4.1.1. ELASTISITAS PERMINTAAN ELASTISITAS PERMINTAAN (Ed) ADALAH DERAJAT (DALAM SATUAN ANGKA) KEPEKAAN DARI PERMINTAAN SUATU BARANG TERHADAP PERUBAHAN HARGA BARANG YANG DIMAKSUD. RATIO ANTARA PERSENTASE PERUBAHAN PERMINTAAN TERHADAP PERSENTASE PERUBAHAN HARGA.

1.4.1.1. ELASTISITAS PERMINTAAN SIFAT ELASTISITAS PERMINTAAN ADALAH : 1. Ed = 1  UNITER ELASTIS. - HARGA TURUN/NAIK SEBANYAK 1 % MAKA PERMINTAAN AKAN TURUN/NAIK SEBANYAK 1 %. 2. Ed < 1  INELASTIS. - HARGA NAIK/TURUN 1 % MAKA PERMINTAAN AKAN TURUN/NAIK 1 %. 3. Ed = 0  INELASTIS SEMPURNA. - PERMINTAAN TIDAK TANGGAP TERHADAP PERUBAHAN HARGA, JADI BERAPA SAJA HARGA DI PASAR, JUMLAH YANG DIMINTA TETAP (KURVA PERMINTAAN SEJAJAR DENGAN SUMBU VERTIKAL (SUMBU HARGA))

1.4.1.1. ELASTISITAS PERMINTAAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI ELASTISITAS PERMINTAAN (Ed) ADANYA BARANG SUBTITUSI PERSENTASE PENDAPATAN YANG DIGUNAKAN/JENIS BARANG. JANGKA WAKTU ANALISA/PERKIRAAN ATAU PENGETAHUAN KONSUMEN. TERSEDIANYA FASILITAS/SARANA KREDIT.

1.4.1.2. ELASTISITAS PENAWARAN. DERAJAT KEPEKAAN PERUBAHAN HARGA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH BARANG YANG DITAWARKAN. NILAI BAGI ANTARA PERSENTASE PERUBAHAN JUMLAH YANG DITAWARKAN DENGAN PERSENTASE PERUBAHAN HARGA. JENIS ELASTISITAS PENAWARAN : 1. Es > 1  PENAWARAN ELASTIS. - HARGA YANG KECIL DIIKUTI  PENAWARAN RELATIF BESAR. - HARGA NAIK 1 %  PENAWARAN AKAN NAIK DI ATAS 1 %. 2. Es < 1  PENAWARAN INELASTIS. - HARGA BERUBAH 1 %  PENAWARAN BERUBAH KRANG DARI 1 %. 3. Es = 1  PENAWARAN UNITER ELASTIS. - HARGA NAIK 1 %  PENAWARAN JUGA AKAN NAIK 1 %

1.4.1.2. ELASTISITAS PENAWARAN. 4. Es = 0  PENAWARAN INELASTIS SEMPURNA. - BERAPA PERSEN PERUBAHAN HARGA, PENAWARAN RELATIF AKAN TETAP. 5. Es = ∞ (TAK HINGGA)  PENAWARAN ELASTIS SEMPURNA. - BERAPA BANYAK JUMLAH BARANG YANG DITAWARKAN, HARGA TIDAK MERESPON. - BANYAK ATAU SEDIKIT JUMLAH PENAWARAN, HARGA TIDAK TERPENGARUH.

1.4.2. TEORI PRODUKSI 1.4.2.1. PENGERTIAN TEORI PRODUKSI. 1.4.2.2. OPTIMALISASI PRODUKSI. .

1.4.2.1. PENGERTIAN TEORI PRODUKSI. SUATU USAHA ATAU KEGIATAN UNTUK MENAMBAH KEGUNAAN (NILAI GUNA) SUATU BARANG. KEGUNAAN SUATU BARANG AKAN BERTAMBAH BILA MEMBERIKAN MANFAAT BARU ATAU LEBIH DARI BENTUK SEMULA. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI : ALAT ATAU SARANA UNTUK MELAKUKAN PROSES PRODUKSI. PRODUKSI ALAMI BERSIFAT EXTERNAL, EFISIENSI DAN EFEKTIFITASNYA TIDAK DAPAT DIKONTROL OLEH MANUSIA, SEHINGGA KELEBIHAN ATAU KEKURANGAN YANG HARUS DITERIMA OLEH PEMAKAI. CONTOH PRODUKSI ALAMI ADALAH IKAN DI LAUTAN, ROTAN DAN DAMAR DI HUTAN DAN MINYAK SERTA GAS DI PERUT BUMI. PRODUKSI REKAYASA ADALAH PRODUKSI YANG BERSIFAT INTERNAL DALAM ARTI DAPAT DIKONTROL OLEH PEMAKAI. EFEKTIFITAS DAN EFISIENSINYA DAPAT DIATUR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI.

1.4.2.2. OPTIMALISASI PRODUKSI. 2 CARA UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI YAITU : MENGOPTIMALKAN PRODUKSI (MAKSIMUM PRODUKSI). MENGOPTIMUMKAN BIAYA (MINIMUM BIAYA).

1.4.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN 1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN. 1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. 1.4.3.1.2. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG

1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN. PENERIMAAN PERUSAHAAN ADALAH SUATU KONSEP YANG MENGHUBUNGKAN ANTARA JUMLAH BARANG YANG DIPRODUKSI DENGAN HARGA JUAL PER UNITNYA. RUMUS = R * P ATAU TR = Σ P*Q.

1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN. CONTOH KASUS 1 : BILA DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN BARANG X DAN Y MASING-MASING ADALAH SEBAGAI BERIKUT QX = 40 – 2 P DAN P = 15 – QY TENTUKANLAH BERAPA BESAR PENERIMAAN (DLM RP) MAKSIMUM DARI 2 MACAM FUNGSI PERMINTAAN.

1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN. JAWAB : Qx = 40 – 2 P Rx = P*Q = P(40 – 2P) = 40P – 2P2 Rx’ = 40 – 4P, SYARAT MAKSIMUM Rx’ = 0 MAKA 40 – 4P = 0  P = 40/4 = 10. Rx = 40(10) – 2(10)2 = 400 – 200 = 200. Q = R/P = 200/10 = 20. 2. P = 15 – QY RY = P*Q = Q(15 – Q) = 15 Q – Q2 RY’ = 15 – 2 Q, SYARAT MAKSIMUM RY’ = 0 MAKA 15 – 2 Q = 0  Q = 15/2 = 7,5 RY = 15 (7,5) – (7,5)2 = 112,5 – 56,25 = 56,25 P = R/Q = 56,25/7,5 = 7,5 Rtotal = Rx + RY = 200 + 56,25 = 256,25

1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN CONTOH KASUS 2 : BILA DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN BARANG X DAN Y SEBAGAIMANA PADA CONTOH KASUS 1, PEMERINTAH MENGENAKAN PAJAK SEBESAR Rp 5/UNIT UNTUK BARANG X DAN Rp 3,5/UNIT UNTUK BARANG Y, TENTUKANLAH KEUNTUNGAN BERSIH MAKSIMUM YANG DITERIMA OLEH PERUSAHAAN ?

1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN JAWAB : RN(X) = QX(P – t )=20(10 – 5 ) = 20(5) = 100. RN(Y) = QY (P – t )=7,5(7,5 – 3,5 )=7,5(4)= 30. RTN = RN(X) + RN(Y) = 100 + 30 = 130.

1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN CONTOH KASUS 3 : DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN BARANG X ADALAH Q = 40 – 2P DAN FUNGSI PENAWARAN Q = - 10 + P TENTUKANLAH APAKAH HARGA KESEIMBANGAN PASAR MEMBERIKAN PENERIMAAN MAKSIMUM ATAU TIDAK KEPADA PERUSAHAAN.

1.4.3.1. TEORI PENERIMAAN DAN BIAYA PERUSAHAAN JAWAB : KESEIMBANGAN PASAR : Qd = QS 40 – 2P = - 10 + P 3P = 50  P = 50/3 = 16,67 Q = - 10 + 16,67 = 6,67 R = P*Q = 16,67 * 6,67 = 111,69

1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. DARI SISI PEMANFAATANNYA BIAYA DIGOLONGKAN MENJADI 2 MACAM YAITU : BIAYA EXPLISIT : BIAYA UNTUK FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI. BIAYA IMPLISIT : BIAYA TAKSIRAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGHITUNG FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI.

1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. DARI SISI WAKTU, BIAYA DALAM JANGKA PENDEK DIKELOMPOK MENJADI : BIAYA TETAP (FC) BIAYA VARIABEL (VC) BIAYA TOTAL (TC) TC = FC + VC ATAU TC = FC + Vq.

1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. MACAM BIAYA JANGKA PENDEK : 1. BIAYA TETAP RATA-RATA (AFC) AFC = FC/Q. 2. BIAYA VARIABEL RATA-RATA (AVC). AVC = VC/Q 3. BIAYA TOTAL RATA-RATA (AC) AC = TC/Q ATAU AC = (FC+VC)/Q. 4. BIAYA MARGINAL (MC) MC = ΔTC / ΔQ.

1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. CONTOH KASUS 1 : BILA DIKETAHUI TOTAL BIAYA YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG X SEBANYAK 200 UNIT ADALAH SEBESAR Rp. 500.000,-. SEWAKTU PRODUKSI DITINGKATKAN MENJADI SEBANYAK 300 UNIT TOTAL BIAYANYA HANYA SEBESAR Rp. 600.000,-, TENTUKANLAH BERAPA BESAR BIAYA TETAP PRODUKSI TERSEBUT, BIAYA TOTAL.

1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. JAWAB : TC1=500.000,TC2=600.000,Q1=200 UNIT, Q2 = 300 UNIT. RUMUS FUNGSI BIAYA TC = (ΔTC/ΔQ)(Q – Q1) + TC1 TC=[(600.000–500.000/300-200)](Q–200) +500.000. TC=(100.000/100)(Q–200)+500.000 TC=1000 Q – 200.000 +500.000

1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. JAWAB : FC=500.000 AC=TC/Q=1000Q/Q + 300.000/Q=1000 + 300.000/Q Q=200  AC=1000+300.000/200=1000+1500=2.500 Q=300  AC=1000+300.000/300=1000+1000=2.000 Q=500  AC=1000+300.000/500=1000+600=1.600

1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. CONTOH KASUS 2 : BILA DIKETAHUI FUNGSI BIAYA PRODUKSI ADALAH TC = Q2 – 12Q + 51 TENTUKANLAH TC MINIMUM, AC, VC, AFC, AVC DAN MC BILA Q BERTAMBAH SEBANYAK 2 UNIT ?

1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. JAWAB : QMIN = - b/2a  b= - 12, a=1  QMIN = 12/2=6 ATAU TC’=2Q-12=0  Q=12/2=6 TCMIN =(6)2 – 12(6) + 51 = 36 – 72 + 51 = 15 FC=51,VC=Q2 -12Q =(6)2–12(6)=36-72= -36 AC=TC/Q=15/6=2,5 AFC=FC/Q=51/6=8,5 AVC=VC/Q=- 36 /6 = - 6

1.4.3.1.1. MACAM-MACAM BIAYA. JAWAB : ΔQ=2  Q=6+ΔQ=6+2=8 TC=(8)2-12(8)+51=64-96+51=19 MCTOTAL= TC2-TC1=19-15=4 MCUNIT=(TC2-TC1)/ΔQ=(19-15)/2=4/2=2

1.4.3.1.2. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG SEMUA BIAYA PERUSAHAAN BERSIFAT VARIABEL, ARTINYA PERUSAHAAN TIDAK LAGI MEMILIKI BEBAN TETAP YANG HARUS DIKELUARKAN DALAM MASA PRODUKSI MELAINKAN SEMUA BIAYA YANG DIKELUARKAN BERHUBUNGAN DENGAN PROSES DAN OPERASIONAL PRODUKSI.

1.4.3.1.2. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG MISAL : UPAH ATAU GAJI TENAGA KERJA DALAM JANGKA PENDEK DIGOLONGKAN SEBAGAI BIAYA TETAP, AKAN TETAPI DALAM JANGKA PANJANG, GAJI ATAU UPAH BUKAN MERUPAKAN BEBAN TETAP AKAN TETAPI TELAH MENJADI VARIABEL KARENA TELAH MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR INTERNAL (KINERJA DAN KAPASITAS PRODUKSI) DAN FAKTOR EKSTERNAL (INFLASI ATAU BIAYA HIDUP). SECARA MATEMATIS TC=TVC.

1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN RUMUS MATEMATIS : µ = TR – TC = P*Q – (FC+VC) CONTOH KASUS 1 : BILA DIKETAHUI SUATU PERUSAHAAN MEMILIKI STRUKTUR MODAL TETAP ADALAH SEBESAR Rp. 1 JUTA DAN BIAYA PRODUKSI/UNIT ADALAH Rp. 1.500, BILA MISALKAN JUMLAH PRODUKSI ADALAH SEBANYAK 1.000 UNIT DENGAN HARGA JUAL Rp. 1.600/UNIT, TENTUKANLAH BERAPA BESAR TINGKAT KEUNTUNGAN PERUSAHAAN TERSEBUT ?

1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JAWAB : TC=1.000.000+1.500 Q P=1.600, Q=1.000, TR=1.600*1.000=1.600.000 TC=1.000.000 + 1.500(1.000)=2.500.000 µ=TR–TC=1.600.000–2.500.000 = - 900.000 JADI PERUSAHAAN MENGALAMI KERUGIAN.

1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MENCARI BEP : QBEP = FC/(P – V) QBEP=1.000.000/(1.600–1.500)=10.000 UNIT µ =(Q – QBEP)(P – V ) µQ=1.000=(1.000 – 10.000)(1.600 – 1.500) µ=(- 9.000)(100) = - 900.000  RUGI. UNTUK Q = 11.000 µq=11.000=(11.000 – 10.000)(1.600 – 1.500). µ=(1.000)(100) = 100.000  UNTUNG..

1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN SOAL LATIHAN 1. BILA DIKETAHUI FUNGSI BIAYA ATAS PRODUKSI BARANG X ADALAH TC=8000+25Q. HARGA JUAL PRODUK/UNIT Rp. 40, TENTUKANLAH BERAPA BESAR KEUNTUNGAN PERUSAHAAN BILA JUMLAH PRODUKSINYA SEBANYAK 5.000 UNIT DAN TENTUKAN JUGA BERAPA BESARNYA JUMLAH YANG HARUS DIPRODUKSI BILA PERUSAHAAN INGIN MENDAPATKAN KEUNTUNGAN SEBESAR Rp. 100.000, (DALAM HAL INI, JUMLAH PRODUKSI IMPAS TIDAK DIMINTA UNTUK DIHITUNG MAKA SEBAIKNYA TETAP MENGGUNAKAN RUMUS KONVENSIONAL)

1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JAWABAN µ = TR – TC = 40 (5000) – 8000 – 25(5000) = 200.000 – 8.000 – 125.000=Rp. 67.000 BILA µ = 100.000 100.000 = 40 (Q) – 8000 – 25 Q 15 Q = 108.000  Q = 108.000/15 = 720 UNIT

1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN QBEP = 8000/(40 – 25) = 533,33 UNIT µ = (5000 – 533,33) ( 40 – 25 ) µ = (4466,67)(15) = Rp. 67.000

1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN 2. SUATU PERUSAHAAN JASA BOGA MENGELUARKAN BIAYA TOTAL SEBESAR Rp. 10 JUTA UNTUK MENGHASILKAN SEJUMLAH MAKANAN. BILA MISALKAN JUMLAH YANG DIPESAN ADALAH SEBANYAK 1000 PORSI, MAKA TENTUKANLAH BERAPAKAH HARGA JUAL/PORSI BILA MISALKAN PERUSAHAAN INGIN MENDAPATKAN KEUNTUNGAN SEBESAR 40 % DARI MODALNYA (BIAYA YANG DIKELUARKAN) ?

1.4.3.1.3. TEORI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JAWABAN µ = (P – AC )(Q) 40 % * 10 JUTA=(P - 10 JUTA/1000)* 1000 4.000.000 = 1000 P – 10.000.000 1000 P = 14.000.000 P = 14.000.000 / 1000 = 14.000

1.5. TEORI PASAR 1.5.1. PERSAINGAN SEMPURNA (PERFECT COMPETITION). 1.5.1.1. PAJAK DALAM PERSAINGAN SEMPURNA. 1.5.1.2. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA.

1.5.1. PERSAINGAN SEMPURNA (PERFECT COMPETITION). CIRI-CIRI : 1. PEMBELI DAN PENJUAL SANGAT BANYAK. - PEMBELI DAN PENJUAL TIDAK SESUKANYA MENENTUKAN HARGA DI PASAR 2. JUMLAH BARANG YANG DIPERJUAL BELIKAN BANYAK DAN SERAGAM. - PENJUAL HANYA JENIS BARANG YANG SAMA (KUALITAS DAN BANYAKNYA MACAM PRODUK) 3. BEBAS KELUAR DAN MASUK BAGI PENGUSAHA. - PENJUAL DAN PEMBELI KONDISI DI PASAR.

1.5.1. PERSAINGAN SEMPURNA (PERFECT COMPETITION). CIRI-CIRI : 4. BENAR-BENAR HARGA YANG SESUAI DAN SAMA DENGAN LAINNYA. 5. MOBILITAS SUMBER-SUMBER EKONOMI RELATIF SEMPURNA. - SUPLAI BARANG HARUSLAH RELATIF SEMPURNA AGAR TIDAK TERJADI KELANGKAAN BARANG.

1.5.1.1. PAJAK DALAM PERSAINGAN SEMPURNA. PAJAK YANG DIKENAKAN PADA PERUSAHAAN YANG BIASANYA AKAN BERPENGARUH PADA HARGA, MAKA PAJAK DALAM PERSAINGAN SEMPURNA HANYA MENAMBAH BIAYA DAN BIAYA TAMBAHAN SEBAGAI AKIBAT DARI MENAMBAH JUMLAH PRODUKSI (MARGINAL COST)

1.5.1.2. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA. KEKUATAN DARI PERSAINGAN SEMPURNA PENGGUNAAN SUMBER DAYA (FAKTOR PRODUKSI). HARUS SEEFISIEN MUNGKIN. KEBEBASAN BERTINDAK DAN MEMILIH. HARGA JUAL BARANG DAN ATAU JASA ADALAH YANG TERMURAH. BAGI MASYARAKAT (KONSUMEN) TERDAPAT JAMINAN DALAM MENGKONSUMSI. KONSUMEN AKAN MENDAPATKAN LAYANAN PRA DAN PURNA JUAL YANG MEMUASKAN.

1.5.1.2. KEKUATAN DAN KELEMAHAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA. KELEMAHAN DARI PERSAINGAN SEMPURNA TIDAK MENDORONG ADANYA INOVASI (PENGEMBANGAN TEKNOLOGI) TERBATASNYA PILIHAN KONSUMEN KARENA PRODUK YANG DIJUAL SAMA (HOMOGEN). ASUMSI. - ASUMSI YANG MENSYARATKAN PERSAINGAN SEMPURNA AGAKNYA SANGAT SULIT DIWUJUDKAN (BILA TIDAK INGIN DIKATAKAN MUSTAHIL) TERUTAMA PENGETAHUAN KONSUMEN DAN PRODUSEN SEMPURNA DAN MOBILITAS PRODUK YANG JUGA SEMPURNA.

1.5.2. MONOPOLI 1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI HARGA) PADA PASAR MONOPOLI. 1.5.2.2. MONOPOLI PERUSAHAAN (MONOPOLI DENGAN SKALA USAHA/PABRIK YANG BERBEDA). 1.5.3. PERSAINGAN MONOPOLISTIS. 1.5.3.1. DIFERENSIASI PRODUK. 1.5.3.2. PERIKLANAN.

1.5.2. MONOPOLI BEBERAPA MACAM MONOPOLI : MONOPOLI USAHA/MONOPOLI ABSOLUT. - MONOPOLI YANG DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN ATAU BADAN USAHA KARENA MENGUASAI PRODUKSI DAN PENJUALAN SUATU PRODUK ATAU JASA SECARA SENDIRI/TANPA SAINGAN DALAM SUATU PASAR. 2. MONOPOLI PERUSAHAAN. - BERASAL DARI SATU KELOMPOK USAHA YANG TERDIRI ATAS BEBERAPA PERUSAHAAN YANG MENGHASILKAN PRODUK YANG RELATIF SAMA ATAU GENERIK (FUNGSI DAN MANFAAT YANG SAMA).

1.5.2. MONOPOLI 3. MONOPOLI PANGSA PASAR. - BERASAL DARI MONOPOLI PERUSAHAAN, AKAN TETAPI BILA PERUSAHAAN YANG BERSANGKUTAN TELAH MENGUASAI PANGSA PASAR ABSOLUT DI ATAS 50 % DAN MENJADI PEMIMPIN HARGA UNTUK PRODUK YANG SAMA DIHASILKAN DAN DIJUAL DI PASARAN. RUMUS LERNER (ABBA LERNER) : L = ( P – MC) / P JIKA : L = 1  MONOPOLI.

1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI HARGA) PADA PASAR MONOPOLI. CIRI DAN FUNGSI YANG SAMA AKAN TETAPI DENGAN HARGA YANG BERBEDA MEMPUNYAI SYARAT YAITU BARANG/JASA TERSEBUT RELATIF TIDAK DAPAT DIPINDAHKAN BARANG/JASA ITU MEMANG MEMUNGKINKAN UNTUK DIBERLAKUKAN PERBEDAAN HARGA. PERBEDAAN NILAI DERAJAT ELASTISITAS PRODUK TERSEBUT. APRESIASI MASYARAKAT.

1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI HARGA) PADA PASAR MONOPOLI. CONTOH KASUS 1 : DIKETAHUI FUNGSI PERMINTAAN DI PASAR Q = 15 – 0,5 P, BIAYA TETAP SEBESAR 10 DAN BIAYA VARIABEL 2 PER UNIT BARANG YANG DIJUAL, HITUNGLAH BERAPA HARGA YANG DITETAPKAN PADA KONSUMEN SERTA BANYAK BARANG YANG DIJUAL AGAR KEUNTUNGANNYA OPTIMAL (SATUAN RUPIAH), TENTUKAN JUGA DAYA MONOPOLI PERUSAHAAN INI.

1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI HARGA) PADA PASAR MONOPOLI. JAWABAN : TC = 10 + 2 Q Qd = 15 – 0,5 P  P = 15 – Q/0,5 = 30 – 2Q TR = (30 – 2Q)Q = 30Q – 2Q2 µ = 30Q – 2Q2 – 10 – 2Q. ∂µ/∂Q = 30 – 4Q – 2 = 0  ∂2µ/∂Q2 = - 4 4Q = 28  Q = 7 UNTUK Q=7  TR=30(7)-2(7)2=210-98=112 P=30-2(7)=30 – 14 = 16 AC = 10/Q + 2 = 10/7 + 2 =1,43+2=3,43 µ = 30(7) – 2(7)2 – 10 – 2(7) = 210 – 98 – 10 – 14 = 88

1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI HARGA) PADA PASAR MONOPOLI. JAWABAN : µ = (P – AC)Q = (16 – 3,43) 7 = 88 MC = 2 (TC = 10 + 2Q)  L = (P – MC) /P = (16-2)/16 = 0,875 = 0,9 Ed = ∂Q/∂P * P/Q  Q = 15 – 0,5P. ∂Q/∂P = | -0,5|  P=16, Q=7 Ed = 0,5 * 16/7 = 1,14 < 1  ELASTIS.

1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI HARGA) PADA PASAR MONOPOLI. CONTOH KASUS 2 DIKETAHUI SUATU PERUSAHAAN MEMPRODUKSI BARANG X DAN MENJUALNYA PADA 2 SEGMEN PASAR YANG BERBEDA, DI MANA FUNGSI PERMINTAAN MASING2 SEGMEN PASAR ADALAH Q1=100 – 8P, Q2=50 – 2P, SEDANGKAN FUNGSI BIAYA TC=40 + 5Q, TENTUKANLAH TINGKAT HARGA UNTUK MASING2 SEGMEN TERSEBUT YANG MEMBERIKAN PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN OPTIMUM ?

1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI HARGA) PADA PASAR MONOPOLI. JAWABAN : Q1=100–8P1 P1=100–Q1/8=12,5–0,125 Q1 TR1=P*Q1=(12,5 – 0,125Q1)Q1 = 12,5Q1 – 0,125Q12 MR1=12,5 – 0,25Q1  MR1’= - 0,25 < 0 Q2 = 50 – 2P2  P2 = (50 – Q2)/2 = 25 – 0,5Q2 TR2=P*Q2=(0,25 – 0,5 Q2)Q2=25Q – 0,5 Q22 MR2=25 – Q2  MR’=- 1 < 0 TC=40 + 5Q  MC=5 TCQ1+Q2 = 40 + 5(Q1+Q2).

1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI HARGA) PADA PASAR MONOPOLI. JAWABAN : MR1=MC=MR2 12,5–0,25 Q1 = 5  0,25 Q1=12,5 – 5  Q1=7,5/0,25 = 30 MR2=MC 25 – Q2=5 Q2=25 – 5 = 20 P1=12,5 – 0,125Q1  12,5 – 0,125(30)=12,5 – 3,75=8,75 P2= 25 – 0,5Q2=25 – 05,(20) = 25 – 10 = 15 TR1=12,5Q1–0,125Q12=12,5930)–0,125(30)2=375–112,5 = 262,5 TR2=25Q – 0,5Q22 = 25(20) – 0,5(20)2 = 500 – 200 = 300 TR=TR1+TR2=262,5 + 300 = 562,5 TC=40 + 5(30 + 20) = 40 + 250 = 290 µ = 562,5 – 290 = 272,5

1.5.2.1. PERBEDAAN HARGA (DESKRIMINASI HARGA) PADA PASAR MONOPOLI. Ed1=∂Q1/∂P1*P1/Q1=|-8|*8,75/30=70/30 = 2,33 Ed2=∂Q2/∂P2 * P2/Q2 = |-2|*15/20 = 30/20 = 1,5 Ed1 > Ed2

1.5.3. PERSAINGAN MONOPOLISTIS. CIRI-CIRI : TERDAPAT BANYAK PENJUAL DI PASAR (BILA DUA PENJUAL SAJA DISEBUT DUOPOLI DAN BILA LEBIH DISEBUT OLIGOPOLI). BARANG YANG DIPRODUKSI DAN DIPERJUALBELIKAN BERBEDA CORAK (UKURAN, MUTU DAN SATUAN HARGA). PERUSAHAAN TIDAK MEMILIKI KEKUATAN PENUH UNTUK MEMPENGARUHI HARGA DAN MENENTUKAN HARGA (BIASANYA DALAM PRAKTEK, PERUSAHAAN YANG “LEADER” DAN MENGUASAI PANGSA PASAR YANG SANGAT BESAR, KEMUNGKINAN SEBAGAI PENENTU DAN MEMPENGARUHI HARGA SANGAT BESAR SEKALI) KELUAR MASUK DALAM PASAR ADALAH SANGAT MUDAH (EASY COME EASY GO) KEGIATAN PROMOSI ADALAH MERUPAKAN SALAH SATU PENENTU KEBERHASILAN PERUSAHAAN.

1.5.3.1. DIFERENSIASI PRODUK. DEFERENSIASI PRODUK ADALAH USAHA UNTUK MEMBEDAKAN PRODUK YANG DIHASILKAN OLEH PERUSAHAAN DENGAN MEMBERIKAN DAYA TARIK BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG KEPADA KONSUMEN DIBANDINGKAN PERUSAHAAN LAIN YANG MENGHASILKAN PRODUK YANG SAMA/SEJENIS ATAUPUN YANG BERBEDA.

1.5.3.2. PERIKLANAN. PERIKLANAN ADALAH BAGIAN DARI KEGIATAN PROMOSI YANG DILAKUKAN DENGAN SENGAJA UNTUK TUJUAN : MEMPERKENALKAN KEPADA KONSUMEN MENGENAI PRODUK YANG DITAWARKAN OLEH PRODUSEN (MERK, BENTUK, HARGA DAN TEMPAT MENDAPATKANNYA). MENGINGATKAN KEPADA KONSUMEN MENGENAI PRODUK PRODUSEN TERSEBUT (MENGENAL KEBERADAANNYA, PEMBARUANNYA ATAUPUN TAMBAHAN KEMAMPUANNYA/KUALITASNYA). MENERANGKAN DAN MEMAKSA, BIASANYA UNTUK PRODUK YANG PERLU DIJELASKAN SECARA VISUAL DARI PERUSAHAAN DAN PRODUKSINYA DALAM JUMLAH TERBATAS, SEHINGGA DALAM MENGIKLANKANNYA SEOLAH-OLAH HANYA PRODUK MEREKALAH YANG PALING BAIK DAN JANGAN SAMPAI TIDAK MEMBELI, KARENA BILA TIDAK AKAN KEHABISAN.

1.5.4. OLIGOPOLI PASAR OLIGOPOLI ADALAH PASAR YANG HANYA TERDIRI DARI BEBERAPA PENJUAL (UNTUK PASAR YANG HANYA TERDAPAT DUA PENJUAL SAJA TERKADANG DISEBUT DUOPOLI. KONDISI USAHA : 1. PERBEDAAN PENETAPAN HARGA DAN JUMLAH PRODUKSI. 2. ADANYA KESEPAKATAN MENGENAI JUMLAH PRODUKSI YANG DAPAT DILAKUKAN PERUSAHAAN DENGAN HARGA YANG SAMA.

1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE). KESEPAKATAN BERUPA HARGA DAN PRODUKSI (KADANG DISEBUT KOLUSI ATAU KARTEL). TUJUAN ADANYA KESEPAKATAN ADALAH UNTUK MENGHINDARI PERANG HARGA YANG AKAN MEMBAWA KERUGIAN KESEPAKATAN DALAM JUMLAH PRODUKSI DAPAT BERUPA PEMBAGIAN SECARA MERATA YAITU PEMBAGIAN PENETAPAN JUMLAH PRODUKSI YANG DIDASARKAN PADA BANYAKNYA JUMLAH PERMINTAAN EFEKTIF DI PASAR.

1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE). CONTOH : MISALKAN DUA PERUSAHAAN A DAN B SEPAKAT UNTUK MEMPRODUKSI DALAM JUMLAH DAN TINGKAT HARGA JUAL YANG SAMA.DARI HASIL PENELITIAN DUA PERUSAHAAN TERSEBUT DIKETAHUI BAHWA PERMINTAAN EFEKTIF DI PASAR DIRUMUSKAN DALAM FUNGSI PERMINTAAN SBB : P = 60 – 1,2 Q. STRUKTUR BIAYA PADA PERUSAHAAN A ADALAH CA = 5 Q1 DAN PERUSAHAAN B ADALAH CB = 0,25 Q22. MAKA DAPAT DITENTUKAN BERAPA BANYAK JUMLAH UNIT YANG HARUS DIPRODUKSI BERSAMA BESERTA DENGAN TINGKAT HARGANYA SEBAGAI BERIKUT :

1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE). JAWABAN : R = P * Q, P = 60 – 1,2 Q R = (60 – 1,2 Q) Q = 60 Q – 1,2 Q2. MR = ∂R / ∂Q = 60 – 2,4 Q. CA = 5 Q1  MCA = 5 CB = 0,25 Q22  MCB = 0,5 Q2

1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE). OPTIMALISASI JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT HARGA ADALAH : MC1 = MC2 Q2 = 5/0,5 = 10 60 – 2,4(Q1 + 10) = 5 60 – 2,4Q1 – 24 – 5 = 0 2,4Q1 = 60 – 24 – 5  2,4Q1=31 Q1 = 31/2,4 = 12,9.

1.5.4.1. OLIGOPOLI DENGAN KESEPAKATAN (COLLUSIVE). A. DENGAN DEMIKIAN TOTAL PRODUKSI BERSAMA ADALAH : Q = Q1 + Q2 = 12,9 + 10 = 22,9 B. TINGKAT KEUNTUNGAN BERSAMA µ = 60Q – 1,2Q2 – 5Q1 – 0,25Q22 µ = 60(22,9) – 1,2(22,9)2 – 5(12,9) – 0,25(10)2 = 1374 – 629,29 – 64,5 – 25 = 655,21 C. TINGKAT HARGA BERSAMA. P = 60 – 1,2(22,9) = 60 – 27,48 = 32,52 D. KEUNTUNGAN MASING-MASING ADALAH PERUSAHAAN A : Q1 = QA µ = P * QA – CA = 419,51 – 64,5 = 355,01 PERUSAHAAN B : Q2 = QB µ = P * QB – CB = 32,52(10 – 0,25(10)2 = 325,2 – 25 = 300,2.

1.5.4.2. OLIGOPOLI TANPA KESEPAKATAN (NON-COLLUSIVE). BEBERAPA HAL YANG MUNGKIN TERJADI DALAM PASAR PERSAINGAN SEHUBUNGAN DENGAN TINGKAT HARGA DAN JUMLAH PRODUKSI (PRODUK YANG DIHASILKAN RELATIF SAMA) YAITU : BILA SATU PERUSAHAAN MENCOBA MEMPERBANYAK JUMLAH PRODUKSINYA AGAR HARGA JUAL PRODUKNYA RELATIF LEBIH MURAH DIBANDINGKAN DENGAN PESAINGNYA, MAKA BIASANYA DIIKUTI OELH PESAING DENGAN MENURUNKAN HARGA JUAL PRODUKNYA JUGA. BILA SATU PERUSAHAAN MULAI MENURUNKAN HARGA JUAL PRODUKNYA TANPA MENAMBAH JUMLAH PRODUKSINYA DENGAN MAKSUD UNTUK MENGUASAI PANGSA PASAR MAKA LANGKAH INI DIIKUTI OLEH PERUSAHAAN LAIN DENGAN MENURUNKAN HARGANYA SEMATA ATAU MENURUNKAN HARGA DENGAN CARA MENJUAL LEBIH BANYAK PRODUKNYA DI PASAR. BILA SATU PERUSAHAAN MENAIKKAN HARGA JUAL PRODUKNYA BAIK DENGAN CARA LANGSUNG PADA PENURUNAN HARGA ATAUPUN DENGAN CARA MENGURANGI JUMLAH PRODUKSINYA, MAKA PERUSAHAAN LAIN RELATIF TIDAK AKAN MENGIKUTINYA.

1.5.4.3. HAMBATAN DALAM PERSAINGAN OLIGOPOLI. BEBERAPA HAMBATAN-HAMBATAN DIANTARANYA ADALAH : 1. SKALA EKONOMIS. PERBESAR PRODUKSI, BIAYA PRODUKSI TURUN  HARGA LEBIH MURAH. 2. ONGKOS PRODUKSI YANG BERBEDA. PERUSAHAAN AKAN BISA MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MEMBUKA KAPASITAS PRODUKSI BARU DARI PADA TETAP MENGGUNAKAN KAPASITAS YANG LAMA DAN SETERUSNYA DAN HARUS MENGELUARKAN SEGALA MACAM BIAYA YANG TIDAK DISERTAI DENGAN PRODUKSI LANGSUNG (MISAL : BIAYA PENDIDIKAN KARYAWAN AGAR MENJADI TERAMPIL).

1.5.4.3. HAMBATAN DALAM PERSAINGAN OLIGOPOLI. 3. KEISTIMEWAAN HASIL PRODUKSI. BAGI PERUSAHAAN YANG TELAH LAMA BERDIRI DAN SAMA LAMANYA DENGAN PRODUK YANG DIHASILKAN MENYEBABKAN PRODUK TERSEBUT MENJADI DIKENAL OLEH MASYARAKAT DAN MENCIPTAKAN KONSUMEN YANG LOYAL PADA PRODUKNYA.

2. PENGANTAR BISNIS 2.1. DUNIA BISNIS. 2.1.1. BISNIS DAN LINGKUNGAN BISNIS. 2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. 2.1.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN BISNIS. 2.1.1.3. ETIKA BISNIS. 2.1.2. GLOBALISASI EKONOMI DAN BISNIS INTERNASIONAL. 2.1.2.1. GLOBALISASI DAN DAYA SAING. 2.1.2.2. KONSEP DALAM BISNIS INTERNASIONAL. 2.1.2.3. MENGAPA BISNIS GO INTERNASIONAL.

2. PENGANTAR BISNIS 2.1.3. SISTEM EKONOMI DUNIA DAN BISNIS. 2.1.3.2. HUBUNGAN EKONOMI DAN BISNIS. 2.1.4. BENTUK ORGANISASI BISNIS. 2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. 2.2.1. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA. 2.2.1.1. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA. 2.2.1.2. PERENCANAAN, PENARIKAN DAN SELEKSI SUMBER DAYA MANUSIA. 2.2.1.3. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM. 2.2.1.4. PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN. 2.2.1.5. PROMOSI DAN PEMBERHENTIAN. 2.2.2. MOTIVASI KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. 2.2.2.1. ASPEK UTAMA DALAM MOTIVASI, INDIVIDU DAN KEBUTUHAN. 2.2.2.2. MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA. 2.2.2.3. MEMOTIVASI MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF.

2. PENGANTAR BISNIS 2.3. PRODUKSI DAN PEMASARAN. 2.3.1. PENGELOLAAN PRODUKSI DAN OPERASI. 2.3.2. STRATEGI PEMASARAN.

PENGANTAR MANAJEMEN SEMESTER GENAP 2004/2005

PENGANTAR MANAJEMEN PENGERTIAN MANAJEMEN. MANAJEMEN DAN MANAJER. EVOLUSI DAN TEORI MANAJEMEN. MANAJEMEN & LINGKUNGAN LUAR ORGANISASI. PROSES PERENCANAAN. PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI. PEMBUATAN KEPUTUSAN.

PENGANTAR MANAJEMEN PENGORGANISASIAN WEWENANG DELEGASI DAN DESENTRALISASI PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI MOTIVASI KEPEMIMPINAN PROSES PENGAWASAN

DAFTAR PUSTAKA STONER, JAMES A.F., MANAGEMENT, PRENTICE HALL INC ENGLEWOOD CLIFFS, NEW YORK 1986 KOONZT, HAROLD CYRILL O’DONNEL AND HEINZ WEIRICH, MANAGEMENT, 8TH EDITION, MC GRAW HILL KOGAKUSHA LTD, TOKYO 1985 HANDOKO, T, MANAJEMEN EDISI II, BPFE-LPM, YKPN YOGYAKARTA 1986

BAB I. PENGERTIAN MANAJEMEN PERENCANAAN BERARTI BAHWA PARA MANAJER MEMIKIRKAN KEGIATAN-KEGIATAN MEREKA SEBELUM DILAKSANAKAN PENGORGANISASIAN BERARTI BAHWA PARA MANAJER MENGKOORDINASIKAN SUMBER DAYA MANUSIA & MATERIAL ORGANISASI PENGARAHAN BERARTI BAHWA PARA MANAJER MENGARAHKAN, MEMIMPIN & MEMPENGARUHI PARA BAWAHAN PENGAWASAN BERARTI PARA MANAJER BERUPAYA UTK MENJAMIN BAHWA ORGANISASI BERGERAK KE ARAH TUJUANNYA

PENGERTIAN MANAJEMEN MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI PENGERTIAN-PENGERTIAN YG BERBEDA DG ISTILAH MANAJEMEN APLIKASI-APLIKASI YG BERBEDA DARI ISTILAH MANAJEMEN

MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI MANAJEMEN SEBAGAI SUATU BIDANG ILMU PENGETAHUAN (SCIENCE) YG BERUSAHA SECARA SISTEMATIS UTK MEMAHAMI MENGAPA DAN BAGAIMANA MANUSIA BEKERJA BERSAMA UTK MENCAPAI TUJUAN & MEMBUAT SISTEM KERJASAMA INI LEBIH BERMANFAAT BAGI KEMANUSIAAN MANAJEMEN BUKAN HANYA MERUPAKAN ILMU / SENI, TETAPI KOMBINASI DARI KEDUANYA.

MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI KRITERIA-KRITERIA SEBAGAI PROFESI DPT DIPERINCI BERIKUT : PARA PROFESIONAL MEMBUAT KEPUTUSAN ATAS DASAR PRINSIP UMUM PARA PROFESIONAL MENDAPATKAN STATUS UNTUK MENCAPAI STANDAR PRESTASI KERJA TERTENTU, BUKAN KARENA FAVORITISME ATAU SUKU BANGSA / AGAMA/ KRITERIA POLITIK / SOSIAL LAINYA.

MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI 3. PARA PROFESIONAL HARUS DITENTUKAN OLEH SUATU KODE ETIK YANG KUAT, DENGAN DISIPLIN UTK MEREKA YANG MENJADI KLIENNYA.

PENGERTIAN-PENGERTIAN YG BERBEDA DG ISTILAH MANAJEMEN MANAJEMEN BERBEDA DG KEWIRASWASTAAN MANAJEMEN BERBEDA DG SUPERVISI

MANAJEMEN BERBEDA DG KEWIRASWASTAAN DEFINISI WIRASWASTA ADALAH MEMAHAMI, MENDAPATKAN SUMBER DAYA-SUMBER DAYA, ,MENGORGANISASIKAN DAN MENJALANKAN PERUSAHAAN (BISNIS) CENDERUNG MENJADI PENGAMBIL RESIKO YG MENDORONG OLEH MOTIF KEUNTUNGAN

MANAJEMEN BERBEDA DG SUPERVISI SUPERVISI ADALAH PENGARAHAN DAN PENGENDALIAN KARYAWAN-KARYAWAN TINGKAT BAWAH DALAM SUATU ORGANISASI SEPERTI MANDOR ATAU KEPALA TUKANG

BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER

BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER TINGKAT MANAJEMEN MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER

TINGKAT MANAJEMEN MANAJER LINI MANAJER MENENGAH MANAJER PUNCAK

MANAJEMEN LINI MEMIMPIN DAN MENGAWASI TENAGA-TENAGA OPERASIONAL. PARA MANAJER INI SERING DISEBUT DENGAN KEPALA ATAU PIMPINAN (LEADER), MANDOR (FOREMAN) DAN PENYELIA (SUPERVISOR)

MANAJEMEN MENENGAH MEMBAWAHI & MENGARAHKAN KEGIATAN PARA MANAJER LAINNYA DAN KADANG KARYAWAN OPERASIONAL. SEBUTAN BAGI MANAJER MENENGAH ADALAH MANAJER DEPARTEMEN, KEPALA PENGAWAS (SUPERINTENDENS) DSB. CONTOH : KEPALA BAGIAN MEMBAWAHI BEBERAPA KEPALA SEKSI ATAU KEPALA SUB DIVISI

MANAJEMEN PUNCAK TERDIRI DARI SEKELOMPOK KECIL EKSEKUTIF BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESELURUHAN MANAJEMEN ORGANISASI. SEBUTAN BAGI MANAJER PUNCAK ADALAH DIREKTUR, PRESIDEN, KEPALA DIVISI, WAKIL PRESIDEN SENIOR DSB.

MANAJEMEN PUNCAK PERBEDAAN TINGKATAN MANAJEMEN AKAN MEMBEDAKAN PD FUNGSI MANAJEMEN YG DILAKSANAKAN FUNGSI UTAMA MANAJEMEN. PD TINGKATAN MANAJEMEN RENDAH, PARA MANAJER AKAN BANYAK MELAKSANAKAN FUNGSI MANAJEMEN OPERATIF. SEMAKIN TINGGI TINGKATANNYA, SEMAKIN LEBIH TERLIBAT DG MANAJEMEN ADMINISTRATIF

MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM MANAJER FUNGSIONAL MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB HANYA ATAS SATU KEGIATAN ORGANISASI SEPERTI PRODUKSI, PEMASARAN, KEUANGAN , KEPEGAWAIAN (PERSONALIA) ATAU AKUNTANSI KEGIATAN-KEGIATAN DARI FUNGSI-FUNGSI LAINNYA ADA DI BAWAH TANGGUNG JAWAB MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL LAINNYA.

MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM SEBAGAI CONTOH : MANAJER PEMASARAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS SELURUH KEGIATAN DISTRIBUSI TETAPI HARUS MINTA BANTUAN KEPADA MANAJER PERSONALIA UTK MASALAH TENAGA PENJUALANNYA. MANAJER UMUM MEMPUNYAI TUGAS UTK MENGATUR, MENGAWASI & BERTANGGUNG JAWAB ATAS SATUAN KERJA KESELURUHAN ATAU DIVISI OPERASI DLM SATUAN KERJA

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PENYUSUNAN PERSONALIA PENGARAHAN PENGAWASAN

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PERENCANAAN ADALAH PEMILIHAN ATAU PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI PENENTUAN STRATEGI, KEBIJAKSANAAN, PROYEK, PROGRAM, PROSEDUR, METODE, SISTEM, ANGGARAN DAN STANDAR

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGORGANISASIAN ADALAH PENENTUAN SUMBER DAYA DAN KEGIATAN YG DIBUTUHKAN UTK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI PERANCANGAN & PENGEMBANGAN SUATU ORGANISASI / KELOMPOK KERJA YG AKAN MEMBAWA KE ARAH TUJUAN PENUGASAN TANGGUNG JAWAB TERTENTU PENDELEGASIAN WEWENANG YG DIPERLUKAN UTK MELAKSANAKAN TUGAS

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENYUSUNAN ADALAH PENARIKAN (RECRUITMENT), LATIHAN & PENGEMBANGAN SERTA PENEMPATAN & PEMBERIAN ORIENTASI PARA KARYAWAN DLM LINGKUNGAN KERJA YG MENGUNTUNGKAN & PRODUKTIF KEGIATANNYA : PEMBUATAN SISTEM PENGGAJIAN, PENILAIAN KARYAWAN UTK PROMOSI, TRANSFER, LATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGARAHAN ADALAH MEMBUAT ATAU MENDAPATKAN PARA KARYAWAN MELAKUKAN APA YG DIINGINKAN DAN HARUS DILAKUKAN. KEGIATAN MELIPUTI : KUALITAS, GAYA DAN KEKUASAAN PEMIMPIN SERTA KEGIATAN KEPEMIMPINAN SPT KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN DISIPLIN.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGAWASAN ADALAH PENEMUAN DAN PENERAPAN CARA & PERALATAN UTK MENJAMIN BHW RENCANA TELAH DILAKSANAKAN SESUAI DG YG TELAH DITETAPKAN

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGAWASAN POSITIF MENCOBA UTK MENGETAHUI APAKAH TUJUAN ORGANISASI DICAPAI DG EFISIEN DAN EFEKTIF PENGAWASAN NEGATIF MENCOBA UTK MENJAMIN BHW KEGIATAN YG TIDAK DIINGINKAN ATAU DIBUTUHKAN TIDAK TERJADI ATAU TIDAK KEMBALI.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER FUNGSI PENGAWASAN ADALAH PENETAPAN STANDAR PELAKSANAAN PENENTUAN UKURAN-UKURAN PELAKSANAAN PENGUKURAN PELAKSANAAN NYATA & MEMBANDINGKAN DG STANDAR YG TELAH DITETAPKAN PENGAMBILAN TINDAKAN KOREKSI YG DIPERLUKAN BILA PELAKSANAAN MENYIMPANG DARI STANDAR.

KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER TUGAS PENTING MANAJER KEGIATAN YG DILAKUKAN MANAJER PERANAN-PERANAN MANAJER BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MANAJERIAL

TUGAS PENTING MANAJER MANAJER BEKERJA DG & MELALUI ORANG LAIN. MANAJER MEMADUKAN & MENYEIMBANGKAN TUJUAN YG SALING BERTENTANGAN & MENETAPKAN PRIORITAS. MANAJER BERTANGGUNG JAWAB & MEMPERTANGGUNGJAWABKAN. MANAJER HARUS BERPIKIR SECARA ANALISIS & KONSEPTUAL.

TUGAS PENTING MANAJER MANAJER ADALAH SEORANG MEDIATOR MANAJER ADALAH SEORANG POLITISI. MANAJER ADALAH SEORANG DIPLOMAT. MANAJER MENGAMBIL KEPUTUSAN-KEPUTUSAN SULIT.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN MANAJER KEGIATAN PRIBADI. KEGIATAN TEKNIS. ADMINISTRATIF. KEGIATAN INTERAKSIONAL.

KEGIATAN INTERAKSIONAL PERANAN ANTAR PRIBADI PERANAN INFORMASIONAL PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN

KEGIATAN ADMINISTRATIF PEMROSESAN KERTAS KERJA PENYIAPAN & ADMINISTRASI ANGGARAN MONITORING KEBIJAKSANAAN & PROSEDUR PEMELIHARAAN STABILITAS OPERASI

KEGIATAN TEKNIS PEKERJAAN DG PERALATAN-PERALATAN. PEMECAHAN MASALAH TEKNIS. PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI TEKNIS.

KEGIATAN PRIBADI PENGATURAN WAKTU. PENGEMBANGAN KARIER PRIBADI. KETERLIBATAN DG KEHIDUPANNYA SENDIRI.

PERANAN MANAJER PERANAN ANTAR PRIBADI. PERANAN INFORMASIONAL. PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN.

PERANAN ANTAR PRIBADI PEMUKA SIMBOLIS YAITU MENERIMA & MENJAMU TAMU. PEMIMPIN YAITU MENGATUR, MENDIDIK, MEMIMPIN, MEMBERIKAN MOTIVASI, BIMBINGAN, NASEHAT DLL KPD BAWAHAN. PERANTARA YAITU BERHUBUNGAN DG PIHAK LUAR SPT KLIEN, REKANAN, PEMERINTAH, DSB.

PERANAN INFORMASIONAL MONITORING ALIRAN INFORMASI. PENERUS INFORMASI YAITU MENYEBARKAN KEPUTUSAN BARU KPD BAWAHAN. PERWAKILAN YAITU SEBAGAI WAKIL ORGANISASI MEMBERI CERAMAH, IKUT SEMINAR, PERTEMUAN KADIN, WAWANCARA TVRI DSB.

PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN WIRASWASTA YAITU INISIATIF & KREATIF. PENANGKAL KESULITAN YAITU PENANGGULANGAN PEMOGOKAN, PEMBATALAN KONTRAK, PENAMPUNG KELUHAN, KEKURANGAN BAHAN DSB. PENGALOKASIAN SUMBER DAYA NEGOTIATOR YAITU PERUNDINGAN DG SERIKAT BURUH, KLIEN & PIHAK-PIHAK LAIN.

BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA PENGAWASAN 28,4 % PERENCANAAN 19,5 % PENGKOORDINASIAN 15,0 %. PENILAIAN 12,7 %. PENYELIDIKAN 12,6 %. PERUNDINGAN 6,0 %. PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN 4,1 % PERWAKILAN 1,8 %.

KETRAMPILAN MANAJERIAL KETRAMPILAN KONSEPTUAL ADALAH KEMAMPUAN MENTAL UTK MENGKOORDINASIKAN & MENGINTEGRASIKAN SELURUH KEPENTINGAN & KEGIATAN ORGANISASI. KETRAMPILAN KEMANUSIAAN ADALAH KEMAMPUAN UTK BEKERJA DG MEMAHAMI & MEMOTIVASI ORG LAIN BAIK SBG INDIVIDU ATAU KELOMPOK.

KETRAMPILAN MANAJERIAL 3. KETRAMPILAN ADMINISTRATIF ADALAH SELURUH KETRAMPILAN YG BERKAITAN DG PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN & PENGAWASAN. 4. KETRAMPILAN TEKNIK ADALAH KEMAMPUAN MENGGUNAKAN PERALATAN, PROSEDUR / TEKNIK DARI SUATU BIDANG TERTENTU SPT AKUNTANSI, PRODUKSI, PENJUALAN / PERMESINAN DSB.

BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER

BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER TINGKAT MANAJEMEN MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER

TINGKAT MANAJEMEN MANAJER LINI MANAJER MENENGAH MANAJER PUNCAK

MANAJEMEN LINI MEMIMPIN DAN MENGAWASI TENAGA-TENAGA OPERASIONAL. PARA MANAJER INI SERING DISEBUT DENGAN KEPALA ATAU PIMPINAN (LEADER), MANDOR (FOREMAN) DAN PENYELIA (SUPERVISOR)

MANAJEMEN MENENGAH MEMBAWAHI & MENGARAHKAN KEGIATAN PARA MANAJER LAINNYA DAN KADANG KARYAWAN OPERASIONAL. SEBUTAN BAGI MANAJER MENENGAH ADALAH MANAJER DEPARTEMEN, KEPALA PENGAWAS (SUPERINTENDENS) DSB. CONTOH : KEPALA BAGIAN MEMBAWAHI BEBERAPA KEPALA SEKSI ATAU KEPALA SUB DIVISI

MANAJEMEN PUNCAK TERDIRI DARI SEKELOMPOK KECIL EKSEKUTIF BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESELURUHAN MANAJEMEN ORGANISASI. SEBUTAN BAGI MANAJER PUNCAK ADALAH DIREKTUR, PRESIDEN, KEPALA DIVISI, WAKIL PRESIDEN SENIOR DSB.

MANAJEMEN PUNCAK PERBEDAAN TINGKATAN MANAJEMEN AKAN MEMBEDAKAN PD FUNGSI MANAJEMEN YG DILAKSANAKAN FUNGSI UTAMA MANAJEMEN. PD TINGKATAN MANAJEMEN RENDAH, PARA MANAJER AKAN BANYAK MELAKSANAKAN FUNGSI MANAJEMEN OPERATIF. SEMAKIN TINGGI TINGKATANNYA, SEMAKIN LEBIH TERLIBAT DG MANAJEMEN ADMINISTRATIF

MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM MANAJER FUNGSIONAL MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB HANYA ATAS SATU KEGIATAN ORGANISASI SEPERTI PRODUKSI, PEMASARAN, KEUANGAN , KEPEGAWAIAN (PERSONALIA) ATAU AKUNTANSI KEGIATAN-KEGIATAN DARI FUNGSI-FUNGSI LAINNYA ADA DI BAWAH TANGGUNG JAWAB MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL LAINNYA.

MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM SEBAGAI CONTOH : MANAJER PEMASARAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS SELURUH KEGIATAN DISTRIBUSI TETAPI HARUS MINTA BANTUAN KEPADA MANAJER PERSONALIA UTK MASALAH TENAGA PENJUALANNYA. MANAJER UMUM MEMPUNYAI TUGAS UTK MENGATUR, MENGAWASI & BERTANGGUNG JAWAB ATAS SATUAN KERJA KESELURUHAN ATAU DIVISI OPERASI DLM SATUAN KERJA

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PENYUSUNAN PERSONALIA PENGARAHAN PENGAWASAN

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PERENCANAAN ADALAH PEMILIHAN ATAU PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI PENENTUAN STRATEGI, KEBIJAKSANAAN, PROYEK, PROGRAM, PROSEDUR, METODE, SISTEM, ANGGARAN DAN STANDAR

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGORGANISASIAN ADALAH PENENTUAN SUMBER DAYA DAN KEGIATAN YG DIBUTUHKAN UTK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI PERANCANGAN & PENGEMBANGAN SUATU ORGANISASI / KELOMPOK KERJA YG AKAN MEMBAWA KE ARAH TUJUAN PENUGASAN TANGGUNG JAWAB TERTENTU PENDELEGASIAN WEWENANG YG DIPERLUKAN UTK MELAKSANAKAN TUGAS

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENYUSUNAN ADALAH PENARIKAN (RECRUITMENT), LATIHAN & PENGEMBANGAN SERTA PENEMPATAN & PEMBERIAN ORIENTASI PARA KARYAWAN DLM LINGKUNGAN KERJA YG MENGUNTUNGKAN & PRODUKTIF KEGIATANNYA : PEMBUATAN SISTEM PENGGAJIAN, PENILAIAN KARYAWAN UTK PROMOSI, TRANSFER, LATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGARAHAN ADALAH MEMBUAT ATAU MENDAPATKAN PARA KARYAWAN MELAKUKAN APA YG DIINGINKAN DAN HARUS DILAKUKAN. KEGIATAN MELIPUTI : KUALITAS, GAYA DAN KEKUASAAN PEMIMPIN SERTA KEGIATAN KEPEMIMPINAN SPT KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN DISIPLIN.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGAWASAN ADALAH PENEMUAN DAN PENERAPAN CARA & PERALATAN UTK MENJAMIN BHW RENCANA TELAH DILAKSANAKAN SESUAI DG YG TELAH DITETAPKAN

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGAWASAN POSITIF MENCOBA UTK MENGETAHUI APAKAH TUJUAN ORGANISASI DICAPAI DG EFISIEN DAN EFEKTIF PENGAWASAN NEGATIF MENCOBA UTK MENJAMIN BHW KEGIATAN YG TIDAK DIINGINKAN ATAU DIBUTUHKAN TIDAK TERJADI ATAU TIDAK KEMBALI.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER FUNGSI PENGAWASAN ADALAH PENETAPAN STANDAR PELAKSANAAN PENENTUAN UKURAN-UKURAN PELAKSANAAN PENGUKURAN PELAKSANAAN NYATA & MEMBANDINGKAN DG STANDAR YG TELAH DITETAPKAN PENGAMBILAN TINDAKAN KOREKSI YG DIPERLUKAN BILA PELAKSANAAN MENYIMPANG DARI STANDAR.

KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER TUGAS PENTING MANAJER KEGIATAN YG DILAKUKAN MANAJER PERANAN-PERANAN MANAJER BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MANAJERIAL

TUGAS PENTING MANAJER MANAJER BEKERJA DG & MELALUI ORANG LAIN. MANAJER MEMADUKAN & MENYEIMBANGKAN TUJUAN YG SALING BERTENTANGAN & MENETAPKAN PRIORITAS. MANAJER BERTANGGUNG JAWAB & MEMPERTANGGUNGJAWABKAN. MANAJER HARUS BERPIKIR SECARA ANALISIS & KONSEPTUAL.

TUGAS PENTING MANAJER MANAJER ADALAH SEORANG MEDIATOR MANAJER ADALAH SEORANG POLITISI. MANAJER ADALAH SEORANG DIPLOMAT. MANAJER MENGAMBIL KEPUTUSAN-KEPUTUSAN SULIT.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN MANAJER KEGIATAN PRIBADI. KEGIATAN TEKNIS. ADMINISTRATIF. KEGIATAN INTERAKSIONAL.

KEGIATAN INTERAKSIONAL PERANAN ANTAR PRIBADI PERANAN INFORMASIONAL PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN

KEGIATAN ADMINISTRATIF PEMROSESAN KERTAS KERJA PENYIAPAN & ADMINISTRASI ANGGARAN MONITORING KEBIJAKSANAAN & PROSEDUR PEMELIHARAAN STABILITAS OPERASI

KEGIATAN TEKNIS PEKERJAAN DG PERALATAN-PERALATAN. PEMECAHAN MASALAH TEKNIS. PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI TEKNIS.

KEGIATAN PRIBADI PENGATURAN WAKTU. PENGEMBANGAN KARIER PRIBADI. KETERLIBATAN DG KEHIDUPANNYA SENDIRI.

PERANAN MANAJER PERANAN ANTAR PRIBADI. PERANAN INFORMASIONAL. PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN.

PERANAN ANTAR PRIBADI PEMUKA SIMBOLIS YAITU MENERIMA & MENJAMU TAMU. PEMIMPIN YAITU MENGATUR, MENDIDIK, MEMIMPIN, MEMBERIKAN MOTIVASI, BIMBINGAN, NASEHAT DLL KPD BAWAHAN. PERANTARA YAITU BERHUBUNGAN DG PIHAK LUAR SPT KLIEN, REKANAN, PEMERINTAH, DSB.

PERANAN INFORMASIONAL MONITORING ALIRAN INFORMASI. PENERUS INFORMASI YAITU MENYEBARKAN KEPUTUSAN BARU KPD BAWAHAN. PERWAKILAN YAITU SEBAGAI WAKIL ORGANISASI MEMBERI CERAMAH, IKUT SEMINAR, PERTEMUAN KADIN, WAWANCARA TVRI DSB.

PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN WIRASWASTA YAITU INISIATIF & KREATIF. PENANGKAL KESULITAN YAITU PENANGGULANGAN PEMOGOKAN, PEMBATALAN KONTRAK, PENAMPUNG KELUHAN, KEKURANGAN BAHAN DSB. PENGALOKASIAN SUMBER DAYA NEGOTIATOR YAITU PERUNDINGAN DG SERIKAT BURUH, KLIEN & PIHAK-PIHAK LAIN.

BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA PENGAWASAN 28,4 % PERENCANAAN 19,5 % PENGKOORDINASIAN 15,0 %. PENILAIAN 12,7 %. PENYELIDIKAN 12,6 %. PERUNDINGAN 6,0 %. PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN 4,1 % PERWAKILAN 1,8 %.

KETRAMPILAN MANAJERIAL KETRAMPILAN KONSEPTUAL ADALAH KEMAMPUAN MENTAL UTK MENGKOORDINASIKAN & MENGINTEGRASIKAN SELURUH KEPENTINGAN & KEGIATAN ORGANISASI. KETRAMPILAN KEMANUSIAAN ADALAH KEMAMPUAN UTK BEKERJA DG MEMAHAMI & MEMOTIVASI ORG LAIN BAIK SBG INDIVIDU ATAU KELOMPOK.

KETRAMPILAN MANAJERIAL 3. KETRAMPILAN ADMINISTRATIF ADALAH SELURUH KETRAMPILAN YG BERKAITAN DG PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN & PENGAWASAN. 4. KETRAMPILAN TEKNIK ADALAH KEMAMPUAN MENGGUNAKAN PERALATAN, PROSEDUR / TEKNIK DARI SUATU BIDANG TERTENTU SPT AKUNTANSI, PRODUKSI, PENJUALAN / PERMESINAN DSB.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. PENGERTIAN BISNIS. - SUATU LEMBAGA BISNIS ADALAH BADAN HUKUM YANG MENGGUNAKAN DAN MENGKOORDINIR SUMBER-SUMBER EKONOMI UNTUK MENYEDIAKAN BARANG DAN JASA YANG DAPAT MEMUASKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT DENGAN CARA YANG MENGUNTUNGKAN. - BISNIS DALAH AKITIVITAS TERPADU YANG MELIPUTI PERTUKARAN PRODUK ATAU UANG YANG DILAKUKAN OLEH LEBIH DARI DUA PIHAK DENGAN MAKSUD MEMPEROLEH MANFAAT ATAU KEUNTUNGAN.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. PERUSAHAAN ADALAH ORGANISASI BISNIS YANG DIJALANKAN DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN DAN KEINGINAN PASAR / KONSUMEN UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DAN MENJAGA KELANGSUNGAN HIDUP SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SOSIAL.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DAN KEINGINAN MASYARAKAT ATAU KONSUMEN, PERUSAHAAN MENGGUNAKAN SUMBER-SUMBER EKONOMI SEBAGAI BERIKUT : A. MANUSIA. B. MODAL/UANG. C. MATERIAL. D. MESIN. E. METODE.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. LINGKUNGAN BISNIS. - ADALAH SEMUA FAKTOR-FAKTOR EKSTRIM YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN BAIK ORGANISASI MAUPUN KEGIATANNYA. - DIKELOMPOKKAN MENURUT LINGKUNGAN EKONOMI, INDUSTRI DAN GLOBAL.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. FAKTOR LINGKUNGAN PERUSAHAAN TERDIRI DARI : 1. LINGKUNGAN UMUM PERUSAHAAN. A. POLITIK. - TERKAIT DENGAN KEKUATAN POLITIK, SIFAT ORGANISASI POLITIK, SISTEM KEPARTAIAN, DLL YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS PERUSAHAAN. B. SOSIAL POLITIK. - STRUKTUR GOLONGAN YANG ADA DI MASYARAKAT DAPAT MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PERUSAHAAN TERMASUK SIFAT DAN PERKEMBANGAN DARI LEMBAGA SOSIAL.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. C. HUKUM. - SISTEM HUKUM YANG BERLAKU DI SUATU NEGARA TERKAIT DENGAN AKTIVITAS PERUSAHAAN SEPERTI HUKUM PERDATA. D. PEREKONOMIAN. - SISTEM PEREKONOMIAN AKAN MEMPENGARUHI BERBAGAI ASPEK EKONOMI DI MASYARAKAT SEPERTI SISTEM KEPEMILIKAN PERUSAHAAN, SISTEM PERPAJAKAN, SISTEM NILAI TUKAR, SISTEM PERBANKAN, STRUKTUR TENAGA KERJA PRODUKTIF, TINGKAT INVESTASI, POLA KONSUMSI, DAYA BELI MASYARAKAT, DLL

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. E. KEBUDAYAAN. - LATAR BELAKANG SEJARAH SUATU MASYARAKAT DI MANA PERUSAHAAN BERAKTIVITAS AKAN BERPENGARUH TERHADAP BAGAIMANA PERUSAHAAN MENYEDIAKAN BARANG DAN JASA. F. PENDIDIKAN. - PENDIDIKAN SECARA FORMAL MAUPUN NON FORMAL AKAN MEMPENGARUHI TINGKAT KEAHLIAN KHUSUS PADA MASYARAKAT.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. G. TEKNOLOGI. - TEKNOLOGI MERUPAKAN HAL YANG SANGAT PENTING BAIK DI BIDANG PERTANIAN, PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN BIDANG LAIN. H. DEMOGRAFI. - STRUKTUR DEMOGRAFI KEPENDUDUKAN AKAN DAPAT MEMPENGARUHI BAGAIMANA KETERSEDIAAN TENAGA KERJA USIA PRODUKTIF BAGI PERUSAHAAN.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. 2. LINGKUNGAN KHUSUS PERUSAHAAN. PEMASOK. PELANGGAN. PESAING.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. SISTEM PEREKONOMIAN. 1. KAPITALISME - KAPITALIS SESEORANG BEBAS UNTUK MEMILIKI KEKAYAAN, BEBAS MEMILIH DAN MEMBUAT BARANG DAN JASA. - 4 SIFAT POKOK KAPITALIS : a. HAK MILIK ATAS BARANG MODAL/ALAT PRODUKSI BERADA DI TANGAN PERORANGAN. b. PRINSIP EKONOMI PASAR, JADI HARGA DITENTUKAN OLEH KEKUATAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN (EKONOMI PASAR).

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. c. PERSAINGAN BEBAS DIJABARKAN: - KEBEBASAN BERDAGANG DAN MEMPUNYAI PEKERJAAN. - KEBEBASAN UNTUK MENGADAKAN KONTRAK. - KEBEBASAN HAK MILIK. - KEBEBASAN UNTUK MENGHASILKAN KEUNTUNGAN. d. PRINSIP KEUNTUNGAN, MEREKA HANYA MENJALANKAN USAHA YANG MENGUNTUNGKAN, JADI TIDAK ADA FUNGSI SOSIALNYA.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. 2. SOSIALISME. CIRI-CIRI : EKONOMI KESEJAHTERAAN. LEBIH BANYAK SIFAT ANJURAN DARIPADA PERINTAH. PEMERINTAH MENDORONG KEGIATAN EKONOMI. NASIONALISME HANYA DIJALANKAN BILA PEMILIKAN UMUM AKAN LEBIH BERMANFAAT BAGI KESEJAHTERAAN BANGSA DIBANDING PEMILIKAN PERSEORANGAN.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. 3. FASISME. PEMERINTAH MEMILIKI SEMUA INDUSTRI, INDIVIDU YANG INGIN BERUSAHA HARUS DAPAT PERSETUJUAN / IZIN PEMERINTAH MESKIPUN ADA KEBEBASAN MEMILIH TEMPAT USAHA.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. 4. KOMUNISME. - USAHA INDIVIDU DITENTUKAN PEMERINTAH DAN HARUS UNTUK KEPENTINGAN MASYARAKAT SECARA KESELURUHAN. - INDONESIA MENGANUT SISTEM PEREKONOMIAN YANG DISEBUT DEMOKRASI EKONOMI, DENGAN CIRI-CIRI SBB : a. PEREKONOMIAN DISUSUN SEBAGAI USAHA BERSAMA BERDASAR ASAS KEKELUARGAAN. b. CABANG-CABANG PRODUKSI YANG PENTING BAGI NEGARA DAN MENGUASAI HAJAT HIDUP ORANG BANYAK DIKUASAI OELH NEGARA.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. c. BUMI, AIR DAN KEKAYAAN ALAM YANG TERKANDUNG DI DALAM DIKUASAI OLEH NEGARA DAN DIPERGUNAKAN UNTUK SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT. d. SUMBER KEKAYAAN NEGARA DIPERGUNAKAN DENGAN PERMUFAKATAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT SERTA PENGAWASAN TERHADAP KEBIJAKAN ADA PADA LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. e. WARGANEGARA MEMILIKI KEBEBASAN DALAM MEMILIH PEKERJAANYANG DIKEHENDAKI SERTA MEMPUNYAI HAK AKAN PEKERJAAN DAN PENGHIDUPAN YANG LAYAK. f. HAK MILIK PERORANGAN DIAKUI DAN PEMANFAATANNYA TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DENGAN KEPENTINGAN MASYARAKAT. g. POTENSI, INISIATIF DAN DAYA KREASI SETIAP WARGANEGARA DIKEMBANGKAN SEPENUHNYA DALAM BATAS YANG TIDAK MERUGIKAN KEPENTINGAN UMUM. h. FAKIR MISKIN DAN ANAK-ANAK TERLANTAR DIPELIHARA OLEH NEGARA.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS SISTEM DEMOKRASI EKONOMI INI HARUS MENGHINDARKAN : ADANYA PENGHISAPAN MANUSIA ATAS MANUSIA SEPERTI YANG TERDAPAT DALAM SISTEM KAPITALISME. ADANYA SISTEM ETATISME, INISIATIF DAN DAYA KREASI MASYARAKAT DIMATIKAN OLEH NEGARA. ADANYA SISTEM MONOPOLI YAKNI ADANYA PEMUSATAN KEKUASAAN EKONOMI PADA SATU KELOMPOK TERTENTU.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS. KEWIRAUSAHAAN. ORANG YANG BEKERJA SENDIRI, TERKADANG DIARTIKAN SEBAGAI SEORANG WIRAUSAHA. SEORANG WIRAUSAHA ADALAH SEORANG YANG DENGAN GIGIH BERUSAHA UNTUK MENJALANKAN SESUATU KEGIATAN BISNIS AGAR MENCAPAI HASIL YANG DAPAT DIBANGGAKAN.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS KARAKATERISTIK WIRAUSAHAWAN DORONGAN UNTUK BERPRESTASI. BEKERJA KERAS. MEMPERHATIKAN KUALITAS. SANGAT BERTANGGUNG JAWAB BERORIENTASI PADA IMBALAN. OPTIMIS. BERORIENTASI PADA HASIL YANG BAIK. MAMPU MENGELOLA UANG BERORIENTASI PADA UANG.

2.1.1.1. PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS CIRI-CIRI WIRAUSAHAWAN YANG BERHASIL : PERCAYA DIRI. BERORIENTASI KEMANUSIAAN. BERORIENTASI TUGAS DAN KEPUTUSAN. SIKAP KEASLIAN IDE DAN KREATIF. BERORIENTASI MASA DEPAN. BERSEDIA MENGAMBIL RESIKO. KEMAMPUAN MEMBUAT KEPUTUSAN. BERORIENTASI PERENCANAAN. KEMAMPUAN MENDIRIKAN PERUSAHAAN. KEMAMPUAN MANAJEMEN.

2.1.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN BISNIS. TUJUAN BISNIS ADALAH : KELANGSUNGAN HIDUP. PERTUMBUHAN PERUSAHAAN. PENGHARGAAN / PRESTISE KESEJAHTERAAN ANGGOTA. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.

2.1.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN BISNIS. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUJUAN BISNIS : PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN KEINGINAN KONSUMEN. KEUNTUNGAN USAHA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN YANG BERKELANJUTAN. MENGATASI BERBAGAI RESIKO. TANGGUNG JAWAB.

2.1.1.3. ETIKA BISNIS. HARUSKAH BISNIS DIOPERASIKAN DENGAN BERLANDASKAN PADA NILAI-NILAI ETIS YANG BERLAKU DI MASYARAKAT ? DUNIA BISNIS HARUS BERFUNGSI SOSIAL DAN DIOPERASIKAN DENGAN MENGINDAHKAN ETIKA-ETIKA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT. PARA PENGUSAHA JUGA HARUS MENGHINDAR DARI UPAYA YANG MENYALAHGUNAKAN SEGALA CARA UNTUK MENGEJAR KEUNTUNGAN PRIBADI SEMATA TANPA PEDULI PADA BERBAGAI AKIBAT YANG MERUGIKAN PIHAK LAIN, MASYARAKAT LUAS, BAHKAN MERUGIKAN BANGSA DAN NEGARA.

2.1.2. GLOBALISASI EKONOMI DAN BISNIS INTERNASIONAL - GLOBALISASI EKONOMI MEMBUAT PROSS PRODUKSI DAN KONSUMSI BARANG DAN JASA MENJADI SUATU KERJA INTERNASIONAL. - PROSES GLOBALISASI MENGALAMI PERKEMBANGAN YANG PESAT DENGAN ADANYA DORONGAN SBB : 1. DORONGAN PASAR. 2. DORONGAN BIAYA. 3. DORONGAN PEMERINTAH.

2.1.2. GLOBALISASI EKONOMI DAN BISNIS INTERNASIONAL 4. DORONGAN PERSAINGAN. - PERUSAHAAN MULTINASIONAL BERUSAHA AGAR MAMPU MENGHASILKAN PRODUK MURAH DENGAN MENCARI SUMBER EKONOMI MURAH DIPADUKAN DENGAN TEKNOLOGI CANGGIH. 5. DORONGAN LAINNYA. - TEKNOLOGI INFORMASI MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR YANG PENTING DALAM MEMPERCEPAT PROSES GLOBALISASI.

2.1.2. GLOBALISASI EKONOMI DAN BISNIS INTERNASIONAL FAKTOR-FAKTOR GLOBALISASI : KEDEKATAN (PROXIMITY) LOKASI (LOCATION) SIKAP (ATTITUDES).

2.1.2.1. GLOBALISASI DAN DAYA SAING. PERSAINGAN ADALAH INTI DARI KEBERHASILAN ATAU KEGAGALAN SUATU ORGANISASI. STRATEGI BERSAING ADALAH PENCARIAN POSISI BERSAING YANG MENGUNTUNGKAN DALAM SUATU INDUSTRI. DUA MACAM KEUNGGULAN BERSAING YAITU : KEUNGGULAN BIAYA DAN DIFERENSIASI. GLOBALISASI MENYEBABKAN DAYA SAING MENJADI LEBIH PENTING BAGI PERUSAHAAN DAN NEGARA. DAYA SAING ADALAH POSISI RELATIF SUATU ORGANISASI ATAU NEGARA DIBANDINGKAN DENGAN YANG LAIN.

2.1.2.1. GLOBALISASI DAN DAYA SAING SIKAP MANAJER INTERNASIONAL 1. ETHNOCENTRIC MANAGER. - MANAJER INI MEMPUNYAI PERILAKU DAN BUDAYA KERJA YANG DIMILIKI OLEH NEGARA ASALNYA SELALU LEBIH BAIK DIBANDINGKAN DENGAN BUDAYA NEGARA MITRA (HOST COUNTRY). 2. POLYCENTRIC MANAGER. - MANAJER INI BERANGGAPAN BAHWA ANTARA NEGARA ASAL DAN NEGARA MITRA MEMILIKI BUDAYA YANG AMAT BERBEDA. - MEREKA BERANGGAPAN BAHWA BISNIS DI NEGARA MITRA LEBIH EFEKTIF DIJALAKAN OLEH MANAJER LOKAL YANG LEBIH MENGETAHUI KONDISI LAPANGAN. 3. GEOCENTRIC MANAGER. - MANAJER INI MEMILIKI ANGGAPAN BAHWA BUDAYA NEGARA ASAL MEMILIKI PERBEDAAN DENGAN BUDAYA NEGARA MITRA, NAMUN TERDAPAT PULA KESAMAAN BUDAYA PADA BEBERAPA ASPEK.

2.1.2.2. KONSEP DALAM BISNIS INTERNASIONAL. NERACA PERDAGANGAN (BALANCE OF TRADE). - PERBEDAAN ANTARA NILAI EKSPOR DENGAN NILAI IMPOR SUATU NEGARA (DALAM SATUAN MONETER). - NILAI IMPOR MELEBIHI NILAI EKSPOR MAKA TERJADI DEFISIT PERDAGANGAN DAN NEGARA TERSEBUT MEMILIKI NERACA YANG KURANG DISUKAI (UNFAVORABLE). NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENTS). - PERBEDAAN ANTARA TOTAL PEMBAYARAN PADA NEGARA LAIN DAN TOTAL PENERIMAAN DARI NEGARA LAIN. - POS-POS PEMBAYARAN YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN ADALAH : a) EKSPOR. e) NERACA INVESTASI. b) IMPOR. f) SEKTOR MONETER. c) JASA-JASA g) POS SELISIH PERHITUNGAN. d) PENDAPATAN MODAL.

2.1.2.2. KONSEP DALAM BISNIS INTERNASIONAL. NILAI TUKAR (EXCHANGE RATE). - SETIAP NEGARA DI DUNIA MEMILIKI MATA UANG (CURRENCY) SENDIRI. - KURS MATA UANG SUATU NEGARA DAPAT MENGALAMI DEVALUASI ATAU REVALUASI. - DEVALUASI ADALAH NAIKNYA NILAI TUKAR MATA UANG NEGARA LAIN APABILA DIPERTUKARKAN DENGAN MATA UANG DOSMETIK. - REVALUASI ADALAH TURUNNYA NILAI TUKAR MATA UANG NEGARA-NEGARA LAIN APABILA DIPERTUKARKAN DENGAN MATA UANG DOSMETIK.

2.1.2.3. MENGAPA BISNIS GO INTERNASIONAL. DUNIA BISNIS DIHADAPKAN PADA LINGKUP OPERASI YAITU MEMASUKI DUNIA BISNIS PADA LINGKUP DOSMETIK SEMATA ATAU TERJUN PADA BISNIS DOMESTIK DAN INTERNASIONAL.

2. PENGANTAR BISNIS 2.1.3. SISTEM EKONOMI DUNIA DAN BISNIS. 2.1.3.2. HUBUNGAN EKONOMI DAN BISNIS. 2.1.4. BENTUK ORGANISASI BISNIS. 2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 2.1.4.2. BENTUK PERSEKUTUAN. 2.1.4.3. FIRMA. 2.1.4.4. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV). 2.1.4.5. BENTUK KERJASAMA YANG LAIN. 2.1.4.6. BENTUK PERSEROAN TERBATAS. 2.1.4.7. BENTUK PERSEROAN YANG LAIN.

2.1.3.1. SISTEM EKONOMI DUNIA. SISTEM EKONOMI ADALAH CARA YANG DIGUNAKAN SUATU MASYARAKAT DALAM MENGALOKASIKAN SUMBERDAYA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BARANG DAN JASA. SISTEM EKONOMI SUATU MASYARAKAT AKAN MENENTUKAN JENIS DAN JUMLAH BARANG DAN JASA YANG AKAN DIPRODUKSI, SIAPA YANG MEMPRODUKSI DAN SIAPA YANG MENGGUNAKAN.

2.1.3.2. HUBUNGAN EKONOMI DAN BISNIS. PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN PRODUK NASIONAL BRUTO. - PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) ADALAH TOTAL PRODUK YANG DIHASILKAN OLEH SEMUA PIHAK YANG BERADA DALAM WILAYAH NASIONAL SUATU NEGARA, BAIK SEBAGAI WARGA NEGARA MAUPUN BUKAN. - PRODUK NASIONAL BRUTO (PNB) ADALAH TOTAL PRODUK YANG DIHASILKAN OLEH PENDUDUK SUATU NEGARA BAIK YANG BERDOMISILI DI DALAM NEGERI MAUPUN DI LUAR NEGERI.

2.1.3.2. HUBUNGAN EKONOMI DAN BISNIS. TINGKAT PENGANGGURAN. - TINGKAT PENGANGGURAN MERUPAKAN FENOMENA NEGARA-NEGARA DALAM MENJALANKAN PEMBANGUNAN DI SEGALA BIDANG. - BISNIS HANYA MERUPAKAN SALAH SATU CARA DALAM MEMECAHKAN PERSOALAN DALAM MENJAWAB PERSOALAN PENGANGGURAN, DUNIA KERJA DAN LAPANGAN PEKERJAAN.

2.1.3.2. HUBUNGAN EKONOMI DAN BISNIS. PERTUMBUHAN EKONOMI BERKAITAN ERAT DENGAN TINGKAT PENGANGGURAN. SEMAKIN TINGGI TINGKAT PENGANGGURAN BERARTI SEMAKIN SEDIKIT ORANG YANG BERPENGHASILAN. HAL INI AKAN MENYEBABKAN DAYA BELI MASYARAKAT TERHADAP BERBAGAI PRODUK PERUSAHAAN MENURUN. - TINGKAT PENGANGGURAN DAPAT DI ATASI MELALUI PROGRAM YANG TERPADU ANTARA PENDIDIKAN DAN MENUMBUHKAN IKLIM BISNIS (PENDEKATAN KULTURAL).

2.1.3.2. HUBUNGAN EKONOMI DAN BISNIS. INFLASI DAN INDEKS HARGA KONSUMEN. - TAHUKAH ANDA TENTANG INFLASI ? BAGAIMANA DAMPAK TINGKAT INFLASI YANG TINGGI TERHADAP BISNIS ? - INFLASI DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI KECENDERUNGAN UMUM AKAN KENAIKAN HARGA-HARGA PRODUK. - SEMAKIN CEPAT HARGA MENINGKAT, SEMAKIN TINGGI INDEKS HARGA KONSUMEN. - SEMAKIN TINGGI INDEKS HARGA KONSUMEN, SEMAKIN TINGGI TINGKAT INFLASI - SEMAKIN TINGGI TINGKAT INFLASI, SEMAKIN MENURUN DAYA BELI MASYARAKAT.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. BADAN USAHA PERSEORANGAN. - BADAN USAHA PERSEORANGAN YANG KEPEMILIKAN DAN PENGELOLAANNYA DITANGANI OLEH SATU ORANG. - CIRI-CIR : MODAL KECIL, JUMLAH TENAGA KERJA SEDIKIT, TERBATASNYA KEANEKARAGAMAN PRODUK DAN JASA YANG DIHASILKAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI YANG MASIH SEDERHANA. PERSEKUTUAN (PARTNERSHIP). - SUATU UNIT BISNIS MUNGKIN DIAWALI DENGAN BENTUK BADAN USAHA PERORANGAN KEMUDIAN BERKEMBANG MENJADI PERSEKUTUAN DAN AKHIRNYA BISA TERBENTUK KORPORASI ATAU PERSEROAN.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. KATEGORI PERSEKUTUAN. - KATEGORI UMUM. 1. PERSEKUTUAN UMUM YAITU PIHAK YANG TERLIBAT AKTIF DALAM PENGELOLAAN USAHA SEHINGGA MEMILIKI TANGGUNG JAWAB YANG TIDAK TERBATAS ATAS KEWAJIBAN USAHA. 2. PERSEKUTUAN TERBATAS YAITU PIHAK YANG TIDAK TERLIBAT SECARA AKTIF DALAM PENGELOLAAN USAHA. PARTNER TERBATAS MEMILIKI TANGGUNG JAWAB ATAS KEWAJIBAN USAHA HANYA SEBESAR ANDIL ATAU INVESTASI YANG DITANAMKAN. - KATEGORI SPESIFIK. 1. SILENT PARTNER : PARTNER YANG DIKENAL UMUM DAN TIDAK TERLIBAT SECARA AKTIF DALAM PENGELOLAAN USAHA. 2. SECRET PARTNER : PARTNER YANG TERLIBAT SECARA NYATA DALAM PENGELOLAAN USAHA TETAPI TIDAK DIKENAL UMUM.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 2. SECRET PARTNER : PARTNER YANG TERLIBAT SECARA NYATA DALAM PENGELOLAAN USAHA TETAPI TIDAK DIKENAL UMUM. 3. NOMINAL PARTNER YAITU PARTNER YANG MEMINJAMKAN NAMANYA UNTUK KEPENTINGAN HUBUNGAN MASYARAKAT NAMUN TIDAK TERLIBAT SECARA NYATA DALAM PENGELOLAAN USAHA. 4. DORMAT PARTNER YAITU PARTNER YANG TIDAK AKTIF DALAM PENGELOLAAN USAHA DAN NAMANYA TIDAK DIKENAL. 5. SENIOR PARTNER YAITU PARTNER YANG MEMILIKI TANGGUNG JAWAB LEBIH BESAR. 6. JUNIOR PARTNER YAITU PARTNER YANG MEMILIKI TANGGUNG JAWAB TERBATAS, BIASANYA MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS YANG TIDAK STRATEGIS.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. BENTUK PERSEKUTUAN. 1. FIRMA. - PERSEKUTUAN INI DILAKUKAN OLEH DUA ORANG ATAU LEBIH DENGAN NAMA BERSAMA UNTUK MENJALANKAN SUATU BISNIS. - PEMBENTUKAN FIRMA MENGAKIBATKAN TANGGUNG JAWAB MASING-MASING ANGGOTA FIRMA TIDAK TERBATAS, MESKIPUN TERDAPAT PEMISAHAN ANTARA HARTA USAHA DAN HARTA PRIBADI, NAMUN ANGGOTA FIRMA MEMPUNYAI KEHARUSAN MELUNASI KEWAJIBAN USAHA SAMPAI PADA HARTA PRIBADINYA.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 2. PERSEKUTUAN KOMANDITER (COMMANDITAIRE VENNOTSCHAAP/CV). - PADA DASARNYA CV SAMA DENGAN FIRMA YAITU PERSEKUTUAN ANTARA DUA ORANG ATAU LEBIH YANG MEMILIKI TUJUAN BERSAMA UNTUK MENDIRIKAN USAHA. - KEANGGOTAAN DALAM CV DIBAGI MENJADI DUA PIHAK YANG MEMILIKI TANGGUNG JAWAB BERBEDA KARENA TINGKAT KETERLIBATAN DALAM PENGELOLAAN YANG BERBEDA. - SEBAGIAN PIHAK MEMILIKI KETERLIBATAN YANG TINGGI DALAM MEMIMPIN DAN MENGELOLA USAHA SERTA BERTANGGUNG JAWAB PENUH ATAS KEWAJIBAN USAHA SAMPAI PADA HARTA PRIBADI ATAU DISEBUT SEBAGAI PRTNER UMUM. - SEBAGIAN PIHAK YANG LAIN HANYA BERTANGGUNG JAWAB SEBATAS MODAL YANG DIIKUTSERTAKAN DALAM USAHA ATAU DISEBUT PARTNER TERBATAS.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. BENTUK KERJASAMA BISNIS YANG LAIN. JOINT VENTURE. - JOINT VENTURE MERUPAKAN SUATU KERJA SAMA ANTARA BEBERAPA PERUSAHAAN UNTUK MENCAPAI KONSENTRASI KEKUATAN EKONOMI YANG LEBIH PADAT. - CIRI UTAMANYA ADALAH KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH SALAH SEORANG PARTNER MASIH TETAP MENGIKAT PARTNER YANG LAIN. - KEWAJIBAN SEMUA PIHAK DALAM JOINT VENTURE SAMA SEPERTI KEWAJIBAN DALAM PARTNERSHIP. - JOINT VENTURE TIDAK HARUS MELIBATKAN DUA NEGARA YANG BERBEDA. DUA PERUSAHAAN DARI NEGARA YANG SAMA JUGA DAPAT MEMBENTUK JOINT VENTURE.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 2. SYNDICATE. SYNDICATE ADALAH KERJA SAMA ANTARA DUA UNIT USAHA UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU YANG SPESIFIK. MISALNYA SUATU SINDIKAT KELOMPOK PERUSAHAAN INVESTASI DIBENTUK DENGAN TUJUAN MENJUAL SEJUMLAH BESAR SAHAM PERUSAHAAN. KEPUTUSAN MANAJERIALNYA ADA DI TANGAN KELOMPOK PADA SINDIKAT TERSEBUT..

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 3. TRUST. TRUST MERUPAKAN ORGANISASI USAHA YANG SENGAJA DIBENTUK UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN-KERUGIAN DAN MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. TRUST ADALAH PENGGABUNGAN DUA UNIT USAHA MENJADI SATU DAN MASING-MASING UNIT USAHA KEHILANGAN IDENTITASNYA. TANGGUNG JAWAB PEMILIK SAHAM HANYA SEBATAS MODAL YANG DITANAMKAN, MAKA TRUST MERUPAKAN SALAH SATU JENIS PERSEROAN.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 4. KARTEL. KARTEL ADALAH PERSEKUTUAN PERUSAHAAN DI BAWAH SUATU PERJANJIAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU. IDENTITAS PERUSAHAAN : UTUH DAN TETAP BERDIRI SENDIRI. BENTUK-BENTUK KARTEL ADALAH KARTEL DAERAH (PEMBAGIAN DAERAH PEMASARAN), KARTEL KONDISI (PENGATURAN SYARAT-SYARAT PENJUALAN, PENYERAHAN BARANG, PEMBERIAN DISKON DAN SEBAGAINYA) DAN KARTEL HARGA (PENENTUAN HARGA MINIMAL)

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 5. HOLDING COMPANY. HOLDING COMPANY TERJADI APABILA ADA SUATU PERUSAHAAN DALAM KONDISI YANG BAIK SECARA FINANSIAL KEMUDIAN MEMBELI SAHAM-SAHAM DARI PERUSAHAAN LAIN. HOLDING COMPANY MENYERAHKAN PENGELOLAAN BISNIS YANG DIMILIKINYA PADA MANAJEMEN YANG TERPISAH (TERDESENTRALISASI) CONTOH : BAKRIE & BROTHERS.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. KORPORASI (PERSEROAN TERBATAS / PT). ADALAH ORGANISASI BISNIS YANG BERBENTUK BADAN HUKUM, DI MANA TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN USAHA TERPISAH DARI PEMILIK MODALNYA. BENTUK BADAN USAHA INI BERBEDA DENGAN BADAN USAHA PERSEORANGAN MAUPUN PERSEKUTUAN KARENA PEMILIK TIDAK HARUS MEMIMPIN DAN MENGELOLA PERUSAHAAN. PENGELOLAAN MANAJEMEN PERUSAHAAN DISERAHKAN KEPADA ORANG LAIN YANG MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MELAKSANAKANNYA.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. EKSPANSI BISNIS. - PERLUASAN ATAU EKSPANDI BISNIS DILAKUKAN UNTUK MENCAPAI EFISIENSI, KEUNTUNGAN YANG LEBIH TINGGI DAN LEBIH KOMPETITIF. DILAKUKAN DENGAN BEBERAPA CARA YAITU : PENGGABUNGAN (MERGER) - MERGER ADALAH PENGGABUNGAN DUA ATAU BEBERAPA PERUSAHAAN MENJADI SATU PERUSAHAAN YANG TERPADU. - PERUSAHAAN YANG DOMINAN AKAN TETAP MEMPERTAHANKAN IDENTITASNYA DAN AKAN MENGABURKAN IDENTITAS PERUSAHAAN LAIN YANG DIGABUNG.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. - TIGA JENIS MERGER YAITU : VERTIKAL, HORISONTAL DAN KONGLOMERASI. + MERGER VERTIKAL TERJADI JIKA DUA PERUSAHAAN YANG BERADA PADA TINGKAT KEMAMPUAN OPERASIONAL YANG BERBEDA, NAMUN MASIH DALAM INDUSTRI YANG BERKAITAN BERGABUNG MENJADI SATU. CONTOH PERUSAHAAN MINYAK GORENG YANG MEMBELI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. + MERGER HORISONTAL TERJADI JIKA DUA ATAU BEBERAPA PERUSAHAAN YANG BERADA PADA TINGKAT KEMAMPUAN OPERASIONAL YANG SAMA DAN BERADA DALAM SATU INDUSTRI, BERGABUNG MENJADI SATU. CONTOH : PERUSAHAAN JOHSON & JOHSON MEMBELI 17 PERUSAHAAN LAIN YANG MEMBUAT PRODUK FARMASI, PERALATAN MEDIS, SISTEM MONITORING GLUKOSA DARAH DAN LENSA KONTAK.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. + KONGLOMERASI TERJADI JIKA DUA ATAU BEBERAPA PERUSAHAAN YANG BERADA PADA INDUSTRI BERBEDA BERGABUNG MENJADI SATU. CONTOH : PERUSAHAAN PERAKITAN MOBIL YANG MEMBELI PERUSAHAAN AGROBISNIS.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 2. AKUISISI. PERUSAHAAN YANG MENGINGINKAN TERSEDIANYA PASOKAN BAHAN BAKU ATAU TERJAMIN PRODUKNYA AKAN DISERAP PASAR. AKUISISI TERJADI APABILA SUATU PERUSAHAAN MEMBELI PERUSAHAAN YANG TERTARIK DAN BERSEDIA UNTUK DIBELI, TETAPI KEDUA PERUSAHAAN MASIH MEMILIKI IDENTITAS MASING-MASING.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 3. PENGAMBILALIHAN SECARA PAKSA (HOSTILE TAKE OVER) JIKA MERGER DAN AKUISISI SEPERTI DIJELASKAN DI ATAS BERSIFAT SUKARELA ATAU BERSAHABAT MAKA HOSTILE TAKE OVER DILAKUKAN SECARA PAKSA. PENGAMBILALIHAN SECARA PAKSA ADALAH AKUISISI PERUSAHAAN SECARA PAKSA YANG DILAKUKAN DENGAN CARA MEMBUKA PENAWARAN ATAS SAHAM PERUSAHAAN YANG DIINGINKAN DI PASAR MODAL DENGAN HARGA DI ATAS HARGA PASAR.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. - LEVERAGE BUYOUT ADALAH USAHA YANG DILAKUKAN OLEH PIHAK MANAJEMEN PERUSAHAAN UNTUK MEMBELI PERUSAHAAN LAIN DENGAN MENGGUNAKAN DANA PINJAMAN (UTANG), JIKA BERUNTUNG MAKA AKAN DAPAT MEMILIKI PERUSAHAAN TANPA HARUS MEMPUNYAI MODAL YANG BESAR TERLEBIH DAHULU.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. BENTUK-BENTUK PERSEROAN YANG LAIN. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN). BUMN ADALAH ORGANISASI BISNIS YANG DIMILIKI OLEH PEMERINTAH DENGAN TUJUAN UNTUK MENYEJAHTERAKAN DAN MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT. JENIS-JENIS BUMN YAITU PERJAN (PERUSAHAAN NEGARA JAWATAN), PERUM (PERUSAHAAN NEGARA UMUM) DAN PT (PERSEROAN TERBATAS).

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. PERUSAHAAN YANG BERBENTUK PERUM MISALNYA PERUM PEGADAIAN, PERUMKA DAN SEBAGAINYA. PESERO ADALAH BUMN YANG BERTUJUAN UNTUK MENCARI KEUNTUNGAN SEBANYAK MUNGKIN DENGAN MENGGUNAKAN FAKTOR PRODUKSI SECARA EFISIEN. SAHAM-SAHAMNYA SEBAGIAN DIMILIKI OLEH PEMERINTAH DAN SEBAGIAN LAGI OLEH MASYARAKAT UMUM, MISALNYA PT ANEKA TAMBANG, PT PERKEBUNAN, PT PELNI DAN SEBAGAINYA.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 2. KOPERASI. KOPERASI ADALAH ORGANISASI EKONOMI RAKYAT YANG BERWATAK SOSIAL, BERANGGOTAKAN ORANG-ORANG ATAU BADAN HUKUM, SEBAGAI USAHA BERSAMA BERDASARKAN ASAS KEKELUARGAAN DAN KEGOTONGROYONGAN. TUJUAN KOPERASI ADALAH UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTANYA.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. PARA ANGGOTA DIWAJIBKAN UNTUK MEMBAYAR SIMPANAN POKOK MAUPUN SIMPANAN WAJIB YANG TELAH DITETAPKAN DALAM ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART). BERDASARKAN TINGKATANNYA KOPERASI DIBEDAKAN MENJADI KOPERASI PRIMER, KOPERASI PUSAT, GABUNGAN KOPERASI DAN INDUK KOPERASI.

2.1.4.1. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS. 3. ORGANISASI NON PROFIT (YAYASAN). ADALAH ORGANISASI YANG BERBENTUK KORPORASI UNTUK MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT. YAYASAN DIDIRIKAN DENGAN TUJUAN UNTUK MELAKUKAN USAHA-USAHA YANG BERSIFAT SOSIAL, BUKAN UNTUK MENCARI KEUNTUNGAN. KEKAYAAN YAYASAN TERPISAH DARI KEKAYAAN ANGGOTANYA DAN KEGIATAN USAHANYA JAUH DARI PERSAINGAN BISNIS. DANA OPERASIONAL DIPEROLEH DARI SUMBANGAN PARA DONATUR.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. 2.2.1. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA. - PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DIMULAI DENGAN PERENCANAAN SDM, MENARIK SDM DAN PROSES SELEKSI SERTA MELAKUKAN PELATIHAN TERHADAP KARYAWAN YANG TELAH ADA. - ASPEK KOMPENSASI JUGA MERUPAKAN ASPEK PENTING DALAM MEMPERTAHANKAN KARYAWAN DALAM BEKERJA DI PERUSAHAAN DAN YANG TERAKHIR ADALAH PENGELOLAAN ASPEK KEAMANAN KERJA BAGI KARYAWAN. - SUMBER DAYA MANUSIA MEMILIKI CIRI KHAS YANG UNIK YAITU SIFAT MANUSIA YANG BERBEDA-BEDA SATU SAMA LAIN, MEMILIKI POLA PIKIR DAN BUKAN BENDA MATI.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2.1.1. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA. - SERING DISEBUT MANAJEMEN PERSONALIA (SDM) ADALAH BAGIAN DARI PROSES PENCAPAIAN TUJUAN PERUSAHAAN MELALUI PENGORGANISASIAN, PENYUSUNAN PERSONALIA, PENGARAHAN, MEMPERTAHANKAN SERTA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA YANG ADA DALAM ORGANISASI. 2.2.1.2. PERENCANAAN, PENARIKAN DAN SELEKSI SUMBER DAYA MANUSIA. PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA. - PROSES MENENTUKAN KEBUTUHAN SDM DAN MENJAMIN BAHWA ORGANISASI MEMILIKI JUMLAH DAN KUALITAS YANG SESUAI DENGAN YANG DIBUTUHKAN PADA SAAT YANG TEPAT.

2. PENGANTAR BISNIS 2. ANALISIS PEKERJAAN, DESKRIPSI PEKERJAAN DAN SPESIFIKASI PEKERJAAN. - PROSES PENENTUAN TUGAS-TUGAS YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH SESEORANG DENGAN KUALIFIKASI PENGETAHUAN, KEAHLIAN DAN KEMAMPUAN. 3. PENARIKAN SUMBER DAYA MANUSIA. CARA PERUSAHAAN MENDAPATKAN KARYAWAN DAN MERUPAKAN TANTANGAN BAGI SEMUA BAGIAN PERSONALIA. PENARIKAN ADALAH PROSES PENCARIAN DAN MEMIKAT CALON TENAGA KERJA YANG MAMPU MELAMAR SEBAGAI KARYAWAN PERUSAHAAN DENGAN KUALIFIKASI YANG BAIK.

2. PENGANTAR BISNIS 4.PROSES PENARIKAN DAN KENDALA-KENDALA. PROSES DIMULAI DENGAN MENCARI PELAMAR DAN DIAKHIRI DENGAN PENYERAHAN LAMARAN-LAMARAN DARI CALON KARYAWAN. PELAKSANA DARI PROSES INI ADALAH DEPARTEMEN PERSONALIA DENGAN NAMA TIM RECRUITERS. 5. SELEKSI SUMBER DAYA MANUSIA. PROSES YANG DIMULAI DENGAN PENYARINGAN AWAL DAN DIAKHIRI DITERIMA. TAHAPAN-TAHAPAN PROSES SELEKSI YAITU : MELENGKAPI FORMULIR LAMARAN. WAWANCARA AWAL DAN WAWANCARA LANJUTAN. TES SELEKSI, MISALNYA TES PENGETAHUAN UMUM DAN TES PSIKOLOGI. PEMERIKSAAN LATAR BELAKANG CALON TENAGA KERJA. TES FISIK ATAU KESEHATAN. PERCOBAAN, YAITU SUATU TAHAP YANG HARUS DILALUI OLEH CALON TENAGA KERJA SEBELUM DIPUTUSKAN MENJADI TENAGA KERJA TETAP.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2.1.3. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM. - PENGELOLAAN SDM TIDAK BERHENTI SAMPAI DITERIMANYA KARYAWAN BEKERJA DI PERUSAHAAN, NAMUN PERLU ADANYA PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERTA KEAHLIAN KARYAWAN. MASA ORIENTASI. KARYAWAN BARU BIASANYA MENDAPATKAN MASA ORIENTASI YAITU MASA PENGENALAN KONDISI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA. ORIENTASI DIHARAPKAN AKAN MENURUNKAN PERASAAN TERASING, CEMAS DAN KHAWATIR TERHADAP DUNIA KERJA YANG DIHADAPINYA.

2. PENGANTAR BISNIS TUJUAN DARI ORIENTASI INI DIHARAPKAN AKAN MEMILIKI KEBERANIAN DALAM BEKERJA DAN PADA SAATNYA NANTI AKAN MENJUMPAI DAN MENYELESAIKAN MASALAH BARU YANG TIDAK ADA SELAMA ORIENTASI. B. PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA. PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA MERUPAKAN SUATU AKTIVITAS UNTUK MENDIDIK KARYAWAN TENTANG BAGAIMANA MELAKSANAKAN PEKERJAAN. DEMI KEBERHASILAN PELATIHAN MAKA PERLU DILAKUKAN TAHAP-TAHAP SEPERTI PENILAIAN KEBUTUHAN YANG MENDIAGNOSA MASALAH-MASALAH DAN TANTANGAN LINGKUNGAN YANG DIHADAPI.

2. PENGANTAR BISNIS C. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA. PENGEMBANGAN KARYAWAN YAITU AKTIVITAS UNTUK MEMPERSIAPKAN KARYAWAN DALAM MELAKSANAKAN TANGGUNG JAWAB PEKERJAAN MELALUI PROSES MEMBANGUN DAN MENDIDIK KARYAWAN TERSELEKSI SEHINGGA MEMILIKI KSA (KNOWLEDGE, SKILL AND ABILITY) YANG DIBUTUHKAN DI MASA DATANG. D. MANFAAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN. MASA ORIENTASI TIDAK CUKUP BAGI KARYAWAN UNTUK MENGENAL DAN MEMPELAJARI PEKERJAAN YANG DILAKUKANNYA. SECARA JANGKA PANJANG PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN MEMILIKI MANFAAT BAGI KARYAWANDALAM MENUNJANG KARIR DAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DI MASA DATANG. BAGI PERUSAHAAN PROGRAM INI MERUPAKAN INVESTASI JANGKA PANJANG UNTUK SUKSES DALAM BISNIS MELALUI ORANG-ORANG YANG BERKUALITAS DI BIDANGNYA.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2.1.4. PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN. PENILAIAN KINERJA MENCAKUP KEGIATAN BERIKUT : PENETAPAN STANDAR PRESTASI. MENGKOMUNIKASIKAN STANDAR KERJA. MENGUKUR PRESTASI. MENDISKUSIKAN HASIL PENGUKURAN DENGAN KARYAWAN. MENGAMBIL TINDAKAN KOREKSI. MENGGUNAKAN HASIL EVALUASI UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2.1.5. PROMOSI DAN PEMBERHENTIAN. PROMOSI ADALAH PERUBAHAN PEKERJAAN YANG MENUNTUT TANGGUNG JAWAB YANG LEBIH BESAR DENGAN PENINGKATAN GAJI SEBAGAI KOMPENSASINYA. PROMOSI DALAM ORGANISASI TERGANTUNG PADA BEBERAPA ASPEK DAN SENIORITAS MERUPAKAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PROMOSI.

2. PENGANTAR BISNIS PEMBERHENTIAN ATAU SEPARASI KERJA ADALAH KELUARNYA KARYAWAN DARI LINGKUNGAN ORGANISASI, BAIK SECARA SUKARELA MAUPUN SECARA PAKSA. SALAH SATU BENTUK PEMBERHENTIAN SUKARELA ADALAH ADANYA PENSIUN DINI DAN PENSIUN REGULER.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2.2. MOTIVASI KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. MOTIVASI ADALAH KONDISI PSIKOLOGIS YANG MERUPAKAN HASIL DARI INTERAKSI ANTARA KEBUTUHAN INDIVIDU DAN FAKTOR LUAR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SESEORANG. SEBAGAI CONTOH: SESEORANG YANG MEMILIKI KEBUTUHAN UNTUK MAKAN PERILAKUNYA AKAN DIARAHKAN UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN-KEGIATAN YANG DAPAT MEMUASKAN KEBUTUHAN MAKANNYA.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2.2. MOTIVASI KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. MOTIVASI ADALAH KONDISI PSIKOLOGIS YANG MERUPAKAN HASIL DARI INTERAKSI ANTARA KEBUTUHAN INDIVIDU DAN FAKTOR LUAR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SESEORANG. SEBAGAI CONTOH: SESEORANG YANG MEMILIKI KEBUTUHAN UNTUK MAKAN PERILAKUNYA AKAN DIARAHKAN UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN-KEGIATAN YANG DAPAT MEMUASKAN KEBUTUHAN MAKANNYA.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2.2.1. ASPEK UTAMA DALAM MOTIVASI, INDIVIDU DAN KEBUTUHAN. 2.2.2.2. MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA. MOTIVASI DIPERCAYA MEMILIKI HUBUNGAN YANG ERAT DENGAN SEMANGAT KERJA YANG TINGGI. SEMANGAT KERJA TINGGI AKAN MEMPENGARUHI PRESTASI KERJA KARYAWAN YANG BERSANGKUTAN. MOTIVASI JUGA MEMILIKI HUBUNGAN YANG ERAT DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN. KARYAWAN YANG MEMILIKI MOTIVASI TINGGI MEMILIKI KEMUNGKINAN LEBIH TINGGI UNTUK BERPRESTASI LEBIH BAIK DIBANDINGKAN DENGAN KARYAWAN YANG MEMILIKI TINGKAT MOTIVASI RENDAH. MOTIVASI MEMILIKI HUBUNGAN YANG POSITIF DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN.

2. PENGANTAR BISNIS 2.2.2.3. MEMOTIVASI MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF. MASALAH YANG SERING TERJADI DALAM PERUSAHAAN ADALAH TERJADINYA KOMUNIKASI SATU ARAH DALAM PENYELESAIAN PEKERJAAN, PENYAMPAIAN INFORMASI DAN ASPEK-ASPEK LAIN ANTAR INDIVIDU. PEMIMPIN PERUSAHAAN MEMBERIKAN INSTRUKSI TUGAS, PELIMPAHAN WEWENANG DAN HAL-HAL LAIN KEPADA BAWAHAN TANPA MEMPERHATIKAN REAKSI DAN TANGGAPAN DARI BAWAHAN, AKIBATNYA ALIRAN YANG TERJADI ADALAH ALIRAN SATU ARAH YAITU DARI ATASAN KEPADA BAWAHAN.

2. PENGANTAR BISNIS 2.3. PRODUKSI DAN PEMASARAN. 2.3.1. PENGELOLAAN PRODUKSI DAN OPERASI. 2.3.1.1. PRODUKSI, MANUFAKTUR DAN OPERASI. PRODUKSI MERUPAKAN KESELURUHAN PROSES YANG DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG ATAU JASA. PROSES INI TERDIRI DARI PENGERJAAN, IDE, SERTA PERENCANAAN SEDAIN TEKNIS. CONTOH : PADA REDAKSI MAJALAH, PROSES PRODUKSI YAITU PERENCANAAN, BUDGETING (PENGANGGARAN), PENYUSUNAN JADWAL, PEMBUATAN DESAIN DAN LAYOUT, PENULISAN, EDITING, PENGETIKAN, SENI DAN PERSIAPAN FOTO, PENGECEKAN, PENCETAKAN, PEMOTONGAN, PENJILIDAN SERTA PENGIRIMAN YANG TEPAT WAKTU

2. PENGANTAR BISNIS - MANUFAKTUR MERUPAKAN PROSES FISIK UNTUK MEMPRODUKSI BARANG DAN TIDAK TERGOLONG JASA. MANUFACTURE BERASAL DARI BAHASA LATIN YAITU KATA MANU YANG BERARTI TANGAN DAN FACTO YANG BERARTI MEMBUAT JADI MANUFACTURE BERARTI BUATAN TANGAN. OPERASI MERUPAKAN KESELURUHAN FUNGSI ATAU KEGIATAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKSANAKAN RENCANA STRATEGIS AGAR PERUSAHAAN DAPAT TERUS BEROPERASI.

2. PENGANTAR BISNIS 2.3.1.2. INDUSTRIALISASI DAN KONSUMERISME SELAMA TH 1920, SEBAGIAN NEGARA DI DUNIA MENJADI NEGARA INDUSTRI YANG SEMAKIN MAJU DAN KOMPETITIF. SETELAH PERANG DUNIA II, JEPANG DAN JERMAN (BARAT) MENJADI NEGARA YANG INDUSTRIALISASINYA KUAT. NEGARA YANG TERMASUK G7 ADALAH AMERIKA, KANADA, INGGRIS, PERANCIS, ITALIA. PERSAINGAN ANTARA NEGARA YANG MENGHASILKAN PRODUK YANG RELATIF SAMA SEMAKIN KUAT. KONSUMEN DIHADAPKAN OLEH BERBAGAI PILIHAN PRODUK YANG MUNGKIN TIDAK PERNAH DIPAHAMINYA.

2. PENGANTAR BISNIS BANYAK KRITIK YANG BERKAITAN DENGAN FASILITAS YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES MANUFAKTUR, SEPERTI KEADAAN BEBERAPA PABRIK YANG TELAH TUA, KETINGGALAN ZAMAN, TIDAK EFISIEN DAN KOTOR. KETIDAKPUASAAN KONSUMEN SEMAKIN HARI SEMAKIN MENINGKAT. DI INDONESIA, LEMBAGA YANG BERGERAK DALAM PERLINDUNGAN HAK-HAK KONSUMEN ADALAH YAYASAN LEMBAGA KONSUMEN INDONESIA (YLKI).

2. PENGANTAR BISNIS 2.3.1.3. PROSES MANUFAKTUR. PROSES MANUFAKTUR BERBEDA-BEDA TERGANTUNG PADA JENIS PRODUK YANG DIHASILKANNYA YAITU : ASSEMBLY PROCESS ATAU PROSES PERAKITAN MERUPAKAN PROSES PELETAKAN BAGIAN PRODUK SECARA BERSAMA-SAMA SEHINGGA MENGHASILKAN PRODUK YANG UTUH, CONTOHNYA PABRIK OPEL YANG MELAKUKAN ASSEMBLING DI INDONESIA, MERANGKAI BAGIAN-BAGIAN MOBIL TERSEBUT DI INDONESIA.

2. PENGANTAR BISNIS B. CONTINUOS PROCESS ATAU PROSES KONTINU MERUPAKAN TEKNIK PRODUKSI YANG DIGUNAKAN SECARA TERUS-MENERUS UNTUK MENGHASILKAN SATU JENIS PRODUK DALAM JUMLAH YANG BANYAK (PRODUK MASAL), CONTOHNYA PADA PERUSAHAAN COCA COLA.

2. PENGANTAR BISNIS C. INTERMITTENT PROCESS ADALAH TEKNIK PRODUKSI YANG MENGGUNAKAN SATU PROSES UNTUK MENGHASILKAN SEJUMLAH PRODUK, KEMUDIAN MENGUBAHNYA UNTUK MEMPRODUKSI SEJUMLAH PRODUK YANG BERBEDA, CONTOHNYA PABRIK TAS KULIT DAN IKAT PINGGANG KULIT, PADA PROSES PENYAMAKAN KULIT, KULIT MELALUI PROSES YANG SAMA, NAMUN KEMUDIAN MASING-MASING MELALUI PROSES YANG BERBEDA UNTUK MENJADI IKAT PINGGANG DAN TAS. D. PROSES ANALITIK YAITU PROSES UNTUK MENDAPATKAN BARANG YANG DIINGINKAN DENGAN JALAN MEMISAHKAN DARI BARANG LAIN, MISALNYA GAS ALAM CAIR (LNG) YANG HARUS DIPISAHKAN DARI KARBONDIOKSIDA.

2. PENGANTAR BISNIS E. PROSES SINTETIK YAITU PROSES PRODUKSI UNTUK MENGHASILKAN OUTPUT DENGAN JALAN MENGGABUNGKAN BEBERAPA JENIS BARANG YANG BERBEDA, MISALNYA UNTUK MENGHASILKAN MAKANAN TERNAK DIBUTUHKAN JAGUNG, BEKATUL, AIR DAN KONSENTRAT SERTA BEBERAPA BAHAN LAINNYA, SEMUA BAHAN TERSEBUT DICAMPUR MELALUI PROSES TERTENTU SEHINGGA MENJADI MAKANAN TERNAK. F. PROSES EKSTRAKTIF ADALAH PROSES UNTUK MENGHASILKAN BARANG DENGAN JALAN MENGAMBILNYA DARI ALAM, MISALNYA ROTAN, PASIR, DAMAR DAN SEBAGAINYA.

2. PENGANTAR BISNIS 2.3.1.4. METODE KUALITATIF, METODE TRANSPORTASI DAN METODE ANALISIS BIAYA. BEBERAPA METODA YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENILAI LOKASI PABRIK YAITU : 1. METODE KUALITATIF. + METODE INI BERDASAR PADA PENILAIAN OLEH SUATU TIM YANG DIBENTUK KHUSUS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG DITENTUKAN TERLEBIH DAHULU. 2. METODE TRANSPORTASI. + DIGUNAKAN BILA PERUSAHAAN YANG TELAH MEMILIKI BEBERAPA LOKASI PABRIK DAN BERMAKSUD UNTUK MENAMBAH PABRIK ATAU ADANYA RELOKASI PELAYANAN DARI SETIAP PABRIK YANG TELAH ADA.

2. PENGANTAR BISNIS 3. METODE ANALISIS BIAYA. + BERDASAR PADA PEMANFAATAN BIAYA VARIABEL UNTUK MEMBANTU PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI, SEHINGGA DAPAT DISUSUN HUBUNGANPERSAMAAN UNTUK MASING-MASING ALTERNATIF LOKASI ANTARA BIAYA YANG DITANGGUNG OLEH MASING-MASING LOKASI DENGAN VOLUME PRODUKSI YANG DIINGINKAN. 2.3.1.5. PENGELOLAAN MATERIAL, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN. PENGELOLAAN MATERIAL, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN MELIPUTI PERENCANAAN, PEMESANAN, PENYIMPANAN SERTA DISTRIBUSI BARANG DAN MATERIAL YANG DIBUTUHKAN UNTUK PROSES PRODUKSI. PEMBELIAN. PERSEDIAAN.

2. PENGANTAR BISNIS + PENILAIAN TERHADAP KUALITAS, 2.3.1.6. PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS. + PENILAIAN TERHADAP KUALITAS, KONSUMEN AKAN MEMPERTIMBANGKAN BERBAGAI DIMENSI KUALITAS YAITU : PERFORMANCE ATAU KINERJA. FEATURES, KARAKTERISTIK TAMBAHAN BAGI SUATU PRODUK, MISAL PAKET HANTARAN KE RUMAH YANG DILAKUKAN McDONALD’S. RELIABILITY, KONSISTENSI PRESTASI PRODUK SELAMA PERIODE TERTENTU, MISALNYA INTENSITAS CAHAYA YANG DIKELUARKAN OLEH BOLA LAMPU PHILIPS DALAM PERIODE PENGGUNAAN 1 TAHUN. CONFORMANCE, KEMAMPUAN PRODUK DALAM MEMENUHI STANDAR TERTENTU, MISALNYA KOMPUTER PACKARD BELL YANG COCOK MENGGUNAKAN SOFTWARE IBM.

2. PENGANTAR BISNIS 5. DURABILITY, TINGKAT KEAWETAN PRODUK, MISALNYA BATU BATERAI ENERGIZER YANG DAPAT DIGUNAKAN LEBIH LAMA DARI PESAINGNYA. 6. SERVICEABILITY, KEMUDAHAN PRODUK UNTUK DIREPARASI, MISALNYA KETERSEDIAAN BENGKEL DAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR HONDA. 7. AESTHETICS, DIMENSI KEINDAHAN, RASA, BAU SUATU PRODUK, MISALNYA KELEMBUTAN, BENTUK DAN AROMA ICE CREAM WALLS. 8. PERCEIVED QUALITY, IMAGE KUALITAS YANG DICIPTAKAN MELALUI PEMASARAN, MEREK (BRAND NAME) DAN REPUTASI, MISALNYA REPUTASI KENWOOD PADA INDUSTRI SOUND SYSTEM.

2. PENGANTAR BISNIS 2.3. PRODUKSI DAN PEMASARAN. 2.3.1. PENGELOLAAN PRODUKSI DAN OPERASI. 2.3.1.1. PRODUKSI, MANUFAKTUR DAN OPERASI. 2.3.1.2. INDUSTRIALISASI DAN KONSUMERISME 2.3.1.3. PROSES MANUFAKTUR. 2.3.1.4. METODE KUALITATIF, METODE TRANSPORTASI DAN METODE ANALISIS BIAYA. 2.3.1.5. PENGELOLAAN MATERIAL, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN. 2.3.1.6. PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS.

2. PENGANTAR BISNIS 2.3.2. STRATEGI PEMASARAN. 2.3.2.1. PENGERTIAN PEMASARAN. PEMASARAN ADALAH SEKELOMPOK AKTIVITAS YANG SALING BERKAITAN YANG DIRANCANG UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN KONSUMEN DAN MENGEMBANGKAN DISTRIBUSI, PROMOSI DAN PENETAPAN HARGA SERTA PELAYANAN UNTUK MEMUASKAN KEBUTUHAN KONSUMEN PADA TINGKAT KEUNTUNGAN TERTENTU. 2.3.2.2. KONSEP PRODUKSI, PRODUK, PENJUALAN, PEMASARAN DAN PEMASARAN SOSIAL. KONSEP PEMASARAN. KONSEP PEMASARAN MERUPAKAN KONSEP BISNIS YANG MUNCUL BELAKANGAN, TENAGA PEMASARAN YANG KUAT, PROMOSI YANG GENCAR DAN PRODUK YANG SECARA TEKNIS BERMUTU, TERNYATA TIDAK MENJAMIN KEBERHASILAN PERUSAHAAN DALAM JANGKA PANJANG.

2. PENGANTAR BISNIS 2. KONSEP PRODUKSI. KONSEP ATAU ORIENTASI PRODUKSI MENEKANKAN BAHWA KEGIATAN PRODUKSI HARUS DIUTAMAKAN DAN DILAKUKAN SEBANYAK-BANYAKNYA UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN. 3. KONSEP PRODUK. JIKA KOMPETITOR/PESAING MULAI MUNCUL, KONSEP PRODUKSI MUNGKIN AKAN GOYAH, KONSUMEN TELAH MEMILIKI ALTERNATIF PRODUK LAIN YANG DIBUTUHKAN. SECARA RASIONAL KONSUMEN AKAN MEMILIH PRODUK TERBAIK YANG TERSEDIA DI PASAR. KONSEP PRODUK PADA DASARNYA BERPENDAPAT BAHWA SUKSES PEMASARAN TERGANTUNG PADA KUALITAS PRODUK YANG DIHASILKAN PERUSAHAAN. PERUSAHAAN AKAN UNGGUL DALAM PERSAINGAN DAN PRODUK-PRODUKNYA LAKU DI PASAR, JIKA PERUSAHAAN TERSEBUT MAMPU MENGHASILKAN PRODUK DENGAN KUALITAS TERBAIK DAN SENANTIASA MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK.

2. PENGANTAR BISNIS 4. KONSEP PENJUALAN. INTENSITAS PERSAINGAN YANG TERUS MENINGKAT MENDORONG MUNCULNYA KONSEP ATAU ORIENTASI BISNIS YANG LEBIH BARU. PADA DASARNYA KONSEP INI MENEKANKAN BAHWA KONSUMEN TIDAK AKAN MENGKONSUMSI PRODUK DARI SUATU PERUSAHAAN TERTENTU, KECUALI JIKA PERUSAHAAN MELAKUKAN USAHA PROMOSI DAN PENJUALAN AKAN MENEMPATKAN SUMBER DAYA YANG BESAR DI BIDANG PENJUALAN DAN PROMOSI. TENAGA PEMASAR AKAN DIKUATKAN, PROMOSI JUGA DILAKUKAN SECARA LANCAR. 5. KONSEP PEMASARAN SOSIAL. KONSEP PEMASARAN SOSIAL MENEKANKAN BAHWA TUGAS ORGANISASI ADALAH MEMAHAMI KEBUTUHAN DAN KEINGINAN PASAR SASARAN DAN MEMENUHI KEPUASAN KONSUMEN LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN DIBANDING PESAING DALAM RANGKA MENCAPAI KESEJAHTERAAN SOSIAL KONSUMEN. CONTOH : MAKANAN JENIS SAYURAN TELAH DIBEBASKAN DARI KANDUNGAN LEMAK, SODIUM DAN BERKADAR GARAM RENDAH.

2. PENGANTAR BISNIS 2.3.2.3. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN. STRATEGI PEMASARAN ADALAH RENCANA UNTUK MEMILIH DAN MENGANALISA TARGET, MENGEMBANGKAN DAN MEMELIHARA BAURAN PEMASARAN YANG DAPAT MEMUASKAN KEBUTUHAN KONSUMEN. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN UMUMNYA MENCAKUP PERENCANAAN STRATEGI, PEMILIHAN PASAR SASARAN, MENDESAIN BAURAN PEMASARAN DAN MENGANALISA LINGKUNGAN PEMASARAN.

2. PENGANTAR BISNIS MENURUT PHILIP KOTLER, PROSES PEMASARAN TERDIRI DARI EMPAT LANGKAH UTAMA : MENGANALISA KESEMPATAN DI PASAR. MENGAMBANGKAN STARTEGI PEMASARAN BERORIENTASI PASAR. MERENCANAKAN TAKTIK ATAU PROGRAM PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN MARKETING MIX (4P : PRODUCT, PRICE, PLACE, PROMOTION). D. MENGORGANISIR, IMPLEMENTASI DAN MENGAWASI UPAYA-UPAYA PEMASARAN. PASAR ADALAH KUMPULAN ORANG-ORANG YANG MEMILIKI KEBUTUHAN DAN DAYA BELI SERTA KEMAUAN MEMBELANJAKANNYA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASING-MASING.

2. PENGANTAR BISNIS 2.3.2.4. SEGMENTASI PASAR. - SEGMENTASI PASAR ADALAH KEGIATAN YANG DILAKUKAN PEMASAR UNTUK MEMBAGI PASAR KE DALAM KELOMPOK-KELOMPOK KECIL YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PRODUK YANG SAMA ATAU DENGAN KATA LAIN MEMBAGI PASAR YANG SIFATNYA HETEROGEN MENJADI KELOMPOK-KELOMPOK PASAR YANG SIFATNYA HOMOGEN.

PENGANTAR MANAJEMEN SEMESTER GENAP 2004/2005

PENGANTAR MANAJEMEN PENGERTIAN MANAJEMEN. MANAJEMEN DAN MANAJER. EVOLUSI DAN TEORI MANAJEMEN. MANAJEMEN & LINGKUNGAN LUAR ORGANISASI. PROSES PERENCANAAN. PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI. PEMBUATAN KEPUTUSAN.

PENGANTAR MANAJEMEN PENGORGANISASIAN WEWENANG DELEGASI DAN DESENTRALISASI PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI MOTIVASI KEPEMIMPINAN PROSES PENGAWASAN

DAFTAR PUSTAKA STONER, JAMES A.F., MANAGEMENT, PRENTICE HALL INC ENGLEWOOD CLIFFS, NEW YORK 1986 KOONZT, HAROLD CYRILL O’DONNEL AND HEINZ WEIRICH, MANAGEMENT, 8TH EDITION, MC GRAW HILL KOGAKUSHA LTD, TOKYO 1985 HANDOKO, T, MANAJEMEN EDISI II, BPFE-LPM, YKPN YOGYAKARTA 1986

BAB I. PENGERTIAN MANAJEMEN PERENCANAAN BERARTI BAHWA PARA MANAJER MEMIKIRKAN KEGIATAN-KEGIATAN MEREKA SEBELUM DILAKSANAKAN PENGORGANISASIAN BERARTI BAHWA PARA MANAJER MENGKOORDINASIKAN SUMBER DAYA MANUSIA & MATERIAL ORGANISASI PENGARAHAN BERARTI BAHWA PARA MANAJER MENGARAHKAN, MEMIMPIN & MEMPENGARUHI PARA BAWAHAN PENGAWASAN BERARTI PARA MANAJER BERUPAYA UTK MENJAMIN BAHWA ORGANISASI BERGERAK KE ARAH TUJUANNYA

PENGERTIAN MANAJEMEN MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI PENGERTIAN-PENGERTIAN YG BERBEDA DG ISTILAH MANAJEMEN APLIKASI-APLIKASI YG BERBEDA DARI ISTILAH MANAJEMEN

MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI MANAJEMEN SEBAGAI SUATU BIDANG ILMU PENGETAHUAN (SCIENCE) YG BERUSAHA SECARA SISTEMATIS UTK MEMAHAMI MENGAPA DAN BAGAIMANA MANUSIA BEKERJA BERSAMA UTK MENCAPAI TUJUAN & MEMBUAT SISTEM KERJASAMA INI LEBIH BERMANFAAT BAGI KEMANUSIAAN MANAJEMEN BUKAN HANYA MERUPAKAN ILMU / SENI, TETAPI KOMBINASI DARI KEDUANYA.

MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI KRITERIA-KRITERIA SEBAGAI PROFESI DPT DIPERINCI BERIKUT : PARA PROFESIONAL MEMBUAT KEPUTUSAN ATAS DASAR PRINSIP UMUM PARA PROFESIONAL MENDAPATKAN STATUS UNTUK MENCAPAI STANDAR PRESTASI KERJA TERTENTU, BUKAN KARENA FAVORITISME ATAU SUKU BANGSA / AGAMA/ KRITERIA POLITIK / SOSIAL LAINYA.

MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI 3. PARA PROFESIONAL HARUS DITENTUKAN OLEH SUATU KODE ETIK YANG KUAT, DENGAN DISIPLIN UTK MEREKA YANG MENJADI KLIENNYA.

PENGERTIAN-PENGERTIAN YG BERBEDA DG ISTILAH MANAJEMEN MANAJEMEN BERBEDA DG KEWIRASWASTAAN MANAJEMEN BERBEDA DG SUPERVISI

MANAJEMEN BERBEDA DG KEWIRASWASTAAN DEFINISI WIRASWASTA ADALAH MEMAHAMI, MENDAPATKAN SUMBER DAYA-SUMBER DAYA, ,MENGORGANISASIKAN DAN MENJALANKAN PERUSAHAAN (BISNIS) CENDERUNG MENJADI PENGAMBIL RESIKO YG MENDORONG OLEH MOTIF KEUNTUNGAN

MANAJEMEN BERBEDA DG SUPERVISI SUPERVISI ADALAH PENGARAHAN DAN PENGENDALIAN KARYAWAN-KARYAWAN TINGKAT BAWAH DALAM SUATU ORGANISASI SEPERTI MANDOR ATAU KEPALA TUKANG

BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER

BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER TINGKAT MANAJEMEN MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER

TINGKAT MANAJEMEN MANAJER LINI MANAJER MENENGAH MANAJER PUNCAK

MANAJEMEN LINI MEMIMPIN DAN MENGAWASI TENAGA-TENAGA OPERASIONAL. PARA MANAJER INI SERING DISEBUT DENGAN KEPALA ATAU PIMPINAN (LEADER), MANDOR (FOREMAN) DAN PENYELIA (SUPERVISOR)

MANAJEMEN MENENGAH MEMBAWAHI & MENGARAHKAN KEGIATAN PARA MANAJER LAINNYA DAN KADANG KARYAWAN OPERASIONAL. SEBUTAN BAGI MANAJER MENENGAH ADALAH MANAJER DEPARTEMEN, KEPALA PENGAWAS (SUPERINTENDENS) DSB. CONTOH : KEPALA BAGIAN MEMBAWAHI BEBERAPA KEPALA SEKSI ATAU KEPALA SUB DIVISI

MANAJEMEN PUNCAK TERDIRI DARI SEKELOMPOK KECIL EKSEKUTIF BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESELURUHAN MANAJEMEN ORGANISASI. SEBUTAN BAGI MANAJER PUNCAK ADALAH DIREKTUR, PRESIDEN, KEPALA DIVISI, WAKIL PRESIDEN SENIOR DSB.

MANAJEMEN PUNCAK PERBEDAAN TINGKATAN MANAJEMEN AKAN MEMBEDAKAN PD FUNGSI MANAJEMEN YG DILAKSANAKAN FUNGSI UTAMA MANAJEMEN. PD TINGKATAN MANAJEMEN RENDAH, PARA MANAJER AKAN BANYAK MELAKSANAKAN FUNGSI MANAJEMEN OPERATIF. SEMAKIN TINGGI TINGKATANNYA, SEMAKIN LEBIH TERLIBAT DG MANAJEMEN ADMINISTRATIF

MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM MANAJER FUNGSIONAL MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB HANYA ATAS SATU KEGIATAN ORGANISASI SEPERTI PRODUKSI, PEMASARAN, KEUANGAN , KEPEGAWAIAN (PERSONALIA) ATAU AKUNTANSI KEGIATAN-KEGIATAN DARI FUNGSI-FUNGSI LAINNYA ADA DI BAWAH TANGGUNG JAWAB MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL LAINNYA.

MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM SEBAGAI CONTOH : MANAJER PEMASARAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS SELURUH KEGIATAN DISTRIBUSI TETAPI HARUS MINTA BANTUAN KEPADA MANAJER PERSONALIA UTK MASALAH TENAGA PENJUALANNYA. MANAJER UMUM MEMPUNYAI TUGAS UTK MENGATUR, MENGAWASI & BERTANGGUNG JAWAB ATAS SATUAN KERJA KESELURUHAN ATAU DIVISI OPERASI DLM SATUAN KERJA

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PENYUSUNAN PERSONALIA PENGARAHAN PENGAWASAN

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PERENCANAAN ADALAH PEMILIHAN ATAU PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI PENENTUAN STRATEGI, KEBIJAKSANAAN, PROYEK, PROGRAM, PROSEDUR, METODE, SISTEM, ANGGARAN DAN STANDAR

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGORGANISASIAN ADALAH PENENTUAN SUMBER DAYA DAN KEGIATAN YG DIBUTUHKAN UTK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI PERANCANGAN & PENGEMBANGAN SUATU ORGANISASI / KELOMPOK KERJA YG AKAN MEMBAWA KE ARAH TUJUAN PENUGASAN TANGGUNG JAWAB TERTENTU PENDELEGASIAN WEWENANG YG DIPERLUKAN UTK MELAKSANAKAN TUGAS

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENYUSUNAN ADALAH PENARIKAN (RECRUITMENT), LATIHAN & PENGEMBANGAN SERTA PENEMPATAN & PEMBERIAN ORIENTASI PARA KARYAWAN DLM LINGKUNGAN KERJA YG MENGUNTUNGKAN & PRODUKTIF KEGIATANNYA : PEMBUATAN SISTEM PENGGAJIAN, PENILAIAN KARYAWAN UTK PROMOSI, TRANSFER, LATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGARAHAN ADALAH MEMBUAT ATAU MENDAPATKAN PARA KARYAWAN MELAKUKAN APA YG DIINGINKAN DAN HARUS DILAKUKAN. KEGIATAN MELIPUTI : KUALITAS, GAYA DAN KEKUASAAN PEMIMPIN SERTA KEGIATAN KEPEMIMPINAN SPT KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN DISIPLIN.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGAWASAN ADALAH PENEMUAN DAN PENERAPAN CARA & PERALATAN UTK MENJAMIN BHW RENCANA TELAH DILAKSANAKAN SESUAI DG YG TELAH DITETAPKAN

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGAWASAN POSITIF MENCOBA UTK MENGETAHUI APAKAH TUJUAN ORGANISASI DICAPAI DG EFISIEN DAN EFEKTIF PENGAWASAN NEGATIF MENCOBA UTK MENJAMIN BHW KEGIATAN YG TIDAK DIINGINKAN ATAU DIBUTUHKAN TIDAK TERJADI ATAU TIDAK KEMBALI.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER FUNGSI PENGAWASAN ADALAH PENETAPAN STANDAR PELAKSANAAN PENENTUAN UKURAN-UKURAN PELAKSANAAN PENGUKURAN PELAKSANAAN NYATA & MEMBANDINGKAN DG STANDAR YG TELAH DITETAPKAN PENGAMBILAN TINDAKAN KOREKSI YG DIPERLUKAN BILA PELAKSANAAN MENYIMPANG DARI STANDAR.

KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER TUGAS PENTING MANAJER KEGIATAN YG DILAKUKAN MANAJER PERANAN-PERANAN MANAJER BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MANAJERIAL

TUGAS PENTING MANAJER MANAJER BEKERJA DG & MELALUI ORANG LAIN. MANAJER MEMADUKAN & MENYEIMBANGKAN TUJUAN YG SALING BERTENTANGAN & MENETAPKAN PRIORITAS. MANAJER BERTANGGUNG JAWAB & MEMPERTANGGUNGJAWABKAN. MANAJER HARUS BERPIKIR SECARA ANALISIS & KONSEPTUAL.

TUGAS PENTING MANAJER MANAJER ADALAH SEORANG MEDIATOR MANAJER ADALAH SEORANG POLITISI. MANAJER ADALAH SEORANG DIPLOMAT. MANAJER MENGAMBIL KEPUTUSAN-KEPUTUSAN SULIT.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN MANAJER KEGIATAN PRIBADI. KEGIATAN TEKNIS. ADMINISTRATIF. KEGIATAN INTERAKSIONAL.

KEGIATAN INTERAKSIONAL PERANAN ANTAR PRIBADI PERANAN INFORMASIONAL PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN

KEGIATAN ADMINISTRATIF PEMROSESAN KERTAS KERJA PENYIAPAN & ADMINISTRASI ANGGARAN MONITORING KEBIJAKSANAAN & PROSEDUR PEMELIHARAAN STABILITAS OPERASI

KEGIATAN TEKNIS PEKERJAAN DG PERALATAN-PERALATAN. PEMECAHAN MASALAH TEKNIS. PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI TEKNIS.

KEGIATAN PRIBADI PENGATURAN WAKTU. PENGEMBANGAN KARIER PRIBADI. KETERLIBATAN DG KEHIDUPANNYA SENDIRI.

PERANAN MANAJER PERANAN ANTAR PRIBADI. PERANAN INFORMASIONAL. PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN.

PERANAN ANTAR PRIBADI PEMUKA SIMBOLIS YAITU MENERIMA & MENJAMU TAMU. PEMIMPIN YAITU MENGATUR, MENDIDIK, MEMIMPIN, MEMBERIKAN MOTIVASI, BIMBINGAN, NASEHAT DLL KPD BAWAHAN. PERANTARA YAITU BERHUBUNGAN DG PIHAK LUAR SPT KLIEN, REKANAN, PEMERINTAH, DSB.

PERANAN INFORMASIONAL MONITORING ALIRAN INFORMASI. PENERUS INFORMASI YAITU MENYEBARKAN KEPUTUSAN BARU KPD BAWAHAN. PERWAKILAN YAITU SEBAGAI WAKIL ORGANISASI MEMBERI CERAMAH, IKUT SEMINAR, PERTEMUAN KADIN, WAWANCARA TVRI DSB.

PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN WIRASWASTA YAITU INISIATIF & KREATIF. PENANGKAL KESULITAN YAITU PENANGGULANGAN PEMOGOKAN, PEMBATALAN KONTRAK, PENAMPUNG KELUHAN, KEKURANGAN BAHAN DSB. PENGALOKASIAN SUMBER DAYA NEGOTIATOR YAITU PERUNDINGAN DG SERIKAT BURUH, KLIEN & PIHAK-PIHAK LAIN.

BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA PENGAWASAN 28,4 % PERENCANAAN 19,5 % PENGKOORDINASIAN 15,0 %. PENILAIAN 12,7 %. PENYELIDIKAN 12,6 %. PERUNDINGAN 6,0 %. PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN 4,1 % PERWAKILAN 1,8 %.

KETRAMPILAN MANAJERIAL KETRAMPILAN KONSEPTUAL ADALAH KEMAMPUAN MENTAL UTK MENGKOORDINASIKAN & MENGINTEGRASIKAN SELURUH KEPENTINGAN & KEGIATAN ORGANISASI. KETRAMPILAN KEMANUSIAAN ADALAH KEMAMPUAN UTK BEKERJA DG MEMAHAMI & MEMOTIVASI ORG LAIN BAIK SBG INDIVIDU ATAU KELOMPOK.

KETRAMPILAN MANAJERIAL 3. KETRAMPILAN ADMINISTRATIF ADALAH SELURUH KETRAMPILAN YG BERKAITAN DG PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN & PENGAWASAN. 4. KETRAMPILAN TEKNIK ADALAH KEMAMPUAN MENGGUNAKAN PERALATAN, PROSEDUR / TEKNIK DARI SUATU BIDANG TERTENTU SPT AKUNTANSI, PRODUKSI, PENJUALAN / PERMESINAN DSB.

BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER

BAB II MANAJEMEN DAN MANAJER TINGKAT MANAJEMEN MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER

TINGKAT MANAJEMEN MANAJER LINI MANAJER MENENGAH MANAJER PUNCAK

MANAJEMEN LINI MEMIMPIN DAN MENGAWASI TENAGA-TENAGA OPERASIONAL. PARA MANAJER INI SERING DISEBUT DENGAN KEPALA ATAU PIMPINAN (LEADER), MANDOR (FOREMAN) DAN PENYELIA (SUPERVISOR)

MANAJEMEN MENENGAH MEMBAWAHI & MENGARAHKAN KEGIATAN PARA MANAJER LAINNYA DAN KADANG KARYAWAN OPERASIONAL. SEBUTAN BAGI MANAJER MENENGAH ADALAH MANAJER DEPARTEMEN, KEPALA PENGAWAS (SUPERINTENDENS) DSB. CONTOH : KEPALA BAGIAN MEMBAWAHI BEBERAPA KEPALA SEKSI ATAU KEPALA SUB DIVISI

MANAJEMEN PUNCAK TERDIRI DARI SEKELOMPOK KECIL EKSEKUTIF BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESELURUHAN MANAJEMEN ORGANISASI. SEBUTAN BAGI MANAJER PUNCAK ADALAH DIREKTUR, PRESIDEN, KEPALA DIVISI, WAKIL PRESIDEN SENIOR DSB.

MANAJEMEN PUNCAK PERBEDAAN TINGKATAN MANAJEMEN AKAN MEMBEDAKAN PD FUNGSI MANAJEMEN YG DILAKSANAKAN FUNGSI UTAMA MANAJEMEN. PD TINGKATAN MANAJEMEN RENDAH, PARA MANAJER AKAN BANYAK MELAKSANAKAN FUNGSI MANAJEMEN OPERATIF. SEMAKIN TINGGI TINGKATANNYA, SEMAKIN LEBIH TERLIBAT DG MANAJEMEN ADMINISTRATIF

MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM MANAJER FUNGSIONAL MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB HANYA ATAS SATU KEGIATAN ORGANISASI SEPERTI PRODUKSI, PEMASARAN, KEUANGAN , KEPEGAWAIAN (PERSONALIA) ATAU AKUNTANSI KEGIATAN-KEGIATAN DARI FUNGSI-FUNGSI LAINNYA ADA DI BAWAH TANGGUNG JAWAB MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL LAINNYA.

MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM SEBAGAI CONTOH : MANAJER PEMASARAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS SELURUH KEGIATAN DISTRIBUSI TETAPI HARUS MINTA BANTUAN KEPADA MANAJER PERSONALIA UTK MASALAH TENAGA PENJUALANNYA. MANAJER UMUM MEMPUNYAI TUGAS UTK MENGATUR, MENGAWASI & BERTANGGUNG JAWAB ATAS SATUAN KERJA KESELURUHAN ATAU DIVISI OPERASI DLM SATUAN KERJA

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PENYUSUNAN PERSONALIA PENGARAHAN PENGAWASAN

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PERENCANAAN ADALAH PEMILIHAN ATAU PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI PENENTUAN STRATEGI, KEBIJAKSANAAN, PROYEK, PROGRAM, PROSEDUR, METODE, SISTEM, ANGGARAN DAN STANDAR

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGORGANISASIAN ADALAH PENENTUAN SUMBER DAYA DAN KEGIATAN YG DIBUTUHKAN UTK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI PERANCANGAN & PENGEMBANGAN SUATU ORGANISASI / KELOMPOK KERJA YG AKAN MEMBAWA KE ARAH TUJUAN PENUGASAN TANGGUNG JAWAB TERTENTU PENDELEGASIAN WEWENANG YG DIPERLUKAN UTK MELAKSANAKAN TUGAS

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENYUSUNAN ADALAH PENARIKAN (RECRUITMENT), LATIHAN & PENGEMBANGAN SERTA PENEMPATAN & PEMBERIAN ORIENTASI PARA KARYAWAN DLM LINGKUNGAN KERJA YG MENGUNTUNGKAN & PRODUKTIF KEGIATANNYA : PEMBUATAN SISTEM PENGGAJIAN, PENILAIAN KARYAWAN UTK PROMOSI, TRANSFER, LATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGARAHAN ADALAH MEMBUAT ATAU MENDAPATKAN PARA KARYAWAN MELAKUKAN APA YG DIINGINKAN DAN HARUS DILAKUKAN. KEGIATAN MELIPUTI : KUALITAS, GAYA DAN KEKUASAAN PEMIMPIN SERTA KEGIATAN KEPEMIMPINAN SPT KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN DISIPLIN.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGAWASAN ADALAH PENEMUAN DAN PENERAPAN CARA & PERALATAN UTK MENJAMIN BHW RENCANA TELAH DILAKSANAKAN SESUAI DG YG TELAH DITETAPKAN

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER PENGAWASAN POSITIF MENCOBA UTK MENGETAHUI APAKAH TUJUAN ORGANISASI DICAPAI DG EFISIEN DAN EFEKTIF PENGAWASAN NEGATIF MENCOBA UTK MENJAMIN BHW KEGIATAN YG TIDAK DIINGINKAN ATAU DIBUTUHKAN TIDAK TERJADI ATAU TIDAK KEMBALI.

FUNGSI-FUNGSI YG DILAKSANAKAN MANAJER FUNGSI PENGAWASAN ADALAH PENETAPAN STANDAR PELAKSANAAN PENENTUAN UKURAN-UKURAN PELAKSANAAN PENGUKURAN PELAKSANAAN NYATA & MEMBANDINGKAN DG STANDAR YG TELAH DITETAPKAN PENGAMBILAN TINDAKAN KOREKSI YG DIPERLUKAN BILA PELAKSANAAN MENYIMPANG DARI STANDAR.

KEGIATAN-KEGIATAN MANAJER TUGAS PENTING MANAJER KEGIATAN YG DILAKUKAN MANAJER PERANAN-PERANAN MANAJER BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MANAJERIAL

TUGAS PENTING MANAJER MANAJER BEKERJA DG & MELALUI ORANG LAIN. MANAJER MEMADUKAN & MENYEIMBANGKAN TUJUAN YG SALING BERTENTANGAN & MENETAPKAN PRIORITAS. MANAJER BERTANGGUNG JAWAB & MEMPERTANGGUNGJAWABKAN. MANAJER HARUS BERPIKIR SECARA ANALISIS & KONSEPTUAL.

TUGAS PENTING MANAJER MANAJER ADALAH SEORANG MEDIATOR MANAJER ADALAH SEORANG POLITISI. MANAJER ADALAH SEORANG DIPLOMAT. MANAJER MENGAMBIL KEPUTUSAN-KEPUTUSAN SULIT.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN MANAJER KEGIATAN PRIBADI. KEGIATAN TEKNIS. ADMINISTRATIF. KEGIATAN INTERAKSIONAL.

KEGIATAN INTERAKSIONAL PERANAN ANTAR PRIBADI PERANAN INFORMASIONAL PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN

KEGIATAN ADMINISTRATIF PEMROSESAN KERTAS KERJA PENYIAPAN & ADMINISTRASI ANGGARAN MONITORING KEBIJAKSANAAN & PROSEDUR PEMELIHARAAN STABILITAS OPERASI

KEGIATAN TEKNIS PEKERJAAN DG PERALATAN-PERALATAN. PEMECAHAN MASALAH TEKNIS. PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI TEKNIS.

KEGIATAN PRIBADI PENGATURAN WAKTU. PENGEMBANGAN KARIER PRIBADI. KETERLIBATAN DG KEHIDUPANNYA SENDIRI.

PERANAN MANAJER PERANAN ANTAR PRIBADI. PERANAN INFORMASIONAL. PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN.

PERANAN ANTAR PRIBADI PEMUKA SIMBOLIS YAITU MENERIMA & MENJAMU TAMU. PEMIMPIN YAITU MENGATUR, MENDIDIK, MEMIMPIN, MEMBERIKAN MOTIVASI, BIMBINGAN, NASEHAT DLL KPD BAWAHAN. PERANTARA YAITU BERHUBUNGAN DG PIHAK LUAR SPT KLIEN, REKANAN, PEMERINTAH, DSB.

PERANAN INFORMASIONAL MONITORING ALIRAN INFORMASI. PENERUS INFORMASI YAITU MENYEBARKAN KEPUTUSAN BARU KPD BAWAHAN. PERWAKILAN YAITU SEBAGAI WAKIL ORGANISASI MEMBERI CERAMAH, IKUT SEMINAR, PERTEMUAN KADIN, WAWANCARA TVRI DSB.

PERANAN PEMBUATAN KEPUTUSAN WIRASWASTA YAITU INISIATIF & KREATIF. PENANGKAL KESULITAN YAITU PENANGGULANGAN PEMOGOKAN, PEMBATALAN KONTRAK, PENAMPUNG KELUHAN, KEKURANGAN BAHAN DSB. PENGALOKASIAN SUMBER DAYA NEGOTIATOR YAITU PERUNDINGAN DG SERIKAT BURUH, KLIEN & PIHAK-PIHAK LAIN.

BAGAIMANA MANAJER MENGGUNAKAN WAKTUNYA PENGAWASAN 28,4 % PERENCANAAN 19,5 % PENGKOORDINASIAN 15,0 %. PENILAIAN 12,7 %. PENYELIDIKAN 12,6 %. PERUNDINGAN 6,0 %. PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN 4,1 % PERWAKILAN 1,8 %.

KETRAMPILAN MANAJERIAL KETRAMPILAN KONSEPTUAL ADALAH KEMAMPUAN MENTAL UTK MENGKOORDINASIKAN & MENGINTEGRASIKAN SELURUH KEPENTINGAN & KEGIATAN ORGANISASI. KETRAMPILAN KEMANUSIAAN ADALAH KEMAMPUAN UTK BEKERJA DG MEMAHAMI & MEMOTIVASI ORG LAIN BAIK SBG INDIVIDU ATAU KELOMPOK.

KETRAMPILAN MANAJERIAL 3. KETRAMPILAN ADMINISTRATIF ADALAH SELURUH KETRAMPILAN YG BERKAITAN DG PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN & PENGAWASAN. 4. KETRAMPILAN TEKNIK ADALAH KEMAMPUAN MENGGUNAKAN PERALATAN, PROSEDUR / TEKNIK DARI SUATU BIDANG TERTENTU SPT AKUNTANSI, PRODUKSI, PENJUALAN / PERMESINAN DSB.

Thank You