TERAPI GESTALT TERAPI GESTALT Pertemuan 02 Matakuliah: L0332 – Psikologi Konseling Tahun: 2009.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh: Kulsum Nur Hayati
Advertisements

PENDEKATAN-PENDEKATAN PLAY THERAPY
ARTI PENTING SOCIAL LIFE SKILL DITANAMKAN SEJA K USIA DINI
Isyu-isyu penting dalam teori Kepribadian.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KONSELOR “KLAB”
Keterampilan Dasar Mengajar
KONSEP DIRI.
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Teori-teori Konseling
Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Konseling pada Pasien
Client-Centered Approach (Carl Rogers)
PERTEMUAN 15.
DALAM KEPERAWATAN JIWA
Menghilangkan Rasa Takut pada Anak
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
PENDEKATAN PERSON CENTER
TEORI YANG MENDASARI HBSE
ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb..
Mengingat, Belajar dan Berpikir Psikologi Umum dan Sejarah Rika Riany Yoanna Febrianita Ruslim.
KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN
Materi Motivasi.
STKIP-PGRI Banjarmasin
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
KETERAMPILAN DASAR KONSELING
Ditinjau dari jumlah klien yang dibantu
KONSEP DASAR PR II.
Peran konselor pada abad 21
“Teori dan Pendekatan Gestalt”
KONSELING KELOMPOK.
ORGANISASI DAN MANAJEMEN II
Pengertian gestalt Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam.
Teori Belajar Humanistik
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
DASAR PSIKOLOGI SOSIAL
TERAPI GESTALT Pertemuan 02
KONSEP MODEL KESEHATAN JIWA
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Terapi Gestalt Terapi Gestalt dikembangkan oleh Frederick Perls
Konseling kelompok Persamaan dgn konseling individual:
KONSEP DASAR PR II.
T E K N I DASAR.
BLOK I PROSES BELAJAR & HUMANIORA
BIAS BUDAYA DAN AGAMA DALAM “KLAB”
Person centered.
Oleh : Asmia Maryam Septiana, S.ST
PERTEMUAN 15.
Wawancara Klinis Adhyatman Prabowo.
KOMPETENSI KOMUNIKASI PENYULUH
Keterampilan Dasar Mengajar
Tahapan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
3 Keterampilan Dasar Bertanya
PENDEKATAN NON DIRECTIVE
OLEH : NS.ERMA KASUMAYANTI,M.Kep
OLEH : NS.ERMA KASUMAYANTI,M.Kep
Keterampilan Dasar Mengajar
Pengantar Public Relations III. Proses Komunikasi dalam PR
(Life Skills) Keterampilan Hidup Moh. Tohirin Hasan &
NELLA KURNIA ANGGRAHINI NISA TRI AGUSTINA ROSADI
TELECENTER SEBAGAI FASILITATOR PERUBAHAN KOMUNITAS
DASAR-DASAR KOMUNIKASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
TEORI BELAJAR TEORI PEMBELAJARAN HUMANISTIK
KONSELING KELOMPOK (PENDEKATAN BEHAVIORAL)
KONSEP KOLABORASI DAN NEGOSIASI. Konsep Kolaborasi Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu,
«KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN AKRAB»
Pelatihan Dasar Konsultan
RETNO LUSMIATI ANISAH, S.Kep,Ns. DEFINISI  Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat menggunakan pendekatan terencana dalam mempelajari kliennya.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Tri Yunita FD STr. Keb.
Konseling gizi. Gema didalam/gaung/pantulan bunyi ◦ Gema adalah pikiran yang mungkin kita miliki ketika kita mendengarkan orang lain. ◦ Meskipun kita.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
Transcript presentasi:

TERAPI GESTALT TERAPI GESTALT Pertemuan 02 Matakuliah: L0332 – Psikologi Konseling Tahun: 2009

PERTEMUAN 2 TERAPI GESTALT

INTRODUCTION Terapi Gestalt dikembangkan oleh Fritz Perls Menurut Perls, Terapi Gestalt merupakan pendekatan eksistensial yang tidak hanya peduli pada simptom-simptom, melainkan pada keseluruhan eksistensi dari seorang individu. Gestalt dalam bahasa Jerman memiliki arti: Bentuk (Form, Shape) Gestalten  to form, to shape, to structure, to organize Dalam teori Gestalt, individu dipandang sebagai satu keutuhan, tidak terpisahkan antara badan dan pikiran (body & mind). Dalam pandangan Gestalt, individu tidak membentuk lingkungan dan demikian pula sebaliknya, lingkungan tidak membentuk individu; melainkan  masing-masing merupakan dirinya sendiri sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya, dan sebagai satu kesatuan.

INTRODUCTION Contact Boundary merupakan batasan antara organisme dengan lingkungan, dimana pengalaman psikologis terjadi. Melakukan kontak melibatkan Kepekaan Sensoris dan Perilaku Motorik Berhubungan dan sebaliknya, penarikan diri, dapat dipandang sebagai penerimaan dan penolakan dari lingkungan Setiap organisme memiliki kecenderungan dasar untuk selalu berusaha mencapai keseimbangan (balance) Homeostasis atau organismic self-regulation merupakan sebuah proses dimana organisme memuaskan dirinya melalui pemenuhan balance, ketika menghadapi tuntutan atau kebutuhan yang mengancam titik keseimbangan (equilibrium) (p.114)

INTRODUCTION Kondisi Sehat: terjadi ketika proses homeostatic berlangsung secara wajar/benar; sedangkan Kondisi Sakit terjadi ketika organisme berada dalam kondisi tidak seimbang (disequilibrium) dalam waktu yang terlalu lama, atau tidak mampu memenuhi kebutuhannya.Kondisi Sehat: terjadi ketika proses homeostatic berlangsung secara wajar/benar; sedangkan Kondisi Sakit terjadi ketika organisme berada dalam kondisi tidak seimbang (disequilibrium) dalam waktu yang terlalu lama, atau tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Kematian terjadi ketika proses homeostatic tidak dapat terjadi (breakdown)Kematian terjadi ketika proses homeostatic tidak dapat terjadi (breakdown) Hidup pada dasarnya terdiri dari kondisi yang belum selesai, dalam jumlah yang tak terhingga (incomplete gestalt), dan terjadi secara tumpang tindih.Hidup pada dasarnya terdiri dari kondisi yang belum selesai, dalam jumlah yang tak terhingga (incomplete gestalt), dan terjadi secara tumpang tindih. Sebuah Gestalt merupakan tujuan akhir dari perjalanan/pengalaman sebuah unit.Sebuah Gestalt merupakan tujuan akhir dari perjalanan/pengalaman sebuah unit.

THE THREE ZONES OF AWARENESS The Outer Zone Kesadaran akan dunia, segala sesuatu, fakta dan proses yang ada untuk setiap orangThe Outer Zone Kesadaran akan dunia, segala sesuatu, fakta dan proses yang ada untuk setiap orang The Self Zone Kesadaran yang ada di dalam individuThe Self Zone Kesadaran yang ada di dalam individu The Intermediate Zone Kesadaran yang terletak di dalam diri individu, yang sering disebut sebagai “MIND” (pikiran), dan menghalangi individu dari kontak dengan dirinya ataupun dunia; Intermediate Zone adalah zona aktivitas berfantasi yang menghabiskan “excitement” dan menyisakan sedikit enerji untuk berhubungan dengan kenyataan.The Intermediate Zone Kesadaran yang terletak di dalam diri individu, yang sering disebut sebagai “MIND” (pikiran), dan menghalangi individu dari kontak dengan dirinya ataupun dunia; Intermediate Zone adalah zona aktivitas berfantasi yang menghabiskan “excitement” dan menyisakan sedikit enerji untuk berhubungan dengan kenyataan.

TUJUAN TERAPUTIK Klien datang kepada Terapi Gestalt karena mengalami krisis eksistensi.Klien datang kepada Terapi Gestalt karena mengalami krisis eksistensi. Yontef dan Jacobs (2000) berpendapat, bahwa tujuan dari terapi Gestalt hanyalah KESADARAN (awareness).Yontef dan Jacobs (2000) berpendapat, bahwa tujuan dari terapi Gestalt hanyalah KESADARAN (awareness). Klien membutuhkan awareness, baik dalam content maupun proses- proses atau kebiasaan-kebiasaan yang menutupi awareness.Klien membutuhkan awareness, baik dalam content maupun proses- proses atau kebiasaan-kebiasaan yang menutupi awareness.

PROSES TERAPI 6 Elemen Proses Terapi Gestalt yang dilakukan oleh Perls: My SkillMy Skill KleenexKleenex The host SeatThe host Seat The Empty ChairThe Empty Chair CigarettesCigarettes An AstrayAn Astray  Perls memandang semua interview terapi sebagai experimental.  Terapis perlu mencoba untuk membantu klien menjadi sadar tentang bagaimana dirinya sekarang berfungsi sebagai individu dan organisme.

PROSES TERAPI  Ruangan terapis yang menggunakan pendekatan Gestalt harus dirancang sebagai ruangan yang nyaman, bersahabat dan hindari memiliki meja diantara terapis dengan klien.  Jika memungkinkan, ada ruang yang cukup untuk pergerakan dan percobaan.  Setiap usaha yang dilakukan adalah untuk menjamin privacy (in terms of both soundproofing & safeguarding of records)  Sesi terapi biasanya dilakukan 1 minggu sekali, sehingga memberikan klien cukup waktu untuk mencerna apa yang terjadi pada sesi sebelumnya.  Meskipun sesi yang lebih sering juga dimungkinkan, terapis Gestalt lebih menekankan pada kemandirian klien (self-support) dari pada ketergantungan  Biasanya terapi individual dikombinasikan dengan group therapy, couples therapy, family therapy, workshops dan pelatihan meditasi

PROSES TERAPI  Evaluasi proses teraputik dan output yang dihasilkan, terjadi sebagai bagian dari terapi itu sendiri dan baik terapis maupun klien, ikut berpartisipasi.  Pada awalnya, klien lebih berfokus pada penyelesaian masalah dan pelepasan ketidaknyamanan psikologis yang dimilikinya; Terapis mendorong klien untuk mandiri dalam menyatakan permasalahan- permasalahan dirinya dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh permasalahannya.  Awalnya, klien menyatakan persoalan-persoalannya tetapi kurang memahami bagaimana hal itu bisa terjadi.  Sejalan dengan proses terapi, klien menjadi lebih memahami tentang bagaimana mereka berperilaku dan betapa ketidaksadaran mereka selama ini.

PROSES TERAPI  Selanjutnya, klien dan terapis mungkin lebih berfokus pada topik-topik pribadi yang umum dan pola-pola umum dan kondisi yang berkontribusi terhadap kesadaran yang minim (insufficient awareness)  Idenya adalah meningkatkan kemungkinan klien untuk membawa tingkat kesadaran yang lebih tinggi di dalam kehidupan sehari- harinya, kemudian memeliharanya dan mengembangkannya setelah terapi selesai.  Semua terapis Gestalt memandang hubungan teraputiknya sebagai hubungan “working” dibandingkan “talking”  Ketika seseorang bergerak dari berbicara tentang suatu permasalahan atau tentang kebersamaannya dengan orang lain, menjadi mempelajari apa yang dilakukannya, khususnya memahami bagaimana seseorang itu menjadi sadar, maka orang tersebut adalah “working”.

PROSES TERAPI  Dalam hubungan “working” ini, baik terapis maupun klien, masing- masing memiliki tanggung jawab: * Terapis bertanggung jawab terhadap kualitas kehadirannya dan self- awareness, pengetahuan mereka dan keterampilan yang mereke miliki, tentang klien dan untuk terus memelihara sikap terbuka dari klien * Klien bertangung jawab terhadap komitmennya untuk bekerja menjadi lebih berperan di dalam hidupnya melalui pengembangan self-awarenes yang lebih besar * Terapis juga bertanggung jawab untuk menjaga hubungannya dengan klien sebagai hubungan yang hangat, saling menghargai, apa adanya dan jujur.

Four Stages of Dreamwork p. 128  Sharing the dream  Retelling the dream in the present tense  Talking to the different actors in the dream  Conducting a dialog between different elements in the dream Mimpi adalah pesan eksistensial, bukan hanya situasi yang belum selesai atau simptoms; terutama jika mimpi tersebut berulang