Kuliah 11 dasar pemuliaan ternak

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH DARA DARI STADIUM PEDET DILAHIRKAN – DISAPIH – DARA -BERANAK LAJU PERTUMBUHAN.
Advertisements

SELEKSI TONGKOL KE BARIS
Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan Ternak
METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
KULIAH I SEJARAH PEMULIAAN TERNAK Apakah Animal Breeding itu ?
(Koefisien Pewarisan Sifat)
GENETIK TANAMAN MENYERBUK SILANG : JAGUNG
BAB 4 PARAMETER GENETIK Pengertian Heritabilitas Repitabilitas
METODA SELEKSI.
MANAJEMEN PEMULIAAN TERNAK PET 032
By : Setyo Utomo TATAP MUKA KE 11
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
PEMULIABIAKAN PADA SAPI PERAH
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
PERSILANGAN Oleh : Setyo Utomo.
RIPITABILITAS.
TEKNIK PERSILANGAN DALAM PEMULIAAN TERNAK
PERKAWINAN CLOSEBREEDING
PEMULIAAN PADA SAPI PERAH
INTERVAL GENERASI ANTAR SPESIES INTERVAL GENERASI BERBEDA-BEDA BAHKAN ANTAR PETERNAK MESKIPUN BREEDNYA SAMA BISA SAJA BERBEDA-BEDA. ADALAH WAKTU ANTARA.
KULIAH 2 DASAR GENETIKA DALAM PEMULIAAN TERNAK Pertemuan 3.
SELEKSI MASSA (MASS SELECTION)
Kuliah 8 dasar pemuliaan ternak
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
DASAR PEMULIAAN TERNAK (2 sks) Oleh Fahrul Ilham, S.Pt, M.Si
SIFAT KUANTITATIF BY SETYO UTOMO.
ILMU PEMULIAAN TERNAK Bertujuan : untuk meningkatkan produktifitas (sifatproduksi dan reproduksi) suatu ternak melalui peningkatan mutu genetiknya dengan.
Oleh : Setyo Utomo Dasar Pemuliaan Ternak, 2016/smstr II
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
Kuliah 8 dasar pemuliaan ternak
DASAR STATISTIKA DALAM PEMULIAAN TERNAK
GENETIKA POPULASI DAN SIFAT KUALITATIF
DASAR STATISTIKA DALAM PEMULIAAN TERNAK
NILAI PEMULIAAN SAPI PERAH
PERSILANGAN Macam perkawinan ternak :
Analisis Korelasi dan Regresi
METODE PEMULIAAN TANAMAN
Tujuan Instruksional Khusus :
METODE PENAKSIRAN HERITABILITAS
Tata Laksakna Pengawinan
Kelas E/ Kelompok 2 Arina Manasikana Yulia Luthfiana
KULIAH 2 Pertemuan 3 DASAR GENETIKA DALAM PEMULIAAN TERNAK
Parameter Genetik Dan Fenotipik
POLYGENES/ MULTIPLE GENES HEREDITY (QUANTITATIVE HEREDITY)
POLA PRODUKSI Klasifikasi ternak sapi Berdasarkan jenis kelamin :
MANAMENT PEMELIHARAAN SAPI PERAH
Menyusun program pemuliaan
Parameter Kontrol Perlakuan
PEMULIAAN PADA SAPI PERAH
SELEKSI Alam Buatan ?.
HERITABILITAS HEREDITY = KETURUNAN HERITABILITAS ABILITY = KEMAMPUAN
CATATAN PENTING DAN BATASAN ISTILAH
Parameter Genetik.
CV. SVARNA CORPORATION DESAIN Sistem Informasi Peternakan Sapi Perah menggunakan Kombinasi Aplikasi Berbasis Mobile & Web.
Seleksi dan Manfaat Dalam Meningkatkan Produktivitas Domba
? ? SELEKSI Disingkirkan/diculling dipelihara Alam Buatan
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
PEMULIAAN TERNAK PENDAHULUAN.
Parameter Genetik Dan Fenotipik
FENOTIP, GENOTIP DAN LINGKUNGAN
Menyusun program pemuliaan
Correlated Responce (respon terkorelasi)
H2 HERITABILITAS.
Seleksi dapat dibedakan
Dasar Teknik Pembibitan Ruminansia dan Non Ruminansia Babi
KORELASI ANTARA KOMPONEN HASIL DENGAN HASIL PADA POPULASI F6 TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.)
Kebutuhan dan Ketersediaan dari Suatu Farm
RANCANGAN PERSILANGAN
Transcript presentasi:

Kuliah 11 dasar pemuliaan ternak KORELASI GENETIK By Setyo Utomo Kuliah 11 dasar pemuliaan ternak

PENGERTIAN MERUPAKAN KORELASI ANTARA DUA VARIABEL ATAU PARAMETER FENOTIPE SUATU SIFAT MERUPAKAN EKSPRESI DARI GENETIK DAN LINGUNGAN TERDAPAT 3 PENGERTIAN TENTANG KORELASI, YAITU KORELASI FENOTIPIK (rp), KORELASI GENOTIPIK (rg), DAN KORELASI LINGKUNGAN (re). PEMBAHASAN TERPENTING ADALAH KORELASI GENOTIPIK, OLEH KARENA FAKTOR YANG DIWARISKAN TETUA KPD KETURUNANNYA ADALAH FAKTOR GENETIK.

KORELASI GENETIK BERKAITAN DENGAN HUBUNGAN ANTARA SUATU SIFAT DENGAN SIFAT YANG LAIN SECARA GENETIK. KORELASI GENETIK SANGAT PENTING KARENA JIKA DUA SIFAT BERKORELASI SECARA GENETIK, MAKA SELEKSI UNTUK SUATU SIFAT AKAN MENYEBABKAN PERUBAHAN PADA SIFAT LAIN. KORELASI GENETIK MEMPUNYAI NILAI ANTARA -1 S/D +1. APLIKASI KORELASI GENETIK ADALAH PADA PROGRAM SELEKSI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF.

ESTIMASI NILAI KOEFISIEN KORELASI GENETIK AKAN MENGHASILKAN EMPAT KEMUNGKINAN. YAITU : APABILA KOEFISIEN KORELASI GENETIK ANTARA DUA SIFAT TERMASUK KATEGORI TINGGI DAN BERNILAI POSITIF, MAKA SELEKSI HANYA PERLU PADA PADA SIFAT PERTAMA, TIDAK PERLU MELAKUKAN SELEKSI SIFAT KE –DUA. ARTINYA SELEKSI UNTUK MENINGKATKAN PRESTAI (PRODUKTOVITAS) SIFAT YANG PERTAMA AKAN DIIKUTI OLEH PENINGKATAN PRESTASI PADA SIFAT KE-DUA. BILA KOEFISIEN KORELASI ANATARA DUA SIFAT TERMASUK TINGGI, TETAPI NEGATIF, BERARTI PADA SIFAT PERTAMA JUSTRU AKAN MENURUNKAN PRESTASI SIFAT KE-DUA. BILA KOEFISIEN KORELASI ANTARA DUA SIFAT TERMASUK RENDAH DAN BERNILAI POSITIF, BERARTI BAHWA HUBUNGAN ANTARA DUA SIFAT LEMAH, SELEKSI TERHADAP SIFAT PERTAMA HANYA MEMPENGARUHI SEDIKIT PENINGKATAN PENAMPILAN PADA SIFAT KE-DUA. BILA KOEFISIEN KORELASI ANTARA DUA SIFAT TERMASUK RENDAJH DAN NEGATIF, BERARTI BAHWA HUBUNGAN ANTARA DUA SIFAT TSB LEMAH, SEHINGGA SELEKSI TERHADAP SIFAT KE-DUA DAPAT DILAKUKAN SECARA TERPISAH.

PENYEBAB TERJADINYA KORELASI GENETIK GEN PLEIOTROPIK (PLEIOTROPIC GEN) GEN BERANGKAI (LINKED GEN) DALAM SATU LENGAN KROMOSOME TERDAPAT BANYAK GEN-GEN YANG JUMLAHNYA TIDAK DIKETAHUI DIANTARA SEJUMLAH GEN TERSEBUT, MEMPUNYAI 3 EKSPRESI YAITU : SATU GEN MENGEKSPRESIKAN SATU SIFAT SATU GEN MENGEKSPRESIKAN BANYAK SIFAT BEBERAPA GEN MENGEKSPRESIKAN BANYAK SIFAT

GEN TUNGGAL YANG MENGEKSPRESIKAN BANYAK SIFAT DISEBUT SEBAGAI GEN PLEIOTROPIK (PLEIOTROPIC GENE) RANGKAIAN GEN-GEN YANG KEDUDUKANNYA BERDEKATAN SATU SAMA LAIN YANG MENGEKSPRESIKAN SIFAT-SIFAT BERBEDA, SEHINGGA KARENA KEDEKATANNYA SEOLAH-OLAH MENJADI SATU KESATUAN DISEBUT GEN BERANGKAI (LINKED GENE) PLEIOTROPIC GENE DAN LINKED GENE DIWARISKAN DARI TETUA KEPADA KETURUNANNYA, SEHINGGA MENYEBABKAN TERJADINYA KORELASI GENETIK

KORELASI GENETIK HASIL PENELITIAN BESARNYA NILAI DUGAAN KOEFISIEN KORELASI GENETIK TERGANTUNG PADA : METODA YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS JUMLAH DATA YANG DIANALISIS ASAL DATA MESKIPUN JUMLAH DATA DAN ASAL DATA SAMA, TETAPI BILA METODA ANALISISNYA BERBEDA, MAKA HASIL AKHIR PENDUGAAN DAPAT SAJA BERBEDA.

CONTOH : BESARNYA NILAI KORELASI GENETIK SIFAT BOBOT LAHIR DENGAN BOBOT UMUR SATU TAHUN PADA SAPI POTONG. TERNYATA GEN YANG SAMA MEMPENGARUHI DUA SIFAT DENGAN CARA YANG SAMA, KEDUA SIFAT TERSEBUT MERUPAKAN SIFAT-SIFAT PERTUMBUHAN. BANYAK GEN YANG MENGEKSPRESIKAN LAJU PERTUMBUHAN SEBELUM KELAHIRAN AKAN MENGEKSPRESIKAN JUGA LAJU PERTUMBUHAN SETELAH KELAHIRAN. SEHINGGA SECARA LOGIKA, BOBOT LAHIR DENGAN BOBOT SATU TAHUN AKAN MEMILIKI KOEFISIEN KORELASI YANG POSITIF DAN SANGAT TINGGI

TABEL KORELASI GENETIK (rg) ANTARA DUA SIFAT SIFAT I rg DENGAN SIFAT II SAPI PERAH PLS PPS PL PRODUKSI SUSU (PS) 0,45-0,65 0,80-0,90 -0,50 PROD.LEMAK SUSU (PLS) 0,60-0,76 0,55 PROD. PROTEIN SUSU (PPS) -0,15 PERSEN LEMAK (PL)

SIFAT I rg DENGAN SIFAT II SAPI POTONG BS PBS BT LB UP BOBOT LAHIR (BL) BOBOT SAPIH (BS) PERTAMBAHAN LEPAS SAPIH (PBS) BOBOT SATU TH (BT) LAMA BUNTING (LB) UMUR PUBERTAS (UP)

DOMBA PBS KB PB BOBOT BADAN WAKTU LAHIR (BL) 0,55 0,05 -0,15 PERTAMBAHAN LEPAS SAPIH (PBS) 0,15 -0,20 KELEMBUTAN BULU (KB) 0,35 OANJANG BULU (PB)

METODA PENDUGAAN KOEFISIEN KORELASI GENETIK METODA : MENGGUNAKAN ANALISIS RAGAM DAN PERAGAM LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PERHITUNGAN PENDUGAAN KOEFISIEN KORELASI GENETIK ADALAH : PERHITUNGAN RAGAM SIFAT DENGAN ANALISIS RAGAM (ANOVA I) PERHITUNGAN RAGAM SIFAT II DENGAN ANOVA II PERHITUNGAN PERAGAM UNTUK SIFAT I DAN II DENGAN ANALISIS PERAGAM (ANALYSIS OF COVARIANCE ATAU ANCOVA)

PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN (EBV) PENGERTIAN DEFINISI : EBV ADALAH NILAI SEEKOR TERNAK SEBAGAI TETUA (THE VALUE OF AN INDIVIDUAL AS PARENT) YANG DIPEROLEH DARI PERKAWINAN ACAK. NILAI PEMULIAAN MEMBERIKAN GAMBARAN TENTANG DUGAAN KEMAMPUAN MEWARISKAN SIFAT

FENOTIP MERUPAKAN KOMBINASI EKSPRESI GENETIK DAN LINGKUNGAN, SERTA ADANYA INTERAKSI ANTARA GENETIK DAN LINGKUNGAN. BAGI PEMULIA TERNAK (ANIMAL BREEDER) TUGAS UTAMANYA ADALAH MENENTUKAN SEBERAPA BESAR KEUNGGULAN GENETIK (DIPANDANG SEBAGAI SUPERIORITAS ATAU INFERIORITAS) UNTUK SUATU SIFAT YANG DISEBABKAN OLEH EFEK GENETIK ADDITIF. HAL ITU SANGAT PENTING KARENA KEUNGGULAN GENETIK DIWARISKAN TETUA KEPADA ANAK-ANAKNYA MELALUI GEN YANG DIMILIKINYA. KEUNGGULAN GENETIK DAPAT DIDUGA PADA SEEKOR TERNAK SECARA RELATIF TERHADAP TERNAK-TERNAK LAINNYA PADA KONDISI, LINGKUNGAN DAN WAKTU YANG SAMA

DUGAAN NP (EBV = ESTIMATED BREEDING VALUE) MERUPAKAN SALAH SATU ISTILAH YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGGAMBARKAN KEUNGGULAN. ISTILAH LAIN ; EPD = ESTIMATED PROGENY DIFFERENCE) YANG BESARNYA ½ EBV. EPD MENJADI NILAI DUGAAN PENAMPILAN KETURUNAN YANG DIBANDINGKAN DENGAN PENAMPILAN KETURUNAN DARI INDIVIDU LAINNYA PADA BANGSA YANG SAMA. INDIVIDU PEMBANDING DISEBUT CONTEMPORARY GROUP.

APA BEDA NILAI GENETIK DENGAN NILAI PEMULIAAN ????????? NILAI GENETIK (GENETIC VALUE) ADALAH SUATU FUNGSI DARI GEN-GEN YANG DIMILIKI OLEH TERNAK UNTUK MENGEKSPRESIKAN SIFAT TERTENTU DAN MERUPAKAN RATA-RATA NILAI RELATIF TERHADAP KELOMPOK DASAR. SECARA UMUM NILAI GENETIK LEBIH DIKAITKAN DENGAN NILAI GENOTIPIK DAN FREKUENSI GEN SERTA FREKUENSI GENOTIPIKNYA.

P = G + E + I ge P = G + E PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN EBV DIDUGA DARI HASIL KALI ANTARA PEMBOBOTAN DENGAN SELISIH RATA-RATA PENAMPILAN DIRINYA TERHADAP PENAMPILAN PEMBANDINGNYA. BESARNYA PEMBOBOT TERGANTUNG PADA SUMBER INFORMASI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENDUGA NILAI PEMULIAAN. P = G + E + I ge Ige DIASUMSIKAN NOL, ASUMSI BERDASARKAN BAHWA SELEKSI TERHADAP TERNAK-TERNAK HARUS DILAKSANAKAN PADA LINGKUNGAN YANG SAMA, SEHINGGA : P = G + E

DALAM POPULASI, DIDALAMNYA TERDAPAT SEJUMLAH INDIVIDU DALAM POPULASI TERSEBUT. DENGAN DEMIKIAN PENGGAMBARAN FENOTIP BUKAN BERASAL DARI TERNAK SECARA INDIVIDU, TETAPI SEJUMLAH INDIVIDU (POPULASI). PENAMPILAN SIFAT PADA INDIVIDU SATU DENGAN LAINNYA DALAM POPULASI TIDAKLAH SAMA, BERARTI TERDAPAT KERAGAMAN (σ) ATAS SIFAT-SIFAT TSB, SEHINGGA : σ² p = σ² G + σ² E

σ² G ; σ² G A, σ² G dan σ² G I Dalam suatu usaha peternakan, tujuan utamanya pasti mendapatkan keuntungan, sifat yang diperhatikan sifat yang mempunyai nilai ekonomis, dalam hal ini adalah sifat kuantitatif. Sifat ini dipengaruhi oleh aksi gen additif. Sehingga hanya gen additif saja yang mempunyai kontribusi terhadap perbedaan nilai pemuliaan. Bagian ragam fenotip (σ² p) yang dikontrol oleh keragaman gen additif (σ² G A) merupakan besaran yang sangat penting dalam pemuliaan ternak. Besaramn tersebut dikenal dengan nama heritabilitas.

PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN BERDASARKAN MODEL PENGUKURAN 1. PENGUKURAN TUNGGAL DIRINYA SENDIRI PENGUKURAN TUNGGAL DILAKUKAN UNTUK MEMPEROLEH DATA DARI SIFAT KUANTITATIF TERTENTU, MISAL PRODUKSI SUSU DARI SATU MASA LAKTASI, BOBOT BADAN PEDET PADA WAKTU LAHIR, BOBOT BADAN PEDET PADA WAKTU SAPIH, DSB. - EBV = h² (Pi – Pp) Pi = produksi dari catatan tunggal pada ternak yang sedang dihitung EBV-nya Pp = rata-rata produksi dari ternak-ternak pembanding (ternak ternak lain yang berproduksi pada tempat dan waktu yang sama).

KORELASI ANTARA NILAI PEMULIAAN DENGAN UKURAN FENOTIPIK DISIMBOLKAN rap DISEBUT KECERMATAN PENDUGAAN NP. KARENA NP DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN SELEKSI MAKA KECERMATAN PENDUGAAN NP SERING DISEBUT KECERMATAN SELEKSI KECERMATAN SELEKSI KECERMATAN SELEKSI PENGUKURAN TUNGGAL = √h²

Contoh soal : Seekor sapi perat (Tina) baru beranak pertama kali mempunyai produksi susu satu masa laktasi 230 liter diatas rata-rata pembandingnya. Heritabilitas produksi susu = 0,25. NP induk tersebut dan tingkat kecermatan pendugaan-pendugaan NP: Coba anda kerjakan dan kirim ke esutama_set@yahoo.com