Komplikasi kehamilan dan penyakit kehamilan tm I dan II KET SILVIA PRADIPTA 130082 IIB
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 1.Definisi Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi berimplatasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. 2.Epidemiologi Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur anatar 20-40 tahun dengan umur rata rata 30 tahun. lebih dari 60% kehamilan ektopik terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan sosio ekonomi rendah dan tinggal di daerah dengan prevalensi gonore dan prevalensi tuberkulosa yang tinggi. pemakaian antibiotik pada penyakit radang panggul dapat meninggalkan kejadian kehamilan ektopik terganggu. diantara kehamilan kehamilan ektopik terganggu. diantara kehamilan kehamilan ektopik terganggu yang banyak terjadi ialah pada daerah tuba (90%). Pemakaian antibiotik pada penyakit radang panggul dapat meningkatkan kejadian kehamilan ektopik terganggu. Kontrasepsi IUD juga dapat mempengaruhi frekuensi kehamilan ektopik terhadap persalinan dirumah sakit.
3. Etiologi Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. tiap kehanilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian ampula tuba dan dalam perjalanan ke uterustelur mulai mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi di tuba, atau nidasinya di tuba dipermudah. 4.Klasifikasi Klasifikasi kehamilan dapat berdasarkan lokasinya anatara lain pada: tuba fallopi, pars intestinal,isthmus, ampula, infundibulum, fimbrae, uterus, kanalis servikal, divertikulum, kornu,tanduk rudimenter, ovarium, intraligamenter, abdominal, primer, sekunder, kombinasi kehamilan dalan dan luar uterus.
5.Patogenesis Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi di kavum uterii. telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau interkolumnar. pada nidasi secara kolumner telur bernidasi pada ujung sisi jonjot endoslaping. perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurang nya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan direabsorbsi. pada nidasi interkolumnar, telur bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup maka ovum dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan dinamkan pseudekapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba malahan kadang kadang sulit dilihat vili korealis menembus endoscalping dan masuk kedalam otot otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. Perkembangan janin selanjutnya tergantung dari beberapa faktor ; tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknyabperdarahan yang terjadi oleh invasi trofoplbast.
6.Gambaran Klinik Kehamilan ektopik biasanya baru memberikan gejala gejala yang jelas dan khas kalau sudah terganggu dan kehamilan ektopik yang masih utuh, gejala gejala nya sama dengan kehamilan intrauterin. 7.Gejala gejala Pada wanita yang mengalami KET gejala yang terlihat menyerupai appendiks dengan gejala antara lain; nyeri perut bagian bawah, amenore, perdarahan pervaginam, syok karena hipovalemi, pembesaran uterus, tumor dalam rongga panggul, perubahan darah. Gejala gejala kehamilan ektopik beraneka ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang kadang menimbulkan kesulitan, yang penting dalam pembuatan diagnosis kehamilanektopik iialah supaya pada pemeriksaan penderita selalu waspada terhadap kemungkinan kehamilan ini.
8.Penanganan Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya laparatomi. dalam tindakan demikian, beberapa halharus diperhatikan dan dipertimbangkan kondisi penderita saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kondisi anatomik rongga pelvik, kemampuan teknik bedah mikro dokter operator, dan kemampuan teknik teknologi fertilisasi inviro setempat.
TERIMAKASIH