ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SISTEM ENDOKRIN.
Advertisements

Peran hormon dalam fertilisasi
Panasonic Haba Mangat Aceh TV Home Tema Menu End.
Gangguan organik pusat akibat tumor, radang, dan destruksi.
ASSALAMU ALAIKUM WW. 1.
Kelompok 3 Sistem Hormon Sistem Hormon Afif Naufal Husaini Daulay
HORMON Suwandito,dr,MS.
Materi 5 Endokrinologi selama siklus estrus
ENDOKRIN.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
HORMON REPRODUKSI.
Hormon Burhannudin Ichsan.
Dedes Amertaningtyas,S.Pt.,MP OLEH DEDES AMERTANINGTYAS,S.Pt.,MP
Mekanisme Umum Kerja dan Pengaturannya
Sistem endokrin oleh : maria poppy herlianty. mariapoppyherlianty anatomifisiologi - uieu gambaran umum Sist endokrin b’interaksi dg sist saraf.
SISTEM HORMON PADA MANUSIA
ENDOKRIN EXERCISE Lilis Hadiyati.
SISTEM ENDOKRIN 30 November 2015.
Ns. Muhammad Ardi, M.Kep., Sp.Kep.M.B.
Peran hormon dalam fertilisasi
HORMON Manusia menggunakan waktu dan usahanya untuk melakukan
TUGAS BIOLOGI DASAR MANUSIA ELMA SURYANI PANE NIM :151362
Sistem koordinasi (hormon) pada manusia
Pengantar Endokrinologi: Sistem Hormon
HORMON dan SISTEM ENDOKRIN.
2. SISTEM HORMON / ENDOKRIN
NAMA : ISTIQAMAH NIM : T.I DIII KEBIDANAN
Kontrol Syaraf pada Homeostasis “Lingkungan Dalam”
Meta Nurbaiti,S.Kep.,Ns.,M.Kes
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
KELENJAR HIPOFISIS (kelenjar pituitaria)
CARA KERJA HORMONE BY. TIA ELPIKAA.
ASKEB 1 Dwi Ayu & Sutini Sistem endokrin Oleh : Sutini 2. Dwi Ayu.
Sistem endokrin RESTI RIANI I A
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SISTEM GENETALIA/REPRODUKSI (REPRODUCTIVE SYSTEM)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Assaalamualaikaum wr. Wb nama :mela putri nim : tingkat : IA
OLEH : INDAH CAHYANI NIM : TINGKAT : 1B
Sistem Hormon Manusia Widodo SMPN 1 Paguyangan.
Kesehatan reproduksi.
Rijalul Fikri Fisiologi Endokrin.
Sistem Endokrin Dr. M. Toyo Burrahim.
SISTEM ENDOKRIN Dr. nizam fahmi.
Hormon lh, fsh, estrogen DAN progesteron
NAMA :ELVINA NIM: TINGKAT: l A BIOLOGI DASAR MANUSIA
Peran hormon dalam fertilisasi
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
PERAN HORMON DALAM METABOLISME
By : S. Dwi Sulistyawati, S.Kep.,Ns
Oleh Dr. H. Lilian Batubara
“HORMON REPRODUKSI”.
Organ Endokrin. Organ Endokrin Hormon Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh suatu kelenjar endokrin, disekresikan ke dalam darah, dan sampai ke sel.
SISTEM HORMONAL.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
KELOMPOK 4 KELENJAR PANKREAS.
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Hormon Hormon adalah senyawa kimia yang membantu mengatur proses-proses metabolisme tubuh. Hormon beredar di dalam darah sepanjang pembuluh darah untuk.
GIZI KEBUGARAN PERTEMUAN XI Nazhif Gifari Ilmu Gizi & FIKES.
Oleh: Amrullah & Farid Ma`ruf
SISTEM ENDOKRIN OLEH : ASTRIA BLANDINA GAIDAKA. Pendahuluan Endokrin (Yunani : endo = inside, krinein = to separate, to secrete) Sekret → sirkulasi darah.
Adaptasi Fisiologi Hormon Sistem Endokrin Pada Masa Pubertas Oleh: Mahasiswa NIM Ganjil DIII Keperawatan STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR.
SISTEM ENDOKRIN TUBUH MANUSIA
FUNGSI ORGAN REPRODUKSI WANITA
HORMON.
Sistem dan Fungsi Hormon
SIKLUS HORMONAL Ade Sylvia N Margaretha Novi . K Meldawati Leni Ayu.
CUSHING SYNDROME Malang, 27 Oktober Adrenal..  Merupakan organ retroperitoneal yang berwarna kekuningan pada polus superior renal  Dikelilingi.
Transcript presentasi:

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN Monica S.

TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami hubungan sistem saraf dan sistem endokrin Membedakan kelenjar endokrin dan eksokrin Menyebutkan kelenjar endokrin dalam tubuh Menjelaskan mekanisme umpan balik negatif dan positif beserta contohnya Menyebutkan fungsi-fungsi kelenjar endokrin

SISTEM ENDOKRIN Terlibat dalam semua aspek kehidupan: Pertumbuhan Membedakan jenis kelamin Metabolisme Adaptasi terhadap perubahan lingkungan Tidak dapat bekerja sendiriberinteraksi dengan sistem saraf untuk koordinasi dan integrasi aktivitas sel tubuh

Sistem endokrin & sistem saraf berfungsi mengatur fungsi2 tubuh dgn cara yg berbeda dalam mengontrol kecepatan dan tujuan Sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yg ditranspor oleh neuron dg jarak pendek menuju otot dan kelenjar yg berespon dalam millisecond Sistem endokrin menggunakan hormon yang dilepaskan kelenjar tertentu ke dalam darah dan ditranspor ke seluruh tubuh untuk mempengaruhi aktivitas jaringan tubuh. Respon jaringan & organ tubuh terhadap hormon cenderung lebih lama dibanding respon terhadap neurotransmiter, tetapi sekali diinisiasi durasi responnya cenderung lebih panjang dibanding sistem saraf

Perbedaan Sistem Endokrin & Sistem Saraf Komunikasi: pembawa pesan kimiawi atau hormon Komunikasi: melalui impuls saraf Transmisi: melalui aliran darah, relatif lambat Transmisi: melalui serabut saraf/ neuron, sangat cepat Target organ menerima pesan Efektor menerima pesan Efek: tersebar luas Efek: setempat Respon: lambat Respon: cepat Durasi respon jangka panjang Durasi respon jangka pendek Efek: permanen & irreversible Efek: temporer dan reversible

SISTEM ENDOKRIN dan EKSOKRIN Suatu sistem yang mengontrol kelenjar tanpa saluran yang mensekresikan hormon sesuai target organnya. Kelenjar eksokrin memiliki saluran untuk mensekresikan produksinya.

HORMON Hormon: sinyal kimia yang berperan sebagai ‘pembawa pesan’ dibawa oleh aliran darah ke target sel atau organ tertentu; bekerja jauh dari tempat produksinya Fungsi hormon: Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit Berepon terhadap infeksi, trauma, stres Integrasi berkelanjutan untuk proses tumbang Kontribusi proses reproduksi meliputi produksi ovum & sperma, fertilisasi, mempertahankan kehamilan Kontribusi proses digesti, penggunaan dan penyimpanan nutrien

Suatu hormon dapat memiliki efek bervariasi pada jaringan yg berbeda, ex: efek estradiol yg diproduksi ovarium: Folikel ovarium meningkatkan maturasi Uterusstimulasi pertumbuhannya & mempertahankan perubahan siklus dalam mukosa uterus Payudarastimulasi pertumbuhan duktus Sistem hipatalamus-pituitari regulasi sekreso gonadotropin & prolaktin Tulang mempertahankan massa tulang Proses metabolik mempengaruhi distribusi jaringan adiposa Suatu proses/fungsi tubuh tertentu dapat dipengaruhi oleh berbagai hormon, ex: lipolisis melepas FFA dari jaringan adiposa diatur oleh hormon katekolamin, insulin, glukagon, dan sitokin TNF-

Reseptor Hormon Pengikat hormon di sel target, letaknya di permukaan sel, dalam sitoplasma dan nukleus sel target Reseptor hanya mengikat hormon pasangannya Tanpa ikatan reseptor dan hormon, hormon tidak dapat bekerja atas sel

HORMON DAN FUNGSINYA Pituitari anterior Hipo- talamus SUMBER HORMON FUNGSI Hipo- talamus Releasing & inhibiting hormones: Corticotropin-releasing hormone (CRH) Thyrotropin-releasing hormone (TRH) Growth hormone-releasing hormone (GHRH); GHIH, PIH/dopmain Kontrol pelepasan dan inhibisi hormon-hormon pituitari Somatostatin Inhibisi GH dan TSH Pituitari anterior Growth hormone (GH) Stimulasi pertumbuhan tulang & otot, meningkatkan sintesis protein & metabolisme lemak, mengurangi metabolisme karbohidrat Adrenocorticotropic hormone (ACTH) Stimulasi sintesis & sekresi hormon korteks adrenal Thyroid-stimulating hormone (TSH) Stimulasi sintesis & sekresi hormon tiroid Follicle-stimulating hormone (FSH) Perempuan: stimulasi pertumbuhan folikel dan proses ovulasi Laki2: stimulasi produksi sperma

Luteinizing hormone (LH) SUMBER HORMON FUNGSI Pituitari Anterior Luteinizing hormone (LH) Prp: stimulasi perkembangan corpus luteum, melepas oocyte, produksi estrogen & progesteron L: stimulasi sekresi testosteron, perkembangan jar. intersisial testis Prolaktin Menyiapkan payudara perempuan untuk menyusui Pituitari ADH Meningkatkan reabsorpsi air di ginjal Posterior Oxytocin Stimulasi kontraksi uterus pada kehamilan, ejeksi ASI sesudah partus Korteks adrenal Mineralocorticosteroids, terutama aldosteron Meningkatkan absorpsi Na+, ekskresi K+ oleh ginjal Glucocorticoids, terutama cortisol Mempengaruhi metabolisme semua nutrien, regulasi kadar gula darah, mempengaruhi pertumbuhan, efek antiinflamasi & mengurangi efek stres Adrenal androgen, t.u dehydroepiandrosterone (DHEA) & androstenedione Memiliki aktivitas androgenik intrinsik minimal; dikonversi menjadi testosteron & dihydrotestosterone di perifer Medula adrenal Epinephrine Norepinephrine Sebagai neurotransmiter untuk sistem saraf simpatis vasokonstriktor

SUMBER HORMON FUNGSI Kelenjar Tiroid (sel follicular) Hormon tiroid: triiodothyronine(T3) thyroxine (T4) Meningkatkan laju metabolisme, sintesis protein, respon thd katekolamin, tumbang fetal & infant termasuk perkembangan mental & maturitas seksual Sel C tiroid Calcitonin Menurunkan kadar kalsium & fosfat dalam darah Paratiroid PTH Mengatur kalsium serum Sel islet pankreas Insulin (sel ) Me kadar glukosa darah dg memfasilitasi transport glukosa melewati membran sel otot, hati & jar.adiposa Glucagon (sel ) Me konsentrasi glukosa darah dg stimulasi glikogenolisis dan glukoneogenesis Somatostatin (sel ) Menghambat pelepasan insulin dan glukagon, mengurangi/menunda absorpsi glukosa oleh intestinal Ginjal 1,25-dihydroxyvitamin D3 Stimulasi absorpsi ca++ di intestinal (t.u jejunum), me kerja PTH, utk resorpsi ca++ & fosfat dari tulang Ovarium Estrogen Progesteron Perkembangan organ seks perempuan & karakteristik seks sekunder Siklus haid, stimulasi pertumb dinding uterus, maintain kehamilan Testis Androgen, t.u testosteron Perkemb organ seks laki2, karakteristik seks sekunder, produksi sperma

KLASIFIKASI STRUKTUR HORMON Bahan dasar hormon: Lipid  hormon steroid Protein  non steroid (amine, polipeptida Hormon steroid masuk ke sel target secara langsung melalui membran sel, lalu membawanya ke nukleus dan langsung mempengaruhi ekspresi gen target. Hormon non steroid tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga harus berikatan dengan reseptor pada membran sel, menstimulasi secondary messenger system dalam sel.

Tipe Hormon Hormon Steroid merupakan derivat kolesterol. Misal: testosteron, estrogen, progesteron, mineralokortikoids, glukokortikoid. Steroid dapat melintasi membran plasma ! . Hormon Protein dibuat dari asam amino. Misal: Insulin, hypothalmus-signaling hormones. hormon protein tidak dapat melintasi membran plasma !

Struktur Kimiawi Hormon Dua kelas umum hormon berdasarkan daya larutnya : larut dalam air dan larut dalam lemak . Larut dalam air (polar): derivat protein, glikoprotein, polipeptida, asam amino . Larut dalam lemak (nonpolar): derivat steroid, asam amino ,asam lemak. Kelas yang berbeda , maka mekanisme aksinya juga berbeda , berbeda transpornya dalam tubuh dan stabilitasnya dalam sirkulasi

Hormon Larut Dalam Air Protein: growth hormone, prolactin, insulin Glikoprotein: follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH) , thyroid-stimulating hormone (TSH) Polipeptida: arginine vasopressin, oxytocin, somatostatin Derivat asam amino :epinephrine, melatonin

HORMON PEPTIDA Tidak dapat masuk ke dalam sel secara langsung, sehingga harus berikatan dengan reseptor protein di membran sel. Ketika hormon berikatan dengan reseptor protein, maka secondary messenger molecule/ second messenger signal transduction (protein G; tyrosine kinase pada insulin) akan memulai respon sel. Larut dalam air  menghasilkan respon yang cepat

Hormon Peptida Hormon Peptida tidak dapat melintasi membran sel (lipid bilayers) dan mereka disebut water soluble. Reseptor Hormon Peptida berada diatas permukaan sel target

peptide or amino acid-derived hormone (first messenger) Hormone–receptor binding activates an enzyme that catalyzes the synthesis of a second messenger, such as cyclic AMP 2 The hormone binds to a receptor on the plasma membrane of a target cell 1 cyclic AMP- synthesizing enzyme (cytoplasm) (extracellular fluid) ATP active enzyme receptor product cyclic AMP (second messenger) 4 The activated enzymes catalyze specific reactions plasma membrane inactive enzyme reactant The second messenger activates other enzymes 3 nuclear envelope (nucleus)

HORMON AMINE

Hormon Steroid hormon steroid dihasilkan oleh gonad dan korteks adrenal . hormon tiroid bukan steroid, namun untuk menyederhanakannya dikategorikan sebagai steroid. hormon steroid dibuat dari kolesterol dalam retikulum endoplasmik halus dan mitokondria sel endokrin.

HORMON STEROID Masuk melalui membran sel dan berikatan dengan reseptor di dalam sel target Jenis hormon steroid dapat secara langsung menstimulasi transkripsi gen untuk membuat protein tertentu Bekerja dengan mentrigger aktivitas gen, responnya lebih lambat daripada hormon peptida

steroid hormone (extracellular fluid) The hormone binds to a receptor in the nucleus or to a receptor in the cytoplasm that carries it into the nucleus 2 The hormone–receptor complex binds to DNA and causes RNA polymerase to bind to a nearby promoter site for a specific gene 3 A steroid hormone diffuses through the plasma membrane 1 DNA plasma membrane hormone receptor ribosome RNA polymerase The mRNA leaves the nucleus, then attaches to a ribosome and directs the synthesis of a specific protein product 5 RNA polymerase catalyzes the transcription of DNA into messenger RNA (mRNA) 4 mRNA new protein gene nuclear envelope (cytoplasm) (nucleus)

Sintesis hormon steroid

Contoh yang larut dalam Lemak Steroid: estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, mineralokortikoids Derivat asam amino : hormon tiroid (T3, T4) Asam lemak: prostaglandin, thromboxan

Hormon Steroid Hormon Steroid tidak dapat disimpan dalam vesikula dalam sel endokrin yang menghasilkannya . Begitu hormon steroid dihasilkan, mereka disebarkan keluar sel endokrin dan masuk aliran darah . Hormon Steroid larut dalam lipid dan reseptornya berlokasi didalam sel targetnya

MEKANISME UMPAN BALIK NEGATIVE FEEDBACK MECHANISM POSITIVE FEEDBACK MECHANISM

Kendali Umpan Balik Negatif Lengkung Refleks Panjang dan Pendek

Negative feedback (a) is the prevailing control mechanism regulating endocrine function: in its simplest form it is a closed loop in which hormone A stimulates the production of hormone B, which in turn acts on the cells producing hormone A to decrease its rate of secretion. An example is cortisol, which feeds back to inhibit the hypothalamic-pituitary system and decrease ACTH levels which in turn decreases the drive on the adrenal cortex to produce additional cortisol. In the less common positive feedback mechanism (b) hormone B further stimulates the production of hormone A instead of diminishing it. A typical example is the relationship between luteinizing hormone (LH) and estradiol. During the menstrual cycle a gradual increase in plasma LH levels stimulate the ovary to produce estradiol. After reaching a certain level, estradiol induces an abrupt increase in LH secretion, known as the preovulatory surge of LH, because it induces ovulation. Upon reaching maximal levels plasma LH declines despite the continued presence of elevated estrogen concentrations. This latter phenomenon exemplifies the self-limiting nature of positive feedback systems. The secretion of hormone A declines rapidly after its initial activation because the secretory cell has a limited capacity to produce the hormone and because there are always additional negative feedback loops that limit the magnitude of the response.

Blood Sugar Control

REVIEW FISIOLOGI KELENJAR PITUITARI

hypothalamus Neurosecretory cells of the hypothalamus produce oxytocin and ADH 1 Neurosecretory cells of the hypothalamus produce releasing and inhibiting hormones 1 Releasing or inhibiting hormones (green circles) are secreted into capillaries feeding the anterior lobe of the pituitary 2 Oxytocin and ADH (blue triangles) are secreted into the blood via capillaries in the posterior pituitary 2 blood flow pituitary (anterior lobe) endocrine cell capillary bed pituitary (posterior lobe) Endocrine cells of the anterior pituitary secrete hormones (red squares) in response to releasing hormones; the pituitary hormones enter the bloodstream 3 capillary bed blood flow

REVIEW Pituitari/hipofise anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar shg disebut ADENOHIPOFISE Hipofise posterior terdiri dari jaringan saraf shg disebut NEUROHIPOFISE Pelepasan hormon dari hipofise anterior dan posterior dikontrol langsung/menerima sinyal dari hipotalamus Hipofise posterior terhubung ke hipotalamus oleh jalur saraf, hipofise anterior terhubung ke hipotalamus melalui infundibulum/tangkai hipotalamus hipofisis

HIPOFISE POSTERIOR Hipotalamus dan hipofise posterior membentuk sistem neuroendokrin yang terdiri dari neurosekretorik yang badan selnya (tempat sintesis) terletak di nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikel. Akson neuron ini turun melalui infundibulum untuk berakhir di kapiler hipofise posterior  hanya perpanjangan dari hipotalamus. Hipofise sebenarnya tidak menghasilkan hormon, hanya menyimpan dan setelah mendapat stimulasi mengeluarkan 2 hormon peptida hidrofilik: vasopresin/ADH dan oksitosin.

VASOPRESIN = ADH Memiliki 2 efek utama: V2: Meningkatkan retensi H2O di tubulus distal dan duktus koligentes ginjal  mengatur pengeluaran H2O dalam urine dan keseimbangan air secara keseluruhan V1: Menyebabkan vasokonstriksi arteriol Contoh: Kondisi osmolaritas plasma meningkat input bagi osmoreseptor hipotalamus meningkatkan sekresi ADH oleh nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikel. Penurunan volume CES dan tekanan darah arteri/hipotensiinput bagi baroreseptor di atrium kirimenyampaikan ke hipotalamus sekeresi ADH meningkat

OKSITOSIN Efek utama: stimulasi kontraksi otot polos uterus untuk membantu mengeluarkan janin selama persalinan Stimulasi ejeksi ASI dari kelenjar mamaria selama menyusui Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh refleks-refleks dari jalan lahir selama persalinan dan refleks yang terpicu ketika bayi mengisap mammae. Kadang dinamakan hormon cinta atau senyawa kimia pelukan  meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Riset terkini: membantu mengikatkan pasangan satu sama lain

HIPOFISE ANTERIOR Hipotalamus melepas: Growth hormone-releasing hormone (GHRH)  hipofise anteriorproduksi GH/Somatotropin  stimulasi pertumbuhan tulang & otot, me sintesis protein & metabolisme lemak, me metabolisme karbohidrat. Sekresi GH berfluktuasi dalam 24 jam, kadar puncak terjadi pada 1-4 jam sesudah tidur. Tidur malam kira-kira 70% sekresi GH terutama pada anak-anak. Sekresi GH: Distimulasi oleh hipoglikemia, kelaparan, puasa, me kadar asam amino/arginine dalam darah, kondisi stres (stres emosional, OR berat, trauma) Dihambat oleh peningkatan kadar glukosa darah, pelepasan FFA, kortisol dan obesitas

GH diperlukan utk pertumbuhan dan regulasi fungsi metabolik: Stimulasi hati untuk produksi somatomedin C (insulin-like growth factor-1/IGF-1)  me sintesis protein/aktivitas pertumbuhan jar.: Tulang dan kartilago  me pertumbuhan linier Organ tubuh  me ukuran dan fungsi Otot  me massa otot Efek anti-insulin: Jaringan adiposa  me lipolisis, me penggunaan asam lemak bebas/FFA Metabolisme KH  mengurangi penggunaan glukosa  me kadar glukosa

2. Corticotropin-releasing Hormone (CRH) hipofise anterior produksi Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)  stimulasi kelenjar adrenal untuk sintesis dan sekresi mineralokortikoid (aldosterone) me absorpsi Na+, ekskresi K+ di tubulus ginjal Glukokortikoid (kortisol)  mempengaruhi metabolisme semua nutrien & pertumbuhan,regulasi kadar glukosa darah,anti-inflamasi, mengurangi efek stres Androgen adrenal terutama dehydroepiandrosterone (DHEA) dan androstenedione aktivitas minimal androgenik intrinsik, konversi ke testosterone, dihydrotestosterone di perifer

3. Thyrotropin-releasing Hormone (TRH) hipofise anterior  produksi Thyroid Stimulating Hormone (TSH)  stimulasi sintesis dan sekresi kelenjar tiroid1) sel folikular: hormon tiroid Triiodothyronine (T3), thyroxine (T4) me kecepatan metabolisme, penggantian protein dan tulang, respon thd katekolamin, diperlukan untuk tum-bang fetal dan infant; 2) C cells: Calcitonin menurunkan kadar Ca++ dan fosfat 4. Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) hipofise anterior  produksi Follicle Stimulating Hormone (FSH) & Luteinizing Hormone (LH)ovarium dan testisFSH:stimulasi ptumbuhan folikel ovarium, ovulasi dan produksi sperma/spermatogenesis; LH: stimulasi pkembangan corpus luteum, melepas oocyte, produksi estrogen & progesteron dan stimulasi sekresi testosterone, perkembangan jaringan intersisial testis

5.Hipotalamus juga melepas somatostatin yang bekerja menghambat GH dan TSH Hipofise anterior mensintesis dan sekresi hormon prolaktin  menyiapkan untuk menyusui

Thank you

DISFUNGSI PITUITARI

HIPOPITUITARI Sindrom klinik defisiensi produksi hormon pituitari akibat gangguan kelenjar pituitari, hipotalamus atau struktur sekitarnya (Corenblum dalam emedicine.medscape.com) Defisiensi satu (hipopituitari selektif) atau semua hormon pituitari (panhipopituitari)mengakibatkan masalah metabolik dan disfungsi seksual (Ignatavicius & Workman, 2010)

ETIOLOGI HIPOPITUITARI Adenoma pituitari, tumor intrasellar dan tumor parasellar Inflamasi dan infeksi Pengangkatan kelenjar hipofise Induksi radiasi yg merusak jaringan hipofise Cedera kepala/Traumatic Brain Injury Perdarahan subarakhnoid Nekrosis pituitari postpartum (Sheehan syndrome) Kondisi malnutrisi, shock, AIDS

Hipopituitari akibat adenoma pituitari berkaitan dengan gangguan aliran darah ke jaringan normal, kompresi jaringan normal atau pengaruh hantaran hormon hipotalamus via sistem portal hipotalamus-hipofisis. Pada kerusakan pituitari primer, pituitari anterior yg rusak menyebabkan defisiensi beberapa atau semua hormon pituitari dengan peningkatan serum prolaktin (akibat efek dopamin terhambat). Lymphocytic hypophysitis suatu penyakit autoimun yg langsung mempengaruhi pituitari dan infundibulumnya.

Sheehan syndrome terjadi saat perdarahan postpartum yg banyak Sheehan syndrome terjadi saat perdarahan postpartum yg banyak. Selama kehamilan/pregnancy, kelenjar pituitari membesar karena sel-sel laktotropik mengalami hiperplasia dan hipertrofi utk produksi prolaktin. Pembuluh hipofiseal yg mensupport pituitari berkonstriksi dlm berespon thd pe volume darah vasospasme  nekrosis kelenjar pituitari. Derajat nekrosis tergantung beratnya perdarahan. Kira-kira 30% wanita yg mengalami perdarahan postpartum dengan hemodinamik yg tidak stabil dapat mengalami gejaal awal: insufisiensi adrenal, hipotiroid, amenorrhea, diabetes insipidus, tidak dapat menyusui Kondisi fisiologis yg dapat mempengaruhi hipotalamus dgn mengganggu sintesis dan sekresi regulasi hormon. Contoh: malnutrisi pada anorexia nervosa dapat mengganggu sekresi Gonadotropin releasing Hormone (GnRH)  defisiensi Kondisi shock atau hipotensi berat mengurangi aliran darah ke pituitari  hipoksia dan infark

PATOFISIOLOGI Produksi hormon pituitari terganggu: hormon tropik produksi hormon kelenjar target menurun  stimulasi ke kelenjar pituitari tidak ada, suboptimal atau tidak tepat. Umumnya penurunan sekresi satu hormon akan mengurangi hormon lainnya.

Lanjutan patofisiologi Defisiensi ACTH dan TSH: kondisi yg mengancam kehidupan karena berkaitan dgn menurunnya sekresi hormon vital dari kelenjar adrenal dan kelenjar tiroid. Defisiensi gonadotropin (FSH dan LH) mengubah fungsi seksual pada pria & wanita. Pria: kegagalan testis produksi testosteron dari sel Leydig dan me atau tidak ada spermatogenesis. Kadar testosteron ber<<  sterilitas Wanita: kegagalan ovarium, amenorrhea dan infertility

Lanjutan patofisiologi Defisiensi GH mengubah pola pertumbuhan jaringan secara tidak langsung, menyebabkan berkurangnya produksi GH, kegagalan hati untuk produksi somatomedin, atau kegagalan sel/jaringan untuk berespon thd somatomedin. Defisiensi GH pada: Anak-anak  postur pendek & retardasi pertumbuhan : DWARFISM Dewasa me kecepatan destruksi tulang  osteoporosis  resiko fraktur meningkat

Kepadatan/densitas tulang berkurang, fraktur patologik DEF. HORMON MANIFESTASI KLINIS GH Kepadatan/densitas tulang berkurang, fraktur patologik Kekuatan otot menurun, kadar kolesterol meningkat FSH dan LH) Wanita: amenorrhea, anovulasi, kadar estrogen rendah, atrofi mammae, densitas tulang berkurang, rambut aksila dan pubis berkurang, libido menurun Pria: rambut wajah berkurang, volume ejakulasi ber<, massa otot menurun, densitas tulang berkurang, rambut tubuh berkurang, libido menurun, impoten TSH Kadar hormon tiroid menurun, berat badan meningkat Intolerans terhadap dingin, alopecia, hirsutism, haid abnormal, libido menurun, kognitif lambat, letargi ACTH Kadar kortisol menurun, pucat, malaise, letargi, anoreksia, hipotensi postural, sakit kepala, hipoglikemia, hiponatremia, rambut aksila & pubis berkurang pada wanita ADH Diabetes Insipidus: output urine meningkat >>>, BJ urine rendah (<1.005), hipovolemia (hipotensi, dehidrasi), osmolaritas plasma me, rasa haus >>, output tidak ber< jika intake cairan dikurangi

PENGKAJIAN Anamnesa: Pemeriksaan fisik: Wanita: keluhan amenorrhea, dyspareunia, sulit hamil, libido menurun Pria: impoten, libido menurun Pemeriksaan fisik: Pria: perubahan karakteristik seks sekunder, rambut wajah/tubuh berkurang Wanita: kulit kering, atrofi mammae, jumlah rambut aksila dan pubis berkurang/tidak ada. Neurologi: perubahan penglihatan (akibat pertumbuhan tumor)kaji ketajaman penglihatan; lapang pandang; diplopia; sakit kepala; paralisis otot mata shg pererakan bola mata terbatas

TES DIAGNOSTIK Laboratorium: Kadar T3 dan T4 jika rendah perlu evaluasi lebih lanjut; kadar ACTH dapat normal atau rendah, prolaktin dapat rendah hingga meningkat. Tes stimulasi: menginjeksi insulin pada individu dgn fungsi pituitari normal meningkatkan pelepasan GH dan ACTH. Kadar hormon tidak berubah pada Individu dgn hipofungsi pituitari X-ray kepala: pembesaran, erosi dan kalsifikasi sella tursica akibat tumor pituitari CT & MRI: membedakan tumor tulang & jaringan lunak

PENATALAKSANAAN MEDIK Penggantian defisiensi hormon: Terapi steroid: testosteron/androgen dosis tinggi secara IM hingga karakteristik seks sekunder tercapai/virilisasi, seperti meukuran genetalia pria, libido, massa otot, ukuran tulang, kekuatan otot, suara lebih berat, pertumbuhan bulu di wajah, dada, pubis, aksila. Klien melaporkan gambaran diri dan harga diri membaik sesudah terapi. Dosis dapat diturunkan bertahap dan dilanjutkan sepanjang hidup Terapi androgen dihindari pada kanker prostat. Efek samping terapi testosteron: gynecosmatia, acne, pembesaran prostat, dan alopecia

lanjutan Wanita dengan defisiensi hormon gonadotropin mendapat terapi pengganti kombinasi hormon estrogen dan progesteron. Efek samping terapi: resiko hipertensi, trombosis (pembentukan bekuan darah di vena dalam) meningkat, terutama pada wanita perokok. Bagi klien yg ingin hamil diberi clomiphene citrate utk induksi ovulasi. Jika tidak berhasil, diberi terapi GnRH dan HCG untuk stimulasi ovulasi. Klien yang defisiensi GH, diberi terapi injeksi GH, walauun pengobatan ini jarang

HIPERPITUITARI Hipersekresi hormon pituitari yg terjadi pada tumor atau hiperplasia pituitari. Tumor lebih sering terjadi pada sel-sel hipofise anterior yg memproduksi GH, ACTH, prolaktin. Overproduksi prolaktin terjadi sebagai respon thd tumor yg overproduksi GH dan ACTH. Hipersekresi ACTH terjadi dengan meningkatnya sekresi melanocyte stimulating hormone (MSH)

ETIOLOGI dan PATOFISIOLOGI Adenoma pituitari: tumor jinak pada satu atau lebih jaringan dalam hipofise anterior. Klasifikasi adenoma berdasarkan ukuran, kemampuan invasi, dan hormon yang disekresi. Adenoma pituitari invasif terjadi pada sebagian atau semua sella tursica. Jika adenoma bertambah besar, akan menekan jaringan otak dan timbul gejala neurologi, spt gg visual, sakit kepala, TIK  Prolactinoma: PRL >> menghambat sekresi gonadotropin dan hormon seks pada pria dan wanita galactorrhea (produksi ASI), amenorrhea, infertility

Corticotropinoma: produksi glukokortikoid, mineralokortikoid, androgen >>  penyakit Cushing Somatotropinoma: GH >>  gigantism (sebelum pubertas) atau akromegali (sesudah pubertas/penutupan lempeng ptumbuhan) dgn progresifitas lambat dan bertahap. Perubahan dapat tidak terdeteksi hingga diagnosis gangguan ditegakkan. Hipersekresi hormon pituitari akibat makroadenoma dapat mempengaruhi fungsi hormon pituitari lain mengakibatkan abnormalitas hormon (hipogonadism, hiperadrenalism, hipertiroid atau hipotiroid)

MANIFESTASI KLINIS Manifestasi bervariasi tergantung hormon yg diproduksi >> GH yg tinggi sakit punggung, arthralgia akibat perubahan tulang, perubahan penglihatan Gigantism: pertumbuhan cepat pada panjang semua tulang. Akromegali: penebalan skeletal, hipertrofi kulit, pembesaran organ, spt hati & jantung Hiperglikemia karena GH memblok kerja insulin Lambatnya penipisan tulang dan overgrowth sel tulang, degenerasi kartilago sendi dan hipertrofi ligamen, pita suara dan tuba eustachius

TES DIAGNOSTIK Kadar LH dan FSH dapat meningkat. Normal apda klien wanita postmenopause X-ray kepala: identifikasi normalitas sella tursica CT scan, MRI: dapat deteksi lesi jaringan lunak Angiogram: deteksi aneurisma atau malformasi vaskuler

PENATALAKSANAAN MEDIK Terapi obat diberikan tersendiri atau kombinasi dengan pembedahan atau radiasi. Akromegali: golongan agonis dopamin seperti Bromocriptine mesylate (mengurangi kadar GH dan me< ukuran tumor), Cabergoline, Pergolide  stimulasi reseptor di otak dan mhambat pelepasan hormon hipofise anterior. Terapi ini diberikan sebelum pembedahan atau radioterapi dgn dosis awal kecil dan dinaikkan bertahap hingga kadar 7,5mg/hari tercapai

Efek samping bromocriptine: hipotensi postural, gastritis, nausea, sakit kepala, kram abdomen, konstipasi. Efek yg jarang: disritmia, spasme arteri koroner, kebocoran cairan otak. Cara minum obat bromocriptine: saat makan atau dg snack utk mengurangi efek samping Golongan lain utk akromegali: analog somatostatin spt Octreotide (sandostatin)  hambat pelepasan GH; GH receptor blocker spt Pegvisomant (Somavert) blok aktivitas reseptor GH dan produksi IGF. Efek samping octreotide: penyakit kandung kemih; Pegvisomant dapat memperbesar ukuran tumor

Pembedahan: hypophysectomy dilanjutkan terapi hormon ADH

DIABETES INSIPIDUS Terjadi jika defisiensi sintesis ADH atau ginjal tidak berespon thd ADH  reabsorpsi air tidak terjadi di tubulus distal dan duktus koligentes ginjalekskresi volume urine >> atau terjadi dilusi urine/ poliuria dan dehidrasi Dehidrasi akibat hilangnya air >>  meningkatkan osmolaritas plasma stimulasi osmoreseptor utk mengatur sensasi haus ke korteks serebri haus akan meningkatkan intake cairan & membantu maintain homeostasis air. Jika tidak minum, sensasi haus tidak ada dehidrasi berat kematian

Klasifikasi Defisiensi ADH DI nefrogenik: gangguan yg diturunkan, jumlah hormon yg diproduksi tidak kurang tetapi tubulus ginjal tidak berespon thd kerja ADH reabsorpsi air <</tidak terjadi DI karena obat: obat lithium carbonate (obat gg jiwa: bipolar), demeclocycline (antibiotik tetrasiklin) mempengaruhi respon ginjal thd ADH DI Primer: disebabkan defek hipotalamus atau kelenjar pituitari pelepasan atau produksi ADH kurang DI Sekunder: akibat tumor di dalam atau dekat hipotalamus atau kelenjar pituitari, trauma kepala, proses infeksi, pembedahan, metastase tumor

PENATALAKSANAAN Jika defisit ADH partial terapi oral chlorpropamide meningkatkan kerja ADH yg ada & stimulasi produksi ADH oleh hipotalamus Jika defisit ADH berat desmopressin acetate (DDAVP), bentuk sintetik vasopresin diberikan oral atau intranasal spray (jika timbul efek samping: ulserasi membran mukosa, alergi, dada terasa sesak, ganti dg oral) Dehidrasi berat: ADH disuntik IV atau IM

Syndrome Inappropriate ADH Jika ADH disekresi >> karena osmolaritas plasma rendah atau normal. Kondisi normal, menurunnya osmolaritas plasma menghambat produksi dan sekresi ADH

ETIOLOGI Keganasan: SCCL, ca pankreas, duodenum, thymoma, limfoma Hodgkin dan NonHodgkin Gangguan pulmonar: pneumonia virus dan bakteri, abses paru, TBC, pneumotoraks, COPD, GG SSP: trauma, infeksi, tumor, stroke, SLE Obat: kemoterapi carbamazepine, opioids, anestesi umum, antidepresan

PATOFISIOLOGI Mekanisme umpan balik yg mengatur ADH tidak berfungsi dengan tepat. ADH dilepas terus menerus walaupun osmolaritas plasma rendah/hipoosmolar air diretensidilusi hiponatremi dan volume CES >>  GFR meningkat  mhambat pelepasan renin dan aldosteron kadar Na+ dlm urine hilang >>  hiponatremia berat

MANIFESTASI KLINIS Awal: gangguan GIT spt anoreksia, nausea, vomiting. Jika kadar Na+ <115mEq/l (akibat retensi cairan dan hilangnya Na+) gg fungsi SSP: sakit kepala, disorientasi, gelisah, melawan/hostility, kejang, penurunan tingkat kesadaran (letargi hingga koma) TTV: takikardi (kra vol cairan me), hipotermia (gg SSP) Volume urine menurun, osmolaritas urine meningkat Volume plasma meningkat, osmolaritas plasma menurun

PENATALAKSANAAN Pembatasan intake cairan: 500-600ml/hari. Dilusi NGT dan bilas lambung dgn NS Meningkatkan ekskresi cairan/urine: diuretik Mengganti Na+: NaCl 3% Mempengaruhi kerja ADH: demeclocycline