CULTIVATION THEORY DISUSUN OLEH : Muhammad Miftah Heri Kurnia Rizky Furqan N Ramadhan 2015140001 2015140003 2015140008 2015140030
Gagasan tentang cultivation theory atau teori kultivasi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh George Gerbner bersama dengan rekan-rekannya di Annenberg School of Communication di Universitas Pannsylvania tahun 1969 dalam sebuah artikel berjudul the televition World of Violence. Artikel tersebut merupakan tulisan dalam buku bertajuk Mass Media and Violence yang disunting D. Lange, R. Baker dan S. Ball
Teori kultivasi muncul dalam situasi ketika terjadi perdebatan antara kelompok ilmuwan komunikasi yang meyakini efek sangat kuat media massa (powerfull effects model) dengan kelompok yang mempercayai keterbatasan efek media (limited effects model), dan juga perdebatan antara kelompok yang menganggap efek media massa bersifat langsung dengan kelompok efek media massa bersifat tidak langsung atau kumulatif. Teori kultivasi muncul untuk meneguhkan keyakinan orang, bahwa efek media massa lebih besifat kumulatif dan lebih berdampak pada tataran sosial-budaya ketimbang individual.
Menurut Signorielli dan Morgan (1990 dalam Griffin, 2004) analisis kultivasi merupakan tahap lanjutan dari paradigma penelitian tentang efek media, yang sebelumnya dilakukan oleh George Gerbner yaitu ‘cultural indicator’ yang menyelidiki: a) Proses institusional dalam produksi isi media, b) Image (kesan) isi media c) Hubungan antara terpaan pesan televisi dengan keyakinan dan perilaku khalayak.
Efek Teori Kultivasi Dalam buku Komunikasi Massa suatu pengantar Dr. Elvinaro, Dra. Lukiati dan Dr. Siti karlinah, Williams mengomentari penelitian yang sama, “orang yang merupakan pecandu berat televisi seringkali mempunyai sikap stereotip tentang peran jenis kelamin, dokter, bandit atau tokoh-tokoh lain yang biasa muncul dalam serial televisi. Dalam dunia mereka, ibu rumah tangga mungkin digambarkan sebagai orang yang oaling mengurusi kebersihan kamar kecil.
Ada faktor-faktor lain diluar tingkat keseringan menonton televisi yang mempengaruhi presepsi kita tentang dunia serta kesiapan kita untuk menerima gambaran dunia di televisi sebagai dunia yang sebenarnya. Jadi, meskipun televisi bukanlah satu-satunya saran yang membentuk pandangan kita tentang dunia, televisi merupakan salah satu media yang paling ampuh, terutama bila kontak dengan televisi sangat sering dan berlangsung dalam jangka waktu lama.
Contoh kasus kultivasi Contoh pada acara sitkom ( sinetron komedi ) suami-suami takut istri, pada sitkom tersebut di tontonkan bahwa istri bagaikan majikan dan suami bagaikan budak yang takut dan patuh kepada istri, sedangkan dalam kehidupan nyata suami lah yang seharusnya ditakuti dan dipatuhi oleh seorang istri.