Agen Pencemar Fisik Lingkungan Putri Handayani, SKM,
Agen Pencemar Fisik di Lingkungan Kebisingan Panas Radiasi
Kebisingan Adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang pada tingkat tertentu dapattt menimbulkan gangguan kesehtan (kepmenaker No. Kep/51/men/1999 Berdasarkan Permenkes No. 718/menkes/per/XI/1987 yang disebut dengan kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki dehingga mengganggu dan atau membahayakan kesehatan
Sumber Kebisingan Bergerak : Transportasi Tidak bergerak : Industri, RT, Tempat Umum Jenis Kebisingan Dapat dikelompokan berdasarkan : Kontinuitas Intensitas Spektrum suara
Kebisingan kontinue dengan spektrum frekuensi yang luas misalnya : Suara kipas angin, suara mesin, pembangkit tenaga listrik Kebisingan kontinue dengan spektrum frekuensi yang sempit misalnya : bunyi gergaji, katup gas Kebingan impulsif (impact or inpulsive noise) misalnya : pukulan palu, tembakan meriam, ledakan bom katup gas
Kebisingan impulsif berulang misalnya : - Pemanasan mesin tempa - Pemanasan tiang beton Kebisingan terputus-putus (intermittent) misalnya : Lalulintas kendaraan bermotor, kereta api, suara pesawat terbang
SUARA BUNYI DAPAT DIUKUR Alat pengukur bunyi disebut, sound level meter Alat ini mengukur, intensitas atau kekerasan suara, yang dinyatakan dalam satuan “ HERTZ / HZ dan frekuensi atau gelombang suara dalam satuan “ Desibel /dB Telinga manusia hanya mampu menangkap suara yang intensitasnya berkisar 80 dB (Batas aman)
Intensitas bising, NAB (nilai ambang batas) = 85 dB Frekuensi bising Faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan karena kebisingan Intensitas bising, NAB (nilai ambang batas) = 85 dB Frekuensi bising Sifat kebisingan Kepekaan individu Lamanya pemaparan Umur tenaga kerja Lamanya masa kerja Pada pekerja industri
Proses mendengar Gelombang suara yang dialirkan melalui udara, mengenai telinga luar, masuk melalui telinga tengah menyebabkan gendang telinga (membran tympani) bergetar Getaran tersebut oleh assicless (jembatan tulang) yang terdiri dari tulang “maleus” incus” dan “ stapes” diteruskan ke telinga dalam
Di telinga dalam getaran itu melewati cairan perilimpfe mencapai ujung dari choclea Choclea berisi sel-sel peka suara Sel-sel tersebut dirangsang oleh getaran dengan frekuensi tertentu Diteruskan oleh serabut saraf “ nervus acusticus” kepada saraf pendengaran didalam otak
Zona kebisingan Didalam menentukan efek kebisingan terhadap kesehatan manusia, sesuai dengan lokasi kebisingan maka dibedakan dalam beberapa zone
IATA ( International Air Transportation Association) menentukan intensitas kebisingan : Zona A : Intensitas > 150 dB Derah berbahaya dan harus dihindari Zona B : intensitas 135 – 150 dB Individu yang terpapar perlu memakai pelindung telinga (earmuff dan earflug) Zona C : 115 – 135 dB perlu memakai earmuff Zona D : 100 – 115 dB perlu memakai earplug
ZONA KEBISINGAN Departemen Kesehatan menetapkan zona kebisingan: Zona A: intensitas maksimal 35-45 dB berlaku untuk rumah sakit, tempat perawatan, tempat sosial Zona B: intensitas maksimal 45-55 dB perumahan, lokasi pendidikan, tempat rekreasi Zona C: intensitas maksimal 50-60 dB perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar Zona D: intensitas maksimal 60-70 dB industri, stasiun kereta api, terminal
Gangguan Kesehatan Akibat Kebisingan Pengaruh utama adalah : Ketulian progresif bisa sementara bisa menetap Dampak yang mungkin timbul : Emosional, sulit tidur, meningkatkan tekanan darah, melemahnya sistem kerja jantung
Tingkat kebisingan (intensitas) maksimal menurut lamanya pemaparan dalam sehari Intensitas Lama pemaparan 85 dB 8 jam 92 dB 6 jam 95 dB 4 jam 97 dB 3 jam 100 dB 2 jam 105 dB 1 jam 110 dB ½ jam 115 dB ¼ jam
Pengendalian Kebisingan Pengendalian pada sumbernya: engineering control, modifikasi tata letak peralatan, peredam, penggantian dengan alat baru Pengendalian pada jarak: memperpanjang jarak antara sumber dan penerima, atau dibuat penghalang Pengendalian pada penerima: pemakaian alat pelindung pada individu (pekerja industri), yaitu: - Earplug (sumbat telinga): mampu menurunkan intensitas bising sebesar 25-30 dB - Earmuff (penutup telinga): mampu menurunkan intensitas bising sebesar 30-40 dB - Helm type protector: helm penutup kepala (kecuali bagian muka) yang dilengkapi dengan earmuff dan earphone cushion
RADIASI Pengertian radiasi : adalah pancaran energi yang bergerak dalam bentuk glombang elektro magnetik atau foton/partikel. Terdiri : Radiasi Pengion Radiasi Non Pengion
Radio aktivitas adalah suatu proses dimana mineral yang mempunyai nucleus atau inti yang tidak stabil mengalami disintegrasi spontan dengan melepas energi Proses disintegrasi ditandai/disertai oleh emisi radiasi seperti alfa, beta & gamma. Apapun bentuk radioaktifitas efeknya adalah sama yaitu menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar.
Radiasi Pengion : adalah radiasi yang mampu menghasilkan ion baik langsung maupun tidak langsung Sumber radiasi pengion yang ada di lingkungan : Radiasi alami (sinar cosmic, radon, potasium-40, uranium-238, thorium-232)
Alat-alat kedokteran/pengobatan; x-ray terapi, CT Scan, PET Scan, terapi metabolisme kanker Sterilisasi produk makanan dan obat-obatan biasanya digunakan sinar gamma Tenaga nuklir; pembangkit listrik, industri Senjata nuklir/radioaktif dari proses nuklir mengeluarkan sinar alfa beta & gamma
Sinar alfa, beta, gamma - Berbeda dalam kemampuan menembus jaringan tubuh - Kerusakan yang terjadi ditentukan oleh intensitas sinar, frekuensi dan luasnya pemaparan Sinar alfa (terdiri dari 2 proton & 2 elektron) - Sulit menembus kulit/tidak mempunyai daya tembus - Maka efeknya bersifat lokal - Apabila tertelan dapat terjadi kerusakan pada sel saluran pencernaan - Diemisikan dengan kecepatan tinggi tapi juga cepat hilang energinya
Sinar beta (terdiri dari elektron) - Dapat menembus kulit/daya tembus sedang - Dalamnya tergantung aktifitasnya/kecepatan tinggi - Kerusakan dapat lebih luas daripada sinar alfa Sinar gamma (ada radiasi elektromagnetik) - Dapat menembus sangat dalam - Mempunyai kecepatan tinggi
Sinar rontgen atau sinar x - Berasal dari energi listrik yang dibuat di dalam tabung vacuum yang berisi dua elektroda dengan potensial tinggi - Bila listrik dialirkan maka akan terjadi aliran elektron yang bila sampai pada anoda akan melepas energi yaitu “sinar x”
Dampak Radiasi Pengion 1. Efek Biologi Efek radiasi ini terbagi menjadi 3 jenis: * Kematian sel, akibat dosis yang tinggi. Secara akut dapat menyebabkan kesakitan dan steril jika jaringan reproduksi terpajan. * Kerusakan Genetis, akibat pajanan pada organ ovarium dan testis * sel-sel somatis mengalami perubahan/transformasi
2. Penyakit Radiasi dan Efek Akut lainnya: Apabila seseorang terpajan radiasi diseluruh tubuhnya dengan dosis sekitar 100 rad (1Gy) pada waktu yang singkat maka gejala penyakit akut akan terjadi. Diantaranya: - kerusakan kulit - kerusakan sumsum tulang belakang - kerusakan SSP - kerusakan saluran pencernaan - kematian
3. Kerusakan pada rahim Jaringan fetal (pada bayi) cukup sensitif terhadap pajanan radiasi, karena terdiri dari sel yang mengalami pembelahan dengan cepat. Ibu hamil yang memeriksakan lebar pinggul dengan menggunakan teknik X-ray pelvimetry, akan mempunyai risiko besar terhadap kejadian leukimia pada bayinya
4. Kanker Pada kejadian bom Hiroshima dan Nagasaki, dengan melalui studi kohort ternyata diketahui bahwa salah satu sifat toksik dari radiasi adalah karsinogenik. Estimasi risiko per unit dose radiasi bervariasi, bergantung kepada model dose-respon dan asumsi tentang grup yang terpajan. Bahan diskusi para ahli radiasi dan lingkungan mengenai dose-respon - risiko terpajan radiasi dosis tinggi dengan dosis rendah - risiko terpajan radiasi akut dan terpajan untuk waktu yg lama Menurut BEIR-V (committee on Biological Effects of Ionizing Radiation) : Untuk pajanan eksternal dosis tunggal 10 rem terhadap seluruh tubuh akan berakibat risiko kematian terhadap seluruh penderita kanker akibat radiasi, yaitu 7,7 x 10-3 pada pria dan 8,1 x 10-3 pada wanita
Radiasi Non Pengion Radiasi yang mempunyai panjang gelombang yang panjang Tidak mempunyai cukup energi untuk memindahkan elektron dari atom untuk menjadi ion Memiliki panjang gelombang kurang dari 100 µm, frekuensi lebih dari 3 x 109 megahertz/MHz Radiasi non pengion biasanya tidak terdeteksi oleh sistem sensor manusia akan tetapi intensitasnya cukup untuk menghasilkan panas Yang termasuk dalam radiasi non pengion adalah : Sumber listrik (SUTT, SUTET), gelombang radio, gelombang mikro, infrared/cahaya tampak dan sebagian UV
Sumber Radiasi Nonpengion Medan magnet dan listrik dengan frekuensi sangat rendah (EMFs) Leukimia pada anak Ultrasound, Frekuensi Radio dan Gelombang Mikro ex: Gelombang Mikro dihasilkan oleh radar, microwave oven, medical diathermy equipment. Efek terhadap kesehatan : terbakar, kerusakan kornea mata, katarak.
Sumber Radiasi Nonpengion 3. Inframerah dan Radiasi Sinar Tampak ex: dihasilkan oleh sumber-sumber optik: spotlights, projector, floodlights. Gangguan kesehatan : luka bakar kulit atau retina, kerusakan kornea atau katarak. 4. Sinar laser Banyak digunakan pada bidang kedokteran, pelapisan, pengelasan, holografi, alat optis interferometri, spektros kopi, menyebabkan kerusakan pada kornea, lensa, dan retina mata.
Sumber Radiasi Nonpengion 5. Ultraviolet dapat menyebabkan katarak, kerusakan pada kornea, dan menginduksi kanker pada kulit.
Panas Terdapat dalam bentuk akhiran energi panas Aliran energi panas tersebut diklarifikasikan sebagai suhu tinggi Sumber panas diperoleh secara : Alami : Sinar matahari, panas bumi Antrophogenik : Industri – listrik, nuklir
Dampak Panas di Lingkungan Heat Stress dan Heat Hyperpyrexis Gambaran klinis - Kulit kering dan rasa panas - Kulit merah sampai cyanotik - Suhu tubuh > 40,5°C - Timbul gejala sentral : Rasa kebingungan Kesadaran menurun Kejang Koma jika suhu terus meningkat - Keringat banyak (Heat Hyperpyrexis)
Faktor Pemudah (Predisposi faktor) Pekerja tanpa acclimatisasi Kondisi tubuh tidak fit Berbadan gemuk Peminum alkohol Keadaan dehidrasi Individu yang peka Orang tua dengan penyakit kardiovascular kronis
Fisiologi Heat Stress Faktor-faktor yang mendorong terjadinya Heat Stress : - Paparan panas proses industri - Adanya musim panas - Metabolisme tubuh yang meningkat - Mempertahankan daya menyesuaikan diri dengan keadaan panas - Penyatuan kapasitas fisiologi yang berlebihan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Heat Stress : - Kondisi fisik yang sehat - Kapasitas kerja - Umur - Status kesehatan - Kebiasaan hidup - Tingkat penyesuaian diri (acclimatization)
Heat Exhaustion (Kekurangan cairan/garam) Gambaran klinis - Lemah - Kulit lembab - Mual - Pucat - Sakit Kepala - Tekanan darah menurun - Rasa mabuk - Suhu rectal meningkat - Sedikit kencing - Konsentrasi garam pada kencing rendah Kelainan Fisiologis - Dehidrasi cairan/garam - Gangguan sirkulasi darah Pencegahan - Pindahkan ke tempat yang dingin, selama bekerja harus sering minum air.
Heat Cramps Gambaran klinis - rasa nyeri selama bekerja di tempat panas (rasa nyeri pada lengan, kaki & perut) - Nyeri bisa terjadi setelah jam kerja - Banyak berkeringat selama bekerja Kelainan Fisiologis - Dehidrasi, kekurangan air dan garam - Sirkulasi volume darah berkurang - Ketegangan sirkulasi darah dalam tubuh Pengendalian - Makan dengan cukup intake garam - Pindah ke tempat dingin