PEMBUATAN DESAIN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Advertisements

Perbedaan Dasar Antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Oleh: Jonathan Sarwono di edit: S. Bekti Istiyanto.
DESAIN EKSPERIMEN MURNI DAN QUASI
Hansiswany Kamarga METODE PENELITIAN DALAM KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN.
Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika S1 Pendidikan Fisika Semester 6 Dra. Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd. 8.
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran diperguruan tinggi?
MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN
EKSPERIMENTASI.
MEMILIH METODE PENELITIAN
VALIDITAS DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN
VALIDITAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-9.
METODE PENELITIAN EKSPERIMEN
Hipotesis Alternatif (Hipotesis Penelitian)
DESAIN (RANCANGAN) PENELITIAN
Bab 2 Penelitian dan proses pengambilan keputusan.
Desain Penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN EKSPERIMEN
Validitas Hasil Penelitian
11. Saran Masukan untuk Kajian Pengaruh Media Massa) Halaman Bentuk keterbukaan, ketidakpedulian, atau oposisi, kecanggihan atau kenaifan dan skema.
Rancangan Penelitian Metode Campuran
RANCANGAN DASAR EKSPERIMEN
Pengantar Psikologi Eksperimen
Rancangan Penelitian Rancangan Eksperimen.
Memilih Pendekatan B a b 9 Fresh fruits.
METODE PENELITIAN DALAM KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
Perbedaan Dasar Antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
REVIEW METODOLOGI PENELITIAN PROPOSAL & LAPORAN PENELITIAN
EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT BIMBINGAN DAN KONSELING
PROPOSAL PENELITIAN ILMIAH
METODE EKSPERIMEN LANJUTAN DALAM RANCANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN
IDENTIFIKASI MASALAH DAN DESAIN PENELITIAN
Penelitian Eksperimen (Experimental Research)
Metode Penelitian.
KELOMPK KONTROL (The control Group)
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MEMILIH METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN EKSPERIMEN
PENELITIAN EKSPERIMEN
RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN.
TEMU VII EKSPERIMEN KUASI.
PENELITIAN KUANTITATIF
Disiapkan oleh Dwi Yuliani
PENGANTAR RANCANGAN EKSPERIMEN
PENELITIAN EKSPERIMEN
Penelitian eksperimen
PRA - EKSPERIMEN One ” shot case – study ”
Latar Belakang Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat
Program Ekstensi Ilmu Komunikasi
MENGAJAR UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN IPS
Sistematika Metodologi Penelitian Kuantitatif
Analisis kausalitas penelitian eksperimen dan non-eksperimen
Psikologi Eksperimen Pertemuan ke II By: Uul.
PENELITIAN EKSPERIMEN
PENELITIAN KUANTITATIF Oleh, Fitria Hidayati Universitas WR Supratman
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
METODE PENELITIAN DALAM KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
 Adalah penelitian yang dilakukan dengan cara memberi treatmen atau perlakuan kepada sampel penelitian guna mempengaruhi atau meningkatkan variabel terikat.
PROPOSAL & LAPORAN PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
MATERI III METODE KUANTITATIF : EKSPERIMEN. PENGERTIAN MET EKS Metode Penelitian eksperimen, adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari.
PROPOSAL & LAPORAN PENELITIAN
Perbedaan Dasar Antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Oleh: Jonathan Sarwono di edit: S. Bekti Istiyanto.
Solomon Desain Empat Grup Sharmaine Joy M. Fajardo.
Chapter 05 DESAIN RISET 11/11/2018.
PERSPEKTIF METODE PENELITIAN
8. DAN 9. MEMILIH PENDEKATAN
Teknik pengumpulan data
NAMA : Joan Jamarsi Ginting NIM : FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019.
EVALUASI PELATIHAN ISTIANA,S.Psi.,M.Pd.
Pengaruh Penggunaan Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam Pengaruh Penggunaan Pendekatan Saintifik terhadap Hasil.
Transcript presentasi:

PEMBUATAN DESAIN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN Presentator Kelompok 7: Daud M. Hutabarat Endah Priyati Faisal Anwar MATAKULIAH MANAJEMEN SUPERVISI DAN EVALUASI PENDIDIKAN DOSEN : DR. SLAMET SUTANTO, MM

“SENYUM DIKULUM HATI BERBUNGA ASSALAMU ‘ALAIKUM APA KABAR SEMUA”

BAB I PENDAHULUAN Telah diketahui bersama bahwa desain evaluasi merupakan suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan oleh evaluator untuk mengumpulkan data. Secara umum dalam dunia pendidikan istilah “evaluasi” akan mengarah kepada desain penelitian yang sudah umum seperti desain pre-test dan desain post-test. Dalam bidang Manajemen Pendidikan, mengevaluasi tidak dapat dilepaskan dari rangkaian kegiatan yang bermula dari merancang atau mendesain suatu program pendidikan Dengan demikian sangat dibutuhkan suatu desain evaluasi untuk membantu evaluator bagaimana caranya pengambilan keputusan yang tepat. LATAR BELAKANG MASALAH

“Bagaimana pembuatan desain evaluasi program pendidikan?” PERMASALAHAN “Bagaimana pembuatan desain evaluasi program pendidikan?”

TUJUAN DAN MANFAAT (TUMAN) Menjelaskan bagaimana pembuatan desain evaluasi program pendidikan Manfaat : Dijadikan sumber pengayaan wacana terutama ilmu terapan Manajemen Pendidikan Dijadikan acuan atau pedoman dalam pembuatan desain evaluasi program pendidikan

hal utama dalam evaluasi. Bab III Penutup BAB II PEMBAHASAN Banyak Pilihan Desain dalam Evaluasi, hal yang terpenting adalah bagaimana suatu keputusan diambil dari paparan “data” yang ada. Evaluator selektif dalam mengambil keputusan, mereka harus selalu mengajukan pertanyaan: Lalu selanjutnya apa? Apakah dengan adanya data ini akan membawa perubahan? KENYATAANNYA : Evaluator terlalu disibukkan mencari desain evaluasi yang terbaik sehingga terkadang mereka justru melupakan ”data” yang merupakan hal utama dalam evaluasi. DESAIN DENGAN FOKUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DESAIN BERASAL DARI TEORI VS DESAIN UNTUK DUNIA NYATA Evaluasi adalah suatu dunia yang terkadang tidak selalu seindah dalam teori. Evaluator jangan selalu mengharapkan setelah proses evaluasi yang dilakukan olehnya, maka akan membawa dampak positif seperti: Akan disambut dengan antusias Akan membuat perbedaan nyata dalam program-program pendidikan selanjutnya. Sebaiknya Sikap Evaluator adalah : Realistis dengan kenyataan yang ada tentang evaluasi Kemampuan Mengantisipasi apabila tidak berjalan sesuai dengan teori

ALASAN-ALASAN YANG MENDASARI DILAKSANAKANNYA EVALUASI PENDIDIKAN Memperbaiki kualitas bidang pendidikan Mengevaluasi suatu pengajaran dan memperbaikinya. Mengevaluasi mutu pendidikan agar dapat memperbaiki pendidikan tersebut

Menghabiskan dana yang tersisa Ritual yang menjadi rutinitas KENYATAAN Evaluasi Pendidikan dijadikan : Menghabiskan dana yang tersisa Ritual yang menjadi rutinitas Evaluasi hanya dijadikan Tameng Mengikuti Trend, supaya dianggap lebih berpendidikan dan bermartabat Cara untuk meyingkirkan staf administrasi atau pengajar

PERUMPAMAAN TENTANG MENABUR BENIH DI BATU KRIKIL DAN PADANG RUMPUT MENABUR BENIH, MENSTERILKAN TANAH, DAN MEMUPUK Evaluator Pemula berasumsi usaha mereka pasti akan berhasil, seperti halnya benih yang ditabur di atas padang rumput yang subur, dan berbunga begitu merekah. Evaluasi pada dunia nyata lebih sering menjadi tumpukan batu kerikil dari pada menjadi padang rumput yang subur, hal ini karena para pendidik tidak memperhatikan hasil evaluasi pendidikan Orang yang dikategorikan malas dan tidak memiliki kemauan untuk memperbaiki teknik mengajarnya

CARA MENGHADAPI KEADAAN YANG DEMIKIAN Para evaluator harus mampu merancang desain evaluasi sedemikian rupa. Melakukan teknik pendekatan sosial untuk menjembatani pertentangan yang terjadi. DSFDSFSDFSD

FAKTOR-FAKTOR YANG MELEMAHKAN SUATU BENTUK EVALUASI SEJARAH KEDEWASAAN UJIAN INSTRUMENTASI KETIDAKSTABILAN SELEKSI MORTALITAS STATISTIK REGRESI

KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK PERBANDINGAN STRATEGI-STRATEGI UMUM UNTUK MEMPERKUAT DESAIN EVALUASI KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK PERBANDINGAN (Kelompok Kontrol) dengan cara ini, peneliti dapat menginterpretasikan data dengan mengidentifikasikan pengaruh pemberian perlakuan kepada kelompok. (Kelompok Perbandingan) dengan cara ini evaluator/peneliti menimbang prilaku yang diterapkan RANDOMISASI Memilih subjek secara acak

STRATEGI LAIN YANG DAPAT DIGUNAKAN Particularistic Ploys (Trik-Trik lain yang mungkin digunakan oleh evaluator) yang masih memungkinkan pengambilan interpretasi data Adversary Evaluation design (Desain Evaluasi Lawan). Desain ini terinspirasi dari acara debat politik.

“Sebuah Disain harus relevan dengan tujuan dari evaluasi itu sendiri” Menurut Campbell dan Stanley tentang Penelitian yang berfokus pada teknik pengajaran BEBERAPA ALTERNATIF DALAM DESAIN EVALUASI Mereka mengatakan : “Sebuah Disain harus relevan dengan tujuan dari evaluasi itu sendiri” Simbol menjelaskan desain-disain evaluasi : R = Random assignment (pemberian tugas secara acak) T = Treatment (pemberian perlakuan) M= Measurement (pengukuran)

BEBERAPA ALTERNATIF DALAM DESAIN EVALUASI Lanjutan THE ONE-SHOT CASE STUDY (DESAIN YANG TERDIRI DARI SATU KASUS) Desain ini hanya mengukur apa yang terjadi pada siswa setelah diberi perlakuan, karenanya subyek yang dilibatkan hanya satu atau dua saja, sehingga hasilnya tidak bisa digunakan untuk mewakili kelompok. Skema dari desain ini terlihat seperti berikut: T M One – Shot Case Study

2). The One-Group Pretest-Posttest Design Lanjutan 2). The One-Group Pretest-Posttest Design (desain yang menggunakan pre-tes - post-tes pada satu kelompok) Desian ini terdiri dari Pretest dan Posttest , yang di antaranya diberi sedikit perlakuan. Disain ini memberikan hasil yang lemah, karena tidak ada pembanding, maka kita tidak bisa mengatakan bahwa hasil yang didapat adalah yang paling benar Variabel seperti sejarah, kedewasaan, testing, dan instrumentasi mungkin masuk untuk mengacaukan data.

Secara umum Desainnya seperti ini : M T M Lanjutan Untuk menghindarinya, maka Desain ini dapat dimodifikasi oleh Evaluator Secara umum Desainnya seperti ini : M T M One-Group Pretest-Posttest Design

Secara umum desainnya akan sebagai berikut: Lanjutan 3). Desain Kontrol Grup Non-Ekuivalen Desain ini membutuhkan 2 atau lebih dari 2 kelompok, semuanya melalui tahapan pre-test, pemberian perlakuan, lalu dilanjutkan dengan post-test. 1 kelompok dipisahkan sebagai kelompok kontrol, sehingga tidak diberi perlakuan. Secara umum desainnya akan sebagai berikut: Grup 1 : M → T → M Grup 2 : M M

Lanjutan Dalam pendidikan, evaluator selalu terlibat dalam analisis perbandingan (komparatif), maka desainnya biasanya akan berbentuk seperti di bawah ini: Grup 1 : M → T1 → M Grup 1 : M → T1 → M Grup 2 : M → T2 → M Grup 2 : M → T2 → M Grup 3 : M → T3 → M Grup 3 : M M Desain ini dapat diterapkan pada keadaan yang tidak memungkinkan untuk melakukan perbandingan antar grup secara acak (randomisasi). Sehingga semakin mirip hasil yang didapat , akurat, dan mudah dilakukan Kekurangan desain ini adalah apabila individu yang terlibat dalam kelompok, memiliki karakteristik yang sangat berbeda

4). Desain Kontrol Grup Menggunakan Pre-Test dan Post Test Lanjutan 4). Desain Kontrol Grup Menggunakan Pre-Test dan Post Test Desain ini tepat digunakan apabila keadaan acak dimungkinkan. Secara umum desainnya adalah: Grup 1 : R M → T → M Grup 2 : R M M Desain ini bisa divariasikan menggunakan beberapa perlakuan. Penggunaan kontrol grup mungkin digunakan, bisa juga tidak. Kelemahan dari desain ini adalah apabila pretes yang digunakan mempengaruhi respon subyek terhadap perlakuan yang diberikan.

Desainnya adalah sebagai berikut: Lanjutan 5). Desain Menggunakan Kontrol Grup dengan Penggunaan Post-Test Desainnya adalah sebagai berikut: Grup 1 : R T M Grup 2 : R M Desain ini hampir sama dengan desain no.4, hanya saja pada desain ini tidak digunakan pretes. Pengacakan subyek ke dalam kelompok akan membuat kelompok menjadi seimbang. Karena evaluator pendidikan biasanya ingin membandingkan 2 atau lebih perlakuan,

Lanjutan Maka desainnya dapat menjadi seperti ini: Grup 1 : R T1 M Grup 2 : R T2 M Grup 3 : R M Tidak seperti desain multigrup sebelumnya, pada desain ini, penggunaan grup kontrol mutlak dilakukan.

6). The Interrupted Time-Series Design Lanjutan 6). The Interrupted Time-Series Design Desainnya adalah sebagai berikut: M1 → M2 → M3 → T → M4 → M5 Pada desain ini, beberapa pengukuran diberikan sebelum dan sesudah perlakuan. Semakin banyak pengukuran yang dilakukan akan semakin baik. Analisis data statistik menggunakan model ini agak sedikit rumit, namun data yang dihasilkan dari desain ini lebih dapat diandalkan.

BAB III PENUTUP Dalam melakukan evaluasi hal yang terpenting adalah tahap pemilihan desain, tanpa evaluator melupakan data penelitian Evaluator perlu memahami keadaan untuk dapat menerapkan desain yang terbaik Dalam setiap evalusasi desain yang digunakan berbeda-beda, kadang ada yang menerapkan beberapa desain dan ada yang hanya membutuhkan satu jenis disain saja.

Sebagai masukan untuk dijadikan pedoman dan pertimbangan dalam membuat desain evaluasi program pendidikan sehingga penerapan evaluasi program pendidikan dapat berjalan sebagaimana diharapkan Semua stakeholder yang terlibat akan sama-sama merasa memiliki tanggungjawab atas keseluruhan kegiatan evaluasi program pendidikan IMPLIKASI

Dalam pembuatan desain evaluasi program pendidikan, perlu dilakukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar berbagai pihak yang terlibat dalam institusi pendidikan selaku tim manajemen evaluasi. Dalam pembuatan desain evaluasi program pendidikan perlu dilakukan uji validitas data agar akurat dan ketelitian dalam interpretasi data sehingga diperoleh ketepatan dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. REKOMENDASI

“ADA MUALAF MEMBELI SEJADAH DI IRAN BILA ADA KHILAF DAN SALAH KAMI MOHON DIMAAFKAN” “SENYUM DIKULUM SAMBIL MAKAN DAUN SELASIH WASSALAMU ‘ALAIKUM KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH”

“ADA MUALAF MEMBELI SEJADAH DI IRAN BILA ADA KHILAF DAN SALAH KAMI MOHON DIMAAFKAN” “SENYUM DIKULUM SAMBIL MAKAN DAUN SELASIH WASSALAMU ‘ALAIKUM KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH”