Permainan Tradisional Engklek Pesatnya arus globalisasi pada dewasa ini dan berkembangnya teknologi informasi (TI) mendorong kepada perkembangan anak. Tingkat kecerdasan melonjak semakin tinggi, nilai rapor menunjukkan angka delapan ke atas. Kecerdasan ini merupakan salah satu dampak dari kebiasaan mereka menggunakan peralatan canggih seperti video game, nintendo, dvd, dan permainan canggih lainnya. Namun dibalik meningkatnya tingkat kecerdasan anak ini, banyak juga tindakan negatif yang dilakukan oleh anak-anak seperti mencuri, berkelahi, dan mabuk. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan buah permainan modern yang dimainkan anak kita. Alat permainan modern memang mampu meningkatkan kecerdasan otak anak kita. ”Tapi dengan alat permainan modern itu ada aspek yang tertinggal yaitu perkembangan sosial, emosional, kemampuan perasaan menahan diri sendiri dan terhadap orang lain,” kata pakar psikologi anak, Dr. Seto Mulyadi kepada Republika, Rabu (10/3). Pada tahap selanjutnya, menurut Kak Seto, panggilan Seto Mulyadi, menjadikan anak kita mudah stres, tegang, tampil agresif, dan marah. ”Kenakalan anak kita seperti terjadinya tawuran pelajar itu merupakan akumulasi dari semua beban psikologi yang disandangnya itu,” ungkap Kak Seto. Mengapa alat permainan modern hanya mampu meningkatkan kecerdasan semata? Menurut Kak Seto, alat permainan modern itu umumnya amat personal sifatnya. Dalam bermain mereka hanya berbuat sendiri. Tidak berinteraksi sosial dan terlibat emosional dengan teman-temannya. Kesendirian tersebut menyebabkan perkembangan jiwa anak tidak bisa mengerti perasaan dan tidak mampu melakukan musyawarah dengan teman lainnya. Untuk mengembalikan kepada generasi penerus bangsa yang penuh dengan watak santun dan rasa menghormati, hendaknya anak-anak diperkenalkan dengan permainan tradisional. Karena permainan tradisional menyebabkan anak-anak berinteraksi langsung dengan kondisi perasaan kawannya yang lain, maka dalam perkembangannya mereka menjadi generasi yang penuh tepo sliro. Selain itu, permainan tradisional secara psikologis juga mampu mendekatkan diri si anak dengan alam sekitarnya dan TUHAN. Salah satu permainan tradisional yaitu engklek. Cara memainkannya adalah, pertama membuat arena bermain terlebih dahulu dengan cara membuat petak-petak menyerupai palang merah yang dibagi-bagi menjadi 5 kotak dan ditambah 2 kotak sebagai tangga, kemudian cari alat pendukung. Alat pendukung yang dibutuhkan adalah pecahan genting atau batu sebagai umpan. Umpan ini dalam bahasa Jawa biasa disebut ‘gacuk’. Permainan ini juga merupakan permainan kelompok, yang seru dalam permainan ini adalah ketika kelompok yang kalah harus mendapat hukuman menggendong kelompok yang menang. Pemain yang menang dalam undian suit berkesempatan bermain lebih dahulu. Pemain tersebut melempar gacuk ke dalam kotak pertama pada area permainan yang berbentuk palang merah. Kemudian pemain melompat-lompat dengan satu kaki (engklek) pada kotak-kotak lain sampai kembali ke kotak pertama sambil mengambil kembali gacuk yang tadi telah dilemparkan di kotak pertama. Selanjutnya pemain tersebut melempar gacuk ke kotak yang kedua lalu melompat-lompat lagi seperti cara yang pertama dan seterusnya sampai gacuk dilemparkan pada kotak yang terakhir. Semakin besar angka kotak yang harus dilempari gacuk, maka semakin jauh pula gacuk harus dilemparkan. Apabila pemain tidak dapat melempar gacuk ke dalam kotak yang semestinya, maka permainannya dianggap mati dan kelompok lawan berkesempatan untuk bermain. Kelompok yang dapat menyelesaikan tugasnya melempar gacuk sampai kotak yang terakhir, maka kelompok inilah yang menang dan berhak digendong ke suatu tempat yang telah disepakati bersama. Dalam permainan engklek anak diajari untuk berlatih konsentrasi dan mengendalikan diri. Masih banyak jenis permainan tradisional lainnya seperti gobak sodor, petak umpet, benteng, dakon, dll. Bahkan bisa jadi anak-anak di kota besar sangat jarang yang mengenal jenis-jenis permainan tradisional ini. Padahal permainan tradisional ini adalah aset budaya bangsa yang harus kita pelihara dan kita lestarikan. Oleh karena itu bimbingan orang tua dalam mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak mereka sangat penting demi menjaga aset budaya Indonesia ini.