SEJARAH PENDIDIKAN DOSEN : AGUS GUNAWAN, M. PD SEJARAH PENDIDIKAN DOSEN : AGUS GUNAWAN, M.PD. Asisten : yadi kusmayadi, s.pd 2 sks
PERTEMUAN I PENGERTIAN SEJARAH PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN Sejarah Pendidikan adalah: • Uraian yang sistematis daripada segala sesuatu yang telah difikirkan dan dikerjakan di lapangan pendidikan pada waktu yang telah lampau • Sejarah pendidikan menguraikan perkembangan pendidikan dari dahulu hingga sekarang • Sejarah pendidikan termasuk ke dalam ilmu Mendidik (Pedagogik)
Bagan Di Bawah Ini Menjelaskan Kedudukan Sejarah: • Pendidikan dalam keseluruhan lapangan ilmu Mendidik: I. Bagian Teoritis a. Sistematis b. Historis (Sej. Pendidikan) • Ilmu Mendidik II. Bagian Praktis a. Didaktik b. Administratif Sekolah • Sejarah pendidikan merupakan bagian daripada sejarah kebudayaan umat manusia karena mendidik itu berarti pula suatu usaha untuk menyerahkan atau mewariskan kebudayaan
Guna Mempelajari Sejarah Pendidikan: • Sejarah Pendidikan mengajar kita membedakan mana yang bernilai tinggi dan mana yang tidak, sehingga terhindar dari tindakan-tindakan yang salah dan sesat dalam melaksanakan usaha-usaha pendidikan • Sejarah Pendidikan suatu garis menuju ke arah perkembangan ke arah perbaikan dalam sistem pedidikan
PERTEMUAN KE 2 PENDIDIKAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PRA HINDU-BUDHA • Sebenarnya sejarah penddikan itu mulai sejak manusia pertama diciptakan Tuhan dan baru berakhir bila dunia mengakhiri perkembagannya • Zaman pra Hindu-Budha Pendidikan dalam lingkungan keluarga sudah mencukupi kebutuhan, karena masyarakat masih serba bersahaja. • Ayah mengajarkan pengetahuan dan kepandaiannya kepada anak laki-laki. Ibu berbuat samapula terhadap anak-anak perempuan.
Ada dua golongan yang mempunyai kecakapan istimewa: 1 Ada dua golongan yang mempunyai kecakapan istimewa: 1. Pandai besi: seorang ahli dalam pengetahuan duniawi 2. Dukun: ahli dalam pengetahuan maknawiah Mereka bergelar Empu Tujuan pendidikannya ialah: Supaya anak-anak itu kelak dapat memegang kekuasaan dalam masyarakat sebagai manusia yang mempunyai kecakapan istimewa:
Manusia yang dicita-citakan adalah: a Manusia yang dicita-citakan adalah: a. Manusia yang mempunyai semangat gotong royong b. Manusia yang menghormati para Empu c. Manusia yang taat akan adat
PERTEMUAN KE 3 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT INDONESIA HINDU DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT INDIA HINDU pendidikan masyarakat Indonesia Hindu: • Yang mula-mula jadi guru ialah kaum Brahmana, mereka menggantikan para Empu di Indonesia • Ada 2 macam guru: 1. Guru keraton: golongan yang dijamin 2. Guru pertapa: menginsyafi tugasnya
Pendidikan Masyarakat India-Hindu • Guru pertapa lebih berjiwa kerakyatan. Mereka ingin mendekati rakyat dan tidak mendekati keraton, bahkan menjauhinya agar tidak beselisih dengan kaum raja • Cita-citanya: mengangkat derajat rakyat jelata Pendidikan Masyarakat India-Hindu • Pada umumnya pendidikan diselenggarkan oleh kasta Brahmana • Veda merupakan sumber pengetahuan pertama harus dipelajari oleh calon-calon pendeta itu juga oleh kasta-kasta lainnya kecuali kasta Sudra • Yang menerima pengajaran hanya ketiga kasta yang pertama, sedangkan kasta sudra tidak berhak mendapat pengajaran. Persamaan Pendidikan Masyarakai Indonesia Hindu dan India
• Sistem pendidikan sama menggunakan sistem guru kula • Sistem pendidikan sama menggunakan sistem guru kula. Sistem ini sama dengan pendidikan Asrama. Muid-murid tinggal serumah dengan guru. • Istri guru dianggap sebagai ibu • Murid harus melayani guru • Guru dianggap seorang yang sakti selamanya dihormati • Guru tidak mempunyai penghasilan tetap tetapi pemberian sukarela dari orang tua murid
PERTEMUAN KE 4 PENDIDIKAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PENGARUH HINDU DAN BUDHA Hidup manusia dalam agama Hindu dapat dibagi bertingkat-tingkat: 1. Kasta Brahmana 2. Kasta Kesatria 3. Kasta Waisya 4. Kasta Sudra
Hidup bertingkat-tingkat bukan setelah lahir bahkan sebelum lahir sudah ada tingkatan sendiri. • Dalam setiap tingkat selalu diadakan upacara • Anak hidup beberapa tahun sebagai siswa/pelajar maka harus mempelajari kitab- kitab suci dan manjauhi berbagai macam larangan
Keadaan Pendidikan: • Petama kali yang menjadi guru adalah kaum Brahmana, akhirnya para Empu di Indonesia menjadi guru mengganti kedudukan Brahmana • Ada 2 macam tingkatan guru yaitu: 1. Guru keraton, yang menjadi siswanya terdiri dari anak- anak para raja dan kaum bangsawan. Guru semacam ini haruslah dijamin nafkah hidupnya oleh siswa-siswanya 2. Guru pertapa, yang menjadi siswanya adalah rakyat jelata bukan anak para raja dan bangsawan. Guru semacam ini tidak dijamin nafkah hidupnya, sebab mereka lebih menginsafi akan tugasnya lebih berjiwa kerakyatan
• Sistem pendidikannya disesuaikan dengan cara di India adalah dengan sistem guru kula • Pendidkan asrama dalam arti siswa dengan guru hidup dalam serumah tempat mengajardan belajar • Hubungan siswa degngan guru sangat intim sekali sehingga besar pengaruhnya bagi pendidikan • Siswa melayani guru-gurunya sebab guru dianggap seorang yang sakti selamanya dihormati • Bukti adanya agama Budha/Brahmana di Jawa Tengah (misal: Candi Borobudur, Prambanan)
• Selain pelajaran agama terdapat dalam kitab sucinya, juga para siswa mempelajari kepustakaan Hindu, misalnya: Mahabarata dan Ramayana. Terbukti di Indonesia candi Prambanan dihiasi riwayat Sri Rama • Pelajaran-pelajaran yang diberika oleh para guru kepada siswanya ialah: 1. Agama Budha dan Brahmana (Hindu) 2. Kepustakaan Ramayana dan Mahabarata 3. Filsafat dan Etika 4. Kesenian (bangunan, lukisan, pahat) 5. Ketuhanan 6. Kenegaraan 7. Ilmu bangunan
PERTEMUAN KE 5 PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PADA MASA PENGARUH ISLAM DI PULAU JAWA • Islam merupakan suatu pandangan hidup yang dapat membawa manusia ke arah kebahagiaan hidup dunia maupun akhirat • Pendidikan dan pengajaran pada waktu itu tidak diberikan melalui sekolah,karena pendidikan sekolah asalnya dari dunia barat • Pendidikan via sekolah di Indonesia dalam abad ke-19 tatkala Belanda datang ke Indonesia
• Pendidikan dan pengajaran Islam pada waktu (di jawa) itu memegangan peranan penting: 1. Yang diberikan di langgar 2. Yang diberikan di pesantren • Pengajaran di langgar merupakan pengajaran dasar/permulaan. Pelajaran yang diberikan: 1. Alfabet Arab 2. Mengaji ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara menirukan,dengan maksud tahu membaca dan bisa tamat (khatam).
• Sistem pengajaran secara hoofdelyk atau individual: 1 • Sistem pengajaran secara hoofdelyk atau individual: 1. Anak satu demi satu ke hadapan guru, yang lain menunggu gilirannya 2. Rencana pelajaran dan masuknya sekolah tidak teratur baik. Pendidikan Di Pesantren • Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang lebih tinggi daripada pendidikan langgar
• Pesantren tidak sama besarnya dalam menampung siswanya, juga lama belajarnya tidak sama bagi setiap siswa • Siswa di pesantren umurnya lebih tua daripada siswa yang berada di langgar • Siswa di pesantren disebut santri dan umumnya memiliki pengetahuan dasar yang diperoleh dari pendidikan langgar • Sistem pesantren adalah: - Merupakan sistem asrama, siswa dapat berasal dari berbagai tempat dan dikumpulan dalam satu ruangan, biasanya disebut pondok - Berdekatan dengan pondok biasanya ada masjid dan rumah guru. Guru dalam pondok disebut ajengan/kiyai
• Di negara Arab yang menjadi pusat lembaga pendidikan dan pengajaran adalah Masjid,di mesjid Quba merupakan pertama kalidiberikan pendidikan pengajaran ketika hijrah ke Madinah. • Sistem pendidikan pesantren itu pada mulanya bukanlah berasal dari tanah arab melainkan dari tanah India (tanah Hindu) Mengenai Pesantren yang harus diketahui adalah: Kehidupan dalam pesantren,terdapat suasana gotong royong yang benar benar ikhlas. Kurikulum di Pesantren,didirikan oleh kiyai (guru) dengan tujuan membentuk manusia yang susila&bertanggungjawab pada masyarakat,terutama pada Allah Swt.
Pelajaran yang diberikan di pesantren adalah: Tauhid Ushul Fiqh Fiqh Ilmu Arabiyah /alat-alat untuk memahami bahasa Arab. Metode Pengajaranya: Secara hoofdelyk/individuil dalam arti siswa enam santri menghadap satu persatu kepada Guru/kiyai, sedangkan yang lainnya menuggu giliranya. Guru membaca buku/kitab dan menerangkannya,siswa mendengarkan. Guru menterjemahkan kitab dan mendengarkannya. Bersifat menghafal.
PERTEMUAN KE 6 SISTEM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DI INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN BANGSA PORTUGIS • Bangsa Portugis menyerbu Indonesia dibarengi oleh missionaris, yang diberi tugas untuk menyebarkan agama Nasrani di kalangan penduduk Indonesia • Franciscus Xaverius sebagai peletak pertama dari agama Katolik di Indonesia. Menurutnya untuk memperluas penyebaran agama Nasrani perlu di dirikan sekolah-sekolah.
• Tahun 1536, didirikan seminarie di Ternate, sekolah agama bagi anak-anak orang terkemuka. Selain pelajaran agama juga membaca, menulis dan menghitung. • Pendidikan yang lebih tinggi di dirikan di Goa, pusat kekuasaan portugia di Asia • Pemuda-pemuda yang cakap dikirimkan ke sana untuk mendapat pendidikan nantinya dijadikan pembantu Paderi • Pada akhir abad ke-16 berakhirlah kekusaan Portugis di Indonesia otomatis missi Katolik di daerah Maluku berakhir pula • Jatuhnya negara mengakibatkan hilangnya tenaga missi itu, sehingga usaha-usaha pendidikan terpaksa di hentikan.
PERTEMUAN KE-7 SISTEM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DI INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN VOC Zaman voc • Usaha permulaan di Ambon • Sekolah pertama di dirikan VOC di Ambon tahun 1507 • Pelajarannya berupa; membaca, menulis, menghitung • Gurunya diangkat dari Belanda
• Sekolah itu mempunya tujuan keagamaan, bukan intelektualitas • Pengawasan terhadap pengajaran dilakukan oleh pendeta, guru adalah pejabat Gereja • Sekolah pertama di Jakarta tahun 1617, gurunya orang-orang dari Belanda • Tujuan dari sekolah itu; menghasilkan tenaga-tenaga yang cakap kelak diperkerjakan pada pemerintahan, administrasi dan gereja. • Muridnya dari anak-anak pegawai, dari kalangan rakyat biasa tidak diterima
• Sekolah-sekolah VOC Bertujuan: - Mengisi kekurangan tenaga-tenaga pekerja murah, lebih memperkuat keuangan VOC - Pengajaran rakyat umum tidak diperhatikan. Baru mendapat perhatian abad ke-19 setelah Indonesia kena pengaruh aliran maknawiah dari Eropah (Aufkalarung) • Pengaruh Aufklarung di Indonesia: 1. Daendles hanya memperhatikan penyebaran pengajaran saja kurang pada ilmu pengetahuan 2. Raffles sebaliknya, pengajaran rakyat dibiarkan, tapi perkembangan ilmu pengetahuan mendapat perhatian.
PERTEMUAN KE-8 SISTEM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DI INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN HINDIA BELANDA • Pada masa penjajahan Hindia Belanda sekolah-sekolah yang ada tetap hanya bagi: 1. Anak-anak Belanda 2. anak-anak Indonesia yang memeluk agama Nasrani
• Tanam paksa dan pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan Van Den Bosh, untuk memperbaiki Stelsel pembangunan ekonomi Belanda dibutuhkan tenaga-tenaga ahli yang banyak Kebutuhan akan sekolah yang menghasilkan buruh pegawai dengan upah murah • Penyebaran pengajaran bagi rakyat umum selalu ditunda-tunda. Pemerintah kolonial takut, bahwa peluasan sekolah-sekolah terlalu cepat bagi orang Indonesia merupakan bahaya besar bagi kedudukan kaum penjajah.
• Tujuan sekolah bukan untuk mendidik rakyat, bukan untuk mempertinggi taraf penghidupan rakyat tapi untuk kepentingan kaum penjajah, menutupi kebutuhan pegawai-pegai murahan. • Penyelenggaraan sekolah-sekolah Bumi Putra sesudah 1850, Kweekschool (Sekolah Guru) pertama di Surakarta 1852. • Ada dua jenis Sekolah baru: 1. Speciale School (sekolah istimewa) 2. Hoofdenshool (skolah menak)
Pengajaran rendah bumi putra: • Akhir tahun 1914 sekolah kelas I dijadikan HIS (Hollands Inlandse School), HIS tetap bagi anak-anak kaum bangsawan dan orang-orang terkemuka • Mendirikan sekolah-sekolah desa • Bumiputra kelas II merupakan lembaga yang mahal dan memerlukan anggaran belanja besar. Pada hakekatnya sekolah ini di dirikan hanya memberantas buta hurup belaka.
• Sekolah Vervolg • Sekolah Vervolg (sekolah tambahan) • Sekolah ini sebagai lanjutan dari sekolah desa • MULO • Lanjutan dari HIS adalah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), sejak zaman Jepang hingga sekarang bernama SMP didirikan tahun 1914 • AMS (Algemene Middelbere School, zaman Jepang bernama Sekolah Menengah Tinggi dan sekarang kemerdekaan disebut sekolah menengah atas.
Pendidik Guru: I. Untuk sekolah desa a. Sistem magang b Pendidik Guru: I. Untuk sekolah desa a. Sistem magang b. CVO (Curcus Volks Onderwijzer) II. Untuk sekolah Vervolg (sekolah kelas II) b. Normaalcurcus 2 tahun c. Normaalschool (NS) d. Kweeksschool (KS) III. Untuk HIS a. NS b. KS hogere Kweekschool (HKS) c. Hollands inlandse Kweekschool (HIK) d. Kursus Hoofdacte
• Pengajaran tinggi 1. Sekolah Teknik Tinggi THS (Technische Hige School) tahun 1924 di Bandung 2. Sekolah Hakim Tinggi RHS (Rechtskundige Hoge School) tahun 1924 di Jakarta 3. Sekolah Tabib Tinggi STOVIA (School ter Opleiding van Indische artesn) tahun 1902 di Jawa.
PERTEMUAN 9 USAHA BANGSA INDONESIA DALAM LAPANGAN PENDIDIKAN PADA ZAMAN PENJAJAHAN HINDIA – BELANDA Kebangkitan Nasional • Perasaan nasional, dengan sendirinya mewujudkan kesadaran berorganisasi menimbulkan perkembangan baru di lapangan pendidikan dan pengajaran. Maka lahirlah perguruan-perguruan Nasional
Perguruan Nasional • Para pemimpin pergerakan nasional dengan sadar mengubah keadaan yang kurang tepat • Penyelenggaraan pendidikan bersifat nasional harus segera dimasukan kedalam program perjuangan. Lahirlah sekolah-sekolah partikelir atas usaha perintis-perintis kemerdekaan. Sekolah-sekolah itu mula-mula bercorak dua: 1. Sesuai dengan haluan politik a. Taman siswa pertama di dirikan di Yogyakarta b. Sekolah serikat rakyat di Semarang, berhaluan komunis c. Kesatrian Institut, di dirikan oleh Dr. Douwes Dekker (Dr. Setiabudhi) di Bandung.
2. Sesuai dengan tuntutan agama Islam a 2. Sesuai dengan tuntutan agama Islam a. Sekolah-sekolah Serikat Islam b. Sekolah-sekolah Muhammadiyah c. Sumatra Tawalib di Padangpanjang d. Sekolah-sekolah Nahdatul Ulama e. Sekolah-sekolah persatuan umat islam (PUI) dan lain-lain
Pendidikan Wanita Indonesia • Pada masa lampau adat berkuasa benar dalam masyarakat • Adat istiadat di waktu itu tidak memperkenankan kaum wanita pergi ke sekolah • Wanita Indonesia tidak tinggal diam, timbullah usaha-usaha untuk mengubah kedudukan wanita Indonesia • Melalui pendidikan wanita, pendidikan ini dipandang sebagai satu jalan yang besar artinya yang dapat menjunjung tinggi kaum wanita dari kesengsaraan dan penghinaan.
• Perintis-perintis jalan 1. R. A • Perintis-perintis jalan 1. R.A. Kartini tahun 1903 membuka sekolah Gadis di Jepara 2. Rd. Dewi Sartika, tahun 1904 mendirikan sekolah Gadis di Bandung dinamakan “sekolah Istri” 3. Rohana Kuddus tahun 1905 mendirikan sekolah gadis di kota Gadang Sumatra diberi nama ”Kerajinan Amai Satia”
PERTEMUAN 10 SISTEM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA Perkembangan Pendidikan dan Pengajaran • Latihan guru-guru • Guru-guru dibebani tugas sebagai penyebar ideologi baru “Hakko Ichiu” (kemakmuran bersama) di Asia Timur Raya • Latihan di pusatkan di Jakarta, tiap-tiap Kabupaten mengirimkan wakilnya untuk mendapat gemblengan langsung dari pimpinan-pimpinan Jepang
Perubahan-perubahan Penting Pada zaman Jepang terjadi beberapa perubahan besar, yang penting sekali artinya bagi perkembangan pendidikan/pengajaran selanjutnya di Indonesia. 1. Hapusnya dualisme pengajaran Susunan pengajaran Belanda yakni pengajaran barat dan pengajaran bumi putera diganti dengan susunan pengajaran menjadi: a. Sekolah rakyat 6 tahun (termasuk sekolah pertama) b. Sekolah menengah 3 tahun c. Sekolah menengah tinggi 3 tahun (SMA pada zaman Jepang)
2. Pemakaian bahasa Indonesia • Sebagai bahasa resmi bahasa pengantar pada tiap-tiap sekolah • Sekolah-sekolah dipergunakan sebagai alat memperkenalkan kebudayaan Jepang kepada rakyat • Bahasa Jepang dijadikan mata pelajaran wajib • Adat kebiasaan Jepang harus di taati
Isi pengajaran 1. Sebagai alat propaganda 2 Isi pengajaran 1. Sebagai alat propaganda 2. Dipergunakan untuk kepentingan perang 3. Latihan-latihan jasmani, berupa latihan kemiliteran merupakan kegiatan murid- murid setiap hari
PERTEMUAN 11 PERKEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SESUDAH KEMERDEKAAN 1945-1965 1. Sistem pendidikan Indonesia tercantum dalam Mukaddimah UUD 1945 dan Pancasila serta lebih terperinci dalam UUD no 4 tahun 1950 tentang dasar- dasar pendidikan dan pengajaran 2. Mulai berlakunya UUD 1945 dan filsafat Pancasila sampai tahun 1950. Tugas pendidikan, pemerintah berpegang kepada pokok-pokok pendidikan disampaikan badan pekerja komite nasional pusat 3. Dibentuknya kembali NKRI tahun 1950, telah mengesahkan Undang-undang no. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran
UNDANG-UNDANG NO.4 TAHUN 1950 TENTANG DASAR-DASAR PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DI INDONESIA BAB I Tentang Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Pasal 3 Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air UNDANG-UNDANG NO.12TAHUN 1954 BAB II
4. Tahun 1959 didekritkan oleh presiden Sukarno kembali ke UUD 1945 dan Manifesto Politik Usdek menjadi haluan negara. Dibidang pendidikan disusul dengan sapta usaha tama dan panca wardana tahun 1960 dititikberatkan pada pertumbuhan dan perkembangan indivudu 5. Sesudah peristiwa G. 30.S/PKI, dalam hal penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran melaksanakan rule of law dan menghormati hak- hak azasi manusia, demokrasi dapat lebih murni, hal ini sangat penting bagi pendidikan nasional
6. Pada pendidikan tinggi berlaku UUD No 6. Pada pendidikan tinggi berlaku UUD No. 22 tahun 1961 tentang perguruan tinggi. Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada dewasa ini tetap berlaku filsafat Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen
PERTEMUAN 12 PERKEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN PENGAJARAN TAHUN 1965 SAMPAI SEKARANG Secara vertikal program pendidikan diarahkan kepada: • Perbaikan keseimbangan dengan menitikberatkan kepada pendidikan menengah • Perhatian diberikan kepada usaha-usaha pendidikan tingkat menengah bidang teknik dan kejuruan sesuai dengan kebutuhan tenaga- tenaga sektor-sektor pembangunan
• Dikembangkan metode-metode pengajaran yang lebih maju dengan pengunaan alat-alat ilmu alam sederhana, praktis, murah. • Digunakan alat-alat audio visual antara radio dan televisi • Bantuan luar negeri akan di manfaatkan dalam penyelenggaraan pendidikan • Masalah-masalah di bidang pendidikan: 1. Perluasan dan pemerataan kesempatan kerja 2. Peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan 3. Peningkatan keserasian pendidikan 4. Peningkatan pengelolaan sistem pendidikan 5. Peningkatan pendidikan luar sekolah 6. Pembinaan generasi muda
UU RI NO. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BAB II DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN Pasal 2 Pendidikan Nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945 Pasal 3 Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upayamewujudkan nasional
Pasal 4 Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
TERIMA KASIH