Oleh: Rohmansyah, S.Th,I., M.Hum Pertemuan Ke-2
Pembahasan Pengertian Agama Pentingnya Agama dalam Kehidupan Hakekat Manusia Hubungan Manusia dengan Agama
DefinisI Agama Agama secara etimologi adalah berasal dari bahasa Arab, Dâna-Yadînu-Dainan wa Dînan, yang memiliki arti ketaatan, wara’ atau sebuah nama untuk segala sesuatu yang dipersembahkan kepada Allah. Disebut juga Millah, Madzhab, dan Sirah (Perjalanan). Seperti contoh Qaumun Dinun artinya orang-orang yang tunduk kepada Agama.
Agama Secara TERMINOlogi Agama adalah agama Islam yang Allah tidak akan menerima agama selainnya baik dari generasi awal maupun generasi terakhir, karena seluruh para nabi memegang teguh agama Islam. Q.S. Yunus 10: 71 وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قالَ لِقَوْمِهِ يا قَوْمِ إِنْ كانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَقامِي وَتَذْكِيرِي بِآياتِ اللَّهِ فَعَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكاءَكُمْ ثُمَّ لا يَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوا إِلَيَّ وَلا تُنْظِرُونِ (71)“
Agama juga dimaknai Islam, Iman dan Ihsan, maka agama mencakup tiga tingkatan orang, yaitu Muslim, Mukmin, dan Muhsin. Ad-Dien (agama) adalah peraturan ilahi (Allah) yang bisa mengendalikan manusia yang berakal sehat secara suka rela (berupaya untuk mengikutinya) demi kebaikan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Agama adalah Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, ialah apa yang diturunkan Allah dalam al-Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang maqbulah (diterima), berupa perintah dan larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia di akhirat.
Jadi agama adalah apa yang disyariatkan Allah dengan perantaraan Nabi-nabi-Nya, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk kebaikan manusia di dunia di akhirat. Yang di maksud agama yakni Agama Islam: إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” ( Q.S. Ali Imran 3:19) وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ “Barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di Akhirat termasuk orang-orang yang merugi”. (Q.S. Ali Imran 3:85)
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (Q.S. Al-Maidah 5:3)
Pembagian Agama Agama: Agama Samawi Agama Paganis (Watsaniyah)
Agama Samawi atau Kitabi, yaitu agama yang memiliki kitab suci wahyu Ilahi yang turun dari langit membawa petunjuk Allah SWT bagi manusia. Seperti agama Yahudi yang kitabnya (Taurat) diturunkan kepada Nabi Musa, agama nashrani yang kitabnya (Injil) diturunkan kepada Nabi Isa, dan agama Islam yang kitabnya (al-Qur’an) diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan para rasul.
Agama Paganis (Watsaniyah) atau agama positif (wadh’iyyah) yaitu agama yang dihubungkan kepada bumi dan tidak dihubungkan kepada langit, dan dihubungkan kepada manusia dan tidak dihubungkan kepada Allah SWT, seperti agama Budha di Cina dan Jepang, agama Hindu di India, agama Majusi di Persia Kuno, dan agama-agama lainnya di Asia dan Afrika. Agama itu boleh jadi berasal rekayasa manusia.
Pada dasarnya agama samawi adalah satu, berdasarkan prinsip dasar aqidah, meskipun berbeda-beda syariatnya menurut perbedaan kondisi zamannya. Sebagai firman Allah SWT: شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ “Dia telah mensyariatkan bagi kamu agama, apa yang diwasiatkan kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa,dan Isya agar mereka menegakan agama dan jangalah berpecah belah”. (Asy-Syura: 13)
Urgensi Agama dalam Kehidupan Mengatur, dan menghantarkan manusia demi mencapai kebaikan dan kebahagiaan di akhirat. Memberikan petunjuk yang haqiqi dan abadi bagi seluruh umat manusia. Memberikan kemaslahatan dan kedamaian bagi kehidupan manusia.
Kebutuhan Manusia Kepada Agama Kebutuhan akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi terbesar. Kebutuhan fitrah manusia. Kebutuhan manusia terhadap kesehatan dan kekuatan ruhani . Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak. Kebutuhan masyarakat kepada solidaritas dan soliditas.
Hakikat Manusia Hakikat manusia adalah apabila ia melihat keagungan Allah SWT dan makhluk-Nya, maka ia akan merasa bahwasanya ia adalah makhluk yang hina lagi kecil di antara makhluk-makhluk Allah SWT. Maka ketika Allah memberikan kenikmatan, menjadikannya sebagai hamba-Nya, memberi akal, pendengaran dan penglihatan yang dapat memberikan hidayah Allah maka itu bukan merupakan kekuatan dan daya fikir manusia, akan tetapi itu merupakan kenikmatan dari Allah SWT.
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT dari tanah dengan bentuk paling sempurna yang berperan sebagai khalifah di bumi dengan tugas utamanya adalah beribadah hanya kepada Allah SWT yang satu. Sebagaimana firman Allah SWT: “Tidaklah kami menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembah kepada-Ku.” (Ad-Dariyat: 56)
Semua manusia memiliki akal, pendengaran dan penglihatan akan dengan semua perangkat yang ada tidak mampu memberikan petunjuk menuju kepada kehidupan yang hakiki (Akhirat). Firman Allah SWT: مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا [الكهف:17] “Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka ia adalah orang yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan Allah maka ia mendapatkan seorang penolong yang bisa memberikan petunjuk.
Jadi pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang lemah lagi hina yang ciptakan Allah SWT dalam keadaan sempurna dengan segala perangkatnya untuk beribadah dan mensyukuri nikmat-Nya dengan niat mencari ridha dan kasih sayang Allah SWT. يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الْإِنْسانُ ضَعِيفاً (28)
Waktu Penciptaan manusia dan alam عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِي فَقَالَ: «خَلَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ، وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ، وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ، وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ، وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ، وَخَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَعْدَ الْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ، فِي آخِرِ الْخَلْقِ، فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ، فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ (رواه مسلم)
Hubungan manusia dgn agama Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diberi amanah (agama) ini yang mengatur kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan Allah maupun hubungan manusia dengan sesama manusia. Sebagaimana firman Allah SWT: إنا عرضنا الأمانة على السماوات والأرض والجبال فأبين أن يحملنها وأشفقن منها وحملها الإنسان إنه كان ظلوما جهولا (72)
“Sesungguhnya Kami menawarkan amanah itu kepada langit, bumi, dan gunung, namun semuanya enggan untuk mengemban amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh.” Manusia mendapatkan tugas yang sangat berat untuk melaksanakan amanah itu. Manusia sanggup menerima amanah itu sekalipun dia dikatakan dzalim dan bodoh.
Manusia melaksanakan apa yang menjadi perintah dan larangan agamanya dengan penuh tanggungjawab. Sebagian manusia ada yang melaksanakan agamanya dan ada juga ada yang tidak melaksanakan agamanya. Agama memberikan pahala kepada manusia yang melaksanakan agamanya. Agama memberikan sanksi kepada manusia yang tidak melaksanakan agamanya.