Gangguan kepribadian DEWI SURIANY
Definisi Ggn kepribadian sebagai pengalaman dan perilaku subjektif yang berlangsung lama menyimpang standar budaya dan universal yang kaku maladaptif mempengaruhi fungsinya dan bahkan menyebabkan gejala psikiatrik Menyebabkan penderitaan pada pasien atau orang lain atau keduanya dan menimbulkan maladaptasi sosial (teman, keluarga, pekerjaan)
Prevalensi Umum prevalensi gangguan kepribadian berkisar dari keseluruhan gangguan psikiatri berkisar antara 10-23%. Paranoid 0,5-2,5% Skizoid ?% Skizotipal 3%(dalam kategori F2 pada ICD-10) Antisosial 3% (disosial pada ICD-10) Borderline 2% Histrionik 2-3% Narsisistik kurang dari 1% Menghindar 0,5-1% Dependen 2,5-25%
Pedoman Diagnosis Gangguan Kepribadian PPDGJ-III Kriteria diagnostik: Disharmoni sikap & perilaku yg cukup berat, biasanya meliputi beberapa bidang fungsi Pola perilaku abnormal berlangsung lama, jangka panjang, tdk terbatas pd episode ggn jiwa Bersifat pervasif & maladaptif Selalu muncul pd masa anak/remaja dewasa Menyebabkan penderitaan pribadi Biasanya berkaitan dgn pekerjaan & kinerja sosial Tergantung budaya setempat
F60 Gangguan Kepribadian Spesifik F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid F60.1 Gangguan Kepribadian Schizoid F60.2 Gangguan Kepribadian Disosial F60.3 Gangguan Kepribadian Emotional tak stabil F60.4 Gangguan Kepribadian Histrionik F60.5 Gangguan Kepribadian Anankastik F60.6 Gangguan Kepribadian Anxious (avoidant) F60.7 Gangguan Kepribadian Dependet
Gangguan Kepribadian: DSM-IV Kluster A – gambarannya aneh (odd), menyendiri (aloof), dan eksentrik (eccentric) (paranoid, schizoid, schizotypal) Kluster B – gambarannya dramatik (dramatic), impulsive, dan tak menentu (erratic) (borderline, antisocial, narcissistic, histrionic); Kluster C – gambarannya cemas dan penuh ketakutan (avoidant, dependent, and obsessive-compulsive)
Kluster A: Paranoid, Skizoid, Skizotypal
Gangguan Kepribadian Paranoid Cenderung untuk curiga, tidak percaya, kewaspadaan yang berlebihan, preokupasi dimanfaatkan dan dikhianati oleh orang lain Bermusuhan, mudah tersinggung, menghindar, dan cemas Gejala sekunder seringkali ada keyakinan paranoid Dipenuhi oleh prasangka : ketidak percayaan perilakunya menyebabkan orang lain bertindak terlalu berhati-hati dan bahkan dengan cara seolah-olah skizoid
Gangguan Kepribadian Skizoid Gangguan yang berat dalam kemampunan individual untuk membina hubungan atau merespon orang lain secara emosional. Acuh tak acuh, menyendiri, melepaskan dan tidak berespon terhadap pujian, kritikan, atau ekspresi perasaan orang lain
Gangguan Kepribadian Skizotipal Memeprlihatkan pola-pola berbicara idiosikratik, kepercayaan yang aneh (eccentric beliefs), kecenderungan paranoid, ilusi persepsi, penampilan yang tidak biasa, afek tidak serasi, kecemasan sosial. Beberapa gangguan kepribadian Skizotypal berlanjut berkembang menjadi skizofrenia (‘premorbid”)
Kluster B: Antisocial, Borderline, Histrionik, Narsisistik
Gangguan Kepribadian Antisosial Pola secara sosial tidak bertanggung jawab, ekploitasi, dan perilaku tidak bersalah Terlibat dalam penipuan dan manipulasi orang lain untuk kepentingan pribadinya Kegagalan dalam mentaati hukum, mempertahankan pekerjaan, dan mengembangkan hub yang stabil. Kurang penyesalan Borderline
Gangguan Kepribadian Ambang Pola hubungan keras dan kacau dengan sikap yang fluktuasi dan ekstrimterhadap orang lain. Melibatkan perilaku merusak diri sendiri, dengan kecenderungan yang tidak stabil dan impulsif, kejernihan perasaan yang kurang terhadap identitasnya. Percobaan bunuh diri dan mutilasi diri sebagai respon terhadap penolakkan atau kekecewaan dalam hubungan interpersonal
Gangguan Kepribadian Ambang Hidup cenderung kacau, tidak stabil, dan ditandai oleh seringkali dikecewakan dan ditolak. Suasana perasaan (mood) yang mendasarinya labil dan cepat marah yang hebat. Dalam krisis atau penggunaan zat, mungkin mengalami psikotik sementara Perilaku mutilasi diri sendiri “mengobati “gejala-gejala disosiatif atau disforia hebat atau tindakan perlawanan kemarahan yang hebat
Gangguan Kepribadian Histrionik Minta perhatian, dramatisasi diri Keakraban secara berlabihan , , seduktif, manipulatif, suka pamer. Emosi dangkal, labil, sombong, dan banyak menuntut
Kepribadian Narsisistik Egosentrik , kebesaran (grandiose) Sangat mengharapkan perhatian dan pujian terhadap kecantikan, kekuatan , ketenaran dan kesehatannya Menggunakan hubungan untuk kepentingan dirinya sendiri yang dianggap dibutuhkan orang lain Merasa berhak ("entitled“) perhatian khusus, hak istimewa, dan dipertimbangkan
Kluster C: Menghindar (Avoidant), Dependen, Obsesif-kompulsif
Gangguan Kepribadian Menghindar Perilaku menghalangi, introvert, dan cemas. Harga diri (self-esteem) rendah, sangat peka terhadap penolakan, kekakuan sosial, ketidak nyamanan sosial, takut dipermalukan atau bertindak bodoh.
Gangguan Kepribadian Dependen Kepercayaan yang berlebihan kepada orang lain. Cenderung membolehkan orang lain untuk mengambil keputusan penting, merasa tidak berdaya bila sendirian, Meletakkan kebutuhannya lebih rendah dari orang lain. Sabar menghadapi penganiayaan, dan diperlakukan tidak sewajarnya, dikendalikan, dikuasai, atau dilindungi secara berlebihan orang lain
Gangguan Kepribadian Obsesif-kompulsif Perfeksionistik, kaku, dan disiplin secara berlebihan Perilaku kaku, formal, secara emosional dingin, tidak ramah, intelektualism, terinci. agresif, kompetitif, dan tidak sabar, tidak dapat tenang. Kecenderungan berlebihan untuk mengontrol diri sendiri, orang lain, dan situasi-situasi kehidupan.
Komplikasi Penyakit mental sekunder (depresi, medikamentosa, penyalah gunaan dan ketergantungan alkohol, gangguan makan, gangguan pengendalian impuls, gangguan anxietas, psikosis) Perilaku bunuh diri Tindakan membahayakan diri sendiri Perilaku kekerasan dan kriminal Perilaku berisiko (sexualy transmitted infections, penyalah gunaan zat / obat...)
Terapi Gangguan Kepribadian Motivasi untuk terapi, pemenuhan dan efisiensi berbeda-beda dari satu kasus ke kasus yang lain. - Psikoterapi - dasar - Farmakoterapi – pada beberapa kasus, simptomatik - beberapa studi kontrol efisiensi - sulit tetapi dapat ditolong
Terapi Gangguan Kepribadian Psikoterapi Orang yang mengeluh mengenai kurang percaya diri dan mempunyai kesulitan dalam membuat hubungan biasanya dimotivasi untuk psikoterapi Pada gangguan kepribadian emotional tak stabil dan disosial pasien harus mengenali situasi-situasi yang memprovokasi timbulnya reaksi patologis dan harus dikelola untuk menghindarinya
Farmakoterapi Terapi diberikan bila terdapat masalah psikiatrik. Obat anxiolitik dan antidepresi SSRI menekan gejala-gejala anxiaetas dan depresi lithium dan antimania (carbamazepin, valproic acid) mengurangi fluktuasi mood (suasana) dan kecenderungan agresi
Strategi Terapi Fokus pada masalah yang terjadi Cognitive – behavior therapy Family, couple, group therapy Psychodynamic therapy
Psikoterapi - pemilihan tipe dari psikoterapi bergantung pada tipe spesifik dari gangguan kepribadian , dan faktor-faktor lain seperti motivasi untuk terapi, keadaan intelektual, ego sintonik atau distonik, usia dan lain. - Dasar psikoterapi supportif - Psikoanalitik : individual atau kelompok - Terapi perilaku dan kognitif
Farmakoterapi simtomatik, mengikuti gejala-gejala sasaran : gejala –gejala permanen (jangka panjang) atau keadaan yang nyata (anxietas akut, gelisah, perilaku bunuh diri, agitasi, krisis emosional)
Farmakoterapi untuk gejala-gejala Depresi - SSRI, atyp.AP Anxietas akut dan agitasi- BZD, AP Anxietas - SSRI, buspiron, AP dosis rendah Emosi tak stabil - VAL, CBZ, Li, AP dosis rendah Emosi datar - atyp.AP, SSRI, Disforia - SSRI, AP dosis rendah Agresivitas- Li, antikonv., AP Impulsivitas - SSRI, anticonv., Li, AP dosis rendah.
References: Waldinger RJ.: Psychiatry for medical students, Washington, DC : American Psychaitric Press, 1997 Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA.: Kaplan and Sadock´s synopsis of psychiatry, Baltimore: Williams and Wilkins, 1997
Thank for Yours Attention