Dialog dalam “Seikere”

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Dahulu kala di negeri Cina,
Advertisements

Peranan Bahasa Indonesia dalam Memasuki Dunia Kerja
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
Bacalah mungkin penting bagi qta!
Bacalah dengan teliti, ini sangat penting!
Maria Menolong dalam Pesta Nikah
Bu Diro yang “Lebih Populer”
Ke Tanah Merah Tiga atau empat hari kemudian kami diberangkatkan dengan menumpang kapal yang lebih kecil lagi. Kapal ini milik Pemerintah yang disebut.
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) dari Hari ke Hari Pada bulan September 1932 saya sudah pindah pondokan, menyewa di Jalan Kopo. Waktu itu Pimpinan Umum.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K )
Analisis Jiwa Kewirausaahan Pada Diri Sendiri
Analisis Jiwa Kewirausaahan Pada Diri Sendiri
Nama : Hj. Ilas Sulasiah, S.Pd. NIM : NIP :
Arti Revolusi Pada tanggal 27 November 1956 diadakan upacara pemberian gelar Doctor Honoris Causa kepada Bung Hatta oleh Universitas Gadjah Mada, bertempat.
PENGHIANATAN.
Perpustakaan Ada satu hal lagi yang perlu saya kemukakan. Entah bagaimana saya berani mengusulkan sepintas lalu kepada Bung Hatta, agar perpustakaan pribadi.
TEKNIK PRESENTASI Seorang trainer atau educator sangat berperan sekali didalam suksesnya suatu pelatihan.
IMPLEMENTASI MARKETING BANK SYARIAH
Akal Sehat Setiap manusia selalu menuntut kesempurnaan. Hanya saja, dalam hidupnya, terdapat berbagai macam perbedaan dalam memandang kesempurnaan itu.
Tata Krama Pergaulan.
PERTEMUAN 15.
Menjual kepada konsumen korp0rasi
Uji-Ngaji Sewaktu kami bertiga: Kak Meutia, saya sendiri, dan Halida, masih kecil, Ibu menyarankan agar saya masuk sekolah Katolik. Waktu itu Ayah marah.
Bapak Bangsa Sejati Mohammad Hatta
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K )
Kompetensi Dasar 7.1 Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca
Mukmin Sejati Sesudah pertemuan itu saya sering bertanya pada diri sendiri, di mana sumber sifat-sifat Bung Hatta? Itulah yang sering menjadi renungan.
Tawaran dari Bapak Koperasi
Menjadi Guru Kenkoku Gakuin
Sekitar Berdirinya PNI
IV. Menggunakan Kata Tanya Apa, Siapa, Di mana, dan Bagaimana
Tak Setuju dengan Dwifungsi ABRI
Menyusuri Museum Naskah Proklamasi
MAKNA PROKLAMASI DAN KONSTITUSI PERTAMA
Etiket Berinteraksi dengan penyandang disabilitas
Sri Juwita Hanum Cukup lama kami menikah, namun belum dikaruniai anak. Dalam soal anak, orang Minangkabau tidak kalah usil mulut seperti orang Jawa. Mereka.
PROSES KOMUNIKASI PERTEMUAN 11.
Tertib Itu Indah Memang benar apa yang dikatakan kawan saya itu sebab jadwal kerja Ayah luar biasa rapinya. Bayangkan saja, setiap hari, persisi pada jam.
Nelly Indriani Widiastuti IF - UNIKOM
Pendapat Tentang Sarjana
ORGANISASI DAN MANAJEMEN II
Sebagai Wartawan Sebagaimana dengan Bung Karno, Bung Hatta meyakini pentingnya peranan pers. Tidak banyak orang yang mengetahui betapa ampuhnya senjata.
KUHP, UU Pers, Kode Etik Pers
Taat pada Aturan Main Beberapa waktu kemudian dapatlah saya berkesempatan melihat lagi sikap disiplinnya dan kejujurannya dalam memegang prinsip-prinsip.
Mencapai Yang Terbaik Djodi Ismanto
2. Hindari Ikut Campur Urusan Pribadi
Harga Sebuah Merah-Putih
Dialog Seputar KMB Segala sesuatu yang diungkapkan di atas bukan berarti bahwa Bung Hatta tidak pernah marah terhadap saya, ataupun dalam hubungan antara.
RASUL PAULUS DI ROMA Lesson 1 for October 7, 2017.
Belajar dari Bung Hatta, Sang Proklamator RI yg bersahaja
Menjadi Tamu Undangan Murase
Filosofi Wibawa Setelah pengakuan kedaulatan pada akhir tahun 1949, saya telah kembali dari gerilya ke Jakarta melanjutkan pekerjaan mengkonsolidir kedudukan.
Petolongan Pertama Psikologis Psychological First Aid (PFA)
Walau Sakit Tetap Memakmurkan Masjid
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK
KOMUNIKASI PADA KLIEN ANAK
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PERTEMUAN 15.
Kamar No. 5, Paviliun Cendrawasih
Prolog Sang Sekretaris
KOMUNIKASI PADA ANAK DAN KELUARGA
Kejujuran dalam Ilmu Uda Hatta mempunyai perhatian sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Dari dulu buku adalah nomor satu. Beliau adalah seorang pemimpin.
Jenis-jenis wawancara
TEKNIK MENGUMPULKAN BERITA
KODE ETIK JURNALISTIK.
Pesan Bung Hatta Pada tahun 1932, atas nama Pimpinan Umum Pendidikan Nasional Indonesia, Bung Hatta mengeluarkan sebuah brosur berjudul Ke Arah Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pernikahan Putri Sulung
Surat Balasan Suatu kunjungan ke rumah Bung Hatta yang amat mengesankan ialah waktu saya datang untuk mengambil copy riwayat hidup Sjahrir yang saya minta.
Boleh Mandi di Sini Walaupun tugas rutin saya sejak Bapak menjabat sebagai wakil presiden adalah mengurus administrasi di Sekretariat dan mengurus perpustakaan,
Transcript presentasi:

Dialog dalam “Seikere” Pertemuan saya dengan Bung Hatta terjadi di Jakarta, pada awal Pendudukan Jepang. Ketika itu saya baru saja mengungsi dari Solo untuk menghindari “terkaman Jepang lagi”. Sewaktu saya di Solo, saya ditangkap Kempetai, Polisi Rahasia Jepang (untung ditolong Mr. Singgih, sahabat karib saya yang dekat dengan Jepang, sehingga saya selamat dari siksaan Jepang yang sadis). Beberapa minggu sebelum itu saya ketemu Bung Karno di Solo di rumah ketua Parindra, Wuryaningrat, bersama-sama dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional. Di pertemuan itulah saya dinasihati Bung Karno agar segera pindah ke Jakarta supaya selamat. Tidak lagi saya ingat persis di mana dan dalam suasana apa saya bertemu Bung Hatta, tetapi kalau tidak salah di rumah Bung Karno. Ada satu hal yang tidak bisa saya lupakan dari pertemuan pertama itu. Pribadi Hatta sudah sering saya dengar, begitu juga tulisan-tulisannya sudah saya baca. Akan tetapi kesempatan bertemu yang pertama itu benar-benar membuktikan apa yang saya dengar dan yang saya baca, plus kesederhanaan yang mengagumkan. Tindakan dan pernyataan-pernyataan Bung Hatta yang berhati-hati dan gereserveerd mengenai sikap Jepang yang fasistis, benar-benar cocok dengan jiwa saya yang ketika itu sebenarnya lebih menyukai cara-cara nonkooperatif dan permainan under-ground. Mengingat keselamatan supaya terhindar dari tuduhan spionase, berhubung segel radio saya putus dan hal itu dianggap sebagai mendengarkan siaran luar negeri gelombang pendek, terpaksalah saya menuruti nasihat Bung Karno dan ikut dalam Hookookai. Di Hookookai oleh Bung Karno saya ditempatkan di bagian Mr. Sartono dan Wangsa Widjaja. Namun hubungan sembunyi-sembunyi dengan Sjahrir yang kala itu bergerak di bawah tanah tetap dilakukan. Sikap Bung Hatta terhadap Jepang itu jadi satu hal yang membuktikan betapa pribadi Hatta adalah orang yang begitu lugu dan tak bisa menyembunyikan perasaan hatinya. Sekali pernah saya tanyakan padanya tentang itu. “Justru saya berharap mereka tahu sikap saya, dan bagi saya tidak menjadi soal bahwa mereka tahu,” begitu jawabannya. Dialog ini terjadi setelah suatu pertemuan dengan beberapa opsir-opsir tinggi Jepang. Saat itu seperti biasanya ada acara seikere (upacara penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk). Seikere oleh Bung Hatta hanya dilakukan setengah bungkukan saja, dan roman mukanya jelas menampakkan rasa hatinya. Memang begitulah Bung Hatta. Jika ia meyakini bahwa suatu hal benar, maka ia akan mengatakannya dengan caranya, sehingga orang yang mengerti dan peka akan tahu juga apa yang sebenarnya menjadi pendapat Bung Hatta. Inilah yang menjelaskan mengapa Hatta dan Sjahrir, yang berpendapat sama dalam soal-soal demokrasi, ternyata memilih jalan yang berbeda di zaman Jepang. Pribadi Hatta yang lembut itu lebih cocok dengan pola-pola yang selalu menjaga harmoni tanpa kehilangan identitas diri. A.R. Baswedan, Pribadi Manusia Hatta, Seri 8, Yayasan Hatta, Juli 2002