V. Penalaran Langsung Zainul Maarif, Lc., M.Hum..

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR-DASAR LOGIKA PEMIKIRAN KRITIS
Advertisements

BAHASA DAN KAIDAH BERPIKIR
Oleh: Dedy Djamaluddin Malik (Kuliah ke-3)
Pertemuan IV - MAKNA Logika– Dewiyani.
PERTEMUAN VIII PENALARAN deduktif.
Pertemuan VIII – SILOGISME KATEGORIS
Tentang penalaran (reasoning) dan penyimpulan (INFERENSI)
Merupakan unsur kedua logika.
[SAP 8] SILOGISME KATEGORIS
PENALARAN deduktif – Silogisme kategoris
PERNYATAAN YANG SAMA Permasalahan
[SAP 9] SILOGISME HIPOTETIS
[SAP 6] KEPUTUSAN, PROPOSISI DAN KALIMAT
1.2. Logika Predikat Pada pembahasan pasal sebelumnya kita telah
PERTEMUAN 4&5 PROPOSISI.
Filsafat Logika dalhar Shodiq
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
PROPOSISI Affirmatif partial
Topik 10 RELASI-RELASI SILOGISME
PROPOSISI PENGERTIAN Logika mempelajari cara bernalar benar dan tidak dapat dilaksanakan tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi premisnya.
Topik XIII: PENALARAN TIDAK LANGSUNG BERSIFAT DEDUKTIF (SILOGISME)
Topik X : KUANTITAS DAN KUALITAS PROPOSISI
Topik XII : PENALARAN / PENYIMPULAN
BAB XI KEPUTUSAN Pertemuan 11
BAB XII SILOGISME KATEGORIS Pertemuan 12
DASAR_DASAR LOGIKA / herwanparwiyanto
DASAR_DASAR LOGIKA / herwanparwiyanto
BAHAN 5 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
Pengantar Kuliah Bahasa Indonesia
Pengantar Kuliah Bahasa Indonesia
BAHAN 11 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
PENYEDERHANAAN PROPOSISI
Topik IX : PROPOSISI 1. Pengertian
PERTEMUAN 4 PROPOSISI.
PROPOSISI Hartanto, S.I.P, M.A..
Silogisme Kategoris Dasar-Dasar Logika
BAHAN 10 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
PROPOSISI Setelah proses berpikir dilakukan maka selanjutnya akal membuat kesimpulan-kesimpulan yang membuahkan pernyataan. Pernyataan yang dihubungkan.
KLASIFIKASI DALAM LOGIKA
Berpikir Dengan Pernyataan
II. Logika dan Bahasa Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
PENALARAN LANGSUNG PROPOSISI KATEGOTRIS
Pengertian Klasifikasi
Pengertian Klasifikasi
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
PENYEDERHANAAN PROPOSISI
Silogisme Silogisme Kategorik
BAHAN 11 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
BAB 4 PROPOSISI Yusuf Siswantara.
Materi 9 Deduksi.
MODUL X SILOGISME.
PENALARAN.
DASAR-DASAR LOGIKA Drs. Muhammad YGG Seran, M.Si
6. Proposisi Kategoris Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
PENYIMPULAN Penyimpulan adalah kegiatan manusia, yang dari pengetahuan yang telah dimiliki dan berdasarkan pengetahuan itu bergerak ke pengetahuan.
Proposisi Kategoris Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
KLASIFIKASI DALAM LOGIKA
SILOGISME Disusun Oleh : Ririn Purwatiningsih
BAHAN 5 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
MODUL VIII Proposisi Deskripsi
OPISISI A.Permasalahan: opisisi berkaitan dengan relasi antar proposisi. Apabila kita menghadapi dua proposisi yang menginformasikan hal yang sama, bagaimana.
Penalaran Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta/ evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi.
II. Logika dan Bahasa Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
PENYIMPULAN Kegiatan manusia yang bertitik tolak dari pengetahuan yang telah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru. Pengetahuan yang telah dimiliki = titik.
DASAR_DASAR LOGIKA / herwanparwiyanto
PENYEDERHANAAN PROPOSISI
BAHAN 11 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
BAHAN 10 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
KLASIFIKASI DALAM LOGIKA herwan parwiyanto, m.si
Transcript presentasi:

V. Penalaran Langsung Zainul Maarif, Lc., M.Hum.

Pengantar umum Penalaran Langsung: penalaran yang premisnya hanya terdiri dari sebuah proposisi saja (proposisi kategoris), sedangkan kesimpulannya ditarik langsung dari proposisi itu dengan membandingkan term subjek dan term predikatnya. Metode penalaran langsung: Oposisi, Konversi, Obversi, Kontraposisi.

OPOSISI Oposisi: Relasi antara dua proposisi yang memiliki term S dan Term P yang sama tetapi berbeda dalam kuantitas atau kualitas. Jenis-jenis Oposisi: Kontradiktoris: oposisi menurut aspek kuantitas dan kualitas antara proposisi A dan proposisi O, antara proposisi E dan proposisi I. Kontraris: oposisi menurut aspek kualitas antara proposisi A dan proposisi E. Subkontraris: oposisi menurut aspek kualitas antara proposisi I dan proposisi O Subalterna: oposisi menurut aspek kuantitas antara proposisi A dan proposisi I, antara proposisi E dan proposisi O.

Proposisi-proposisi opositif Jenis-Jenis Oposisi Aspek Oposisi Proposisi-proposisi opositif Nama oposisi Kuantitas dan kualitas A – O E – I kontradiktoris Kualitas A – E Kontraris I – O Subkontraris Kuantitas A – I E – O Subalterna

Contoh-contoh oposisi Kualitas (A) Semua sarjana adalah orang pandai (E) Semua sarjana Bukan orang pandai Kontraris k u a n t i s Sub alterna Kontradiktoris Sub alterna (I) Sebagian sarjana adalah orang pandai (O) Sebagian sarjana Bukan orang pandai Sub kontraris

Hukum-hukum nilai kebenaran proposisi opositif Kontradiktoris: kedua proposisi yang beroposisi tidak dapat sekaligus benar dan juga tidak dapat sekaligus salah. Jika yang satu benar, yang lain salah. Jika yang satu salah, yang lain benar. Kontraris: kedua proposisi yang beroposisi tidak dapat sekaligus benar, tetapi dapat sekaligus salah. Jika yang satu benar, yang lain salah. Jika yang satu salah, yang lain tidak jelas. Subkontraris: kedua proposisi yang beroposisi tidak dapat sekaligus salah, tapi dapat sekaligus benar. Jika yang satu salah, yang lain benar. Jika yang satu benar, yang lain tidak jelas. Sub-alterna: Jika proposisi universal (pu) benar, proposisi partikular (pp) benar. Jika pu salah, pp tidak jelas. Jika pp benar, pu tidak jelas. Jika pp salah, pu salah.

Hukum luas term predikat Luas term subjek menentukan kuantitas proposisi. Luas term predikat menentukan kualitas proposisi. Dalam proposisi afirmatif, luas term predikat selalu partikular. (ex. Semua kucing adalah binatang). Pengecualian 1: proposisi A dengan S dan P universal (ex. Definisi: Manusia adalalah hewan berakal budi) Pengecualian 2: proposisi A dengan S dan P singular (ex. Tommy adalah putera bungsu Soeharto). Dalam proposisi negatif, luas term predikat selalu universal. (ex. Semua kelinci bukan gajah). Pengecualian: proposisi E dengan S dan P singular (ex. Semarang bukan kota terbesar di Indonesia).

Ekuivalensi Ekuivalensi: suatu sifat dari proposisi-proposisi yang mengandung makna sama meskipun memiliki kualitas dan/atau term-term yang berbeda. Model-model penalaran langsung ekuivalen: Konversi Obversi kontraposisi

Konversi (Pembalikan) Konversi: pengungkapan kembali makna yang terkandung dalam sebuah proposisi dengan cara menukar tempat term subjek dengan term predikatnya tanpa mengubah kualitas proposisi tersebut. Jika S – P, maka dapat disimpulkan P – S. Hukum pokoknya: luas term predikiat pada proposisi asal (premis) harus sama besar dengan luas term tersebut pada proposisi baru (kesimpulan). Konversi (sederhana) hanya dapat dilakukan pada: Proposisi E: semua becak bukan mobil. Jadi semua mobil bukan becak. Proposisi I: beberapa mahasiswa adalah penyanyi. Jadi beberapa penyanyi adalah mahasiswa. Proposisi A yang merupakan definisi: semua manusia adalah hewan berakal. Jadi semua hewan berakal adalah manusia.

Obversi Cara mengobversi: (1) mengubah kualitas proposisi, dan (2) menegasikan predikatnya. Rumusnya: “adalah” menjadi “bukan non”. “bukan” menjadi “adalah non” Obversi dapat dilakukan pada semua proposisi A, E, I dan O. Contoh: Premis: Semua harimau adalah binatang buas. Kesimpulan: Jadi, semua harimau bukan non-binatang buas. Premis: Semua harimau bukan kucing Kesimpulan: Jadi, semua harimau adalah non kucing.

Kontraposisi Kontraposisi: obversi dari obversi yang sudah dikonversi. Cara mengkontraposisi: (1) melakukan obversi, (2) melakukan konversi, dan (3) melakukan obversi lagi. Kontraposisi hanya dapat diterapkan pada proposisi A dan proposisi O. Contoh proposisi A: Premis: semua uang adalah alat pembayaran. Obversi: semua uang bukan non-alat pembayaran. Konversi: semua non-alat pembayaran bukan uang. Obversi (kesimpulan): semua non-alat pembayaran adalah non-uang.