Pokok Bahasan IV TOLERANSI BERAGAMA XII Mengembangkan Dialog Antar Agama XIII Bersama-sama Membangun Dunia Yang Semakin Manusiawi
Topik XII MENGEMBANGKAN DIALOG ANTAR AGAMA BINUSIAN SMART & GOOD Tujuan : Mampu menunjukkan hubungan antara penghayatan sikap plural dengan kegiatan dialog antar agama, Mampu menerima perlunya sikap saling menghormati dan menghargai antara orang-orang yang berbeda keyakinan agama / iman
Maksud dialog antaragama Bukan mencari siapa benar siapa salah Menghargai agama dan kepercayaan orang lain Dari eksklusif ke inklusif Melakukan pemikiran kembali terhadap konsep-konsep lama tentang agama dan masyarakat untuk menuju era pemikiran baru berdasarkan solidaritas historis dan integrasi sosial Melakukan reformasi pemikiran dari pemikiran teologis eksklusif menuju pemikiran teologis yang inklusif, terbuka dan pluralis , serta bersedia menerima umat beragama lain sebagai teman dialog untuk meperluas wawasan dan pengalaman keagamaan.
Tujuan yang ingin dicapai: Passing over Bukan hanya berhenti pada pada ko-eksistensi, melainkan juga pada pro-eksistensi. Artinya, dialog tidak hanya mengantarkan pada sikap bahwa setiap agama berhak untuk berseksistensi secara bersama-sama, melainkan juga mengakui dan mendukung (bukan berarti menyamakan) eksistensi semua agama Berlaku di antara yang seagama
Membuat pengelompokan (Paul F. Knitter) Pusatkan pembicaraan atau tema tentang “ada banyak jalan menuju ke satu sumber yang ilahi” (Divine Center) sebagai titik berangkat atau kriteria Dibuat pengelompokan menurut eklesiosentris (terpusat pada Gereja), atau kristosentris (terpusat pada Kristus), atau teosentris (terpusat pada Allah) sebagai titik berangkat atau kriteria Mempergunakan kriteria penjabaran tentang pemahaman eksklusivisme, inklusivisme dan pluralisme (Kristus menolak agama-agama lain, Kristus di dalam agama-agama lain, atau Kristus bersama agama-agama lain)
Melakukan dialog bertingkat (Krishnanda Wijaya Mukti): Dialog kehidupan sehari-hari: Belajar saling mencontoh kebaikan satu sama lain Dialog melakukan pekerjaan sosial : Bekerja sama dengan agama-agama lain untuk mengerjakan proyek-proyek kemanusiaan Dialog pengalaman keagamaan: Saling memperkaya penghayatan nilai-nilai kerohanian melalui berbagi pengalaman doa, meditasi, dsb. Dialog pandangan teologis: Dilakukan oleh ahli-ahli agama untuk saling berbagi pemahaman nilai-nilai rohani masing-masing agama
Menghargai perbedaan interpretasi kitab suci (Muhammad Ali): Mengakui perbedaan pemahaman terhadap kitab suci agama lain Menghargai perbedaan pemahaman terhadap kitab suci dalam agama tertentu Berdebat secara cerdas dan bukan berdebat kusir (tidak ada penghujatan, pengkafiran, pelabelan “setan” terhadap mitra dialog atau theological judgment lain yang tidak berdasarkan ilmu pengetahuan) Mengikuti kuliah Character Building: dengan mengenal ajaran dan praktek dasar masing-masing agama.
Prinsip-prinsip yang menyertai pelaksanaan dialog: Frank Witnes, dimana masing-masing tidak menyembunyikan keyakinan, untuk menghilangkan kecurigaan atau ketakutan yang tidak diungkapkan Mutual Respect, yaitu sikap simpati terhadap kesulitan orang lain dan penghargaan terhadap prestasi orang lain Religious Freedom, yaitu hak untuk memeluk agama tanpa paksaan