DETEKSI DINI PERSALINAN PADA MASA KALA 1,2 dan 3 OLIVIAPUTRI GUMANTI 130070 II B
PENGERTIAN Deteksi Dini Penyulit Persalinan pada Ibu Hamil – Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu : Kala 1 Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servik sampai pembukaan lengkap yaitu 10 cm. Kala 2 Dimulai ketika pembukaan sudah lengkap sampai bayi lahir. Kala 3 Dimulai setelah lahirnya bayi dan berkhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
DETEKSI DINI PADA KALA I INERSIA UTERI a. TANDA DAN GEJALA His tidak adekuat < 2 kali dalam 10 menit < 20 detik b. MANAJEMEN Nutrisi cukup Mobilisasi / ubah posisi Upayakan kandung kemih/rectum kosong Rangsang putting susu
DENYUT JANTUNG JANIN a. TANDA DAN GEJALA < 120 kali dalam 1 menit > 160 dalam 1 menit b. MANAJEMEN Beri Oksigen Ibu berbaring miring kekikiri Pantau DJJ tiap 15 menit Bila dalam 1 jam tidak normal rujuk DILATASI SERVIK Fase laten > dari 8 jam Dilatasi serviks dikanan garis waspada pada partograf MANAJEMEN Rujuk
CAIRAN KETUBAN a. TANDA DAN GEJALA Bercampur mekonium Air ketuban hijau kental Berbau b. MANAJEMEN Beri oksigen Beri antibiotik Rujuk dengan ibu miring kekiri TEKANAN DARAH a. TANDA DAN GEJALA Bila TD naik hingga > 160/110 mmHg Pusing yang hebat Mata berkunang – kunang Kejang b. MANAJEMEN Infus cairan RL Rujuk
BANDEL RING a. TANDA DAN GEJALA Nyei yang hebat pada perut bagian bawah Kontraksi hipotonik Muncul tanda-tanda pre syok Foetal distress b. MANAJEMEN Infus cairan RL Rujuk SUHU a. TANDA DAN GEJALA Suhu . 38 C b. MANAJEMEN Istirahat baring Minum banyak Kompres untuk menurunkan suhu Bila dalam 4 jam suhu tidak turun, beri antibiotik à rujuk
NADI a. TANDA DAN GEJALA Nadi > 100 x/menit Nadi > 100 x/menit + urine pekat Nadi > 100 x/menit + suhu > 38 b. MANAJEMEN Beri minum banyak / cukup Pantau 2 jam Bila tidak ada perbaikan beri antibiotic, pasang infus RL Rujuk
DETEKSI DINI PADA KALA II TALI PUSAT MENUMBUNG a. TANDA DAN GEJALA Teraba tali pusat saat pemeriksaan dalam b. MANAJEMEN Bila DJJ + rujuk degan posisi terlentang dan kepala janin ditahan oleh 2 jari penolong dari dalam vagina atau Ibu dengan posisi sujud bokong lebih tinggi dari kepala Bila DJJ – beritahu ibu / keluarga tentang kondisinya dan penatalaksananya sesuai persalinan kala I
PERUBAHAN DAN POLA DENYUT JANTUNG JANIN a. TANDA DAN GEJALA Takikardi ( DJJ > 160 dalam 10 menit ) Bradikardi ( DJJ < 100 dalam 10 menit ) b. MANAJEMEN Pantau DJJ tiap 15 menit Beri O2 Ubah posisi ibu dengan miring kekiri Periksa adanya prolap tali pusat Pastikan lama persalinan yang diharapkan Bila tidak ada perbaikan rujuk KELELAHAN MATERNAL Ibu tampak lemah Apatis Dehidrasi Suhu dan nadi meningkat b. MANAJEMEN Pencegahan adalah cara yang terbaik Koreksi ketidak seimbangan cairan/elektrolit Rujuk bila keadaan menurun
DISTOSIA BAHU Adalah kepala janin telah dilahirkan tetapi bahu tersangkut tidak dapat dilahirkan. DISPROPORSI SEFALOPELVIK Adaah ketidak seimbangnya antara ukuran bayi dengan ukuran panggul sehingga terjadi partus macet PARTUS MACET Adalah tidak ada kemajuan pada kala II dalam hal : Penurunan bagian bawah janin Putaran paksi dalam His adekuat
KONSEP DASAR DISTOSIA Distosia Kelainan Tenaga/His Adalah His yang tidak normal dalam kekuatan/sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir, tidak dapat diatasi, sehingga menyebabkan persalinan macet.
DETEKSI DINI PADA KALA III 1. Tidak adanya tanda – tanda pelepasan plasenta 2. Plasenta tidak lepas dalam 15 menit setelah bayi lahir dan pemberian oksitosin 3. Uterus tidak kontraksi 4. Perdarahan yang abnormal Atonia Uteri Uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan Penyebab Partus lama Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil seperti pada kehamilan kembar, hidramnion atau janin besar Multiparitas Anastesi yang dalam Anastesi lumbal
Penatalaksanaan Bersihkan semua gumpalan darah atau membran yang mungkin berada di dalam mulut uterus atau di dalam uterus Segera mlai melakukan kompresi bimanual interna. Jika uterus sudam mulai berkontraksi secara perlahan di tarik tangan penolong. Jika uterus sudah berkontraksi, lanjutkan memantau ibu secara ketat Jika uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, minta anggota keluarga melakukan bimanual interna sementara penolong memeberikan metergin 0,2 mg IM dan mulai memberikan IV (RL dengan 20 UI oksitosin/500 cc dengan tetesan cepat). Jika uterus masih juga belum berkontraksi mulai lagi kompresi bimanual interna setelah anda memberikan injeksi metergin dan sudah mulai IV Jika uterus masih juga belum berkontraksi dalam 5-7 menit, bersiaplah untuk melakukan rujukan dengan IV terpasang pada 500 cc/jam hingga tiba di tempat r ujukan atau sebanyak 1,5 L seluruhnya diinfuskan kemudian teruskan dengan laju infus 125 cc/jam.
Retensio Plasenta Plasenta atau bagian-bagianya dapat tetap berada di dalam uterus setelah bayi lahir. Penyebab Plasenta belum lepas dari didnding uterus Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan (disebabkan karena tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korealis menembus desidua sampai miometrium-sampai dibawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta)
Penatalaksanaan Jika plasenta terliahat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengejan. Jika anda dapat merasakan adanya plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut. Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan, lakukan katerisasi kandung kemih Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 Unit IM, jika belum dilakuak dalam penanganan aktif kala III Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali Jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil, cobalan untukmengeluarkan plasenta secara manual. Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudam menunjukan koagulapati Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, secret vagina yang berbau), berikan antibiotik untuk metritis.
Emboli Air Ketuban Emboli air ketuban menimbulkan syok yang sangat mendadak dan biasanya berakhir dengan kematian. Dengan mendadak penderita menjadi gelisah, sesak nafas, kejang-kejang dan meninggal kemudian. Emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat dengan ketuban yang biasanya sudah pecah. Karena his kuat, air ketuban dengan mekonium, rambut lanuago dan vernik kaseosa masuk kedalam sinus-sinus dalam dinding uterus dan dibawa ke paru-paru. Pada syok karena emboli air ketuban sering ditemukan gangguan dalam pembekuan darah