PANDUAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

Workshop Wakasek Kurikulum
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007
MODEL PENGEMBANGAN KTSP SMA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS.
STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PANDUAN PENGEMBANGAN KTSP
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
Sosialisasi KTSP PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 NOMOR 23 TAHUN 2006Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN.
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Manajemen Penguatan Kemitraan Satuan Pendidikan, Keluarga dan Masyarakat Disampaikan pada Pelatihan untuk Pelatih Pendidikan Keluarga, Bogor, Oktober.
PERANGKAT PEMBELAJARAN
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
A Karakteristik & Pengembangan Potensi Peserta Didik
PANDUAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH
SOASIALISASI PANDUAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH OLEH Ir. RIA ANDARI, M
Sosialisasi dan Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter
M. Hamka Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud 2014
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
MENSUKSESKAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) MELALUI PKB GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Drs. Toto Basuki, M.Pd LPMP JAWA TIMUR.
Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 Penyusunan KTSP BIMBINGAN TEKNIS
SEKOLAH MENYENANGKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PLPG RAYON 113 UNS SURAKARTA 2017
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
PENILAIAN DI SD KURIKULUM 2013
1. Mengenal karakteristik peserta didik
PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Penumbuhan Budi Pekerti dalam Mencapai Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3P) di SMA 1.
I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
RENCANA DAN STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI KAB. BUNGO
METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
PANDUAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pengintegrasian Berbagai Nilai dan Materi ke dalam Mata Pelajaran
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud No.23 Tahun 2015)
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Workshop Pembuatan RPP
PENGEMBANGAN Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PANDUAN PENYUSUNAN RPP
PANDUAN PENYUSUNAN RPP
1. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) Mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Terutama 5 karakter, yaitu: religius,
TUNTUTAN PROFESIONALISME
Penyusunan Peraturan Akademik SMA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN.
PENGEMBANGAN SILABUS.
STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SMP
LITERASI DAN KARYA KREATIF INOVATIF
PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007
MENUMBUHKEMBANGKAN DAN MEMBUDAYAKAN LITERASI DI INDONESIA
INSPIRASI PEMBELAJARAN MELALUI TAYANGAN VIDEO
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS.
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TEHNIK PENYUSUNAN RPP KURIKULUM 2013
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kebijakan Pemerintah DALAM Pengembangan Perpustakaan Sekolah
LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SMP
Direktorat Pembinaan SMA PENGEMBANGAN SILABUS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Hak Cipta © 2014Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Slide Template.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN.
Transcript presentasi:

PANDUAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

Tujuan Pelatihan Paham konsep dan tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Paham prinsip-prinsip pelaksanaan GLS Paham kegiatan-kegiatan dalam 3 tahapan pelaksanaan GLS Paham pelaksanaan evaluasi diri serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi

KOMPONEN LITERASI Literasi Teknologi (Technology Literacy) kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan tutur yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Literasi Dini (Early Literacy) kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi. Literasi Dasar (Basic Literacy) kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi Literasi Perpustakaan (Library Literacy) kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya Literasi Media (Media Literacy) kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Literasi Teknologi (Technology Literacy) pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat. Literasi Visual (Visual Literacy)

Prinsip-prinsip Literasi Sekolah Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya Dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai ragam teks dan memperhatikan kebutuhan peserta didik Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan Melibatkan kegiatan kecakapan berkomunikasi lisan Mempertimbangkan keberagaman

Strategi Membangun Budaya Literasi Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.

Parameter sekolah yang telah membangun budaya literasi Lingkungan fisik Lingkungan sosial dan afektif Lingkungan akademik (cf. Beers dkk., 2009)

3 Tahapan Pelaksanaan Literasi Sekolah Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan III Pembelajaran Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud 23/2015) II Pengembangan I Pembiasaan

PERMASALAHAN DAN TANTANGAN Rendahnya minat baca Motivasi membaca di kalangan peserta didik 3. Tuntutan kemampuan membaca dalampengertian memahami teks secara analitis, kritis, dan reflektif.  

Fokus Kegiatan dalam Tahapan Literasi Sekolah PEMBIASAAN (belum ada tagihan) Lima belas menit menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati (sustained silent reading). Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi, antara lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan area baca yang nyaman; (2) pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan koleksi teks cetak, visual, dan/atau digital yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan kaya teks (print-rich materials)

KEGIATAN PEMBIASAAN MEMBACA 15 MENIT DALAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH SMA Plus Muthhahari SMAN 3 Yogyakarta SMAN 5 Surabaya SMAN 1 KLATEN

Penyediaan Sarana SMA Plus Muthhahari Penyediaan Koleksi Teks SMAN 3 Yogyakarta Penyediaan Sarana SMA Unggul Aceh Timur

Book Drop SMAN 5 Surabaya Pengumpulan buku dari siswa yang tidak terpakai di rumah untuk di masukan ke dalam drop book sekolah Perpustakaan Kejujuran dan Book Drop SMAN 5 Surabaya Pojok Perpustakaan kelas SMAN 1 Klaten Pojok Perpustakaan SMAN 1 Giri

PENGEMBANGAN 1.  Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik, contoh: membuat peta cerita (story map), menggunanakan graphic organizers, bincang buku. (ada tagihan sederhana untuk penilaian nonakademik) 2.  Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) memberikan penghargaan kepada pencapaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain; (b) membentuk TLS yang terdiri atas guru bahasa, guru mapel lainnya dan tenaga kependidikan; (3) kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.).   3.  Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan sekolah/perpustakaan kota/ daerah atau taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati membaca bersama (shared reading), membaca terpandu (guided reading), menonton film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital (materi dari internet); (b) peserta didik merespon teks (cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa kegiatan, antara lain: menggambar; menceritakan ulang isi teks dengan bahasa yang sederhana dan kreatif, sesuai kemampuannya; bermain peran/drama; berkarya membuat sesuatu (craft); menulis ulasan dalam bentuk narasi, fiksi, puisi, surat kepada tokoh dalam bacaan, teks deskriptif, teks analitis, atau teks argumentatif, sesuai kemampuannya; melakukan penelitian secara individual dan kelompok, yang dalam kegiatan- nya, peserta didik dapat mengeksplorasi teks lain yang relevan dan melakukan pendalaman melalui wawancara, diskusi, membuat angket sederhana, dan lain-lain.

KEGIATAN PENGEMBANGAN DALAM LITERASI SEKOLAH Bedah Buku SMAN 3 Yogyakarta

Seminar Literasi SMA Plus Muthhahari Bandung

Pembacaan Puisi, Menulis Cerpen dan Reading Award SMAN 5 Surabaya Pemberian Penghargaan

PEMBELAJARAN 1.   Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegi- atan lain dengan tagihan nonakademik atau akademik. (ada tagihan akademik) 2.   Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik.   3.   Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers) 4.   Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.

Tagihan Akademik Pembelajaran Menulis Biografi Siswa sesuai penulisan biografi tokoh terkenal dan di jadikan proyek kelas SMAN 3 Semarang Pengesahan Resume Tulisan Oleh Guru SMAN 5 Surabaya

Kumpulan Cerpen SMAN 3 Semarang Laporan Kegiatan Literasi SMAN 1 Klaten

Strategi Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

Peningkatan Kapasitas 1. Sosialisasi 2. Lokakarya 3. Pendampingan Pendampingan teknis Pendampingan operasional 4. Penyediaan Sarana dan Prasarana serta Pendanaan

Seminar dan Diskusi GLS SMAN 1 Subang Seminar Literasi dan Bedah Buku SMAN 5 Surabaya Workshop dan Sosialisasi GSL SMAN 3 Semarang Workshop dan Sosialisasi GSL SMAN 1 Klaten

Sudut baca SMAN 5 Surabaya Pojok buku SMAN 5 Surabaya

Bentuk Sosialisasi Dalam Media Massa SMAN 4 Pekan Baru Workshop dan Diskusi GLS SMAN 4 Pekan Baru Bentuk Sosialisasi Dalam Media Massa SMAN 4 Pekan Baru Seminar Budaya Literasi SMAN 1 Sitiotio Samosir

Target Pencapaian a)  menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; b)  semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; c)  menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan d)  memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkon tribusi kepada lingkungan sosialnya e)  mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal sekolah.

EKOSISTEM YANG DI HARAPKAN SD Ekosistem SD yang literat adalah kondisi yang menanamkan dasar-dasar sikap dan perilaku empati sosial dan cinta kepada pengetahuan. SMP Ekosistem SMP yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan. SMA Ekosistem SMA yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan. SMK Ekosistem SMK yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, cinta kepada pengetahuan, dan siap kerja. SLB Ekosistem SLB yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap dan perilaku yang baik, berempati sosial, terampil, dan mandiri.

Peta Kompetensi Literasi Sekolah (Warsnop, 2000) Jenjang Komunikasi Berpikir Kritis Keamanan Media (Media Safety) SD/SDLB kelas rendah Mengartikulasikan empati terhadap tokoh cerita Memisahkan fakta dan fiksi Mampu menggunakan teknologi dengan bantuan/pendampingan orang dewasa SD/SDLB kelas tinggi Mempresentasikan cerita dengan efektif Mengetahui jenis tulisan dalam media dan tujuannya Mengetahui batasan unsur dan aturan kegiatan sesuai konten SMP/ SMPLB Bekerja dalam tim, mendiskusikan informasi dalam media Menganalisis dan mengelola informasi dan memahami relevansinya Memahami etika dalam menggunakan teknologi dan media sosial SMA/ SMK/ SMALB Mempresentasikan analisis dan mendiskusikannya Menganalisis stereotip/ideo-logi dalam media Memahami landasan etika dan hukum/aturan teknologi

Menyimak Membaca Kegiatan Jenis Bacaan Sarana & Prasarana Keterampilan Reseptif, Kegiatan, Jenis Bacaaan, dan Sarana Prasarana Pendukungnya  Jenjang Menyimak Membaca Kegiatan Jenis Bacaan Sarana & Prasarana SD kelas rendah Menyimak cerita untuk menumbuhkan empati Mengenali dan membuat inferensi, prediksi, terhadap gambar Membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati Buku cerita bergambar, buku tanpa teks, buku dengan teks sederhana, baik fiksi maupun nonfiksi Sudut Buku Kelas, Perpustakaan, Area Baca SD kelas tinggi Menyimak (lebih lama) untuk memahami isi bacaan Memahami isi bacaan dengan berbagai strategi (mengenali jenis teks, membuat inferensi, koneksi dengan pengalaman/ teks lain, dll) Buku cerita bergambar, buku bergambar kaya teks, buku novel pemula, baik dalam bentuk cetak/digital/visual Sudut Buku Kelas, Perpustaka-an, Area Baca SMP Menyimak untuk memahami makna implisit dari cerita/pendapat penulis Memahami isi bacaan dengan berbagai strategi (menge-nali jenis teks, membuat inferensi, koneksi dengan pengalaman/teks lain, dll.) Membacakan buku dengan nyaring, memba-ca senyap Semua jenis teks cetak/ visual/digi-tal yang sesuai dengan peruntukan usia SMP SMA/SMK Menyimak cerita dan melakukan analisis kritis terha- dap tujuan/ pendapat penulis Mengem-bangkan pemahaman terhadap bacaan menurut tujuan penulisan, konteks, dan ide-ologi dalam penulisan- nya Membacakan buku dengan nyaring, membaca senyap Semua jenis teks cetak/ visual/digital yang sesuai dengan peruntukan usia SMA/SMK

Pelibatan publik Elemen publik meliputi komite sekolah, orangtua/wali murid, alumni, dunia bisnis dan industri, dan perguruan tinggi. Pelibatan publik dibutuhkan untuk membantu mengembangkan sarana literasi. Pelibatan publik membuat ekosistem sekolah menjadi terbuka dan mendapatkan kepercayaan dari publik.

Guru yang Literat 1. gemar membaca; 2. menjadi teladan membaca; 3. menciptakan lingkungan yang kaya literasi; 4. menjadikan kegiatan membaca menyenangkan; 5. memperlakukan seluruh peserta didik dengan baik; 6. menyesuaikan kegiatan membaca dengan gaya belajar peserta didik yang unik; dan 7. meningkatkan profesionalisme.

Monitoring dan Evaluasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Teknis Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Satuan Pendidikan

Praktik-praktik baik sekolah yang melaksanakan literasi SMAN 17 Palembang Melaksanakan program BUGEMM (Budaya Gemar Membaca dan Menulis berupa: siswa kelas X membuat resensi 1 buku dengan bimbingan guru selanjutnya pada akhir semester dipresentasikan Siswa kelas XI dan XII diwajibkan membuat karya tulis dibimbing oleh guru dengan membaca 3 buah buku sebagi daftar pustaka 2. SMAN 2 Cianjur - siswa membaca 15 menit sebelum mulai pelajaran - Reading Box yang dibuat oleh guru, yang ditempatkan di kelas dan siswa dapat memilih 2 buku yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 2 bulan dan dibuatkan resume yang akan disimpan sebagai portofolio siswa SMAN 1 Ngemplak, Boyolali Program sedekah buku oleh semua warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru hingga siswa Siswa membaca buku dan diminta untuk membuat resume dan akan dipresentasikan

TERIMA KASIH Foto: jogjanews.com