Bindo sepuluh II (5) KD: 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman Tujuan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERIODESASI SASTRA INDONESIA
Advertisements

Dahulu kala di negeri Cina,
Memahami prinsip dasar ilmu sejarah
Assalamualaikum Wr.Wb. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم.
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
Bacalah dengan teliti, ini sangat penting!
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
Karya Mira.W angkatan tahun ’66’
Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat
Anak Perawan Di sarang Penyamun
TRADISI MASA PRA AKSARA MASYARAKAT INDONESIA
Nama : Hj. Ilas Sulasiah, S.Pd. NIM : NIP :
Jawablah pertanyaan dibawah ini! Anggota keluargaku di rumah: - Perannya: - Orang-orang di luar anggota keluargaku: - Perannya: -
Oleh : Nina Kartini Rahdiana
Asal Usul Agama & Hakekat Magi
TUGAS SOSIOLOGI SUKU TENGGER SMA NEGERI 1 WARU 2011.
Kasih Sejati Seorang Ibu
KD: 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif Tujuan: Siswa dapat menulis gagasan berupa penyampaian pendapat.
Bahan Ajar Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Herdito Sandi Pratama, M.Hum Dari beberapa sumber
HIKAYAT.
Unsur Pembangun Karya Sastra
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Semester 2 Andri Yogastari
KOMPETENSI DASAR : Mengidentifikasi unsur cerita ( tokoh, tema, latar, amanat) INDIKATOR : Diharapkan siswa mampu : Menjelaskan pengertian unsur intrinsik.
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
HIKAYAT.
BERBICARA Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita Membahas cerita pendek melalui kegiatan.
Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu Klasik
BAB V TEMA, TOPIK DAN JUDUL.
Proposal Penyusunan perencanaan penelitian hukum perlu dijelaskan mengenai metode analisa yang akan diterapkan. Misalnya metode kualitatif atau metode.
Lembar Kerja Siswa 2 (Kebahasaan)
7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat (4jp)
KENAPA ORANG KRISTEN JATUH LAGI KEDALAM DOSA YANG LAMA?
Bindo sepuluh-II (3-4) SK: Membaca: 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai 11.1 Merangkum seluruh isi informasi teks buku ke dalam beberapa.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Korea juga memiliki keberagaman dalam karya prosanya
Aplikasi Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
Sri Juwita Hanum Cukup lama kami menikah, namun belum dikaruniai anak. Dalam soal anak, orang Minangkabau tidak kalah usil mulut seperti orang Jawa. Mereka.
MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR UNSUR INSTRINSIK SASTRA MELAYU KLASIK kita akan membahas karakteristik dan struktur unsur instrinsik sastra.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
Kebudayaan Minggu 5.
PELAJARAN ISTIMA’ KELAS VIII SEMESTER 1 MTSn SUNAN AMPEL SURABAYA
Cindelaras dan Ayam Sakti
Bindo sepuluh (13) KD: 16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar) Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat.
Bindo sepuluh II (5) KD: 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman Tujuan.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DI SD
MEMBACA KISI -KISI MEMBIDIK SOAL BHS INDONESIA
Bersabar Tanpa Terbebani
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Menganalisis nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra
METODE TANYA JAWAB.
MENGOMENTARI BUKU CERITA YANG DIBACA
WACANA NARASI TUJUAN CIRI-CIR I LANGKAH MENULIS NARASI MENULIS NARASI POLAJENIS WACANA DESKRIPSI CIRI 2MACAM DESKRIPSI DESKRIPSI TAHAP PENULISAN WACANA.
CERPEN -Novella Cathlin-.
ARTI TUHAN : Berasal dar i Tuan, menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti : 1. Orang tempat mengabdi 2. Orang yang memberi pekerjaan 3. Orang laki-laki.
KD: 9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung Bindo sepuluh II.
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
KELOMPOK VI NAMA : Farid M Z Hilman S Erlangga G Zulfahmi.
Yang benar vs yang salah
Persiapan Guru sebagai Fasilitator dalam Memberikan
Assalamualaikuuum.... Apa kabar semuanya..... Ayoo... Kalian bentuk kelompok... setiap kelompok 4 orang Yaa...!
{. Teks Iklan, Slogan/poster Kompetensi Dasar 3.3 Mengidentifikasi informasi teks iklan, slogan, atau poster (yang membuat bangga dan memotivasi) dari.
CERPEN : PUSARAN.
PROSA TRADISIONAL HIKAYAT INDERA NATA.
KALIMAT EFEKTIF.
MEDIA PEMBELAJARAN. Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam hikayat.
Transcript presentasi:

bindo sepuluh II (5) KD: 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat menemukan hal yang menarik dari penokohan dalam suatu cerita rakyat sehingga dapat membandingkan dengan nilai-nilai kekinian. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Pengertian cerita rakyat Cerita rakyat merupakan ekspresi budaya suatu masyarakat melalui bahasa tutur yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut. Dahulu, cerita rakyat diwariskan secara turun-menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat tertentu. Roro Jonggrang, Timun Mas, Si Pitung, dan Legenda Danau Toba, merupakan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Sebagian cerita rakyat yang bersifat kontroversial (dianggap tdk cocok utk anak2). Misalnya, Sangkuriang, cerita yang mengisahkan seorang anak jatuh cinta dengan ibunya sendiri. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Ciri-ciri/ karakteristik cerita rakyat Menggunakan bahasa tutur / bahasa percakapan/ lisan Pada umumnya mengisahkan tentang terjadinya berbagai hal, seperti terjadinya sebuah tempat/ daerah. Para tokoh biasanya ditampilkan dalam berbagai wujud, baik berupa binatang, manusia maupun dewa, yang kesemuanya disifatkan seperti manusia. Mengandung ajaran budi pekerti atau pendidikan moral dan hiburan bagi masyarakat. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Unsur intrinsik dalam cerita rakyat (tema, penokohan, latar, amanat) Biasanya tentang terbentuknya suatu daerah atau tentang kebaikan (kejujuran) yang dapat mengalahkan keburukan. Penokohan Tidak mesti manusia. Biasanya berkarakter hitam-putih. Latar Latar yang dipakai relatif sederhana. Biasanya tentang alam pegunungan, pedesaan, atau hutan. Amanat Pelajaran ttg kejujuran, ketulusan, kecerdikan yang akan membuat hidup seseorang selamat. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Hal menarik tentang tokoh Dapat diperankan oleh berbagai jenis makhluk hidup Tokoh utama selalu membawa pesan moral Tokoh utama tidak selalu berkarakter protagonis bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Nilai-nilai dalam cerita rakyat (sosial, budaya, moral, agama) Nilai sosial: Pesan ttg perilaku yg sebaiknya dimiliki dalam bermasyarakat, spt gotong royong, mau membantu teman, menghormati tetangga. Nilai Budaya: Pesan ttg tradisi/ kebiasaan yang berlaku di suatu masyarakat. Nilai moral: Pesan ttg akhlak yang baik, spt pentingnya menjaga kejujuran, keikhlasan, dan kesungguhan dalam melakukan sesuatu Nilai agama: Pesan ttg perilaku yang sebaiknya dimiliki/ dilakukan berkaitan dengan Allah. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Perbandingan nilai Cerita rakyat Sangkuriang: Nilai sosial: Sangkuriang memiliki ayah berbentuk seekor anjing bernama Si Tumang. Proses kehamilan Ibunda Sangkuriang tidak lumrah (hamil karena meminum air seni Si Tumang) Nilai moral: Sangkuriang bersikukuh menuruti hawa nafsunya ingin menikahi perempuan yang diketahuinya sebagai ibu kandungnya sendiri. Masa Kini: Nilai sosial: Banyak anak yang memiliki orang tua berkarakter hewan hingga banyak fenomena kehamilan terjadi karena melakukan pelanggaran norma-norma sosial kemasyarakatan. Nilai moral: Banyak fenomena yang menunjukkan manusia kini sangat gemar memperturutkan syahwatnya demi kesenangan, seperti perzinahan, korupsi, dan mengonsumsi narkoba. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Sinopsis Sinopsis adalah rangkuman cerita atau bentuk pemendekan dari sebuah tulisan dengan tetap memperhatikan unsur- unsur tulisan tersebut. Membuat Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan tulisan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pegarangnya. Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang karangan asli. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Langkah-langkah membuat sinopsis Baca naskah asli untuk mengetahui kesan umum penulis. Catat gagasan utama dengan menggarisbawahi gagasan - gagasan yang penting. Tulis rangkuman berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana dicatat pada langkah ke-2. Gunakan kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli. Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya saja. Rangkuman/ sinopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari keseluruhan tulisan. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Latihan Simak rekaman/ pembacaan cerita rakyat (penuturan cerita sesuai dengan daerah setempat)! Ceritakan kembali cerita rakyat yang kamu simak! Jelaskan karakteristik cerita yang kamu simak hingga cerita tersebut layak diklasifikasikan sebagai cerita rakyat! Kemukakan hal menarik berkaitan dengan tokoh dalam cerita rakyat tersebut! Jelaskan beberapa nilai (budaya, sosial, agama, moral) yang kamu temukan kemudian bandingkan dengan nilai-nilai pada masa sekarang! Refleksi Lakukan identifikasi ciri-ciri/ kekhasan dari cerita rakyat bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Jawaban Soal 1. Sinopsis: Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. Pada suatu kesempatan berburu, Raden Banterang bertemu dengan Surati yang merupakan puteri dari Raja Klungkung. Semula Raden Banterang mengiranya sebagai setan penunggu hutan. Mengetahui penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia. Pada suatu hari Surati bertemu dengan kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati menolak ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Kemudian ia memfitnahnya dengan cara menghasut Raden Banterang bahwa Surati akan membunuh Raden Banterang dengan menyuruh seseorang. Untuk meyakinkan Raden Banterang, Rupaksa mengatakan bahwa bukti rencana pembunuhan tersebut adalah ikat kepala yang tersimpan di peraduan istrinya. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Jawaban Soal Raden Banterang marah dan berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Padahal istrinya sudah berkali-kali menjelaskan bahwa lelaki berpakaian compang-camping yang menghasut suaminya tersebut adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa yang berniat membunuh Raden Banterang. Namun, Raden Banterang tetap tidak percaya dan tetap meyakini bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. Surati pun bersumpah bahwa dirinya tidak berniat jahat. Ia pun berucap bahwa Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti dia tidak bersalah. Namun, jika air sungai tetap keruh dan bau busuk, berarti dia bersalah. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Ia pun menghunus keris untuk membunuh istrinya. Bersamaan dengan itu, istrinya menceburkan diri ke sungai yang tidak berapa lama bau nan harum merebak di sekitar sungai. Raden Banterang pun menyadari kekeliruannya. Sejak itu, sungai menjadi harum baunya, dan dikenal dengan Banyuwangi. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat

Sinopsis 2. Cerita “Asal Usul Banyuwangi” termasuk cerita rakyat karena memiliki karakter kisahnya bercerita tentang kejadian suatu tempat. Selain mengandung unsur hiburan, cerita “Asal Usul Banyuwangi” menyampaikan pesan moral bahwa kita jangan mudah terhasut karena hal tersebut akan merugikan diri sendiri. 3. Hal menarik berkaitan dengan tokoh dalam cerita rakyat tersebut adalah tokoh utamanya menyampaikan pesan moral agar kita berhati-hati dengan hasutan. Seandainya kita terhasut, maka kita harus bersegera menyesali dan bertekad untuk tidak mengulanginya. 4. Salah satu nilai moral dalam cerita “Asal Usul Banyuwangi” adalah kita harus berhati- hati dengan hasutan. Jika kita mempercayai hasutan atau kabar bohong, kita akan mengalami berbagai kerugian. Pada zaman sekarang, pesan moral tersebut masih tetap harus kita jaga. Tawuran kelompok, tawuran antar pelajar, tawuran antarwarga banyak disebabkan hasutan. Bangsa kita menjadi bangsa yang gampang marah dan melakukan kerusakan. bindo sepuluh II: penokohan cerita rakyat