ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Praktek Profesi Keperawatan KMB 1
Advertisements

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )
Senam Hamil; Langkah bijak mempersiapkan persalinan
DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
Dr.Galuh Ramaningrum,Sp.A SMF Anak RS.Tugurejo
FISIOTERAPI PERNAFASAN
Divisi Ginjal & Hipertensi RSUD Dr.Moewardi Surakarta
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Ovariohisterectomy pada Kucing Kelompok 4 : Belinda Martin J3P Dolly yumantara J3P Matelda SR J3P M Vidy Fitryadi J3P Normalita.
LATIHAN FISIK PADA LANSIA
Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
Menghitung Tetesan Infus
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
SELAMAT DATANG PMI DAERAH MAKASAR.
RESUSITASI JANTUNG PARU
Fisioterapi dada.
TEKNIK PEMBERIAN INJEKSI IV
Oleh Dr. Nugroho Susanto
SENAM HAMIL MATERI PERKULIAHAN MAHASISWA FISIOTERAPI
Obat-Obatan Dalam Resusitasi Neonatus
DASAR – DASAR ANESTESIA I
STANDAR ASUHAN KEHAMILAN OLEH:ANISA SYOLIHIN NIM:140046
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
MALARIA.
Keperawatan Dasar I Memandikan Pasien
Praktek profesi GERONTIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT YG MENYERTAI MASA PERSALINAN PADA KALA I KALA II DAN KALA III RESNA REZA KURNIA
Membuka jalan napas dengan alat (OPA) atau tanpa alat
TUJUAN PEMBERIAN PERTOLONGAN
ELECTROCAUTER DAN ELECTROSURGERY
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
BANTUAN HIDUP DASAR & RESUSITASI JANTUNG PARU
Petir : Volt – Volt = Kvolt PLN : Sumber  1 KVolt
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
LATIHAN PENGUATAN OTOT DASAR PANGGUL
ANESTETIK UMUM Obat yang dapat menghilangkan rasa sakit yang disertai dengan hilangnya kesadaran secara total REVERSIBEL.
Sindrom Guillain–Barré
KONSEP PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN Rudiyanto PSMK FK UB.
Ambulatory Electrocardiography
PENDAHULUAN.
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Gangguan pada sistem pencernaan
ECT TERAPI KEJANG LISTRIK.
TEHNIK MENGATUR DAN MEMINDAHKAN PASIEN
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
PENILAIAN PENDERITA.
Baiq Reski Setiagarini
Asuhan Keperawatan Pada Ibu dengan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUD Tarakan Kelompok 25 & 26.
By Vennylia Trimurwani, AMD
BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau BLS (Basic Life Support)
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
Komputer dan Kesehatan
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
EPILEPSI DEFINISI : Gangguan paroksimal keatas fungsi otak yang mengakibatkan sawan yang bermula & berakhir dengan spontan.
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
Dr.Hendry Widjaja,MARS. Tujuan Utama : Mempertahankan penderita tetap hidup Membuat keadaan penderita tetap stabil Mengurangi rasa nyeri,
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA
M. Siauta. CMPK Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa mampu melakukan tindakan Irigasi Lambung CMPK Setelah mempelajari pokok bahasan ini,
Luka Bakar (Combutio) dr. Ketut Aditya Rahardja Puskesmas Lindi.
Apriyanto. 1. Bahaya listrik 2. Bahaya listrik bagi manusia 3. Bahaya kebakaran dan peledakan.
Transcript presentasi:

ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY

PENGERTIAN ECT adalah suatu pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mal secara artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasangkan pada satu atau dua temples. Ditemukan oleh Ugo Carletti dan Binet. Pengobatan yang dilakukan dari hasil tindakan tapi tidak mampu menjawab urutan kejadianya.

INDIKASI ECT Keadaan depresi berat Keadaan gaduh gelisah yang membahayakan. Keadaan stupor katatonik.

KONTRA INDIKASI ECT Menderitan penyakit akut : decomp,angina pectoris, dll. Kelainan vertebra dan tulang lainnya. Hipertensi KU lemah Kelainan paru-paru berat

KOMPLIKASI ECT Kelainan sistem muskulu skeletal mis. Dislokasi, fraktur. Kelainan sistem pernafasan Amnesia Gelisah post ECT Vomitus

PERSIAPAN ECT Pemeriksaan diagnostik fisik klien Pemeriksaan lab. Rutin dan rontgen bila perlu. Puasa 6 jam sebelum ECT Melepas protease Melonggarkan pakaian yg mengganggu.

CARA PENGOBATAN Memakai arus listrik bervoltase 70 – 130 v Tdk boleh > dari 600 ma Cara aliran listrik bisa langsung dari tegangan kota 110v atau dpt dengan alat ECT (Convulsator) Elektrode monotemporal dan bitemporal Arus dimulai 90v selama 1-1,5 menit, dapat dinaikkan bila gagal Sangat tergantung ambang kejang seseorang

FASE-FASE KEJANG Fase latent 2-5 detik, tremor cepat. Fase tonik 10 detik. Fase klonik 30 detik Fase apnue Fase bernafas spontan Fase mulai sadar 5 menit setelah kejang berhenti Fase tertidur 1 jam.

CARA MENGERJAKAN ECT Tidurkan klien diatas tempat tdr beralas datar dg. posisi lurus sebaiknya dengan bantal kecil dibawah bahu. Fiksasi rahang bawah dg. Spatel Fiksasi bahu dan siku, lutut dan panggul Pastikan convulsator siap pakai Tempelkan elektrode dan lakukan aliran sampai time mati Tetap lakukan fiksasi sampai grand mal selesai. Miringkan kepala klien dan tunggu samapi sadar.

Frekuensi 3 X dalam seminggu Hambatan dalam ECT : voltase kurang, tombol kurang basah, tertutup rambut klien dan kekebalan klien.

ECT MONITORING Pasien disiapkan : puasa lebih kurang 6 jam, timbang berat badan, mengukur tekanan darah dan nadi. Pasien diberi premedikasi anestesi injeksi Sulfas Atropin 1-2 cc kurang lebih ½ sampai 1 jam sebelum dilakukan anestesi. Pasang INT (semacam Wingneedle) dan Tensimeter. Pasang Elektrode untuk EKG, EEG dan ECT. Monitoring dicoba terlebih dahulu (Self Test). Bila elektrode pemasangannya sudah betul akan terlihat pada layar monitor berhasil (self test passed), bila gagal (Failled) letak elektrode harus diperbaiki sampai berhasil.

Masukkan obat anestesi 2 cc Dormikum atau Phenototal 4-6 cc (disesuaikan dengan BB) melalui INT. Aspirasi dulu untuk mengetahui INT buntu apa tidak. Apabila pakai Phentotal cara memasukan harus pelan-pelan. Pastikan Phentotal harus masuk ke dalam Vena, karena apabila tidak akan menyebabkan nekrose jaringan. Naikkan tensimeter diantara 180-200 (paling sedikit 10-20 diatas sistole), ini dimaksudkan agar obat pelemas otot Succinylcholin tidak masuk kebagian distal lengan, sehingga lengan akan tetap kontraksi sebagai kontrol kejang. Masukkan obat pelemas otot Succinylcholin 3-4 cc (disesuaikan dengan BB) secara cepat. Perhatikan fasikulasiyang terjadi, beri nafas buatan dengan -

respirator selama kurang lebih 1-2 menit atau sampai fasikulasi hilang. Pasang spatel agar lidah tidak tergigit. Pasien dilepaskan sama sekali, jangan dipegang. Lakukan ECT dengan monitor, biarkan sampai kejang pada lengan berhenti. Setelah kejang berhenti tensimeter diturunkan lagi tapi jangan dilepaskan. Beri nafas buatan lagi sampai pasien dapat bernafas sendiri secara adequat. Ini dapat dilihat melalui gerakan otot perutnya, setelah kurang lebih 4-5 menit. Tekanan pada pompa respirator tidak boleh terlalu cepat atau lambat, frekuensi antara 12-20 x/menit. Setelah pasien sadar,tensimeter,elektrode dan INTlepas

Catatan dosis : sulfas atropin : 0,02 mg/kg BB (1cc =0,25 mg) Phentotal : 3-4 mg/kg BB (1cc =50 mg) Succinylsholin : 1,5 mg/kg BB (1cc =20 mg) Dormikum : 0,2 mg/kg BB (1cc =5 mg) Ada cara lain yang dipakai tidak memakai alat pengontrol kejang (tensimeter manset) sehingga tidak ada kejang yang terjadi pada penderita saat ECT dilakukan, kecuali pada otot-otot masseter saja.