Pertumbuhan & Perkembangan Pergerakan Perempuan
PEMBAHASAN Munculnya Pergerakan Emansipasi Organisasi Perempuan di Indonesia KPI (I, II, III, IV, V)
Awal abad 20 Merupakan masa dimana kaum perempuan Indonesia mendapatkan pengaruh dari Pendidikan Barat Dewi S. Rahma El Y. Maria W. M R. A. Kartini
EMANSIPASI
Masalah,.. !!! Anggapan bahwa perempuan tidak perlu bersekolah Tugasnya di rumah menjadi istri & Ibu
Muncul Gerakan Perempuan di Indonesia (EMANSIPASI WANITA) Akibat Muncul Gerakan Perempuan di Indonesia (EMANSIPASI WANITA)
Putri Mahardika (Jakarta 1912) Ketua : R.A. Theresia Sabarudin . Memberi bantuan, bimbingan, & penjelasan kpd pribumi dalam menuntut pelajaran, serta memberikan beasiswa kepada gadis-gadis yg ingin maju & menerima anggota laki-laki
Organisasi lain Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Hadi di Jepara (1915) Purborini di Tegal (1917) Wanito Susilo di Palembang (1918) Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Serikat Kaum Ibu Umatra di Bukit Tinggi (1920) Gorontalosche Mohammedansche Vrouwen Vereening di Gorontalo Sulawesi Utara (1920)
PIKAT Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya Pendiri : Maria Walanda Maramis Tempat : Minahasa, 8 Juli 1917 Ide : “bagaimana caranya gadis-gadis yang lulus sekolah desa dapat melanjutkan pelajarannya tanpa terhalang oleh status orang tuanya ” Kegiatan : berkebun, memelihara bayi, pekerjaan tangan, hal2 y berguna untuk rumah tangga, Bahasa Belanda
Sopo Tresno (Muhammadyiah) Oleh Nyai Ahmad Dahlan pada tahun 1914 Proker : Pengajian bagi kaum perempuan dan segala usia di Kampung Kauman. Berbagai aktivitas yg berguna bagi perempuan
Aisyiyah Kauman-Yogyakarta, 22 April 1917 Bidang Perekonomi rumah tangga : Aktif berdagang Sebagai pengusaha, & Pembuat batik
Bergabung & bergerak dalam agama, pendidikan, & sosial Aisyiyah Sopo Tresno Diresmikan Dibubarkan Bergabung & bergerak dalam agama, pendidikan, & sosial
Tempat kegiatan Yogyakarta Solo Semarang Malang Surabaya Bandung Minangkabau Aceh Bengkulu Banjarmasin makassar
1920-an Aktivitas gerakan kebangsaan semakin meningkat Represif = Pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Contohnya, sanksi skors diberikan kepada siswa yang sering melanggar peraturan Pemerintah kolonial bereaksi & bertindak semakin Represif
Akibat Organisasi tetap berjalan tetapi berhati-hati dalam membuat pernyataan : Jong java meisjeskring Taman siswa (1922) Putri Indonesia (1927) Aisyiyah & MU
Bersatu
Jong Islamieten Bond Danes Afdeeling JIBDA 1925 Memajukan kaum muda Indonesia berdasarkan ajaran Islam dan membangkitkan kesadaran kebangsaan “Dalam ISLAM perempuan mempunyai kedudukan yang tinggi & terhormat”
Jong Indonesia Putri Indonesia (Jakarta, Bandung, & Yogyakarta) memperkuat & mengembangkan semangat persatuan & kebangsaan Indonesia Pengurus : di Yogyakarta a. Ketua : Suyati (Ny. S. Kartowiyono) b. Penulis : Ismudiati (Ny. Abdurrahman Saleh) c. Bendahara : Sukaptinah (Ny. Sunaryo M.)
Wanita Katolik Yogyakarta, 26 Juni 1924 Betujuan : memberi kesadaran kpd para anggotanya agar menjadi warga gereja dan warga negara yang baik Cab. : Solo, Semarang, Magelang, Muntilan, & Surabaya
Wanito Utomo (BU) Yogyakarta, 24 April 1921 Ber.7.an : memajukan keterampilan perempuan sesuai dengan tuntutan zaman dan membina persaudaraan untuk tolong menolong. Proker : mencari dana dengan mengadakan bazar & hasilnya disumbangkan ke RS, PKO dari MU, beasiswa dari Studienfonds Darma Woro
Pengurus Pelindung : G.K.R. Dewi Ketua : R.A. Rio Gondoatmodjo Penulis : Roro Suwarti Anggota : R.A. Abdulkadir & R.A. Sukonto
Taman Siswa Ny. Hajar dewantara Anggota : Perempuan Taman Siswa Yogyakarta, 3 Juli 1922 Semboyan : “Suci Tata Ngesti Tunggal (Bersatu, Tertib, & Disiplin)” Bertujuan : memajukan Pendidikan
KPI-1
1 Pendopo Joyodipuro, Yogykarta, 22-25 Desember 1928 7 : Organisasi 3 : Orang Pemrakarsa 15 : Organisasi pengikut
1 7.an : Menjalin hubungan dari berbagai perkumpulan kaum perempuan yg sudah ada agar dapat membicarakan berbagai hal yang dihadapi Ketua kongres : Ny.R.A Sukonto
1 Keputusan : Membentuk Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) di yogyakarta Proker : a. Surat Kabar b. Membentuk Studie fonds (badan derma) c. mengirim Mosi kpd Pemerintah Hindia Belanda
Pengurus PPI Ketua : Ny. R.A. Sukonto (WU) Wakil : Nn. R.A. Suyanti Penulis 1 : Nn. St. Sukaptinah Penulis 2 : Nn. Mugarumah Bendahara : Ny. R.A. Harjodiningrat Komisaris 1 : Nyi Hajar Dewantara Komisaris 2 : Nn. St. Munjiyah
KPI-2
2 Jakarta, 20-24 Juli 1935 Dasar : a. kenasionalan b. kesosialan c. kenetralan d. keperempuanan
2 bertujuan : a. PBH b. nasib kaum kerja perempuan c. Pembubaran PPII
KPI-3
3 Bandung, 23-27 Juli 1938 Ketua : Ny. Emma Pundreja bertujuan : a. BPPP b. P4A c. Hari Ibu Nasional – 22 Desember
KPI-4
4 25-28 Juli 1941 Ketua : Ny. Sunaryo Mangunpuspito bertujuan : melalui KPI Kaum Perempuan Indonesia menuntut agar diberikan hak memilih wakil-wakil rakyat bagi perempuan Indonesia
KPI-5
Dikarenakan pasukan Jepang telah menduduki Hindia Belanda 5 Surabaya, 1942 (BATAL) Dikarenakan pasukan Jepang telah menduduki Hindia Belanda