Kel: 1A ANDINI HIDAYANI DALIMUNTE AYIE RIZKYNA EDDYA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
Advertisements

Disusun Oleh: Novi Susanti Nursabilla Rahmahwati Sari
Batu Empedu Sering Dikira Sakit Maag
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
KELOPAK MATA Dr.Hendriati SpM Sub.Bag. Plastik dan Rekonstruksi
ASKEP OMK (OTITIS MEDIA KRONIK)
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 9.
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
Crohn’s Disease. Definisi Merupakan inflamasi pada saluran cerna mulai dari mulut hingga anus di sepanjang traktus GI.
ABSCESSUS (BISUL). PENGERTIAN Bisul adalah benjolan merah pada kulit yang terasa sakit dan berisi nanah. Benjolan ini muncul akibat infeksi bakteri yang.
MASTITIS OLEH : VITA NOVIA.
COLABORATIVE LEARNING
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
MASTITIS.
PENGKAJIAN OFTALMIK.
PERDARAHAN DILUAR HAID
DUNIA TERLIHAT INDAH JIKA KITA MELIHATNYA DENGAN MATA YANG SEHAT
NAMA : MELLANI SIMEHATE MIGA NIM : KELAS : 3.B
PROSEDUR PEMERIKSAAN PENYAKIT
PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI
SUCI FITRIA III B.
RANA NURFARIZKI FADHILAH RAPINDRI ANDAS RISNA NELDA RITA LIA DAHLIA
Fibrio adenoma Kista Sarcoma Filodes sarcoma
FARINGITIS Oleh: dr. Irma Susanti.
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Dermatitis Atopik Peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan (alergi) Melibatkan limfosit dan sel mast Histamin dari sel mast menyebabkan.
Jenis, Penyebab, Patofisiologi dan gambaran klinis pada ibu MASTITIS
PENYAKIT GANGGUAN ALAT REPRODUKSI
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
DIFTERIa.
MASTITIS.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
MERILIZA WATI S NIM: TINGKAT III B.
MASTITIS ELVINA OKTAVIA I B.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
Mastitis Mastitis adalah peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak disertai.Penyakit ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis.
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Asal : Pembengkakan mukosa hidung atau sinus yg berisi.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
Infeksi Tulang dan Sendi
BY : MESI SEPTIA YUDA IIB
ASUHAN KEBIDANAN IV TENTANG MASTITIS
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
Anatomi telinga DEFINISI Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Pada sepertiga.
Laporan kasus Pembimbing : Dr.Retna D.Iskandar Sp.M. Oleh
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
Miliaria.
PRESENTASI KASUS CLOSED FRACTURE
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
Medical Terminology Part II Erna Sulistyowati.
BARTOLINITIS DAN KISTA BARTOLIN
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 9.
HORDEOLUM Disusun Oleh : Nama : Yoga Suripto NIM :
Ileus Obstruktif et causa Hernia Inguinalis Inkaserata
Laporan kasus CARCINOMA MAMMAE
PENYAKIT KULIT BAKTERI (PIODERMA)
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT
REFERAT HERPES ZOSTER Oleh Santi Nurfitriani Pembimbing Dr. Sabrina.
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan,
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
GANGGUAN PADA PAYUDARA Oleh : Rizky Noviandini E RMIK 4A.
BLEPHARITIS.
Epidemiologi Penyakit tidak Menular “REMATIK”
Cuci tangan merupakan SARAN KESEHATAN YANG PALING SEDERHANA, namun efektif untuk menangkal serangan bakteri, kuman, atau virus penyebab penyakit. Sayangnya,
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Transcript presentasi:

Kel: 1A ANDINI HIDAYANI DALIMUNTE AYIE RIZKYNA EDDYA DARFIRIZAN SEPRIKA ISNAINI HAFIZAH LISA HELLEDY NOVIA DESI YANA RIZKI AGUSMAI SAMIROTUL QULBI SESRIA NASUTION Tutor: dr.Lasiah Susanti, MPH

Bintitan

KASUS J berusia 16 tahun, datang ke dokter dengan keluhan muncul benjolan di kelopak mata kanan atas sejak 3 hari yang lalu. Benjolan tersebut makin lama makin membesar hingga mengganggu penglihatan J dan terasa nyeri. J sudah berusaha mengobati dengan obat tetes mata untuk alergi yang di beli apotik, namun keluhan tidak berkurang. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan pada mata J dan menemukan benjolan di kelopak mata kanan atas dengan diameter ± 0,5 cm, kemerahan, nyeri tekan (+)

Keyword Benjolan di kelopak mata kanan atas Benjolan muncul sejak 3 hari yang lalu Mengganggu penglihatan dan terasa nyeri Diobati obat tetes mata untuk alergi, namun tidak berkurang Diameter ± 0,5 cm, kemerahan dan nyeri tekan (+)

Step II Bintitan ini mengacu dalam penyakit apa? Mengapa pada kasus ini benjolan timbul pada palpebra atas? Apakah benjolan dapat terjadi pada kedua palpebra (kiri/kanan)? Dan apakah dapat menular pada orang lain? Bagaimana mekanisme benjolan pada palpebra? Bagaimana benjolan ini dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan? Apakah benjolan dapat sembuh sendiri tanpa diobati? Apakah ukuran benjolan memiliki arti klinis? Bagaimana membedakan pasien yang terkena hordeolum dan kalazion? Palpebra mana yang sering terkena? Apakah penanganan untuk balita dan dewasa sama?

Step III Bintitan ini mengacu pada penyakit infeksi kelenjar palpebra. Hordeolum interna dan eksterna Chalazion Pada kasus diagnosisnya adalah hordeolum Etiologi bintitan pada kasus ini yaitu hordeolum. Benjolan dapat terjadi pada kedua belah mata, dan tidak dapat ditularkan pada orang sekitarnya. Palpebra memiliki 4 kelenjar: Meibom Gand Zeis Gland Moll Glad Sweat gland

Step IV Definisi dan Etiologi Hordeolum Fakres dan Klasifikasi Patofisiologi Benjolan Palpebra Diagnosis Anamnesis P. Fisik Penatalaksanaan P. Penunjang chalazion Pencegahan Perbedaan dengan hordeolum Mekanisme hordeolum chalazion

Step V Mahasiswa dapat mengertahui dan menjelaskan: Definisi , etiologi, faktor risiko, manifestasi hordeolum Patogenesis hordeolum dan chalazion Penegakan diagnosis Penatalaksanaan secara tepat Pencegahan Mengetahui perbedaan hordeolum dengan chalazion. Mengetahui perjalanan hordeolum menjadi chalazion

HORDEOLUM

DEFINISI Hordeolum adalah gangguan pada kelopak mata (akut) yang umumnya diinfeksi oleh bakteri S.aureus, yang dapat mengganggu kelenjar zeis/moll (eksternal), kelenjar meibom (internal).

ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO Umumnya disebabkan oleh bakteri Staphhylococcus aureus Kebiasaan mengucek mata Blepharitis Infeksi margin kelopak mata Kondisi kronik kulit (cth.jerawat) Usia (dewasa)

KLASIFIKASI Hordeolum Eksterna  Kelenjar Zeis & Moll Hordeolum Interna  Kelenjar Meibom

PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI Meibominitis, Infeksi Bakteri Kuman menempel di Bulu Mata Tersumbatnya saluran kelenjar zeis, meibom Masuk ke pori-pori folikel kelenjar Zeis, Mol Inflamasi Akut (Rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolesa) Stasis hasil sekresi kelenjar Infeksi Sekunder oleh S. aureus Prostaglandin  Nyeri Permeabilitas kapiler ↑ & PMN serta mediator inflamasi lain masuk ke kelenjar Ekstravasasi cairan  Edem Palpebra berat  pseudoptosis Akumulasi Debris Nekrotik Hordeolum Interna (Lebih Besar, profunda) Hordeolum Eksterna (Lebih kecil, superfisial) Abses

PENEGAKAN DIAGNOSIS Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik 2. Palpasi Palpebra Palpasi perlahan 1. Pemeriksaan palpebra 1.Memperhatikan posisi palpebra terhadap bola mata 2.Inspeksi  Lebar fisura palpebra Edema palpebra Warna  misalnya (kemerahan) 3.Apakah ada lesi , keadaan dan arah bulu mata 4.Kemampuan palpebra mengatup sempurnaapakah ada penonjolan, paralisis nervus fasialis, ptosis 5.Lipatan palpebra 2. Palpasi Palpebra Palpasi mata Palpasi perlahan Pembengkakan, nyeri tekan palpebra Palpasi kantong lakrimal Purulen, air mata berlebihan, sumbatan duktus nasolakrimal

3. Pemeriksaan konjungtiva dan sklera Teknik pemeriksaan 1.pasien melihat keatas , pemeriksa menekan palpebra inferior dekstra atau sinistra kebawah lihat nodulus atau benjolan, warna 2.pemeriksa meletakkan ibu jari ditulang pipi dan jari telunjuk di alis, minta pasien melihat ke samping atas dan bawah lihat konjungtiva bulbaris, warna 3.melakukan eversi palpebra atasinspeksi konjungtiva tarsalis lihat benjolan, warna

TERAPI Farmakologi Non-Farmakologi Bedah

Farmakologi Antibiotik topikal : Salep G. Chloromycetin setiap 3 jam,diberikan pada saccus conjungtivalis Neomicyn : larutan 2,5 & 5 mg/ml, salep 3,5- 5 mg/gram. 3-4x sehari. Antibiotik sistemik diindikasikan jika terjadi selulitis : Erythromycin 500 mg/12 jam/PO/ 7-10 hari. Untuk anak-anak 30-50 mg/kgbb/2-4 kali sehari

Non-Farmakologi Kompres air hangat 2-4 kali sehari, 5-10 menit untuk membantu drainase Memijat bagian yang lesi, ke arah muara

Bedah Anastesi lokal Insisi dan drainase bahan purulen Insisi H. interna : vertikal konjungtiva palpebra  menghindari terpotongnya kelenjar meibom. Insis H. eksterna : horizontal pada margo palpebra mengurangi luka parut Kuretase Salep antibiotik

PENCEGAHAN Menjaga kebersihan kelopak mata dan tangan Menggunakan kacamata dan topi untuk membatasi paparan dari debu Menjaga kebersihan alat make up mata agar tidak terkontaminasi mikroorganisme

DIAGNOSIS BANDING Hordeolum Kalazion Definisi Adalah infeksi pada kelenjar palpebra Adalah peradangan granulomatosa pada kelenjar palpebra. Kelenjar yang terkena Hordeolum Eksterna  Kelenjar Zeis & Moll Hordeolum Interna  Kelenjar Meibom Deep Kalazion  Kelenjar Meibom Superfisial Kalazion  Kelenjar Zeis Penyebab Bakteri Staphhylococcus aureus Terjadi penyumbatan pada kelenjar meibom Gejala Adanya kemerahan dan nyeri Tidak ada nyeri tekan Tidak hiperemia Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan Laboratorium  Histologi Biopsi Tatalaksana Insisi Eksisi

KESIMPULAN Hordeolum merupakan suatu kondisi inflamasi yang terjadi pada kelenjar yang terdapat di palpebra seperti kelenjar zeis, moll dan meibom sehingga tersumbatnya sekresi dari kelenjar tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Eva PR, dkk. 2014. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Ed. 17. hal. 78-79. Jakarta : EGC Ilyas S, dkk. 2015. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 5. cetakan 2. hal. 94-97. Jakarta : BPFKUI Ehrenhaus MP, dkk. 2014. Hordeolum. www.emedicine.medscape.com Deschenes J, dkk. 2014. Chalazion. www.emedicine.medscape.com