Upaya memaknai/memahami maksud atau isi yang terkandung dalam puisi. PUISI/PBIN4213 Pemaknaan Puisi Upaya memaknai/memahami maksud atau isi yang terkandung dalam puisi. )
Kalah dan Menang S.T.A. Tidak, bagiku tidak ada kalah dan menang! Sebab sudah kuputuskan, bahwa kemenangan sudah pasti untukku saja. Kalah tinggal pada mereka yang lain: Yang mengeluh jika terjatuh, Yang menangis bila teriris, Yang berjalan berputar-putar dalam belantara.
Pemaknaan Aku bukan orang yang mudah putus asa Aku optimis kalau aku akan selalu berhasil Kekalahan akan menimpa orang-orang yang selalu mengeluh, cengeng, atau lemah. Orang seperti itu tidak akan pernah maju.
Metode Pemaknaan Puisi 1. Metode Parafrastis Mengungkapkan makna dalam cipta sastra (puisi) dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata- kata atau kalimat yang berbeda dengan kata/kalimat yang digunakan pengarang.
Tak ada dewa di rawa-rawa ini Hanya gagak yang mengakak malam hari Dan siang terbang mengitari bangkai Pertapa yang mati dekat kuil (10.17) Parafrase Tak ada dewa (Tuhan) di rawa-rawa (tempat maksiat) ini Perrtapa yang mati dekat kuil
Tak ada dewa di rawa-rawa ini Hanya gagak yang mengakak malam hari Dan siang terbang mengitari bangkai pertapa yang mati dekat kuil 1. Tak ada dewa (Tuhan) di rawa-rawa (tempat maksiat) ini Hanya gagak (orang-orang) yang mengakak (sombong/angkuh) malam hari Dan siang terbang mengitari bangkai (orang zalim) pertapa (orang baik) yang mati dekat kuil 2. Tidak ada lagi Tuhan di tempat penuh maksiat ini. Yang ada hanya orang-orang munafik, angkuh, dan ingin menang sendiri. Orang-orang zalim dan dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya.
2. Metode Struktural Semiotik Memaknai puisi dengan memperhatikan tanda-tanda. Bersandar pada warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu mengalun bergelut senja Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba (10.20) Hasil pemaknaan Suatu senja, awan lembayung di bagian barat memancarkan cahaya. Seorang pemuda memperhatikan seorang gadis bertudung memandang keindahan alam. Mata gadis berbinar indah, tampak sangat cantik. Rambutnya yang ikal harum mempesona.
3. Metode Sosiologi Sastra Memaknai puisi dengan memperhatikan latar belakang masyarakat dan budayanya. Dari jendela kaca kereta senja kusaksikan Anakku berlari menerobos sawah dan kali Berjalan di atas batang padi Dengan longdress putih dan sayap bidadari (20.25) Gunakan pengetahuan Anda tentang kereta, sawah, padi, sungai, logdress, dan bidadari. Bawa pengetahuan Anda dalam berimajinasi untuk memaknai puisi tersebut. Pahami, siapakah anakku.
Dari jendela kaca kereta senja kusaksikan Anakku berlari menerobos sawah dan kali Berjalan di atas batang padi Dengan longdress putih dan sayap bidadari Hasil pemaknaanHasil Pemaknaan Seorang ibu di dalam kereta senja menatap keluar jendela, tampak sawah dan sungai. Di sana, di tengah sawah dengan batang dan daun-daun padi yang melambai ditiup angin tampak putrinya yang cantik dan telah tiada mengenakan longdress bewarna putih seakan melayang bak bidadari.
Berjalan Ke Barat Waktu Pagi Hari Berlatih Maknailah puisi berikut ini dengan menggunakan metode parafrastis. Berjalan Ke Barat Waktu Pagi Hari Waktu aku berjalan di waktu pagi matahari Mengikuti di belakang Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan Aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang. Aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan.
penutup Umpan Balik : hasil berlatih Pengukuhan : metode/cara-cara memaknai puisi Tindak lanjut : membaca dan memaknai sebuah puisi.
Terima kasih Sukses selalu