Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Mekanik Tubuh & Ambulasi
Advertisements

Role Of The Vestibular System In Postural Control
Oleh : Nina Erliana, AMd.Keb.SPd. Pertemuan -5
Oleh : Tika Indah Primasari DIV Kebidanan STIKES NWU 2013
MANAJEMEN FRAKTUR EKSTREMITAS ATAS PADA KONDISI PRE-HOSPITAL
RESISTANCE EXERCISE LENNY.
STRETCHING LENNY.
BUGNET EXCERCISE.
Sistem Motorik Irfan.
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK LUMBAR SPINE
1. PENGUATAN ABDOMINAL DASAR
~ Through the Looking-Glass by Lewis Carroll
Gait Analysis Oleh Sugijanto.
LATIHAN STABILISASI Wahyuddin
Chapter II Static of The Body
Arus Diadinamis.
RANGE OF MOTION EXERCISE
“Motor Control Dan Motor Learning”
AND SELECTIVE MOVEMENT
Oleh : Retno Dumilah, Dipl.PT
Evaluasi Kecacatan.
BALANCE.
William Fleksion Exercise
Disampaikan pada: pelatihan menualterapi spine
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK KNEE JOINT Pertemuan ke
Asessment Fisioterapi
PENGUKURAN INTEGRITAS SENDI DAN RANGE OF MOTION
PERANCANGAN TEMPAT KERJA Pertemuan 8.
INSPEKSI ANATOMI TERAPAN.
PERANCANGAN TEMPAT KERJA Pertemuan 13.
HYDROTHERAPY DALAM FISIOTERAPI
Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi
1. PENGUATAN ABDOMINAL DASAR
SENAM HAMIL MATERI PERKULIAHAN MAHASISWA FISIOTERAPI
MODULE PRAKTEK PENGUKURAN RANGE OF MOTION
Momentum Linear dan Tumbukan (Linear Momentum and Collisions)
William Fleksion Exercise
Disampaikan pd Pelatihan Manual terapi spine,
AND SELECTIVE MOVEMENT
PENGUKURAN KEKUATAN OTOT
Kemampuan Gerak Dasar.
KNEE JOINT ANATOMI TERAPAN.
William Fleksion Exercise
SPINA BIFIDA Adalah : Kegagalan canalis vertebra untuk menutup dengan normal karena adanya defek dalam perkembangan vertebra. (JG. Chusid, Neuroanatomi.
BUGNET EXCERCISE.
PRAKTIKUM INTERVENSI MANUALTERAPI PADA TEMPOROMANDIBULAR JOINT
MANUALTERAPI PADA TEMPOROMANDIBULAR JOINT INTERVENSI
OLEH : SUDARYANTO, S.ST, M.Fis
Tes dan Pengukuran irfan.
TES CEPAT TEMPORO MANDIBULAR JOINT: depression & elevation
Aplikasi batas angkat aman
TERAPI BOBATH Terapi Modalitas untuk Disabilitas pada Pasien Post Stroke BONDAN PALESTIN.
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir
Seminar Praktek Cerebral Palsy
Komponen penting dalam berjalan
THE MOTOR SYSTEM, FLACIDITY, SPASTICITY
TEHNIK MENGATUR DAN MEMINDAHKAN PASIEN
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
Terapi Modalitas Sistem Pernafasan
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
PENGANTAR TERAPI LATIHAN FUNGSIONAL PERTEMUAN 1
Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan regio siku (elbow) Pasien berdiri pada posisi anatomis. Area yang dipaparkan adalah kedua anggota gerak atas dari regio.
BIOMEKANIKA OLAHRAGA.
Evaluasi Kecacatan.
MEKANIKA LAY UP BOLA BASKET KELOMPOK:Bima Rosyid W( ) Tiar Novendra W( )
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
SIKAP DAN GERAKAN ANATOMI
Transcript presentasi:

Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) Monday, April 16, 2018 Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) Monday, April 16, 2018

Tujuan Instruksional Setelah mempelajari materi ini, setiap mahasiswa/i dapat : 1. Memahami definisi dan pengertian Proprioceptive Neuromuscular Facilitation 2. Memahami filosofi Proprioceptive Neuromuscular Facilitation 3. Memahami prinsip-prinsip dasar Proprioceptive Neuromuscular Facilitation 4. Menyebutkan serta menjelaskan dasar-dasar neurofisiologi Proprioceptive Neuromuscular Facilitation Menyebutkan serta menjelaskan prosedur-prosedur dasar Proprioceptive Neuromuscular Facilitation Memahami pentingnya aplikasi prosedur-prosedur dasar dalam aplikasi Proprioceptive Neuromuscular Facilitation Memahami dan mampu mengaplikasikan pola-pola gerakan pada upper extremity, scapula, trunk, lower extremity serta neck. Mampu mengaplikasikan kombinasi berbagai pola upper extremity, scapula, trunk, lower extremity serta neck pada latihan-latihan fungsional (neck, trunk, upper/lower extremity, mat activity dan gait training). Monday, April 16, 2018

Definisi Proprioceptive  organ/reseptor sensoris yg berf(x) memberikan info gerak & posisi tubuh Neuromuscular  kesatuan fungsi saraf & otot Facilitation  membuat lebih mudah Monday, April 16, 2018

Pendahuluan Fasilitasi neuromuskular pd propriceptor Konsep treatmen oleh Herman Kabat (1940-an) & Margaret Knott (1947) Filosofi “human being” Didasari 3 prinsip dasar : 1. Pendekatan integrasi total human being, bukan problem spesifik/body segment 2. Pendekatan treatmen selalu +, memperkuat & menggunakan kemampuan p°  level fisik & psikologi Monday, April 16, 2018

3. Tujuan utama  membantu p° mencapai level f(x) tertinggi Pendekatan f(x)onal +  stimulasi p° & hasil optimal treatmen Monday, April 16, 2018

Dasar Neurofisiologi (Sherrington, 1947) Afterdischarge  efek stimulus berlanjut setelah stimulus dihentikan Temporal summation  stimulasi timbul dlm satu periode kombinasi waktu (sumasi)  eksitasi Spatial summation  stimulasi simultan pd area tubuh berbeda  reinforce yg lain Monday, April 16, 2018

Irradiation  rentang & peningkatan kekuatan dr suatu respon (eksitasi/ inhibisi Successive induction  peningkatan eksitasi otot agonis diikuti stimulasi (kontraksi) antagonis  reversal antagonis  stimulasi & peningkatan eksitabilitas Reciprocal innervation  kontraksi otot disertai stimulasi inhibisi antagonis  rileksasi  koordinasi gerakan Monday, April 16, 2018

“ The nervous system is continous throughout its extent – there are no isolated parts “ Monday, April 16, 2018

Prosedur Dasar (1) Tools FT’s membantu p° melakukan f(x) motor scr efisien Digunakan utk : 1. Meningkatkan kemampuan p° utk melakukan grkn & mempertahankan kestabilan 2. Mengarahkan gerakan melalui grips & resisten yg tepat 3. Membantu p° mencapai koordinasi gerakan dalam timing 4. Meningkatkan stamina p° mencegah kelelahan Monday, April 16, 2018

Prosedur Dasar (2) Resistance Irradiation & reinforcement Manual contact Body position & body mechanics Verbal (commands) Vision Traction/approximation Stretch Timing Patterns Monday, April 16, 2018

1. Resistance Optimal resistance Tujuan : 1. Fasilitasi kemampuan kontraksi otot 2. Meningkatkan motor control 3. Membantu mengetahui arah gerakan 4. Meningkatkan kekuatan Tidak nyeri/sampai lelah Ft’s & p° menghindari tahan nafas Monday, April 16, 2018

2. Irradiation & reinforcement Terkait dengan resistance Rentang respon terhadap stimulasi  fasilitasi (kontraksi) & inhibisi (rileksasi) Memperkuat  dipengaruhi kondisi p° & tujuan treatmen Monday, April 16, 2018

3. Manual contact Lumbrical grip  fleksi MCP joint Kontrol gerakan 3 dimensi Tekanan kontra dengan arah gerakan Stimulasi reseptor rasa raba pada kulit & otot-otot sinergis  reinforce gerakan Monday, April 16, 2018

4. Body position & body mechanics G. Johnson & V. Saliba (1985) Posisi FT’s sesuai dengan arah gerakan Kontrol gerakan lebih efektif Tubuh FT’s dapat membantu resistance Monday, April 16, 2018

5. Verbal stimulation (commands) Apa & kapan dilakukan Jelas & tepat Timing instruksi  koordinasi reaksi p° Volume jelas & tepat Terdiri dari 3 bagian : 1. Persiapan 2. Aksi 3. Koreksi Monday, April 16, 2018

6. Vision Feedback visual sensory system  kontraksi otot lebih kuat Membantu p° utk kontrol & koreksi posisi serta gerakan Mempengaruhi gerakan kepala & tubuh Komunikasi  interaksi koperatif Monday, April 16, 2018

7. Traction & approximation Stimulasi reseptor sendi (Knott & Voss 1968, Voss et al 1985) Traction force secara gradual Sebagai fasilitasi gerakan Dikombinasikan dengan resisten yang tepat Monday, April 16, 2018

8. Stretch Monday, April 16, 2018 Stretch stimulus muscle elongation  stimulasi otot sinergis (Loofbourrow & Gellhorn, 1948) Aktifitas normal  persiapan kontraksi otot Stretch reflex  dr muscle elongation/ contraction 1. Short latency spinal reflex 2. F(x)onal stretch response (Conrad & Meyer Lohmann 1980, Chan 1984) Monday, April 16, 2018

9. Timing Sekuensis gerakan Gerakan normal  smooth sequences Koordinasi gerakan  presisi waktu Gerakan f(x)onal  kontinuitas & koordinasi gerakan Timing for emphasis Monday, April 16, 2018

10. Pattern (1) Upper extremity D1 flexi  flexi-add-ext rot Monday, April 16, 2018 10. Pattern (1) Upper extremity D1 flexi  flexi-add-ext rot D1 ext  ext-abd-int rot D2 flexi  flexi-abd-ext rot D2 ext  ext-add-int rot Monday, April 16, 2018

10. Pattern (2) Lower extremity D1 flexi  flexi-add-ext rot D1 ext  ext-abd-int rot D2 flexi  flexi-abd-ext rot D2 ext  ext-add-int rot Monday, April 16, 2018

10. Pattern (3) Scapula & pelvic 1. Anterior elevasi 2. Posterior depresi 3. Posterior elevasi 4. Anterior depresi Monday, April 16, 2018

Neck Dasar 1. Gerakan head & neck membantu mengarahkan gerakan trunk 2. Resistance gerakan neck  irradiasi exercise pada trunk muscle 3. Neck pattern utk treatmen disf(x) cervical & thoracal spine 4. Stabilitas head & neck  esensial pada ADL Monday, April 16, 2018

Gerakan Diagonal 3 komponen gerakan  flexi/ext, lat flexi & rotasi Komponen distal  upper cervical Komponen proksimal  lower cervical-T6 Pattern 1. Flexi-lat flexi-rotasi 2. Ext-lat flexi-rotasi Monday, April 16, 2018

Pola diagonal fleksi/ekstensi neck : - Flexi dgn lateral flexi & rotasi kanan, extensi dgn lateral flexi & rotasi kiri - Flexi dgn lateral flexi & rotasi kiri, extensi dgn lateral flexi & rotasi kanan Gerakan kepala & mata saling reinforce Gerakan dagu berasosiasi dgn gerakan kepala Monday, April 16, 2018

1. Sitting  f(x)onal & stability Posisi 1. Sitting  f(x)onal & stability 2. Prone on elbow  neck extensor melawan gravitasi 3. Supine  neck flexi membantu rolling & ke duduk 4. Side lying  eliminasi gravitasi & mudah untuk resisten gerakan neck Grips  dagu & kepala Resisten  dagu segaris mandibula Monday, April 16, 2018

Normal timing  gerakan dagu (distal) ke leher (proksimal) Indikasi : - hemiplegia - back pain - kelemahan otot2 trunk - shoulder problem - problem f(x) onal  berjalan, berguling dll Monday, April 16, 2018

Gerakan neck untuk trunk Gerakan neck utk fleksi/ekstensi trunk - neck fleksi  rolling forward - neck extensi  rolling backward Monday, April 16, 2018

Trunk Trunk kuat  esensial f(x) yang baik, base support gerakan ekstremitas Sinergi dgn gerakan lengan (Angel & Eppler, 1967) Sering pada kondisi neurologis Trunk stabil  kontrol gerakan upper extremity baik Trunk tidak stabil  gerakan tidak normal Fokus pada strengthening trunk muscle Monday, April 16, 2018

Fasilitas rolling forward atau ke duduk, fasilitasi hip flexi Chopping  bilateral asymetrical upper extr extensi + neck flexi  trunk flexi Fasilitas rolling forward atau ke duduk, fasilitasi hip flexi Lifting  bilateral asymetrical upper extremity + neck extensi  trunk extensi Fasilitasi rolling backward atau duduk tegak dari slumped position, fasilitasi hip extensi Bilateral leg patterns  asymetrical & bilateral Dapat kombinasi Monday, April 16, 2018

Mat activities Aktivitas gerakan & stabilitas Dalam berbagai posisi Untuk aktifitas f(x)onal : 1. Mobilitas 2. Stabilitas 3. Skill Monday, April 16, 2018

Melatih stabilitas dalam berbagai posisi Meningkatkan koordinasi Tujuan Treatmen Mengajarkan & melatih aktifitas f(x)onal  rolling & perpindahan posisi Melatih stabilitas dalam berbagai posisi Meningkatkan koordinasi Penguatan aktifitas f(x)onal Mobilitas sendi & otot Normalisasi tonus Monday, April 16, 2018

a. anterior  forward rolling b. posterior  backward rolling 1. Scapula & pelvic a. anterior  forward rolling b. posterior  backward rolling 2. Upper extremity a. abd  forward rolling b. add  backward rolling 3. Lower extremity a. flexi  forward rolling b. extensi  backward rolling 4. Neck a. flexi  forward rolling dr supine ke side lying b. add  backward rolling dr side lying ke supine Monday, April 16, 2018

Dari hands & feet position ke standing & sebaliknya Prone on elbow Side sitting Quadruped Kneeling Half kneeling Dari hands & feet position ke standing & sebaliknya Sitting position exercises Bridging Monday, April 16, 2018

Gait training Tujuan utama hampir semua pasien Butuh kemampuan merubah arah Bersifat otomatis terhadap lingkungan Mampu mempertahankan balance krn pengaruh internal/eksternal force Membutuhkan endurance yang cukup & skill sesuai jarak yang dibutuhkan (Lerner-Frankiel et.al, 1986) Monday, April 16, 2018

Monday, April 16, 2018

Normal gait Gait cycle 1. Stance phase (60 %) a. initial contact (heel strike) b. loading response (foot flat) c. mid stance d. terminal stance (heel off) e. pre swing (toe off) Monday, April 16, 2018

a. initial swing (acceleration) b. mid swing 2. Swing phase a. initial swing (acceleration) b. mid swing c. terminal swing (decceleration) Monday, April 16, 2018

Gerakan trunk & lower extremity - CoG pada saat berjalan  area pelvic - Dapat berpindah atas-bawah, ka-ki - Gerakan pelvic & trunk sangat penting untuk pola langkah efisien - Selama swing phase rotasi forward pelvis ipsilateral 4°, drop sebelum initial contact - Akhir stance phase rotasi backward pelvis ipsilateral 4° - Rotasi shoulder & ayunan lengan pada arah berlawanan dengan rotasi pelvic Monday, April 16, 2018

Stance 1. Heel strike  pelvic ipsilateral rotasi forward, hip flexi 25-30°, knee extensi  netral. Shock absorption pada heel strike  eccentric contraction ankle dorsiflexor muscle ke base  knee bergerak 15- 20° flexi 2. Mid stance  hip, knee & ankle netral, trunk ke depan hip extensi 20-30°, backward rotasi pelvic 3. Terminal stance & pre swing  hip & knee flexi (persiapan swing), saat yang sama gerakan ankle dari 15° dorsoflexi pada awal heel off ke 20° plantar flexi pada toe off Monday, April 16, 2018

1. Sebelum mid swing  flexi knee 65°, flexi hip 20°, ankle netral 2. Selama dekselerasi tungkai pada terminal swing  pelvic rotasi forward, hip flexi 25°, knee full extensi, ankle kembali normal Monday, April 16, 2018

F(x) otot (Perry, 1992) 1. Trunk flexor 2. Trunk extensor 3. Hip extensor 4. Hip abductor 5. Quadriceps 6. Hamstring 7. Ankle dorsoflexor 8. Ankle plantar flexor Monday, April 16, 2018

Observasi & evaluasi manual gait analysis Joint range yang adekuat pada hip, knee & ankle Muscle strength yang cukup Analisa inspeksi dari berbagai arah Evaluasi berjalan secara manual  tangan pada pelvic & crista iliaca tanpa resisten Monday, April 16, 2018

Prosedur gait training Fokus pada trunk pasien Approksimasi melalui pelvic selama stance & stretch refleks pada pelvic selama swing  fasilitasi muscle trunk & lower extremity (S.S Adler, 1976) Dapat pada shoulder untuk stabilisasi & fasilitasi rotasi trunk Resisten balance  pola diagonal Monday, April 16, 2018

Approksimasi & stretch Approksimasi  fasilitasi kontraksi extensor muscle tungkai & stabilisasi trunk Segera setelah heel strike  fasilitasi weight acceptance Penempatan tangan pada crista iliaca di atas SIAS, arah ke bawah dan belakang Stretch reflekx  fasilitasi kontraksi abdomen muscle & flexor tungkai selama swing Pada saat toe off Posisi tangan sda, stretch pelvic ke arah belakang bawah = pola anterior elevasi pelvic Monday, April 16, 2018

Practical gait training Tahap persiapan 1. Penanganan di kursi roda Forward, backward, mengunci & membuka brakes, memindahkan & menempatkan arm rest, pengaturan tempat kaki 2. Duduk Upright sitting position  stabilisasi pada kepala, shoulder & pelvis Berpindah di kursi - Forward  anterior elevasi pelvic - Backward  posterior elevasi pelvic Monday, April 16, 2018

Standing up & sitting down 1. Head, neck & trunk ke arah flexi, pelvic ke arah anterior tilt, knee extensi bergerak di atas base of support 2. Head, neck & trunk extensi pada posisi vertikal, pelvic ke arah posterior tilt, knee extensi bergerak di atas base of support 3. Getting to standing 4. Sitting down Monday, April 16, 2018

1. Weight acceptance  stabilisasi pada pelvic & shoulder Standing 1. Weight acceptance  stabilisasi pada pelvic & shoulder 2. One leg standing  resistance balance pada semua arah pada tungkai stance, resistance anterior elevasi pelvic & fasilitasi hip flexor pada tungkai swing 3. Weight shifting  resistence pada sisi weight sifting, forward & backward, repeated stepping Monday, April 16, 2018

Walking 1. Forward 2. Backward 3. Sideways Aktifitas lain Monday, April 16, 2018