Pengaruh Vitamin A yang diberikan pada Program Perluasan Kontak Imunisasi pada Respon Antibodi terhadap Vaksin Polio Oral (OPV) Disusun Oleh: RICHE MIA DESTYANA 2012-32-006
PENGANTAR 2 Pemberian Vitamin A untuk ibu pada periode postpartum dan bayi mereka di berikan imunisasi rutin sedang dipertimbangkan untuk mengurangi kekurangan vitamin A pada bayi. ↓ Strategi ini sebagian besar digunakan oleh Negara Berkembang untuk Mencegah terjadinya Kekurangan Vitamin A
PENGANTAR 3 Hasil yang didapat dari beberapa studi bervariasi, diantaranya adalah: Meningkatkan Respon Antibodi Terhadap Difteri dan Campak (Benn et al, 1997; Bhaskaram & Rao, 1997; Rahman et al, 1999) Tidak ada manfaat ketika diberikan bersamaan, campak dan vaksin polio oral ‘OPV’ (Semba et al, 1997, 1999; Bahl et al, 1999)
PENGANTAR 4 Oleh karena itu kami melakukan acak buta ganda (double-blind), placebo terkontrol, di New Delhi, India, untuk mengevaluasi dampak untuk Ibu dan Program Perluasan Imunisasi (EPI)-terkait Pemberian vitamin A pada respon antibodi terhadap vaksin polio oral (OPV).
METODE 5 Lokasi Penelitian Daerah Kumuh Perkotaan Tigri-Dakshinpuri di Delhi selatan Ukuran Sampel Untuk mendeteksi perubahan 20% dalam proporsi bayi dengan titer antibodi penetral pelindung terhadap virus polio setelah tiga OPV dosis vitamin A kelompok dengan 90% kekuasaan dan 95% kepercayaan → Terdaftar 526 Bayi Intervensi Studi Ibu pada kelompok intervensi menerima 60 mg retinol ekivalen (RE) vitamin A 3 - 4 minggu setelah melahirkan dan bayi mereka 7,5 mg RE dengan dosis masing-masing OPV pada Usia 6, 10 dan 14 minggu. Ibu-ibu kelompok kontrol dan bayi mereka menerima plasebo pada setiap kontak tersebut.
METODE 6 Pengacakkan, Pelabelan, dan Masking Vitamin A diberikan sebagai retinol dan Plasebo adalah minyak kedelai. Identik kapsul gelatin buram yang mengandung vitamin A dan plasebo dikemas dalam kemasan blister kode individual. Imunisasi dan Tindak Lanjut Bayi diberikan OPV dan DPT 20 menit sesudah pemberian suplemen pada Usia 6, 10 dan 14 minggu. Bobot (sensitivitas 0,1 kg) dan panjang (sensitivitas 0,1 cm) diukur pada semua bayi.
METODE 7 Imunisasi dan Tindak Lanjut Bayi dikunjungi di rumah 24 dan 48 jam setelah mengkonsumsi suplemen untuk memantau kemungkinan adanya efek samping yang akan timbul termasuk untuk memeriksaan tonjolan dibagian depan ubun-ubun. Tes laboratorium Sampel darah masing” bayi (3 ml) → diambil Pra-Imunisasi (461 Bayi) dan Pasca-Imunisasi (410 Bayi). Melalui beberapa tahap proses di laboratorium Tahap Akhir → pemeriksaan menggunakan Mikroskopis untuk melihat ada atau tidak efek Cytopathogenic.
METODE 8 Analisa Analisis dilakukan secara intention-to-treat menggunakan EPI INFO versi 6.04 dan SPSS for Windows versi 8.0 Software. S Variabel kategori dibandingkan dengan menggunakan uji w2 hasil kuantitatif dibandingkan dengan uji Student. Tes dua sisi dan perbedaan dianggap signifikan pada P-nilai <0,05.
HASIL 9 Kelompok Vitamin A → Bayi dengan titer protektif terhadap jenis virus polio tipe 1 (76,4%), tipe 2 (92,7%), dan tipe 3 (82.4%) setelah 12 minggu diberikan ketiga dosis OPV. Kelompok Placebo → Bayi dengan titer protektif terhadap jenis virus polio tipe 1 (71,2%), tipe 2 (93,2%), dan tipe 3 (80,5%) setelah 12 minggu diberikan ketiga dosis OPV.
HASIL 10 Pemberian vitamin A meningkatkan proporsi bayi dengan titer protektif antibodi terhadap jenis virus polio 1 dan titer antibodi Geometric Mean (GM) setelah imunisasi. Proporsi bayi dengan titer antibodi terhadap virus polio pelindung tipe 2 dan jenis 3 juga tidak berbeda secara signifikan antara Kelompok Vitamin A dan kelompok plasebo.
DISKUSI 11 Temuan mengenai respon terhadap jenis virus polio 2 dan 3 yang konsisten dengan studi baru-baru ini Indonesia, di laporkan bahwa vitamin A tidak mempengaruhi respon antibodi terhadap salah satu poliovirus (Semba et al, 1999). Dalam sebuah studi yang berbeda tetapi terkait dengan desain penelitian, pemberian vitamin A pada ibu terbukti tidak berpengaruh pada respon antibodi terhadap administrasi OPV pada bayi yang baru lahir/ neonatal (Bhaskaram & Balakrishna, 1998).
DISKUSI 12 Dalam sebuah studi yang berbeda tetapi terkait dengan desain penelitian, pemberian vitamin A pada ibu terbukti tidak berpengaruh pada respon antibodi terhadap administrasi OPV pada bayi yang baru lahir/ neonatal (Bhaskaram & Balakrishna, 1998).
DISKUSI 13 Proporsi bayi yang memiliki titer antibodi Kelompok Placebo lebih rendah dibandingkan dengan Kelompok Vitamin A
DISKUSI 14 Titer antibodi yang rendah ditemukan oleh penelitian lain (McBean et al, 1988; Faden et al, 1990; World Health Organization Collaborative Study Group on Virus polio Vaksin Oral, 1995; Modlin et al, 1997) pada anak yang divaksin dengan tiga dosis OPV bukan karena vaksin imunogenisitas rendah.
DISKUSI 15 Temuan dari penelitian ini mengkonfirmasi keamanan 60 mg retinol ekivalen (RE) vitamin A untuk ibu dan 7,5 mg retinol ekivalen (RE) untuk bayi pada usia 6, 10 dan 14 minggu berkaitan dengan respon antibodi.
KESIMPULAN 16 Vitamin A diberikan kepada ibu-ibu pada periode postpartum dan bayi mereka dengan vaksin polio oral (OPV) tidak mengganggu respon antibodi terhadap salah satu dari tiga poliovirus dan meningkatkan respon terhadap virus polio tipe 1.
SPONSORSHIP 17 Divisi Kesehatan Anak dan Pengembangan, WHO, Geneva, Universitas Norwegia Komite Pembangunan dan Penelitian dan Dewan Penelitian Medis India, Panacea Biotech Ltd, India (Menyediakan vaksin polio oral). European Journal of Clinical Nutrition (2002) 56, 321 – 325. DOI: 10.1038/sj/ejcn/1601325
TERIMA KASIH 18