ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN ULANG By. Reka Lagora Marsofely, SST, M.Kes
Kunjungan ulang : setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan (Varney,1997). Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu sekali sampai umur 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin.
1. Pendeteksian komplikasi-komplikasi 2 1. Pendeteksian komplikasi-komplikasi 2. Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan 3. Pemeriksaan fisik yang terfokus Karena banyak riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah lengkap selama kunjungan atenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi- komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawat daruratan, pemeriksaanfisik yang terfokus dan pengajaran. Tujuan :
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kunjungan ulang: Pihak Ibu Pihak Bayi Pemeriksaan Laboratorium/ Penunjang
Tindakan - tindakan Pada Kunjungan Ulang 1. Riwayat kehamilan sekarang a. Gerak Janin b. Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya Perdarahan Nyeri kepala Gangguanpenglihatan Bengkak pada muka dan tangan Gerakkan janin yang berkurang Nyeri perut yang sangat hebat
c.Keluhan ± keluhan lazim dalam kehamilan Mual dan muntah Sakit punggung Kram kaki Konstipasi sering kencing pigmentasi kulit d. Perasaan ibu pada kunjungan dan kekhawatiran-kekhawatiran lain seperti apakah bayi yang dikandungnya sehat dan proses persalinan nanti.
2. Pemeriksaan fisik Berat badan Tekanan darah. Penelitian membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin merupakan sebuah cara yang efektif untuk mendeteksi pre-eklamsia, suatu kondisi yang membahayakan jiwa Pengukuran tinggi fundus menunjukan bahwa perkembangan bayi dapat dimonitor dengan menggunakan pengukuran tinggi fundus. Palpasi abdomen untuk mendeteksi gestasi ganda (setelah 28 minggu usia kehamilan)
Manuver leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal Manuver leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal. Bukti menunjukan bahwa manuver leopold hanya efektif setelah 36 minggu usia kehamilan : Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian fundus. Leopold II : Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang, dan bagian janin yangteraba di sebelah kiri atau kanan Leopold III : Untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah atau presentasi Leopold IV : Untuk menentukkan apakah bagian bawahjanin sudah masuk panggul ataukah belum.
f) Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah 18 minggu f) Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah 18 minggu. Normal DJJ120-160 kali per menit. Apabila kurang dari 120 kali per menit disebut bradikardi. Lebih dari 160 kali per menit disebut tachikardi g) Pemeriksaan ekstremitas bawah
3. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada kunjungan ulang antenatal adalah : Hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt); STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang; Kultur untuk gonokokus; Protein urin yang menunjukan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan cara efektif mendeteksi pre eklamsia, suatu keadaan, yang membahayakan jiwa.; Gula dalam darah
Pemeriksaan obstretik abdomen Observasi adanya jaringan parut atau memar Observasi linea nigra Observasi striae abdomen Penentuan letak, presentasi, posisi, dan jumlah janin Pengukuran tinggi fundus Perkiraan berat janin Observasi / palpasi gerakan
5. Pendidikan kesehatan dan persiapan kelahiran serta kegawatdaruratan Memberitahu ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami. Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan anti tetanus. Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB, latihan/ olahraga ringan, istirahat, nutrisi. Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan. Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika menemukan tanda bahaya.
Pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta Kegawatdaruratan Memberitahu ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami. Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan anti tetanus. Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB, latihan/ olahraga ringan, istirahat, nutrisi. Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan. Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika menemukan tanda bahaya. Jadwalkan kunjungan berikutnya. Mencatat kunjungan dengan SOAP. Pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta Kegawatdaruratan