PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Kambing dan Domba
Agribisnis komoditas ternak kambing dan domba (kado) di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar, KARENA : Untuk kurban, mengingat dalam 10 tahun mendatang akan ada 5 juta kk muslim yang masing-masing kk akan menyembelih satu ekor ternak kambing ataupun domba, untuk akikah, satu ekor untuk setiap anak perempuan dan dua ekor untuk anak laki- laki. untuk keperluan ibadah haji di tanah suci akan dibutuhkan 2,5 juta ekor kado untuk keperluan membayar dam ataupun untuk kurban para jemaah haji.
Permintaan Dalam Negeri Pembibitan kambing dan domba saat ini masih berbasis pada peternakan rakyat yang berciri skala usaha kecil, manajemen sederhana, pemanfaatan teknologi seadanya, lokasi tidak terkonsentrasi dan belum menerapkan sistem dan usaha agribisnis. Kebijakan pengembangan usaha pembibitan kambing dan domba diarahkan pada suatu kawasan, baik kawasan khusus maupun terintegrasi dengan komoditi lainnya serta terkonsentrasi di suatu wilayah untuk mempermudah pembinaan dan pengawasannya.
POPULASI Populasi ternak kecil secara nasional : pada tahun 2012 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan jumlah populasi pada tahun 2011 yaitu: Kambing 17,91 juta ekor (peningkatan 5,66%), Domba 13,42 juta ekor (peningkatan 13,82%),
Produksi Dalam Negeri Pada tahun 2012 pemotongan tercatat kambing 2.420,37 ribu ekor, domba 1.124,06 ribu ekor. Jika dibandingkan tahun 2011 terjadi penurunan -8,37% (kambing) dan domba penurunan -9,26%. Pada tahun 2012 total produksi daging dari kambing dan domba 109,57 ribu ton.
Tabel PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU TAHUN 2009 - 2013 (INDONESIA) (000 ton) Jenis/Spesies 2009 2010 2011 2012 2013 *) DAGING/ MEAT 2.204,9 2.366,2 2.554,2 2.666,1 2.827,8 Sapi Potong/ Beef Cattle 409,3 436,5 485,3 508,9 545,6 Kerbau/ Buffalo 34,6 35,9 35,3 37,0 40,3 Kambing/ Goat 73,8 68,8 66,3 65,2 67,0 Domba/ Sheep 54,3 44,9 46,8 44,4 45,7
Alternatif pengembangan kambing dan domba Peningkatan skala pemeliharaan Entitas/lembaga yang menaungi peternak Sinergi semua pihak terkait Program pemuliaan
Peningkatan skala pemeliharaan. Agar bernilai ekonomis, jumlah minimal yang dipelihara adalah 8 ekor kado per-keluarga. Diasumsikan 8 ekor induk kado akan melahirkan 3 kali dalam 2 tahun. Dengan asumsi tiap kelahiran menghasilkan 1-2 anak, maka paling tidak akan didapat 27 anak dalam 2 tahun. Anggap kematian 3 ekor maka sisanya 24 anak. Sehingga setiap peternak akan dapat menjual ternaknya 1 ekor per bulan.
Entitas/lembaga yang menaungi peternak secara paralel penting ditumbuhkembangkan entitas/lembaga yang menaungi peternak seperti kelompok, asosiasi, dsb. Kelembagaan peternak di negara lain begitu berkembang dan mempunyai bargaining position untuk menentukan kebijakan pengembangan peternakan. “Untuk mewujudkan entitas yang kuat, perlu adanya pendampingan yang intensif ketika menjalankan program.
Sinergi semua pihak terkait Alternatif ke tiga yaitu semua pihak terkait seperti balai embrio transfer, fakultas peternakan, kedokteran hewan, serta HPDKI perlu disinergikan untuk mengembangkan peternakan doka kita
Program pemuliaan program pemuliaan galur murni untuk mengembalikan kualitas terbaik hewan ternak Domba Garut, program pengembangan domba komposit untuk dapat menghasilkan keturunan ataupun bibit unggulan baru juga sedang giat dilakukan.
Dukungan Investasi Dukungan investasi dalam pengembangan agribisnis kado baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat/komunitas peternak. Investasi tersebut meliputi aspek: pelayanan kesehatan hewan, dukungan penyediaan bibit (pejantan) unggul dan induk berkualitas, kegiatan penelitian, pengkajian dan pengembangan yang terkait dengan aspek pakan dan manajemen pemeliharaan,
(iv) pengembangan kelembagaan untuk mempercepat arus informasi, pemasaran, promosi, permodalan, (v) penyediaan infrastruktur untuk memudahkan arus barang input-output serta pemasaran produk, (vi) ketersediaan laboratorium keswan, pakan dan reproduksi, (vii) penyiapan lahan usaha peternakan dan penetapan tata ruang agar pengembangan ternak tidak terganggu oleh masalah keswan, sosial, hukum dan lingkungan.
Secara mandiri swasta dapat bergerak di : sektor hulu (usaha penyediaan calon induk, penyediaan pejantan, penyediaan semen, pabrik pakan mini), sektor hilir (RPH, industri pengolahan daging, susu, kulit, kompos). Usaha-ternak budidaya oleh swasta dilakukan melalui pendekatan pola kemitraan, dimana : peternak menghasilkan bakalan inti membeli bakalan untuk digemukkan atau langsung dipasarkan.
Dukungan kebijakan investasi Untuk mendukung pembangunan/ revitalisasi pertanian dan menciptakan iklim investasi guna pengembangan dan peningkatan mutu ternak kado diperlukan berbagai kebijakan, antara lain: penyederhanaan prosedur dan persyaratan untuk investasi usaha pengembangan peternakan kado; penyediaan kredit bagi hasil penyediaan informasi (harga dan teknologi).