GIZI PADA LANJUT USIA OLEH IKA PUTRI RAMADHANI, M. Biomed
GIZI PADA GERIATRI / MONOPOUSE LAMPIRAN - 11 GIZI PADA GERIATRI / MONOPOUSE Usila dapat dibedakan: - Usila kronologis / usia kalender - Usila biologis. Usia kronologis mudah diketahui dan dihitung. Usila biologis yang dijadikan patokan adalah keadaan jaringan tubuh.
Batasan Usila: WHO: Usia pertengahan ( Middle age), kelompok usia 45 – 59 tahun Lanjut Usia ( Elderly ), antara 60 – 70 tahun Lanjut Usia Tua ( Old ), antara 75 – 90 tahun Usia sangat tua ( Very Old ), diatas 90 tahun.
Dep Kes RI ( 1998 ). Usia 55 – 59 tahun Usia 60 -64 tahun Usia ≥ 65 tahun adalah usial yang beriko tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi usila: Gangguan biopsikososial yang sangat terkait erat dan mempengaruhi satu dengan lainnya menyebabkan menurunnya asupan makanan Masalah multipatologis yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi selera makan sehingga asupan makanannya terganggu.
Polifarmasi yang diberikan akan mempengaruhi selera makan , baik karena efek obat langsung maupun karena pengaruh psikologis melihat banyaknya obat yang harus ditelan. Hypermetabolisme oleh karena infeksi sering menimbulkan malnutrisi pada usila terjadi 15 – 20 % ditempat perawatan.
Masalah Gizi Pada Usila 1. Gizi Lebih Kegemukan atau gizi lebih merupakan masalah gizi yang umum terjadi pada usila. Faktor penyebab: faktor dari dalam maupun dari luar prevalensi 20,6 %, pola konsumsi yg berlebihan, banyak mengandung lemak, protein, karbohidrat yang tdk sesuai dg kebutuhan kalori dan biasanya terjadi sejak usia muda maupun anak-anak. Kegemukan penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus dan penyempitan pembuluh darah.
Gizi Kurang Penurunan berat badan bertanda kekurangan gizi pada usila penyebabnya: kurangnya nafsu makan ( anoreksia ), Sering pula gizi kurang akibat penyakit kronis keganasan penyakit, ketidak tahuan, masalah social, ekonomi.
Disamping itu pada keadaan tertentu, dijumpai: kekurangan mineral dan vitamin terutama defisiensi zat besi, kalsium, Vitamin C, Vitamin B 12 dan B 6 sebagai akibat asupan makanan yang kurang, penyekit tertentu maupun obat- obat yang dimakan.
2. Gangguan Pencernaan Makanan a. fungsi kelenjer pencernaan mulai menurun, perubahan susunan gigi sebagai alat pencerna makanan secara mekanis, keadaan ini akan mempengaruhi pola konsumsi makanan usila. Sekresi ludah menurun hingga terjadi gangguan mengunyah dan proses menelan.
b. Terjadi perubahan – perubahan pada kemampuan : digestifus, absorbsi, fungsi sekresi dan motilitas dari saluran cerna menyebabkan munculnya gejala anoreksia konstipasi, gangguan bowel habit ( IBS) keadaan mukosa tampak tipis,pucat, atropi, kering sehingga memudahkan untuk terjadi trauma.
c. Hipoklorhidria yang terjadi oleh karena berkurangnya sel –sel parietal mukosa lambung akan mengakibatkan penurunan absorbsi terutama kalsium, vitamin B 12, menurunnya insiden ulkus lambung dan duo denum, tapi pada usila sering memakai preparat untuk mengobati keluhan arthritis, sehingga kasus ulkus timbul akibat penggunaan obat ini.
d. Terjadi pula overgrowth bacteria yang akan menurunkan bioavilability B12, malabsorbsi lemak, fungsi asam empedu menurun dan timbul diare, selain itu dapat terjadi penurunan motilitas usus sehingga terjadi konstipasi
e. Keluhan konstipasi sering dijumpai karena konsumsi serat yang kurang, kurangnya cairan yang diminum, akibatnya sukar untuk meransang nafsu makan, sehingga konsumsi bahan makanan sumber protein, Vitamin dan mineral cendrung lebih rendah
4. Gangguan Metabolisme a. Metabolisme Basal. Metabolisme Basal akan menurun sekitar 20 % antara usia 30 -90 tahun hal ini terjadi karena berkurangnya Lean body mass pada usila, produksi energi untuk tiap-tiap m2 luas tubuh menurun secara progresif dengan bertambahnya usia .
b. Metabolisme Karbohidrat Terjadi penurunan toleransi glukosa mengakibatkan kenaikan glukosa didalam plasma sekitar 1,5 mg/dl untuk tiap decade umur, hal ini terjadi karena penurunan produksi insulin atau karena respon jaringan terhadap insulin yang menurun.
d. Metabolisme mineral - Hipokalsemia defisiensi Vitamin D dan asupan kalsium yang rendah - Hipofosfatemia kurangnya asupan fosfat atau gangguan absorbsi di intestinal, juga karena hiperparatiroid sekunder akibat calcium darah rendah menyebabkan menurunnya ambang ginjal sehingga reabsorbsi fosfat terganggu ditubulus ginjal.
- Hipomagnesemia pada usila biasa disebabkan adanya hyperaldosteron, terapi diuretic dan penyakit diabetes, juga ditemukan pada keadaan gangguan absorbsi Mg ditubulus,
5. Gangguan Kemampuan menikmati cita rasa makanan kemunduran indera pengecap ( rasa manis dan asin) makanan citarasa dan aroma keras lebih disenangi, pemakaian garam, gula dan berbagai bumbu penyedap jadi lebih tinggi penyakit diabetes milletus, hipertensi
Kebutuhan gizi pada usila Penggunaan makanan sumber Karbohidrat dibatasai jika terlihat tanda-tanda naiknya kadar gula darah sebagai gejala awal gejala kencing manis.
- Kandungan asam lemak dalam 2. Kandungan lemak dalam makanan - Kadar lemak total dianjurkan tidak melebihi 20 % dari total energi makanan - Kandungan asam lemak dalam makanan , kandungan asam lemak jenuh harus dibatasi dapat menyebabkan tingginya kadar lemak dalam darah yang dapat mempermudah terjadinya atheroskelerosis.
Kandungan kolesterol dalam makanan, kolesterol pengerasan pembuluh darah kenaikan tekanan darah , penyempitan pembuluh darah, penyumbatan pembuluh darah. Hindari konsumsi bahan makanan yang banyak mengandung kolesterol seperti telur, otak, hati, udang dan kepiting, daging berlemak. gantinya : jenis ikan atau bahan pangan nabati terutama dari jenis kacang-kacangan.
Penggunaan susu sebaiknya digunakan susu tak berlemak ( non fat ), pemberian susu non fat segelas sehari cukup untuk memenuhi kebutuhan akan kalsium.
Konsumsi sayur-sayuran, sayur-sayuran sumber mineral, serat yang sangat banyak fungsinya bagi tubuh mencegah konstipasi, serat diperlukan untuk mengatur gula darah, menghambat penyerapan lemak dan kolesterol mencegah penyakit kanker usus. pilih sayuran yang mudah dicerna sepertisayurdaun dan sayuran lain yang dimasak sampai lunak.
Buah-buahan sebagai sumber vitamin buah-buahan diperlukan baik sebagai sumber vitamin, maupun juga sebagai sumber serat makanan. Jenis buah-buahan seperti pisang, papaya, semangka mangga atau buah-buahan lain yang lunak sangat baik diberikan pada usia lanjut.
Pada usila, konsumsi air minimal 2 liter Konsumsi garam, konsumsi garam dibatasi secukupnya saja , kecuali jika ada tanda-tanda hipertensi. Konsumsi teh, kopi dan minuman lain, dalam jumlah yang terbatas stimulasi yang membawa pengaruh baik, juga akan memberikan kepuasan psikologis. Pada usila, konsumsi air minimal 2 liter perhari dapat mencegah terjadinya konstipasi.
Konsistensi, porsi dan frekuensi: lunak, bahan makanan yang sukar dicerna sebaiknya tidak diberikan. Porsi makanan kecil frekuensi makan harus diperbanyak, yaitu dengan memberikan makanan selingan diantara dua waktu makan.
TERIMA KASIH