Akar Kejahatan Menurut Bhikhu Hemadhammo, akar kejahatan adalah lobha, dosa, dan moha. Semua akar kejahatan ini ada pada setiap manusia, namun kadar atau kualitas dari masing-masing akar kejahatan ini berbeda-beda. Tetapi ketiga akar kejahatan ini saling kait-mengait, dimana semuanya saling memengaruhi. Tiga akar kejahatan ini sangat membahayakan kehidupan semua makhluk, jika makhluk-makhluk dikuasai oleh ketiga akar kejahatan ini, maka akan menderita dalam kehidupan kini dan juga kehidupan yang akan datang, dan akan terus-menerus mengalami kelahiran dan kematian tanpa henti. Lobha adalah keserakahan, bisa juga dikatakan tidak puas dengan apa yang telah dimiliki, ingin terus-menerus mencari kesenangan-kesenangan, apa pun caranya akan ditempuh demi keinginannya terpenuhi, keinginan pada kepuasan indera (mata, telinga, mulut, hidung, kulit). Dosa adalah kebencian, tidak suka terhadap seseorang, tidak suka kepada diri sendiri, cemburu pada seseorang, iri hati/sirik atas keberhasilan yang dicapai oleh orang lain, curiga, takut, cemas, was-was, dendam kesumat, serta hal-hal lainnya yang tergolong keinginan untuk menolak sesuatu.
Moha adalah kebodohan batin Moha adalah kebodohan batin. Pengertian bodoh di sini bukan bodoh karena tidak bisa menulis, bukan bodoh karena tidak bisa membaca, tetapi bodoh yang dimaksud adalah bodoh batinnya. Ia tidak bisa membedakan perbuatan baik yang harus dilakukan dan perbuatan jahat yang semestinya ditinggalkan. Karena bodoh batinnya, ia menganggap kejahatan wajar dilakukan. Termasuk juga dalam kebodohan batin ini adalah sifat egois, gengsi, sombong, keangkuhan, dan kemunafikan. Keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin diibaratkan seperti air kotor yang mengandung kuman dan bakteri, mengandung benih-benih penyakit. Bilamana diminum akan menimbulkan berbagai penyakit bagi tubuh kita, akan merusak lingkungan di mana pun kita berada, dan bukan saja lingkungan kita yang akan rusak, tetapi lebih bahaya lagi yang akan membuat penderitaan bagi kita dalam kehidupan sekarang maupun dalam kehidupan kita selanjutnya. Air yang kotor bisa disaring atau dibersihkan dari segala benih-benih penyakit dan dapat digunakan oleh banyak orang, sehingga bermanfaat untuk kelangsungan hidup. Demikian juga halnya dengan keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin yang bersarang di dalam batin kita, bila disingkirkan/dibersihkan, maka kita akan bahagia, karena kita akan hidup tenang dan selalu membawa kedamaian bagi setiap orang.
Keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin akan selalu membuat kekacauan di mana-mana. Tidak ada kecocokan dengan orang lain, selalu ingin menang sendiri, mau enak sendiri, tidak peduli dengan orang lain yang menderita, yang penting saya bahagia. Hal ini akan mengakibatkan orang lain menjadi marah dan tidak senang diperlakukan seperti itu, dan akhirnya akan menimbulkan pertengkaran dan keributan, hidup menjadi tidak aman dan damai, maka sangat baik bila kita dapat mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin tersebut. Bagaimanakah agar kita terbebas dari ketiga akar kejahatan ini? - Lobha/nafsu serakah dicegah dengan alobha/tidak nafsu serakah yaitu dengan cara mengembangkan rasa puas dengan apa yang telah dimiliki, merenungkan serta memahami tentang ketidakkekalan dan kelapukan dari tubuh ini. - Dosa/kebencian dicegah dengan adosa/tidak membenci yaitu dengan cara mengembangkan cinta kasih.
- Moha/kebodohan batin dicegah dengan amoha/batin yang tidak bodoh, yaitu mengembangkan kebijaksanaan, mengerti bahwa perbuatan baik akan mengakibatkan kebahagiaan, dan perbuatan jahat akan mengakibatkan penderitaan. Bila bisa meninggalkan dan melenyapkan tiga akar kejahatan ini, maka akan tercapai kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian. Dengan mengerti bahwa betapa bahayanya tiga akar kejahatan ini, maka mari kita berusaha untuk mengikisnya. Kalaupun kita belum mampu mengikisnya, setidaknya kita berusaha untuk menekan agar jangan sampai tiga akar kejahatan ini terus-menerus berkembang.