Oleh : AKHMAD SUDRAJAT akhmadsudrajat.wordpress.com

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BEBERAPA KOMPONEN KARAKTER YANG BAIK
Advertisements

BALITBANGKEMENDIKNAS
1. RESPONSI I I. Orang yang baik adalah orang yang : II. Guru yang ideal adalah guru yang : III. Peserta didik yang baik adalah : IV. Jika saya memiliki.
PERAN PENDIDIKAN SEBAGAI MODAL UTAMA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Rancang Bangun Pengembangan
Pendidikan Karakter di SMP
MEMBANGUN KARAKTER UTAMA UNTUK KEMANDIRIAN DAN KEMAJUAN BANGSA
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER BIDAN DALAM MENGHADAPI PASAR BEBAS ASEAN Disajikan dalam seminar Nasional Kebidanan di Sekolah.
RAVIK KARSIDI, PONPES WINDAN 2010
PEMBUDAYAAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
LIMA PILAR BELAJAR GUNA MEWUJUDKAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
Keprofesian Bidang Bimbingan dan Konseling serta Ketatalaksanaan Pendidikan Adriy.weebly.com.
Pendidikan Karakter di SMP oleh Eko Widodo
1 PENDIDIKAN KARAKTER MOH. SALEH, SH., MH. UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA.
PENDIDIKAN KARAKTER Universitas Negeri Yogyakarta Oleh:
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
INTERNALISASI NILAI KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN BAHASA
Pendidikan Karakter di Pendidikan dasar
ETIKA PROFESI KEGURUAN
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA.
Adinuringtyas herfi rahmawati Dhanang suwidagdho
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Pendidikan Karakter Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
MENGEMBANGKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI
Penyaji: Momon Sulaeman
Memahami Konsep Dasar Pendidikan Karakter
Karakter= budi pekerti + x = ?
RAVIK KARSIDI, PONPES WINDAN 2010
Bab 9 Usaha-usaha Pengembangan Guru Sebagai Tenaga Pendidik
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
MENGEMBANGKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Pendidikan Karakter di SMP
Materi dan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
Nilai-Nilai Karakter Anak di Indonesia
Materi Kuliah Pengertian jabatan profesional guru, dasar, fungsi, tujuan pendidikan nasional, dan tu­gas, hak, serta kewajiban tenaga kependidik­an. Tahapan.
PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI, LAYANAN AKADEMIS DAN ANALISIS POTENSI SISWA
BIMBINGAN KONSELING.
Pendidikan Karakter di SMP
Pendidikan Karakter di SMP
18 NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Pengembangan Kurikulum dalam Penulisan
Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan
SOSIALISASI PEDOMAN DAN PANDUAN OPERASIONAL (POP) BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan.
KURIKULUM Pengertian Kurikulum 1. Kurikulum sebagai rencana belajar.
PERAN ILMU PENDIDIKAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BIMBINGAN KONSELING: SEBUAH PENGERTIAN
Undang Undang Sisdiknas no. 20 Tahun 2003
Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
PANDUAN Layanan Akademik Siswa
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD) PPT
PENGANTAR PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan Karakter di SMP
Pendidikan Karakter di SMP
Dr. Anita Trisiana, SPd.MH
Bidang Pendidikan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama
Pengembangan Pendidikan agama berbasis wawasan kebangsaan
Konsep Dasar Pendidikan Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan Eko Defriatno, S.Pd., M.T. Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan.
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
(MASYARAKAT EKONOMI ASIA) (TARGET) Implementasi LAYANAN BK MENGHADAPI MEA Created by AMDANI SARJUN.
Transcript presentasi:

Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan dan Konseling (Mengapa, Apa, dan Bagaimana?) Oleh : AKHMAD SUDRAJAT http:// akhmadsudrajat.wordpress.com Disajikan dalam Kegiatan MGBK Kab. Kuningan Selasa, 04 Oktober 2010

I. Mengapa Pendidikan Karakter?

Bagaimana dengan kondisi kita saat ini?

Peradaban manusia telah mengalami kemunduran sejalan dengan adanya kemunduran karakter generasi muda kita. Ada 10 aspek degradasi moral yang melanda suatu negara yang merupakan tanda-tanda kehancuran suatu bangsa. meningkatnya kekerasan pada remaja penggunaan kata-kata yang memburuk pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam tindak kekerasan meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas kaburnya batasan moral baik-buruk, menurunnya etos kerja rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara membudayanya ketidakjujuran adanya saling curiga dan kebencian di antara sesama. (Thomas Lickona, dalam Suparlan, 2010)

II. Apa Pendidikan Karakter?

Apa Pendidikan itu? Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pasal 1 Ayat 1)

Apa Karakter itu? “Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika.” (Kemendiknas, 2010) “Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat” Suyanto, Ph. D . 2010. Urgensi Pendidikan Karakter . http:// www. mandikasmen.go.id

Nilai-Nilai Karakter untuk Siswa TUHAN Y M E Nilai- Nilai Nilai- Nilai Moral Knowing DIRI SENDIRI SESAMA KARAKTER Nilai- Nilai Nilai- Nilai Moral Action Moral Feeling KEBANGSAAN LINGKUNGAN Nilai- Nilai 8

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.

Apa Pendidikan Karakter itu? “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within. David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004) “Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan – yaitu kualitas kemanusian yang baik secara obyektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan”. (Suparlan , 2010) "Any deliberate approach by which school personnel, often in conjunction with parents and community members, help children and youth become caring, principled and responsible“ (Williams & Schnaps 1999)

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. (Kemendiknas, 2010)

Secara khusus tujuan pendidikan moral adalah membantu siswa agar secara moral lebih bertanggung jawab, menjadi warga negara yang lebih berdisiplin (McBrien & Brandt dalam Muhammad Nur Wangid, 2010).

Dalam nuansa bimbingan dan konseling tujuan dari pendidikan karakter adalah "assist students in becoming positive and self-directed in their lives and education and in striving toward future goals (American School Counselor Association, dalam Muhammad Nur Wangid, 2010)

Skema Pendidikan Karakter di SMP INTERVENSI HABITUASI Perilaku Berkarakter MANAJEMEN PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN Agama, Pancasila, UUD 1945, UU No. 20/2003 ttg Sisdiknas Teori Pendidikan, Psikologi, Nilai, Sosial Budaya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan best practices Nilai-nilai Karakter PERANGKAT PENDUKUNG Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya, Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku kepentingan. PEMBELAJARAN EKSTRA KURIKULER 14 14

11 Prinsip Pendidikan Karakter Komunitas sekolah mengembangkan dan meningkatkan nilai-nilai inti etika dan kinerja sebagai landasan karakter yang baik. Sekolah berusaha mendefinisikan “karakter” secara komprehensif,  di dalamnya  mencakup berpikir (thinking), merasa (feeling), dan melakukan (doing). Sekolah menggunakan pendekatan yang komprehensif, intensif, dan proaktif dalam  pengembangan karakter. Sekolah menciptakan sebuah komunitas yang memiliki kepedulian tinggi.(caring) Sekolah menyediakan kesempatan yang luas bagi para siswanya untuk melakukan berbagai tindakan moral (moral action). Sekolah menyediakan kurikulum akademik yang bermakna dan menantang, dapat menghargai dan menghormati seluruh  peserta didik, mengembangkan karakter mereka, dan berusaha membantu mereka untuk meraih berbagai kesuksesan. Sekolah mendorong siswa untuk memiliki motivasi diri  yang kuat Staf sekolah ( kepala sekolah, guru dan TU) adalah sebuah komunitas belajar etis yang senantiasa  berbagi tanggung jawab dan mematuhi nilai-nilai inti yang telah disepakati. Mereka menjadi  sosok teladan bagi para siswa. Sekolah mendorong kepemimpinan bersama yang memberikan dukungan penuh terhadap gagasan  pendidikan karakter dalam jangka panjang. Sekolah melibatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter Secara teratur, sekolah melakukan asesmen  terhadap budaya dan iklim sekolah, keberfungsian para staf sebagai pendidik karakter di sekolah, dan sejauh mana siswa  dapat mewujudkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Character Education Partnership

Konfigurasi karakter Kemendiknas (2010)

III. Bagaimana Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah?

Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling

Manajemen Ekstra Kurikuler Bimbingan Konseling PENDIDIKAN KARAKTER Manajemen Ekstra Kurikuler Bimbingan Konseling Pembelajaran

Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Karakter Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, maka orientasi, tujuan dan pelaksanaan BK juga merupakan bagian dari orientasi, tujuan dan pelaksanaan pendidikan karakter. Program Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan bagian inti pendidikan karakter yang dilaksanakan dengan berbagai strategi pelayanan dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik mencapai kemandirian yang diharapkan sebagai karakter bangsa Indonesia yang dibutuhkan saat ini dan masa depan.

Pekerjaan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan berbasis nilai (baca: karakter), layanan etis normatif, dan bukan layanan bebas nilai. Seorang konselor perlu memahami betul hakekat manusia dan perkembangannya sebagai makhluk sadar nilai dan perkembangannya ke arah normatif-etis. Seorang konselor harus memahami perkembangan nilai, namun seorang konselor tidak boleh memaksakan nilai yang dianutnya kepada konseli (peserta didik yang dilayani), dan tidak boleh meneladankan diri untuk ditiru konselinya, melainkan memfasilitasi konseli untuk menemukan makna nilai kehidupannya. (Sunaryo, 2006)

POSISI DAN PERAN KONSELOR SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER POSISI KONSELOR: Sebagai salah satu pihak yang berkepentingan dengan pendidikan karakter, konselor sekolah harus berkomitmen untuk melaksanakan pendidikan karakter (Stone dan Dyal dalam Muhammad Nur Wangid, 2010 ).

Professional school counselors need to take an active role in initiating, facilitating and promoting character education programs in the school curriculum. The professional school counselor, as a part of the school community and as a highly resourceful person, takes an active role by working cooperatively with the teachers and administration in providing character education in the schools as an integral part of the school curriculum and activities" (ASCA dalam Muhammad Nur Wangid, 2010).

PERAN KONSELOR Konselor sebagai Pendidik Konselor sebagai Manajer dan Perancang Kegiatan Pendidikan Karakter Konselor sebagai Konselor dan Healer/Pro blem Solver Konselor sebagai Konsultan dan Mediator Konselor sebagai Panutan/Contoh/Model (Muhammad Nur Wangid, 2010)

Menyelenggarakan layanan konseling, mencakup : Layanan Dasar Layanan Responsif Bimbingan Individual Dukungan Sistem

Peserta Didik Layanan Dasar Komponen Layanan Program Perencanaan BK CATUR SUKSES Pribadi – Sosial Akademik -- Karir Layanan Dasar Peserta Didik Komponen Program BK Layanan Perencanaan Individual IQ EI SI Layanan Responsif 1. Pengembangan Profesional 2. Konsultasi 3. Kolaborasi 4. Manajemen Dukungan Sistem Syamsu Yusuf L.N dan .A. Juntika Nurihsan. 2007

Materi Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan Perilaku seksual Pengetahuan tentang karakter Pemahaman tentang moral sosial Keterampilan pemecahan masalah Kompetensi emosional Hubungan dengan orang lain Perasaan keterikatan dengan sekolah Prestasi akademis Kompetensi berkomunikasi Sikap kepada guru ( Berkowitz, Battistich, dan Bier dalam Muhammad Nur Wangid, 2010)

18 Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa 10. Semangat Kebangsaan 11. Cinta Tanah Air 12. Menghargai Prestasi 13. Bersahabat/Komuniktif 14. Cinta Damai 15. Gemar Membaca 16. Peduli Lingkungan 17. Peduli Sosial 18. Tanggung-jawab 1. Religius 2. Jujur 3. Toleransi 4. Disiplin 5. Kerja Keras 6. Kreatif 7. Mandiri 8. Demokratis 9. Rasa Ingin Tahu (Kemendiknas, 2010 )

PENUTUP Konselor sekolah memiliki tugas yang sangat dekat dan erat dengan misi pendidikan karakter. Oleh karena itu, konselor berkewajiban menyelenggarakan program pelayanan bimbingan dan konseling yang bernuansa nilai-nilai pendidikan karakter secara optimal Konselor seyogyanya dapat terus mengembangkan kompetensinya sebagaimana disyaratkan dalam Permendiknas No. 28 Tahun 2009 Tingkatkan frekuensi dan intensitas pelayanan Konselor seyogyanya dapat kerjasama (kolaborasi dan kooperasi) dengan seluruh stake holder pendidikan