PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Assalamu'alaikum....
Advertisements

PELATIHAN KURIKULUM BAGI PENGAWAS SEKOLAH
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH 2004.
PROSEDUR PELAKSANAAN LESSON STUDY. Lesson Study Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif.
MENINGATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL ARWANTO NPM : MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA.
Pembelajaran Kontekstual
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (UNTUK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)
PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL )
Contextual teaching and learning
Contextual teaching and learning
PANDUAN TUGAS PEER TEACHING
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
UNTUK MATERI TERSEBUT DIATAS “ STRATEGI PEMBELAJARAN “
Tutorial Matakuliah PDGK 4405 Materi dan Pembelajaran IPS SD
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
MAGANG 1 Dr.R.Ika Mustika, M.Pd Latifah,M.Pd
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MAGANG 1 R. Mekar Ismayani, M.Pd.
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
JIGSAW Salah satu teknik pembelajaran kooperatif adalah Jigsaw. Pada mulanya Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan, kemudian oleh Robert.
PENDAHULUAN Menyimak : proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna. Hasil penelitian aktivitas berbahasa:42%
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN TEORI BANDURA Oleh : Casutri
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (UNTUK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (UNTUK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)
Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MAGANG 1 Dr.R.Ika Mustika, M.Pd Latifah,M.Pd
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
Model pembelajaran konstektual
Proses KBM Bagaimana siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan ?
Model problem based learning
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KEJURUAN
SMPN I SUKARAJA SUKABUMI TAHUN 20
CTL dan PAIKEM M A K A L A H Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah " Strategi Pembelajaran " Dosen Pengampu : Afiful Ikhwan, M.Pd.I Oleh : FIANA WULANNDARI.
INSPIRASI PEMBELAJARAN MELALUI TAYANGAN VIDEO
‘.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
JIGSAW Salah satu teknik pembelajaran kooperatif adalah Jigsaw. Pada mulanya Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan, kemudian oleh Robert.
PROSEDUR PELAKSANAAN LESSON STUDY
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ). Latar Belakang Dasar pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
APA KOMENTAR ANDA? Huuh.. kok..berat Aduuh.…gimana ini.?
PROSEDUR PELAKSANAAN LESSON STUDY
Pembelajaran Kontekstual
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang terorganisir secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar.
Transcript presentasi:

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS CTL Kerja sama Saling menunjang Menyenangkan, Tidak membosankan Belajar dengan bergairah Pembelajaran terintegrasi Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif Sharing dengan teman Siswa kritis guru kreatif Dinding kelas & lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dll. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dll.

Enam Unsur Kunci Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran bermakna Penerapan pengetahuan Berfikir tingkat lebih tinggi Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar Responsive terhadap budaya Penilaian otentik (University of Washington, 2001)

Keterangan 1. Pembelajaran Bermakna Siswa berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari Pembelajaran dipersepsi dengan hidup mereka 2. Penerapan Pengetahuan Kemampuan untuk melihat apa yang dipelajari ditetapkan dalam tatanan-tatanan yang berfungsi pada masa sekarang dan akan datang 3. Berfikir Tingkat Lebih Tinggi Siswa dilatih berfikir dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu issu, atau memecahkan masalah

4. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar Konten pengajaran berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal, nasional, asosiasi, dan atau industri 5. Responsive terhadap budaya Memahami dan menghormati nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan siswa, sesama rekan pendidik, dan masyarakat tempat mereka mendidik 6. Penilaian Otentik Penggunaan berbagai macam strategi penilaian

Ada 7 komponen utama pendekatan pembelajaran Konstruktivisme (constructivism) Menemukan (inquiry) Bertanya (questioning) Masyarakat belajar (learning community) Pemodelan (modeling) Refleksi (reflection) Penilaian sebenarnya (authentic assessment)

KETERANGAN 1. Konstruktivisme : 2. Menemukan (Inkuiri) Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. 2. Menemukan (Inkuiri) Siklus menemukan meliputi : * Observasi (pengamatan) * Bertanya * Mengajukan dugaan (hipotesis) * Mengumpulkan data * Menyimpulkan

3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya Siswa membuat peta kota-kota besar sendiri. Siswa membuat paragraf deskripsi sendiri. Siswa membuat bagan sisilah raja-raja Majapahit sendiri. Siswa membuat penggolongan tumbuh-tumbuhan sendiri. Siswa membuat essai atau usulan kepada Pemerintah tentang berbagai masalah di daerahnya sendiri. Dst 4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien yang lain Karya siswa disampaikan teman sekelas atau kepada orang banyak untuk mendapatkan masukan Bertanya jawab dengan teman Memunculkan ide-ide baru Melakukan refleksi Menempelkan gambar, karya tulis, peta, dan sejenisnya di dinding kelas, dinding sekolah, majalah dinding, majalah sekolah, dsb.

Langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri): Merumuskan masalah (dalam matapelajaran apapun) Bagaimanakah silsilah raja-raja Majapahit? (sejarah) Bagaimanakah cara melukiskan suasana menikmati ikan bakar di tepi pantai Kendari? (bahasa Indonesia) Ada berapa jenis tumbuhan menurut bentuk bijinya? (biologi) Kota mana saja yang termasuk kota besar di Indonesia? (geografi) 2. Mengamati atau melakukan observasi Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati

3. Bertanya : Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari “bertanya”. Pada semua aktivitas belajar, “bertanya” dapat diterapkan antarsiswa, antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan ahli/model.

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk (1). Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis (2). Mengecek pemahaman siswa (3). Membangkitkan respon kepada siswa (4). Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa (5). Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa (6). Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru (7). Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa (8). Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

Masyarakat belajar di kelas dapat terwujud dalam : Terjadi jika ada proses komunikasi dua arah. Hasil belajar diperoleh dari sharing antarteman, antarkelompok.   Masyarakat belajar di kelas dapat terwujud dalam : §    Pembentukan kelompok kecil §    Pembentukan kelompok besar §   Mendatangkan ‘ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi,polisi, tukang kayu, dsb) §    Bekerja dengan kelas sederajat §    Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya §    Bekerja dengan masyarakat

Bagaimanakah contoh praktek permodelan dikelas? Ada model yang bisa ditiru, atau memberi contoh. Model bisa guru, siswa, dan ahli untuk topik tertentu yang didatangkan dari luar.   Bagaimanakah contoh praktek permodelan dikelas? § Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa § Guru PPKN mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh itu § Guru geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya § Guru biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan § Guru bahasa Indonesia menunjukkan teks berita dari Harian Kompas, Jawa Pos, dsb. sebagai model pembuatan berita § Guru kerajinan mendatangkan ‘model’ tukang kayu ke kelas, lalu memintanya untuk bekerja dengan peralatannya, sementara siswa menirunya.

Realisasi refleksi di kelas Cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu.    Realisasi refleksi di kelas §         pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu §         catatan atau jurnal di buku siswa §         kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu §         diskusi §         hasil karya

Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa 7.   Penilaian sebenarnya : Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil dengan berbagai cara bai tes maupun nontes   Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa (1). Proyek/kegiatan dan laporannya (2). PR (3). Kuis (4). Karya siswa (5). Presentasi atau penampilan siswa (6). Demonstrasi (7). Laporan (8). Jurnal (9). Hasil tes tertulis (10). Karya tulis

Intinya, dengan authentic assessment, pertanyaan yang ingin dijawab adalah “Apakah anak-anak belajar?”, bukan “apa yang sudah diketahui?”. Jadi, siswa dinilai kemampuannya dengan berbagai cara. Tidak melulu dari hasil ulangan tulis!

PENDEKATAN TRADISIONAL PERBEDAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL (BEHAVIORISME/STRUKTURALISME) No. PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL 1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa adalah penerima informasi secara pasif 2. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi. Siswa belajar secara individual 3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis 4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri. Perilaku dibangun atas kebiasaan 5. Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan

6. Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri Hadiah untuk perilaku baik adakah pujian atau nilai (angka) rapor. 7. Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan Seseorang tidak melakuakn yang jelek karena dia takut hukuman. 8. Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural : rumus diterangkan sampai paham kemudian dilatihkan (drill) 9. Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa. Rumus itu ada di luar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihafalkan, dan dilatihkan. 10. Pemahaman rumus itu relatif berbeda antara siswa yang satu dengan lainnya, sesuai dnegan skemata siswa (ongoing process of development) Rumus adalah kebenaran absolut (sama untuk semua orang). Hanya ada dua kemungkinan, yaitu pemahaman rumus yang salah atau pemahaman rumus yang benar.

11. Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajaran Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah (membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal), tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran 12. Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia menciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya. Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada di luar diri manusia. 13. Karena ilmu pengetahuan itu dikembangkan (dikonstruksi) oleh manusia sendiri, sementara manusia selalu mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative & incomplete) Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final. 14. Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran. 15. Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan. Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa

16. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara: proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dll. Hasil belajar diukur hanya dengan tes 17. Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks, dan setting Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas 18. Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek Sanksi adalah hukuman dari perilaku jelek 19. Perilaku baik berdasar motivasi instrinsik. Perilaku baik berdasar motivasi ekstrinsik. 20. Seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan hadiah yang menyenangkan

Skenario Pembelajaran Pendahuluan Pembelajaran awal Apersepsi Pembentukan kelompok Bagaimana cara menentukan kelompok diskusi siswa?

Contoh penentuan kelompok siswa Peringkat Team Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C D E F G H I J Rata-rata atas 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata bawah 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rendah 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

2. Kegiatan Inti a. Diskusi b. Kelompok belajar c. Turnamen Diskusi Kelompok, satu kelompok mendiskusikan satu topik Presentasi b. Kelompok belajar Setiap kelompok mediskusikan soal yang sama c. Turnamen

Turnamen Sebelum mulai turnamen guru meminta siswa pindah ke kelompok turnamen yang telah ditentukan oleh guru. Pada setiap meja turnamen disediakan : 1 set lembar turnamen kunci jawaban kartu nomor, jumlahnya sesuai nomor soal format skor turnamen

Di bawah ini gambaran meja turnamen yang terdiri dari 4 anggota turnamen Meja Pertandingan 1 2 Meja pertandingan 3 Meja Pertandigan 4 Tinggi Rata-rata Rendah

Kelompok Pertandingan Tim A, B, C dan D Catatan: untuk 10 kelompok diskusi siswa dapat disiapkan 12 meja turnamen. Kelompok Pertandingan Tim A, B, C dan D Menjadi 4 meja pertandingan Setiap meja pertandingan terdiri dari 4 pemain Tim E, F, G Setiap meja pertandingan terdiri dari 3 pemain Tim H, I, J

Peran Siswa Dalam Turnamen Penantang Kedua (2nd Challenger) Pengecek Jawaban (Checker) Penantang Pertama (1st Challenger) Pembaca (Reader)

Pemberian Skor Setelah Pertandingan sesuai tabel berikut : Pemain Skor Tidak kembar Skor diatas kembar Skor tengah kembar Skor bawah kembar 3 skor atas kembar 3 skor bawah kembar Semua kembar 2 bawah 2 atas kembar Top skor 60 50 40 Skor tengah atas 30 Skor tengah bawah Skor bawah 20 a. Tabel 2.2 : Skor Turnamen dengan 4 pemain Pemain Skor Tidak kembar Skor atas kembar Skor bawah kembar Semua kembar Top skor Skor Tengah Skor bawah 60 40 20 50 30 b. Tabel 2.3 : Skor Turnamen dengan 3 pemain Pemain Skor Tidak Kembar Kembar Skor Atas Skor Bawah 60 20 40 c. Tabel 2.4 : Skor Turnamen dengan 2 pemain

Penghargaan Tim (Team Recognition) Kriteria penghargaan sesuai tabel berikut: Kriteria Rata-rata Tim Penghargaan (award) 31 – 40 41 – 45 46 keatas CUKUP (Good Team) BAIK (Great Team) AMAT BAIK (Super Team)

3. Penutup Kesimpulan dan hasil pembelajaran Siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dalam bentuk tulisan. Misalnya siswa membuat lirik nyanyian tentang materi pembelajaran

Penghargaan Super Team Penghargaan ini diberikan kepada ………Tim Pada minggu …………… Penghargaan ini diberikan kepada ………Tim (Anggota : ) ( tanggal; tahun …………….. )   ( Tanda tangan guru )  

Penghargaan ini diberikan kepada   Penghargaan Great Team Penghargaan ini diberikan kepada   ………Tim   (Anggota : ) ( Topik : …………….. ) Jakarta, ...................... ( Tanda tangan guru )    

Penghargaan ini diberikan kepada     Penghargaan Good Team   Penghargaan ini diberikan kepada ………Tim   (Anggota : ) ( Topik : …………….. ) Jakarta, ...................... ( Tanda tangan guru )    

Selanjutnya guru meminta 4 orang siswa dengan topik yang berbeda untuk presentasi tentang topiknya didepan kelas secara bergiliran.   Akhirnya guru mengadakan tes secara individual dan dikoreksi langsung sambil dibahas. Skor atau nilai siswa dalam kelompok belajar (home group) dirata-ratakan. Dan untuk memotivasi siswa guru memberikan penghargaan kepada kelompok belajar/home group yang nilai rata-ratanya tinggi.