Estetika Zaman Romantisme Mukhsin Patriansyah, S.Sn.,M.Sn

Romantisme Modren Abad ke-19 Di abad ini Eropa mengembangkan kembali paham teori ekspresi seniman, mengingat kejenuhan akan kemajuan teknoligi yang membawa bnyak kebisingan membuat manusia waktu itu rindu akan suatu ketentraman dan kesepian. Keinginan untuk mencari suasana tenang dan alami dipedalaman, jauh dari kota yang pnuh persaingan antar manusia, paham ini disebut dengan Romantik. Dalam dunia kesenian khususnya seni rupa melahirkan karya lukis dengan pemandangan indah, sehingga memberikan suasana nyaman dan tentram, seniman dituntut untuk mencurahkan perasaannya melalui karya yang dibuatnya. Terkadang ada seniman yang seolah-olah menggambarkan suasana yang tidak ditemukan didunia seperti dialam surga. Peran perasaan dalam periode romantik ini ditonjolkan. Pengaruh dari aliran ini terhadap kesenian begitu kuat, sehingga emosi dijadikan syarat utama bagi kesenian. Peranan emosi dianggap begitu penting dalam kesenian. Kesenian dirumuskan sebagai pensetusan emosi manusia individual yang sedalam-dalamnya. Hasil karya yang tidak memenuhi syarat ii dianggap tidak bermutu seni (A.A.M, Djelantik,1999:109)

Beberapa filsuf yang berpengaruh terhadap estetika romantik adalah Friedrich Schiller, Schoperhauer, dan Nietzsche. Friedrich Schiller berpendapat bahwa perasaan dan pemikiran dapat saling berkoordinasi secara timbal balik. Unsur pemikiran menuntut keutuhan, sedangkan alam memberikan keragaman. Hubungan antara perasaan dan pikiran di dalam seni : Keindahan merupakan objek bagi seniman, karena renungan terhadapnya adalah kondisi yang dapat kita rasakan, namun keindahan juga merupakan subjek, karena perasaan adalah kondisi yang memungkinkan kita memperoleh persepsi darinya. (Jakob Sumarjo, 2000:294)

Konsep Estetika Friedrich Schiller Keindahan Pemikiran Perasaan Timbal balik Subjek Objek Keutuhan dalam karya seni kesatuan yang harus dipertimbangkan Alam memberikan ragam emosi dari kondisi yang dirasakan

Marah bagi seorang aktor 2. Friedrich Schleiiermacher Manusia Internal Eksternal Fakta /Mimpi Imanen Praktis Makna Kegiatan seni Kegiatan umum Marah bagi seorang aktor Marah bagi orang umum Contoh Friedrich Schleiiermacher berpendapat bahwa aktifitas manusia dibagi menjadi dua yakni aktivitas internal (individual) dan aktivitas eksternal (umum), yaitu aktivitas imanen dan aktivitas praktis. Kesenian termasuk dalam aktivitas internal (individual), mnurutnya seni merupakan aktivitas imanen yang bersifat internal bukan kegiatan praktis, (Jakob Sumarjo, 2000:295) dalam seni fakta muncul seperti di dalam mimpi, hanya aktivitas internal manusia yang dapat mengubah fakta mimpi menjadi seni dengan memberikannya susunan, struktur, dan bentuk. Dari bentuk dan wujud inalah muncul suatu makna (Jakob Sumarjo, 2000:296)

3. Wolfgang von Goethe berpendapat bahwa seni merupakan naluri manusia untuk membuat segala sesuatu menjadi indah. Estetika didalam seni adalah karakteristik yaitu suatu yang muncul dari dalam diri seseorang secara utuh, indovidual, dan bebas, pengungkapannya bisa secara halus maupun kasar yang terpenting suatu yang diungkapkan secara penuh dan hidup. Karakterisitik disini menjdi sifat khas individual yang didasari dan dihayati secara intuitif, secara mendalam. Karakter adalah substansi seni. Karakter melukiskan karya seni sebagai kerangka jiwa seorang seniman. Begitu karya seninya, begitupulalah tercermin potret jiwanya. Karya seni adalah perwujudan jiwa seniman. (Jakob Sumarjo, 2000:297)

Tercermin di dalam karyanya Estetika Sifat individual seniman (jiwa) Karakteristik Halus Kasar Tercermin di dalam karyanya Diungkapkan secara penuh dan hidup

Contoh karya seni di Zaman Romantik Anne-Louis_Girodet (1767-1824)

Anne-Louis_Girodet (1767-1824)

Anne-Louis_Girodet (1767-1824)

Raden Saleh berburu benteng

Raden Saleh