STATISTIKA DALAM KIMIA ANALITIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE STATISTIKA Pertemuan III DISTRIBUSI SAMPLING.
Advertisements

Pengujian Hipotesis.
7 Sebaran Penarikan Contoh/Sampel dan Penduga Titik Bagi Parameter.
Metode Statistika Pertemuan X-XI
Metode Statistika Pertemuan VIII-IX
Metode Statistika Pertemuan X-XI
9 Uji Hipotesis untuk Satu Sampel.
Pertemuan 6 UJI HIPOTESIS
Uji Hipotesis.
Pendugaan Parameter.
Metode Statistika Pertemuan VIII-IX
STATISTIKA INFERENSI : UJI HIPOTESIS (SAMPLE TUNGGAL)
Pengujian Hipotesis.
Statistika Inferensia: Pengujian Hipotesis
BAB 3 PENARIKAN SAMPEL DAN PENDUGAAN
Estimasi & Uji Hipotesis
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
Pendugaan Parameter Oleh : Enny Sinaga.
VIII. UJI HIPOTESIS Pernyataan Salah Benar Ada 2 Hipotesis
Probabilitas dan Statistika BAB 10 Uji Hipotesis Sampel Ganda
Uji Hipotesis.
PENGUJIAN HIPOTESIS.
STATISTIKA EKONOMI II PERTEMUAN KE- 6 Pengujian Hipotesis 20/08/2016.
Kuliah ke 9 ESTIMASI PARAMETER SATU POPULASI
STATISTIKA INFERENSI : UJI HIPOTESIS (SAMPEL GANDA)
Pengujian Hipotesis mengenai Rataan Populasi
Misal sampel I : x1, x2, …. Xn1 ukuran sampel n1
Pengujian Hipotesis Oleh : Enny Sinaga.
Pengujian Pembandingan Rata-Rata Dua Populasi
Metode Statistika Pertemuan X-XI
STATISTIK II Pertemuan 4: Interval Konfidensi Dosen Pengampu MK:
UJI HIPOTESIS Septi Fajarwati, M. Pd.
UJI HIPOTESIS (2).
Uji Hipotesis (1).
STATISTIKA INFERENSI : UJI HIPOTESIS (SAMPEL TUNGGAL)
UJI HIPOTESIS.
PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara sebelum percobaan dilakukan yang didasarkan pada studi literatur. Hipotesis statistik dibedakan.
Metode Statistika Pertemuan VIII-IX
Pengujian Hipotesis Kuswanto, 2007.
KONSEP DASAR STATISTIK
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
Metode Statistika Pertemuan X-XI
HIPOTESIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Resista Vikaliana, S.Si.MM
STATISTIKA INFERENSI : UJI HIPOTESIS (SAMPEL TUNGGAL)
T- Test Q- Test F- Test UJI PARAMETER :
UJI HIPOTESA BEDA DUA RATA-RATA
Uji Hipotesis.
Metode PENGUJIAN HIPOTESIS
STATISTIKA INFERENSIAL
T- Test Q- Test F- Test UJI PARAMETER :
BAB 3 PENARIKAN SAMPEL DAN PENDUGAAN
BAB 14 PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL KECIL
Pengujian Hipotesis mengenai Rataan Populasi
STATISTIKA INFERENSI STATISTIK
Pengujian Hipotesis Kuliah 10.
14 Statistik Probabilita Yulius Eka Agung Seputra,ST,MSi. FASILKOM
Pengujian Pembandingan Rata-Rata Dua Populasi
Pengujian Hipotesis Achmad Tjachja N, Ir.,MS.
Week 11-Statistika dan Probabilitas
PENDUGAAN PARAMETER.
PENGUJIAN HIPOTESIS.
Sebaran Penarikan Contoh
PERTEMUAN Ke- 5 Statistika Ekonomi II
PENGUJIAN Hipotesa.
Analisis Multivariat Program S2 Matematika Semester Genap 2011/2012
STATISTIK II Pertemuan 4: Interval Konfidensi Dosen Pengampu MK:
Distribusi Sampling Menik Dwi Kurniatie, S.Si., M.Biotech.
UJI HIPOTESIS Indah Mulyani.
Pendugaan Parameter. Populasi : Parameter Sampel : Statistik Statistik merupakan PENDUGA bagi parameter populasi PENDUGA TAK BIAS DAN MEMPUNYAI RAGAM.
Transcript presentasi:

STATISTIKA DALAM KIMIA ANALITIK HERI SATRIA, M.Si

Populasi Sampling Pendugaan Sample Deskriptif Tingkat Keyakinan Ilmu Peluang

Populasi Vs Sample Populasi Sample Standard Deviasi : 2 Mean : μ (ekpektasi out come) Standard Deviasi : 2 Populasi Apakah Sample cukup mewakili populasi ? Sample Mean : x (measurement result) Standard Deviasi : s2

STATITICAL MEASURES Mean Variance & Standard Deviation Population Sample Expectation out come Variance & Standard Deviation Population Sample Error Residual

PROBABILITY DISTRIBUTIONS Measurement Normal Distribution

Confidence Level Confidence Limit › 99% 95% convidence level (1-α) R › 99% Confidence Limit 95% convidence level (1-α) (α/2)

Pengujian Hipotesis HIPOTESIS  Suatu pernyataan / anggapan yang mempunyai nilai mungkin benar / salah atau suatu pernyataan /anggapan yang mengandung nilai ketidakpastian CONTOH Besok akan turun hujan  mungkin benar/salah Penambahan pupuk meningkatkan produksi  mungkin benar/salah

Pengujian Hipotesis HIPOTESIS statistik dinyatakan dalam dua bentuk yaitu: H0 (hipotesis nol): suatu pernyataan / anggapan yang ingin kita tolak H1 (hipotesis tandingan): pernyataan lain yang akan diterima jika H0 ditolak

Pengujian Hipotesis Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis: (1) Tuliskan hipotesis yang akan diuji Ada dua jenis hipotesis: Hipotesis sederhana Hipotesis nol dan hipotesis alternatif sudah ditentukan pada nilai tertentu H0 :  = 0 vs H1 :  = 1 H0 : 2 = 02 vs H1 : 2 = 12 H0 : P = P0 vs H1 : P = P1 Hipotesis majemuk Hipotesis nol dan hipotesis alternatif dinyatakan dalam interval nilai tertentu b.1. Hipotesis satu arah H0 :   0 vs H1 :  < 0 H0 :   0 vs H1 :  > 0 b.2. Hipotesis dua arah H0 :  = 0 vs H1 :   0

Pengujian Hipotesis (2). Deskripsikan data sampel yang diperoleh (hitung rataan, ragam, standard error dll) (3). Hitung statistik ujinya Statistik uji yang digunakan sangat tergantung pada sebaran statistik dari penduga parameter yang diuji CONTOH H0:  = 0 maka maka statistik ujinya bisa t-student atau normal baku (z) atau (4). Tentukan batas kritis atau daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0 sangat tergantung dari bentuk hipotesis alternatif (H1) H1:  < 0  Tolak H0 jika th < -t(; db)(tabel) H1:  > 0  Tolak H0 jika th > t(; db)(tabel) H1:   0  Tolak H0 jika |th | > t(/2; db)(tabel) (5). Tarik kesimpulan

Pengujian Nilai Tengah Populasi X~N(,2) Sampel Acak Uji  Kasus Satu Sample Suatu sampel acak diambil dari satu populasi Normal berukuran n Tujuannya adalah menguji apakah parameter  sebesar nilai tertentu, katakanlah 0

Hipotesis satu arah H0 :   0 vs H1 :  < 0 Hipotesis yang dapat diuji: Hipotesis satu arah H0 :   0 vs H1 :  < 0 H0 :   0 vs H1 :  > 0 Hipotesis dua arah H0 :  = 0 vs H1 :   0 Statistik uji: Jika ragam populasi (2) diketahui : tidak diketahui :

Daerah kritis pada taraf nyata () Besarnya taraf nyata sangat tergantung dari bidang yang sedang dikaji Daerah penolakan H0 sangat tergantung dari bentuk hipotesis alternatif (H1) H1:  < 0  Tolak H0 jika th < -t(; db=n-1)(tabel) H1:  > 0  Tolak H0 jika th > t(; db=n-1)(tabel) H1:   0  Tolak H0 jika |th | > t(/2; db=n-1)(tabel) Atau, jika nilai peluang nyata (p) dihitung, H1:  < 0  p=p(t<th) atau p=p(z<zh), Tolak H0 jika p<  H1:  > 0  p=p(t>th) atau p=p(z>zh), Tolak H0 jika p<  H1:   0  p=p(|t|>|th|) atau p=p(|z|<|zh|), Tolak H0 jika p< /2 Tarik Kesimpulan

Ilustrasi Batasan yang ditentukan oleh pemerintah terhadap emisi gas CO kendaraan bermotor adalah 50 ppm. Sebuah perusahaan baru yang sedang mengajukan ijin pemasaran mobil, diperiksa oleh petugas pemerintah untuk menentukan apakah perusahan tersebut layak diberikan ijin. Sebanyak 20 mobil diambil secara acak dan diuji emisi CO-nya. Dari data yang didapatkan, rata-ratanya adalah 55 dan ragamnya 4.2. dengan menggunakan taraf nyata 5%, layakkan perusahaan tersebut mendapat ijin ?

Hipotesis yang diuji: H0 :  <= 50 vs H1 :  > 50 Statistik uji: th= (55-50)/ (4.2/  20)=5.32 Daerah kritis pada taraf nyata 0.05 Tolak Ho jika th > t(0,05;db=19) = 1,729 Kesimpulan: Tolak H0, artinya emisi gas CO kendaraan bermotor yang akan dipasarkan oleh perusahaan tersebut melebihi batasan yang ditentukan oleh pemerintah sehingga perusahaan tersebut tidak layak memperoleh ijin untuk memasarkan mobilnya.

Perbandingan Nilai Tengah Dua Populasi Populasi I X~N(1,12) Sampel I (n1) Populasi II X~N(2,22) Sampel II (n2) Acak dan saling bebas 1 ??? 2 Kasus Dua Sample Saling Bebas Setiap populasi diambil sampel acak berukuran tertentu (bisa sama, bisa juga tidak sama) Pengambilan kedua sampel saling bebas Tujuannya adalah menguji apakah parameter 1 sama dengan parameter 2

Hipotesis Statistik uji: Hipotesis satu arah: Hipotesis dua arah: H0: 1- 2 0 vs H1: 1- 2 <0 H0: 1- 2  0 vs H1: 1- 2 >0 Hipotesis dua arah: H0: 1- 2 =0 vs H1: 1- 2 0 Statistik uji: Jika ragam kedua populasi diketahui katakan 12 dan 22 : Jika ragam kedua populasi tidak diketahui:

Daerah kritis pada taraf nyata () Pada prinsipnya sama dengan kasus satu sampel, dimana daerah penolakan H0 sangat tergantung dari bentuk hipotesis alternatif (H1) H1: H1: 1- 2 <0  Tolak H0 jika th < -t(; db)(tabel) H1: 1- 2 >0  Tolak H0 jika th > t(; db)(tabel) H1: 1- 2 0  Tolak H0 jika |th | > t(/2; db)(tabel) Tarik Kesimpulan

Ilustrasi Dua buah perusahaan yang saling bersaing dalam industri kertas karton saling mengklaim bahwa produknya yang lebih baik, dalam artian lebih kuat menahan beban. Untuk mengetahui produk mana yang sebenarnya lebih baik, dilakukan pengambilan data masing-masing sebanyak 10 lembar, dan diukur berapa beban yang mampu ditanggung tanpa merusak karton. Datanya adalah : Hitunglah rataan dan ragam dari kedua data perusahaan tersebut. Ujilah karton produksi mana yang lebih kuat dengan asumsi ragam kedua populasi berbeda, gunakan taraf nyata 10% Persh. A 30 35 50 45 60 25 40 Persh. B 55 65

Jawab: Rata-rata dan ragam kedua sampel: Perbandingan kekuatan karton Hipotesis: H0: 1= 2 vs H1: 12

Daerah kritis pada taraf nyata 10%: Kesimpulan: Statistik uji: (ragam populasi tidak diketahui dan diasumsikan 12  12 ) Daerah kritis pada taraf nyata 10%: Tolak H0 jika |th| > t(0,05;17) = 1,740 Kesimpulan: Tolak H0, artinya kekuatan karton kedua perusahaan berbeda nyata pada taraf nyata 10%. Diduga karton yang diproduksi oleh perusahaan B lebih kuat daripada karton A

Perbandingan Nilai Tengah Dua Populasi Populasi I X~N(1,12) Sampel I (n) Populasi II X~N(2,22) Sampel II Acak dan berpasangan 1 ??? 2 Pasangan 1 Pasangan … Pasangan n Kasus Dua Sample Saling Berpasangan Setiap populasi diambil sampel acak berukuran n (wajib sama) Pengambilan kedua sampel berpasangan, ada pengkait antar kedua sampel (bisa waktu, objek, tempat, dll) Tujuannya adalah menguji apakah parameter 1 sama dengan parameter 2

H0: 1- 2 0 vs H1: 1- 2 <0 atau H0: D 0 vs H1: D<0 Hipotesis Hipotesis satu arah: H0: 1- 2 0 vs H1: 1- 2 <0 atau H0: D 0 vs H1: D<0 H0: 1- 2  0 vs H1: 1- 2 >0 atau H0: D  0 vs H1: D>0 Hipotesis dua arah: H0: 1- 2 =0 vs H1: 1- 2 0 atau H0: D = 0 vs H1: D0 Statistik uji: Gunakan t atau z jika ukuran contoh n besar Dimana d adalah simpangan antar pengamatan pada sampel satu dengan sampel 2 Daerah Kritis: (lihat kasus satu sampel) Tarik Kesimpulan Pasangan 1 2 3 … n Sampel 1 (X1) x11 x12 x13   x1n Sampel 2 (X2) x21 x22 x23 x2n D = (X1-X2) d1 d2 d3 dn

Ilustrasi Suatu klub kesegaran jasmani ingin mengevaluasi program diet, kemudian dipilih secara acak 10 orang anggotanya untuk mengikuti program diet tersebut selama 3 bulan. Data yang diambil adalah berat badan sebelum dan sesudah program diet dilaksanakan, yaitu: Apakah program diet tersebut dapat mengurangi berat badan minimal 5 kg? Lakukan pengujian pada taraf nyata 5%! Berat Badan Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sebelum (X1) 90 89 92 91 93 Sesudah (X2) 85 86 87 D=X1-X2

H0 : D  5 vs H1 : D < 5 Jawab: Karena kasus ini merupakan contoh berpasangan, maka: Hipotesis: H0 : D  5 vs H1 : D < 5 Deskripsi: Statistik uji:

Daerah kritis pada =5% Kesimpulan: Tolak H0, jika th < -t(=5%,db=9)=-1.833 Kesimpulan: Terima H0, artinya program diet tersebut dapat mengurangi berat badan minimal 5 kg