PENDALAMAN MATERI UN BAHASA INDONESIA SMP

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
Advertisements

Unsur-unsur dalam Karya Sastra
Memahami pementasan drama
PENGERTIAN SASTRA DAN JENIS-JENIS SASTRA
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK
UNSUR EKSTRINSIK, NILAI MORAl & penulisan makalah sastra
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Bahan Ajar Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Wacana Deskriptif Wacana deskriptif adalah wacana/bacaan yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci dengan cara menjelaskan detail-detailnya.
Herdito Sandi Pratama, M.Hum Dari beberapa sumber
Unsur Pembangun Karya Sastra
PARAGRAF 2.
NAMA : RAHMAT HIDAYAT AKKAS NIS : KELAS : XI IPA 1
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Semester 2 Andri Yogastari
KISI-KISI UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
RESENSI BUKU KELOMPOK 4.
UNSUR-UNSUR INTRINSIK PROSA
ANGGOTA KELOMPOK BENI SUSANTO (06) DYAH AYU A. (12) PINTA IKAWATI (23)
Oleh: IDA ROSIDA,A.Ma DCT KELOMPOK TEMATIK
DRAMA Senada dengan film, drama adalah karangan yang berbentuk dialog/percakapan antara pemainnya. Dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan percakapan.
Proposal Penyusunan perencanaan penelitian hukum perlu dijelaskan mengenai metode analisa yang akan diterapkan. Misalnya metode kualitatif atau metode.
Kompetensi Dasar : 7.1 Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama
MEMERANKANDRAMA.
2.1 Menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca (4jp) mazzmardli (XI-1) 1 Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat menjelaskan secara lisan.
SASTRA ANAK (1) PERTEMUAN KE-13 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
TEKS ANEKDOT.
FORMAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN
Unsur Instrinsik dan ekstrinsik Novel
Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Cerita Pendek
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
PENDEKATAN DALAM APRESIASI SASTRA
Menulis berbgai karya sastra/cerpem
UNSUR-UNSUR PROSA FIKSI
Start.
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
PARAGRAF DISUSUN OLEH : Ulfa Yana Dhiro ( )
DISTORSI PESAN dalam KOMUNIKASI ORGANISASI Pertemuan 12
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
Standar Kompetensi - Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat semenjana Kompetensi Dasar - Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk.
LOADING……….
Mazzmardli (XI-1) 2.1 Menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca (4jp) Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat menjelaskan secara lisan.
RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN DALAM MENULIS
CERPEN Oleh Aqmarina.
KOMPUTER/MEDIA GRAFIS
Mengenal Jurnalistik.
PARAGRAF/ALINEA Pertemuan 7
Menganalisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
MERANGKUM SELURUH ISI INFORMASI TEKS BUKU KE DALAM BEBERAPA KALIMAT
JENIS TULISAN EKSPOSISI
UNSUR-UNSUR INTRINSIK PROSA CERITA
PENGERTIAN SASTRA DAN JENIS-JENIS SASTRA
MENGOMENTARI BUKU CERITA YANG DIBACA
WACANA NARASI TUJUAN CIRI-CIR I LANGKAH MENULIS NARASI MENULIS NARASI POLAJENIS WACANA DESKRIPSI CIRI 2MACAM DESKRIPSI DESKRIPSI TAHAP PENULISAN WACANA.
CERPEN -Novella Cathlin-.
JASON A MARTIN L MICHAEL L REYVIN A RONALDO M
MENULIS PARAGRAF NARASI
Kompetensi Dasar Memahami struktur dan kaidah teks novel, baik melalui lisan maupun tulisan.
KELOMPOK VI NAMA : Farid M Z Hilman S Erlangga G Zulfahmi.
Loading
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
KAWASAN SASTRA DAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUN FIKSI
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
PARAGRAF/ALINEA DAN POLA PENGEMBANGANNYA
Kelompok 10: Sena aji wijaya Renu zikri ilyaasa Muamar Syahdan Ibnu
Penulisan Karangan Ilmiah
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSK DRAMA SASTRA INDONESIA SMA NEGERI 1 SIKUR.
Transcript presentasi:

PENDALAMAN MATERI UN BAHASA INDONESIA SMP TAHUN 2009/2010

SKL I: MEMBACA Standar Kompetensi Lulusan: Membaca dan memahami berbagai ragam wacana tulis (artikel, berita, opini/tajuk, tabel, bagan, grafik, peta, denah), berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, novel, dan drama.

1. Menentukan Isi dan Bagian Paragraf Paragraf (alenia): sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis dan runtut (sistematis) yang memungkinkan suatu gagasan pokok dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara efektif. Pernyataan pokok diikuti oleh sejumlah pernyataan pendukung. Pernyataan pendukung harus cukup rinci sehingga gagasan utama yang akan dikomunikasikan menjadi jelas bagi pembaca.

Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas Gagasan utama (ide pokok) tersirat dalam kalimat utama yang didukung oleh gagasan-gagasan penjelas (pendukung) yang tersirat dalam kalimat penjelas (kalimat pendukung). Letak kalimat utama biasanya terdapat pada awal atau akhir paragraf. Ada juga yang terletak di tengah paragraf jika paragraf tersebut termasuk paragraf deskripsi. Ada juga paragraf campuran, yaitu paragraf yang ide pokoknya terletak pada awal paragraf dan ditegaskan lagi pada akhir paragraf. Ciri kalimat utama memiliki makna yang paling umum di antara kalimat-kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut.

Contoh paragraf: Hari Habitat Dunia ditetapkan melalui Sidang Umum PBB tahun 1985. Hari yang ditetapkan sebagai Hari Habitat Dunia adalah setiap hari Senin pada minggu pertama bulan Oktober. Peringatan Hari Habitat untuk mengingatkan dunia akan tanggung jawab memenuhi hak atas hunian yang layak. Selama ini tema peringatan Hari Habitat Dunia ditetapkan PBB, umumnya terkait perkotaan, karena perkotaan menjadi target habitat utama penduduk di dunia. Tahun 2009, peringatan itu bertema ”Merencanakan Masa Depan Perkotaan Kita”.

2. Menentukan Kritik terhadap Isi Bacaan Bagian yang perlu dikritik: pernyataan yang tidak masuk akal, menyimpang dari logika (akal sehat), bertentangan dengan etika, nilai-nilai kesantunan, atau norma yang berlaku di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Kritikan yang baik harus memiliki argumentasi yang masuk akal sehingga bisa diterima oleh orang lain. Selain itu, juga perlu memperhatikan nilai kesantunan agar pihak yang dikritik tidak merasa tersinggung atau sakit hati. Hindarkan penggunaan kata-kata kasar ketika menyampaikan kritikan.

Contoh: Asap kebakaran hutan dan lahan di kota Jambi dan sekitarnya mengancam kelancaran arus mudik Lebaran, baik melalui transportasi darat, laut, sungai, maupun udara. Ketebalan asap di Kota Jambi sepekan ini telah beberapa kali membatalkan pendaratan pesawat di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi. Asap juga mengganggu transportasi di Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera. Seluruh pihak yang terkait dan masyarakat luas perlu bekerja sama untuk segera menghentikan kebakaran hutan dan lahan di kota Jambi dan sekitarnya.

3. Menentukan Isi dan Penyajian Teks Berita, Opini/Tajuk Dalam dunia jurnalistik dikenal singkatan 5W + 1H (what, who, where, when, why + how) yang merupakan unsur-unsur berita sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah pemberitaan. Urutan unsur 5W + 1H dalam sebuah teks berita sangat ditentukan oleh pandangan sang jurnalis sesuai dengan kepentingan ekspresinya. Unsur-unsur yang dipentingkan biasanya diletakkan di bagian awal, kemudian diikuti unsur-unsur yang lain.

Penyajian: apa-kapan-di mana-siapa-bagaimana Contoh: Hujan deras yang mengguyur kota Semarang, Rabu (16/9) sore sekitar dua jam, mengakibatkan pelataran parkir bus luar kota maupun dalam kota di Terminal Terboyo tergenang. Ketinggian air bervariasi sekitar 10-20 cm. Kondisi itu mengganggu kenyamanan para pemudik. Pasalnya mereka harus berhati-hati bila melintas, bila tidak ingin barang bawaan basah akibat cipratan air yang disebabkan bus yang lewat. apa kapan siapa bagaimana Penyajian: apa-kapan-di mana-siapa-bagaimana

4. Menentukan Kalimat Fakta/Pendapat Sesuatu yang benar-benar terjadi, sehingga kebenarannya tak terbantahkan lagi. Hal-hal yang sedang atau sudah terjadi termasuk fakta, karena memang kejadiannya benar-benar sedang/telah berlangsung. Pernyataan yang disertai dengan bukti dan rincian data yang sahih dan akurat juga bisa mengarah pada kalimat yang berupa fakta.

Contoh: Gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter yang terjadi di Tasik Malaya telah menyebabkan 35 orang meninggal, 100 luka berat, dan 20 orang hilang.

Opini: Pernyataan yang baru ada dalam angan-angan, sehingga kebenarannya masih perlu dibuktikan. Kebenaran dalam sebuah opini bersifat relatif. Pernyataan yang mengandung kata-kata yang meragukan, seperti mungkin, akan, bisa jadi, andaikata, sebagian besar, pada umumnya, dan lain-lain biasanya akan mengarah pada pernyataan yang berupa pendapat (opini).

Contoh: Gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter yang terjadi di Tasik Malaya kemungkinan besar disebabkan oleh ulah manusia yang sewenang-wenang dalam memperlakukan hutan dan lingkungan sekitarnya.

5. Menyimpulkan Isi Paragraf Kesimpulan isi paragraf biasanya sangat erat kaitannya dengan gagasan utama paragraf yang dikembangkan lebih lanjut dengan beberapa gagasan penjelas yang mendukung gagasan utama.

Contoh: Dalam beberapa tahun terakhir ini, kekhidmatan Ramadan dan kegembiraan Idul Fitri selalu dinodai oleh ulah segelintir orang yang terkait dengan perdagangan daging hewan ternak, khususnya sapi dan ayam. Masyarakat selaku konsumen mesti mengenali ciri-ciri daging bermasalah, seperti ayam tiren, daging sapi gelonggongan, hingga daging oplosan. Instansi terkait, terutama Dinas Peternakan dan BPOM, di berbagai daerah kini meningkatkan aktivitasnya dalam memeriksa kualitas daging hewan ternak yang beredar di pasaran, sebab dalam satu bulan terakhir, selalu ditemukan perdagangan ayam tiren, daging sapi gelonggongan, dan daging oplosan. Kekhidmatan Ramadan dan kegembiraan Idul Fitri selalu dinodai oleh ulah segelintir orang yang menjual daging bermasalah kepada konsumen.

6. Menentukan Isi Tajuk Tajuk (editorial): artikel yang khusus dibuat oleh redaksi media cetak untuk membahas persoalan-persoalan aktual yang sedang menjadi sorotan perbincangan masyarakat. Analisisnya cukup tajam dan kritis dengan menggunakan bahasa yang pendek dan ringkas. Redaksi media cetak berupaya memberikan keberpihakan kepada kelompok (pihak) yang tertindas. Redaktur membeberkan sejumlah fakta untuk mendukung pendapat (opini) yang dikemukakan di dalam tajuk.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan: Pahamilah baik-baik judul tajuk (jika ada), sebab judul akan menggambarkan pokok permasalahan yang disoroti; Pahamilah gagasan utama yang ada pada setiap paragraf! Perhatikanlah dengan saksama pernyataan yang sering diulang dan selalu muncul pada setiap paragraf! Rangkumlah judul, gagasan utama, dan pernyataan yang selalu diulang itu ke dalam sebuah pernyataan yang ringkas hingga menjadi sebuah kesimpulan isi tajuk.

Merasakan Gairah Ekonomi Lebaran Peningkatan konsumsi masyarakat mulai dari awal Ramadan hingga Idul Fitri nanti akan selalu menjadi daya dorong bagi gerak perekonomian. Meskipun pada saat yang sama laju inflasi juga akan mengalami kenaikan. Inilah masa-masa puncak yang harus dimanfaatkan oleh pengusaha. Terutama yang menjual langsung ke konsumen baik itu pengusaha ritel, transportasi, hotel dan masih banyak lagi. Belum pernah dihitung berapa angka kenaikan konsumsi secara nasional namun yang jelas jumlah uang beredar meningkat. Diperkirakan pergerakan uang dari pusat ke daerah, yang dibawa para pemudik, mencapai tidak kurang Rp 1,7 triliun. Itu belum termasuk pengeluaran konsumsi masyarakat di daerah masing-masing yang tentunya jauh lebih tinggi dari biasanya. Terlihat misalnya dari pemandangan di mal dan pusat perbelanjaan yang penuh sesak. Atau tingkat hunian hotel yang hampir seratus persen dan juga tiket angkutan laut, udara dan darat yang sudah diborong habis sejak beberapa hari sebelum lebaran tiba. Pengiriman uang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri biasanya juga meningkat pesat pada saat-saat seperti ini. Diperkirakan jumlahnya 6,6 miliar dolar AS lebih dan tentunya juga akan dipergunakan untuk kegiatan konsumsi di dalam negeri. Maka pasar domestik memang akan meningkat volumenya. Perbankan bisa mengindikasikan dari bertambahnya jumlah uang beredar di masyarakat. Bahkan lewat penukaran uang baru yang belakangan menjadi tren atau kebutuhan yang tak bisa dihindarkan. Tidaklah berlebihan apabila kita menyebutnya dengan istilah ekonomi lebaran. Intinya adalah gerakan konsumsi masyarakat dan itu berarti pembelanjaan yang lebih besar. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi akan makin kuat pada kuartal ketiga dan menjelang akhir tahun. Masih ada momentum lagi yakni Natal dan Tahun Baru nanti. Maka banyak pengamat yang memperkirakan laju pertumbuhan selama kuartal ketiga akan lebih tinggi yakni berkisar 3,5 persen. Inflasi, kendati naik secara akumulatif tetap rendah. …. (Dikutip dari Suara Merdeka, 16 September 2009)

Ada empat pernyataan kunci yang bisa digunakan untuk menentukan isi tajuk, yaitu: (1) Peningkatan konsumsi masyarakat mulai dari awal Ramadan hingga Idul Fitri nanti akan selalu menjadi daya dorong bagi gerak perekonomian; (2) Diperkirakan pergerakan uang dari pusat ke daerah, yang dibawa para pemudik, mencapai tidak kurang Rp 1,7 triliun; (3) Pengiriman uang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri biasanya juga meningkat pesat pada saat-saat seperti ini; dan (4) Tidaklah berlebihan apabila kita menyebutnya dengan istilah ekonomi lebaran. Peningkatan konsumsi masyarakat pada saat lebaran bisa menjadi daya dorong bagi gerak perekonomian. Pernyataan ini didukung adanya pergerakan yang dibawa para pemudik hingga mencapai tidak kurang Rp 1,7 triliun. Selain itu, gerak perekonomian lebaran juga didukung oleh meningkatnya pengiriman uang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

7. Menyimpulkan Isi Grafik, Tabel, Bagan, Peta, Denah Dalam sebuah artikel sering kali ditemukan penyajian data dalam bentuk grafik, tabel, atau bagan untuk memudahkan pembaca dalam menemukan data yang dicari secara cepat. Tabel yang terdiri atas kolom dan baris dihubungkan antara data yang terdapat pada kolom dan baris tersebut, baik antarbaris maupun antarkolom. Perhatikan juga judul tabel, peta, grafik, atau bagan. Dengan memahami judul akan diperoleh gambaran yang jelas tentang isi tabel, peta, grafik, atau bagan. Grafik:gambar pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar (tentang naik turunnya hasil, statistik, dan sebagainya).

Contoh: TABEL KELULUSAN SISWA SMP HARAPAN TAHUN 2001-2008 Tahun Jumlah Siswa Persentase (%) Lulus Tidak Lulus 2001 184 11 94,02 5,98 2002 200 10 95,00 5,00 2003 194 12 93,81 6,19 2004 178 7 96,07 3,93 2005 8 96,00 4,00 2006 185 5 97,30 2,70 2007 188 3 98,40 1,60 2008 201 15 92,54 7,46

GRAFIK KELULUSAN SISWA SMP HARAPAN TAHUN 2001-2008

Berdasarkan tabel atau grafik tersebut dapat dipahami bahwa siswa SMP Harapan yang lulus pada tahun 2001 sebanyak 184 orang (94,02%), siswa yang tidak lulus sebanyak 11 orang (5,98%), tahun 2002 siswa yang lulus sebanyak 200 orang (95%), siswa yang tidak lulus sebanyak 10 orang (5%), tahun 2003 siswa yang lulus sebanyak 194 orang (93,81%), siswa yang tidak lulus sebanyak 12 orang (6,19%), tahun 2004 siswa yang lulus sebanyak 178 orang (96,07%), siswa yang tidak lulus sebanyak 7 orang (3,93%), tahun 2005 siswa yang lulus sebanyak 200 orang (96%), siswa yang tidak lulus sebanyak 8 orang (4%), tahun 2006 siswa yang lulus sebanyak 185 orang (97,30%), siswa yang tidak lulus sebanyak 5 orang (2,70%), tahun 2007 siswa yang lulus sebanyak 188 orang (98,40%), siswa yang tidak lulus sebanyak 3 orang (1,60%), sedangkan pada tahun 2008 siswa yang lulus sebanyak 201 orang (92,54%), siswa yang tidak lulus sebanyak 15 orang (7,46%).

8. Menentukan Unsur Intrinsik Puisi Puisi: bentuk karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai media/alat ekspresi yang menyampaikan pesannya dengan lebih padat daripada pemakaian bahasa biasa. Yang dikomunikasikan bukan informasi, melainkan cipta sastra yang mengekspresikan atau mengungkapkan perasaan dan persepsi (pemahaman) tentang kehidupan; memperluas dan mempertajam kontak-kontak kita dengan pengalaman batin. Sang penyair dengan kesadaran penuh dan total ingin menyampaikan pengalaman hidupnya kepada orang lain melalui bahasa yang indah dan estetis.

Unsur-unsur Intrinsik Puisi 1) Tema dan Citraan Puisi Tema merupakan sesuatu yang menjadi pokok permasalahan bagi penyair. Untuk memahami tema sebuah puisi, kita hendaknya membaca puisi tersebut berulang-ulang dengan memperhatikan dan menjelajahi makna kata yang terkandung dalam puisi tersebut. Kita tidak cukup mendapatkan makna lugas yang tersurat dalam puisi, tetapi juga memahami makna yang tersiratnya. Kedua makna kata itu merupakan pintu masuk dalam memahami makna utuh sebuah puisi.

Citraan: pengungkapan dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi. Citraan perlu juga dipahami dalam upaya memaknai puisi secara menyeluruh. Ada beberapa citraan yang digunakan para penyair berdasarkan pencerapan inderanya terhadap objek, antara lain sebagai berikut. a. Citraan penglihatan: citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat. b. Citraan pendengaran: citraan yang ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut.

c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba (kulit), misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain. d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum, busuk, anyir, dan lain-lain. e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain. f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak objek tersebut bergerak. g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan). Citraan ini membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian yang melibatkan perasaan.

2) Rasa Sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang dikandung dalam puisi. Dunia emosional yang terdapat dalam puisi. Hubungan penyair terhadap permasalahan tercermin dalam suasana puisi. Menumbuhkan kesan tertentu antara lain haru, murung, ceria, heroik, putus asa.

3) Nada Sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut. 4) Amanat Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair, sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.

9. Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Prosa merupakan karangan bebas (tidak terikat oleh aturan seperti yang terdapat dalam puisi). Jenis prosa yang populer adalah novel dan cerpen. Novel merupakan karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Cerpen hanya menceritakan cerita seorang atau beberapa orang tokoh dalam satu situasi dan suatu saat. Prosa dibangun oleh dua unsur penting ( intrinsik dan ekstrinsik). Unsur intrinsik merupakan unsur dalam yang yang membangun cerita (tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan tema), sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar prosa yang ikut memengaruhi kehadiran karya tersebut (faktor sosial ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut masyarakat).

1) Tokoh dan Penokohan Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Penokohan merupakan penyajian watak tokoh dan penciptaaan citra tokoh di dalam cerita. Tokoh utama: tokoh yang senantiasa ada dalam setiap peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak terlibat dengan tema cerita. Tokoh bawahan adalah tokoh yang menjadi pelengkap dalam cerita.

Tokoh utama (protagonis): tokoh sentral yang mewarnai seluruh rangkaian cerita, dari awal hingga akhir. Biasanya tokoh utama digambarkan oleh pengarang sebagai tokoh ”putih”, yakni tokoh yang berwatak baik. Namun, ada juga pengarang yang menggambarkan tokoh utama berkarakter lucu, pandir, unik, atau konyol. Tokoh lawan (antagonis): tokoh yang selalu menentang kehadiran tokoh protagonis. Biasanya digambarkan oleh pengarang sebagai tokoh ”hitam”, yakni tokoh yang berwatak jahat. Tokoh pendamping (tritagonis): tokoh penengah yang berusaha meredakan ketegangan antara tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh pendamping sangat berperan ketika cerpen akan berakhir.

Teknik Penokohan Cara langsung: pengarang menggambarkan karakter tokoh secara langsung, jelas, dan tersurat. Contoh: Bagas benar-benar marah. Dengan perasa­an tak menentu, pemuda yang bertubuh gempal itu melabrak Santib. De­ngan senjata pentungan di tangan, ia berjalan tergesa-gesa menuju kediam­an Santib. Orang-orang kampung yang berpapasan dengannya bertanya-tanya. Namun, Bagas tak peduli. Dia terus menyusuri jalan kampung yang becek dan berlumpur. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa tokoh Bagas berwatak pemarah.

Cara tak langsung: pengarang menggambarkan karakter tokoh secara tak langsung, disamarkan, dan tersirat. Pembaca harus menafsirkan sendiri karakter tokoh berdasarkan gambaran dalam teks cerpen. Watak tokoh secara tak langsung dapat juga ditemukan melalui dialog (percakapan) antar­tokoh. Contoh: ”Kita tidak boleh gegabah dalam menghadapi masalah ini. Kita harus tetap hati-hati,” kata Badrun dengan suara tegas. ”Tidak! Persoalannya sudah jelas! Kita harus melawannya!” sahut Yoga. Melalui dialog semacam itu dapat disimpulkan bahwa Yoga memiliki watak pemarah.

2) Latar Unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana, bagaimana, dan kapan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu berlangsung. Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan latar sosial. Latar geografis (hal-hal yang berkaitan dengan tempat kejadian dalam cerita). Latar waktu (hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah historis). Llatar sosial (latar yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan). 3) Alur Unsur yang berwujud jalinan peristiwa, yang memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang diwujudkan oleh hubungan sebab-akibat, tokoh, tema, atau ketiganya.

4) Sudut Pandang Posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Ada empat tipe sudut pandang, yaitu: sudut pandang orang pertama sentral, sudut pandang orang pertama sebagai pembantu, sudut pandang orang ketiga serba tahu,dan sudut pandang orang ketiga terbatas. Sudut pandang orang pertama sentral: pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita. Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu adalah sudut pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan tokoh lain yang lebih penting. Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan pembacanya. Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang dialami tokoh yang menjadi tumpuan cerita.

5) Gaya bahasa Cara khas dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan. 6) Tema Gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita. 7) Amanat Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya.

Menentukan Perbedaan Unsur Intrinsik Beberapa Novel Prosa rekaan yang panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. Tokoh, peristiwa, dan latar dalam teks novel membentuk sebuah kesatuan yang utuh dan bulat sehingga tidak dapat dipisahkan. Keberadaan tokoh melahirkan sebuah peristiwa yang berlangsung pada latar (tempat, waktu, dan suasana) tertentu. Novel menawarkan sebuah dunia yang berisi model-model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsik, seperti peristiwa, plot, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang bersifat imajiner dan sedikit banyak dipengaruhi juga oleh unsur ekstrinsik dari pengarang.

11. Menentukan Unsur Intrinsik Drama Bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menampilkan tikaian/konflik dan emosi lewat lakuan dan dialog. Lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk dipertunjukkan di atas pentas.

Unsur Drama 1) Alur Dalam drama tradisional (khususnya Aristoteles), lakon haruslah bergerak maju dari suatu beginning (permulaan), melalui middle (pertengahan), dan menuju pada ending (akhir). Dalam teks drama disebut sebagai eksposisi, komplikasi, dan resolusi. Eksposisi merupakan bagian awal yang memberikan informasi kepada penonton yang diperlukan tentang peristiwa sebelumnya atau memperkenalkan siapa saja tokoh-tokohnya yang akan dikembangkan dalam bagian utama dari lakon, dan memberikan suatu indikasi mengenai resolusi. Komplikasi berisi konflik dan pengembangannya, gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Resolusi merupakan bagian klimaks (turning point) dari sebuah drama. Resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya.

2) Karakter Karakter merupakan sumber konflik dan percakapan antartokoh. Dalam sebuah drama harus ada tokoh yang kontra dengan tokoh lain. Jika dalam drama karakter tokohnya sama maka tidak akan terjadi lakuan. Drama baru akan muncul kalau ada karakter yang saling berbenturan. 3) Dialog Dialog merupakan salah satu unsur vital dalam sebuah drama. Oleh karena itu, ada dua syarat pokok yang tidak boleh diabaikan, yaitu (1) dialog harus wajar, menarik, mencerminkan pikiran dan perasaan tokoh yang ikut berperan, (2) dialog harus jelas, terang, menuju sasaran, alamiah, dan tidak dibuat-buat.

4) Latar Segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu, ruang, serta suasana peristiwanya. Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya, dan tata suara.