Microeconomics of media W E E K III Microeconomics of media Thursday, 22th september 2016
RECAP WEEK II Studi Ekonomi Media berlatar belakang dari perkembangan teori Ekonomi Politik pada abad ke-20. Ekonomi Politik Media adalah sebuah studi yang mengkaji nilai (ekonomi) serta kekuasaan (politik) yang diproduksi, dipraktikkan, dan didistribusikan di dalam rantai bisnis media, serta dampaknya dari kedua hal tersebut kepada aspek sosial masyarakat dalam kurun waktu dan ruang tertentu. Studi Ekonomi Politik Media menganalisa aspek: Kepemilikan, Monopoli, Audiens, Akses dan Demokrasi. Studi Ekonomi Politik Media juga menganalisa perubahan struktur pasar serta dampaknya pada konvergensi atau konsolidasi antar perusahaan media Analisa Mikro-ekonomi pada media merupakan dasar untuk memahami proses bisnis serta kecenderungannya melakukan ekspansi Economies of Scale dan Economies of Scope adalah strategi utama ekspansi bisnis di Media
“Liga 13: Konsentrasi Media di Indonesia”
FTA TVs CONTENTS Pay TVs Sindo Media Majalah dan Radio Jaringan Koran Sindo, Radio Jaringan Sindo Trijaya Sindonews.com Sindo Weekly New Media FTA TVs RCTI (awalnya dimiliki Rajawali Corp- media mogul Peter Sondakh) diakuisisi MNC pada Global TV diakuisisi MNC pada 2003. MNC TV merupakan nama lain dari TPI setelah diakuisisi oleh MNC pada 2006 dan berganti nama menjadi MNCTV pada 2010. Inews TV Pay TVs Indovision berada di bawah pengelolaan PT MNC Sky Vision sejak 1994. Pada tahun 2015, Indovision berada di bawah Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) yang punya Indosiar dan SCTV New Media Okezone Okezone.com Okezone.TV (pionir TV streaming)
Company Profile 2011 Diakuisisi tahun 2011 (Rp. 540 M)
Micro-economics of media Analisa industri media secara mikro yaitu mata rantai industri (Upstream to Downstream) H o r I s o n t a l PRODUCTION Fixed Cost PACKAGING V e r t i k a l DISTRIBUTION Marginal Cost The nature of media industry is high fixed cost, low marginal cost of distribution. Meaning that the cost doesn’t change with an increase the amount of goods or services produced or sold.
Micro-economics of media TIGA FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN STRUKTUR PASAR : Memperluas diversifikasi produk dan jasa Mengurangi biaya produksi Berpotensi ekspansi baik secara vertikal maupun horisontal pasar semakin terbuka dan kompetisi semakin ketat TEKNOLOGI Pasar bebas (MEA, ASEAN-China Free Trade) Tantangan regulasi konten meningkat Kompetisi semakin ketat (giant global corporates) REGULASI Pasar bebas (MEA, ASEAN-China Free trade) Regulasi bidang konten semakin tertantang GLOBALISASI
Micro-economics of media EKSPANSI HORISONTAL (HORIZONTAL EXPANSION) TERJADI DIANTARA DUA PERUSAHAAN ATAU LEBIH YANG BERMAIN DI MATA RANTAI BISNIS YANG SAMA TUJUANNYA : MEMPERLUAS SKALA EKONOMI (ECONOMIES OF SCALE); EFISIENSI BIAYA PRODUKSI STRATEGI YANG PALING BAIK UNTUK MEMPERLUAS SKALA EKONOMI (ECONOMIES OF SCAL) BILA BIAYA MARJINAL (MARGINAL COST) KURANG DARI TOTAL BIAYA PRODUKSI BIASANYA TERJADI PADA INDUSTRI TV BERJARINGAN Sejarah Trans 7 Trans7 berdiri dengan nama TV7 berdasarkan izin dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Saham sebagian besar dimiliki oleh Kompas Gramedia (KG) dan 12% dimiliki Bakrie & Brothers (perusahaan konglomerat milik Aburizal Bakrie yang memiliki antv). Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Pada 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Trans Corpora resmi membeli 49% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukannya re-launch pada tanggal 15 Desember 2006, tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya Trans7. Sejarah Trans Tv Trans TV atau Televisi Transformasi Indonesia adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia mulai secara terrestrial area di Jakarta, yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung. Trans TV merupakan anak perusahaan PT Trans Corpora (sekarang menjadi CT Group). Trans TV didirikan sejak 1 Agustus 1998. Siaran lokal Jakarta dan Bandung pada November 2001 dan siaran nasional pada Desember 2001. +
Micro-economics of media EKSPANSI VERTIKAL (VERTICAL EXPANSION) EKSPANSI YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN MEDIA DI SELURUH ASPEK MATA RANTAI INDUSTRI (HULU KE HILIR, PRODUKSI KE DISTRIBUSI) MOTIVASI EKSPANSI VERTIKAL: KONTROL TERHADAP SELURUH LINI RANTAI BISNIS (UPSTREAM TO DOWNSTREAM); MEMPERLUAS JARINGAN DISTRIBUSI SERTA MENGURANGI BIAYA PRODUKSI PER UNIT atau “BIAYA TRANSAKSI”; KOMPAS AWALNYA DICETAK DI PERCETAKAN PT KENG PO, NAMUN SEIRING MENINGKATNYA OPLAH, KOMPAS MEMBUAT PERUSAHAAN CETAK SENDIRI: PERCETAKAN GRAMEDIA (1971), PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA (1974) – UNTUK MENCETAK BUKU; REMOTE PRINTING SYSTEM (SISTEM CETAK JARAK JAUH) UNTUK MEMPERCEPAT JALUR DISTRIBUSI (TAHUN 1997) VERICAL DOWNSTREAM MNS SKY VISION VERTICAL UPSTREAM VERTICAL DOWNSTREAM artinya
Micro-economics of media EKSPANSI DIAGONAL (DIAGONAL EXPANSION) EKSPANSI YANG DILAKUKAN ANTARA DUA ATAU LEBIH PERUSAHAAN MEDIA YANG BERBEDA CORE BUSINESS-NYA (CROSS MEDIA OWNERSHIP/ KEPEMILIKAN SILANG) EKSPANSI INI TERJADI PADA MATA RANTAI PRODUKSI KONTEN ATAUPUN DISTRIBUSI. MOTIVASI EKSPANSI DIAGONAL : DIVERSIFIKASI PRODUK DAN JASA; MENINGKATKAN SKALA DAN SKUP EKONOMI SERTA PENDAPATAN MARGINAL; MENGURANGI RESIKO PENURUNAN BELANJA IKLAN; EKSPLOITASI KEUNTUNGAN DARI DUA ATAU LEBIH PASAR BERBEDA. KUNCI KEBERHASILAN EKSPANSI INI: HOMOGENITAS KONTEN (KONTEN BISA DIKEMAS ULANG KE BERBAGAI FORMAT). SISI NEGATIFNYA DARI KONSENTRASI YANG TIMBUL AKIBAT EKSPANSI INI ADALAH KURANGNYA KEANEKARAGAMAN KONTEN (DEMOKRASI TERANCAM). INTERNET SEBAGAI ENABLER EKSPANSI DIAGONAL
konsentrasi media di indonesia (lim, 2012) TV 10 TV lokal beroperasi secara nasional MNC Grup dominan untuk belanja iklan secara nasional Pengusaha media mulai membangun TV jaringan (Rajawali Corp – TV Nusantara; MNC Grup – SunTV Network) Radio KBR : jaringan radio terbesar di Indonesia dengan menggunakan satelit RRI mulai ekspan di wilayah perbatasan RI Jaringan radio komersil terbesar “ CPP RadioNet Grup raksasa media fokus pada jaringan radio di jakarta, Bandung dan Surabaya Koran 2 Pemain Dominan skala nasional: KGG dan Jawa Pos Group Pemain dominan di Majalah: MRA Group (Cosmopolitan, Cosmogirl, Men’s Fitness) Tempo Inti Media Harian (Koran Tempo dan Majalah Tempo). Majalah Tempo memiliki market share 68%. Online Media 4 pemain besar: Detik.com; Kompas.com; Vivanews.com; dan Okezone.com. Radio KBR (dulu KBR68H Cuma berubah sejak 2014) adalah kantor penyedia berita radio independen pertama di Indonesia. Berdiri sejak 1999 dan disiarkan secara digital melalui satelit. KBR disiarkan di 321 stasiun di kawasan Asia. Koran Dua pemain dominan: Kompas Gramedia Group (KGG) memiliki 25% belanja iklan media cetak nasional (produksi 600.000 eksemplar/ day) dan Jawa Pos Group (JPG) memiliki 151 koran tersebar di lebih dari 20 propinsi.
Media regulasi di Indonesia TV analog -> TV digital OTT UU No. 36/ 1999 tentang TELEKOMUNIKASI UU No. 11/ 2008 tentang INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK KONVERGENSI UU No. 32/2002 tentang PENYIARAN Peraturan Menteri Kominfo No. 28/2013 tentang penyelenggaraan multipleksing UU No. 40/1999 tentang PERS
SOURCES: Doyle, Gillian (2002) Corporate Strategy dalam Understanding Economics Media. SAGE Publications. Lim, Merlyna (2012) The League of Thirteen: Media Concentration in Indonesia. Participatory Media Lab. Arizona University. United States Recommended further readings: Ozanich, Gary W. dan Michael O. Wirth (2004) Structure and Change: A Communications Industry Overview dalam buku “Media Economics : Theory and Practice (Third Edition) (Ed. Alison Alexander, James Owers, Rod Carveth, C.Ann Hollifield, dan Albert N. Greco). Lawrence Erlbaum Associates publishers. New Jersey. Wirth, Michael O dan Harry Bloch (1995) Industrial Organization Theory and Media Industry Analysis. the Journal of Media Economics. 8(2):15-26. Haikken, L., Nummela, N., dan Taalas, S. (2009) On Motives for Acquisition Activity in the Media Sector: Understanding Actions through Contextualization dalam buku the Media as a driver of the information Society (ed, Alan Albarran, Pailo Faustino dan Rogerio Santos). Bourreau, Marc., Gensollen, Michel, dan Perani, Jerome (2002) Economies of Scale in the Media Industry. ENST department of Economies, France Peltier, Stephanie (2004) Mergers and Acquisitions in the Media Industries: Were Failures Really Unforseeable? Journal of Media Economics, 17(4): 261-278.
T U G A S I Paper 2.500 kata dengan format: SPASI 1.5; CALIBRI, FONT 12. STRUKTUR PAPER: LATAR BELAKANG, PERMASALAHAN/ FOKUS KAJIAN, PEMBAHASAN, KESIMPULAN Struktur penilaian: Argumen yang jelas dan logis Sumber dari jurnal atau buku ilmiah dengan minimum 8 publikasi (Wikipedia atau blog atau website yang tidak ilmiah tidak boleh dijadikan sumber pustaka) Struktur bahasa yang jelas, singkat, padat, tidak bertele-tele (jangan terlalu banyak definisi atau background seperti sejarah berdirinya media) Dilarang mentranslate dari buku atau jurnal asing. Gunakan hasil pemikiran diri pribadi berdasarkan bacaan tersebut. DILARANG PLAGIAT Due date : 6 Oktober 2016 sebelum jam 12 siang, Dikumpulkan secara paper based pada saat kelas, email tidak diterima. Apabila ingin bertanya atau mengajukan perpanjangan waktu pengumpulan tugas karena alasan emergency, silahkan email ke vience.siahaan@gmail.com atau vien001@kominfo.go.id
TOPIK TUGAS I Analisa struktur pasar serta kompetisi di industri pay-TV (TV berlangganan) di Indonesia Kajian Literatur riset Ekonomi Politik Media dari sisi metodologi (Kuantitatif maupun Kualitatif) Kajian Feasibility industri TV digital di Indonesia: model bisnis dan regulasi Kajian industri TV berjaringan di Indonesia pasca diberlakukannya UU No. 32/2002 tentang Penyiaran Kajian literatur Pengaruh Globalisasi dan teknologi konvergensi pada struktur industri Media baik global maupun di Indonesia Kajian literatur pengaruh konsentrasi serta kepemilikian media terhadap diversifikasi konten serta praktik demokrasi di Indonesia Kajian Literatur faktor pendorong utama akuisisi dan merger perusahaan berbasis internet (1990 hingga tahun 2000an), apakah regulasi, teknologi, atau pasar? Pengaruh (Dot-Com) Bubble Economy terhadap keberlangsungan perusahaan jasa yang menggunakan internet (co: Merger AOL – Time Warner, Facebook mengakuisisi Whatsapp dan Instagram) Struktur pasar di sini maksudnya bagaimana persaingan antar penyedia TV berlangganan, apakah ada konsentrasi pemain di pasar ini? cari bahan jurnal yang membahas tentang metodologi penelitian ekonomi politik media baik kuantitatif maupun kualitatif, analisa dan temukan sesuatu yang signifikan misalnya apakah data kuantatif lebih baik dari data kualitatif; kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metodologi. Analisa berdasarkan literatur, atau berita, atau apa saja, terkait TV digital di Indonesia. Singgung juga soal regulasi yang mengatur soal ini, Permen Kominfo UU No. 32/2002 mengatur soal TV berjaringan. Bagaimana praktik keberlangsungan TV berjaringan di Indonesia, terutama dari siaran nasional seperti RCTI, SCTV. Singgung juga revisi UU Penyiaran yang tengah berlangsung saat ini di DPR Teknologi konvergensi telah melebur batasan antara industri penyiaran dan industri telekomunikasi. Bagaimana teknologi ini mempengaruhi struktur industri media baik secara global maupun nasional. Kajian bisa berupa regulasi maupun struktur persaingan industri yang mempengaruhi kedua industri ini. Boleh benchmark dengan kasus di luar negeri. Sejauh ini, Indonesia belum memiliki UU ataupun payung hukum lainnya yang mengatur soal konvergensi ini. Konsentrasi media serta kepemilikan silang dapat mengancam diversifikasi konten, artinya konten dikuasai oleh satu atau dua media mogul. Hal ini tentu akan mengancam hak warga terkait pemenuhan kebutuhan informasi yang “sehat” termasuk peneggakan demokrasi. Carilah literatur baik dalam maupun luar negeri terkait hal ini. Faktor pendorong utama akuisisi dan merger bisa dilihat dari tiga hal: regulasi, teknologi ataupun struktur pasar. Manakah faktor dominan? Tolong berikan argumen Anda beserta data pendukung ataupun hasil riset/ilmiah yang mendukung argumen Anda. Kajian pengaruh bubble economy terhadap keberlangsungan perusahaan berbasis internet. Ada beberapa perusahaan seperti pets.com yang kolaps (termasuk juga merger yang dilakukan AOL dan Time Warner) di mana kondisi tersebut telah mengancam keberlangsungan perusahaan. Akan tetapi ada perusahaan yang masih terus bertahan hingga sampai sekarang (co. Amazon). Faktor apa yang membuat perusahaan tersebut bertahan maupun tidak bertahan akibat bubble economy tersebut?
Week iv Paradigms and Analytical Frameworks in Modern Economics and Media Economics READINGS : Widlman, Steven S. (2008) Paradigm and Analytical frameworks in Modern Economics and Media Economics (chapter 4) dalam buku Handbook of Media Management and Economics (ed. Alan B. Albarran). Lawrence Erlbaum Associates. London Ozanich, Gary W. (2008) Media Finance and Valuation (chapter 26) dalam buku Handbook of Media Management and Economics (ed. Alan B. Albarran). Lawrence Erlbaum Associates. London Phalen, Patricia F. (2008) Audience Research and Analysis. (chapter 27) dalam buku Handbook of Media Management and Economics (ed. Alan B. Albarran). Lawrence Erlbaum Associates. London