TEMU I
Metodologi Penelitian (IMP351) Idrus Jus’at
PENILAIAN: UNSUR % NILAI KEHADIRAN 15 TUGAS 20 UTS 30 UAS 35
RASA INGIN TAHU MANUSIAWI
In “The Magic Years”, Selma Fraiberg (1959) characterizes every toddler as a scientist busily fulfilling an earnest mission to develop a logical structure for the strange objects and events that make up the world that he or she inhabits.
Parents can attest to the delight that children take in forming causal hypotheses and the meticulously testing them, often through exasperating repetitions that are motivated mainly by the joy of understanding. Once a child reaches a certain age he will, on entering a new room, search for a wall switch to operate the electric light. On finding one, he will switch it on and off repeatedly to test the discovery beyond any reasonable doubt.
Experiment such as those designed to examine the effect of gravity on free-falling liquids are usually conducted with careful attention, varying the initial conditions in subtle ways reducing extraneous influences whenever possible by conducting the experiments safely removed from parental interference.
PENGETAHUAN SELALU BERUBAH
tujuan INSTRUKSIONAL umum membantu para mahasiswa/calon peneliti muda memahami dan mendalami riset dengan baik dan tuntas * paham komponen2 penting dari riset; * paham tentang riset tidak terbatas pada menyusun hipotesa, pengetrapan kaidah-kaidah statistik dengan tabel-tabelnya dan daftar pustaka.
Pemahaman riset yang tuntas diawali sejak calon peneliti menggagas masalah yang akan diteliti sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya. Kemudian penelusuran kepustakaan, menentukan masalah atau topik, dan menyusun pertanyaan riset.
Selanjutnya memilih rancangan penelitian, membuat hipotesa, memilih variable, menyusun konstrak dan konsep, memilih instrumen dan teknik pengukuran, menghitung besaran sampel, analisa statistik, melakukan validasi dan seterusnya sampai melaksanakan riset.
Dalam menyusun pelaksanaan riset memerlukan kepiawaian merancang dan mengelola waktu, tenaga, dana, organisasi termasuk koordinasi dan kepemimpinan.
Semua pemahaman tuntas tentang riset itu pada awalnya harus dapat ditulis dalam bentuk usulan riset atau "research proposal" yang disusun dengan tata bahasa ilmiah dan baku, jelas dan ringkas untuk diajukan kepada lembaga yang berkepentingan dengan riset tersebut
Pemahaman tentang riset hanya akan tuntas apabila diakhiri dengan dengan penulisan laporan riset dalam berbagai bentuk seperti laporan riset biasa, skripsi, disertasi, publikasi buku atau jurnal ilmiah dan sebagainya.
Masing-masing bentuk laporan riset itu biasanya ada aturan masing-masing, seperti penggunaan bahasa, panjang-pendeknya laporan, struktur kalimat, format, susunan kepustakaan dan sebagainya yang disusun oleh lembaga yang bersangkutan
Biasanya sebelum dan sesudah ada laporan tertulis tentang hasil riset, ada penyajian lisan tentang rancangan, proses pelaksanaan dan hasil riset dalam seminar, workshop, dan pertemuan ilmiah lainnya. Dengan kata lain, seorang peneliti atau periset selain harus piawai dalam hal materi risetnya, juga dituntut untuk piawai dalam mengomunikasikan hasil risetnya secara tertulis dan lisan.