VICTOR FRANKL
ANGGOTA KELOMPOK 3 : ASMIDAYATI (09104241010) DINDA INDAH PERMATASARI (09104241014) HENNY PRASETYAWATI (09104241019) CEMPAKA LUTFIANA ISNANINGTYAS (09104241026) DEVIANA MAHARANI (09104241035)
BIOGRAFI Viktor E. Frankl dilahirkan di Wina, Austria pada tanggal 26 Maret 1905. Frankl menikah pada 1942 dengan istri pertamanya, Tilly Grosser . Pada bulan September tahun 1942 Frankl, istrinya , ayah, ibu, dan saudaranya, semua ditangkap dan dibawa ke kamp konsentrasi di Theresienstadt di Bohemia. Ayah meninggal di sana karena kelaparan, ibu dan saudara tewas di Auschwitz tahun 1944. Istri meninggal di Bergen-Belsen tahun 1945. Pada bulan April 1945, Frankl dibebaskan setelah tiga tahun mendekam di kamp konsentrasi, dan ia kembali ke Wina. Pada 1945 ia menulis bukunya yang terknal di seluruh dunia yang berjudul "Ein Psychologe erlebt das Konzentrationslager" (terjemahan harafiahnya: "Seorang Psikolog Mengalami Kamp Konsentrasi"; Terjemahan bahasa Inggrisnya: Man's Search for Meaning atau, “Manusia mencari Makna”). Pada 1946 ia ditunjuk untuk mengelola Poliklinik neurology Wina, dan ia bekerja di situ hingga 1971. Frankl menerbitkan lebih dari 30 buah buku dan menjadi terkenal terutama sebagai pendiri logoterapi.
Hobinya termasuk pendakian gunung, dan di 67 dia memperoleh's pilot lisensi. Frankl memegang Solo Penerbangan Sertifikat dan lencana Gunung Panduan dari Klub Alpine "Donauland". Pada 1930, Frankl menerima gelar doktor dalam bidang kedokteran, dan dipromosikan menjadi asisten. Frankl menikah untuk kedua kalinya pada tahun 1947 dengan Eleonore Schwindt "Elly" , dan memiliki seorang putri, Gabriele. Pada tahun 1948, Frankl menerima gelar Ph.D. dalam filsafat. Pada tahun yang sama, ia diangkat menjadi profesor neurologi dan psikiatri di Universitas Wina. Pada tahun 1950, ia mendirikan dan menjadi presiden Austria Kedokteran Masyarakat untuk Psikoterapi. Frankl terus mengajar di Universitas Wina hingga 1990, saat ia 85. Pada tahun 1992, teman-teman dan anggota keluarga mendirikan Viktor Frankl Institute. Pada tahun 1995, dia menyelesaikan otobiografinya, dan pada tahun 1997, ia menerbitkan karya terakhirnya, Man's Search for Ultimate Meaning. Dia memiliki 32 buku atas namanya, dan mereka telah diterjemahkan ke dalam 27 bahasa.
Tahun 1929 Frankl dikenal sebagai dokter muda pendiri Pusat Bimbingan Remaja di Wina. Dari 1933 hingga 1937 ia memimpin apa yang dinamakan "Selbstmörderpavillon" (pavilyun bunuh diri) di Rumah Sakit Umum di Wina. 1937 hingga 1940 ia melakukan praktik pribadi sebagai neuro-psikiater dan mengamalkan pendekatan logoterapi. 1940 hingga 1942 ia memimpin departemen neurology dari Rumah Sakit Rothschild. Pada tahun 1977 berdiri the Victor Frankl Library and Memorabilia” di the Graduate Theological Union di Barkeley, Amerika Serikat. Tanggal 2 September 1997 Viktor Emile Frankl, pendiri logoterapi telah meninggal dunia di Wina karena gagal jantung, dengan usia 92 tahun. Di saat-saat terakhirnya, Frankl sempat menenangkan Elisabeth Lukas (logoterapis terkenal dari Jerman yang dianggap putri mahkotanya Frankl) dengan kata-kata “tenang saja bila satu saat engkau menghadapi kematian. Lihatlah, ini mudah, engkau tak perlu merasa takut”. Logoterapi mendapat julukan kehormatan sebagai The Third Viennese School of Psychotherapy sebagai aliran mapan setelah Psikoanalisis (Sigmund Freud) dan Psikologi Individual (Alfred Adler).
Logotherapy, dikembangkan dan divalidasi oleh Viktor Frankl telah dikenal sebagai "Aliran Wina Ketiga dari Psikoterapi," setelah itu Sigmund Freud dan Alfred Adler. Dia memberikan sinopsis singkat dari teori dalam bukunya, Man's Search for Meaning. Ini adalah teori Frankl yang digunakan tidak hanya dalam kehidupan profesional, tetapi juga dalam satu pribadinya. Logos adalah kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "berarti". "Logotherapy berfokus pada masa depan Logotherapy. "Menurut, yang berarti dapat ditemukan dalam tiga cara: Dengan menciptakan pekerjaan atau melakukan perbuatan Dengan mengalami sesuatu atau menghadapi seseorang Dengan sikap kita terhadap penderitaan tidak dapat dihindari
Konsep Dasar Psikologi Frankl Hidup memiliki makna dalam semua keadaan Motivasi utama untuk hidup yang akan kita menemukan makna dalam hidup. Kebebasan untuk menemukan makna.
Ajaran dalam Logoterapi mempunyai 3 landasan filsafat The freedom of will: kebebasan tetapi terbatas, bukan kebebasan dari sesuatu tetapi kebebasan mengambil sikap terhadap sesuatu. Kebebasan yang dimaksud di sini adalah kebebasan yang bertanggungjawab. The will to meaning : merupakan motivasi dasar manusia. Yang dimaksudkan dengan keinginan untuk bermakna adalah : tertuju kepada hal-hal yang berada di luar diri manusia tersebut, bukan berpusat pada diri sendiri (self-centered) The meaning of life : dapat ditemukan oleh manusia dalam kehidupannya, termasuk pada saat mengalami penderitaan (rasa bersalah, sakit, kematian). Makna hidup setiap orang sifatnya unik, personal, spesifik, dan temporer. Makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapapun, jadi harus ditemukan oleh diri sendiri.
3 cara yang dikemukakan oleh logotherapy untuk menuntun pada pencarian arti kehidupan Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya. Dengan mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman. Dengan sikap yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.
Logoterapi sebagai Salah Satu Metode Konseling Dalam logoterapi pasien dibantu untuk menemukan nilai-nilai baru dan mengembangkan filosofi konstruktif dalam kehidupannya. Oleh karena itu, seorang logoterapis tidaklah mengobati gejala-gejala yang tampak pada pasien atau klien secara langsung, akan tetapi mengadakan perubahan sikap neurotik pasien terlebih dahulu. Pasien bertanggungjawab pada dirinya sendiri dan logoterapis memberikan dorongan untuk memilih, mencari dan menemukan sendiri makna konkrit dari eksistensi pribadinya. Seorang logoterapis membantu klien untuk menyusun 3 macam nilai yang akan memberi arti pada eksistensi, yaitu : creative values, experiental values, dan attitudinal values.
Dalam proses terapi, klien diperlihatkan bagaimana membuat hidup menjadi penuh arti dengan ‘the experience of love’. Pengalaman ini akan membuatnya mampu menikmati ketulusan, keindahan dan kebaikan dan mampu mengerti akan manusia dengan keunikan-keunikan pribadinya. Dengan demikian, diharapkan klien dapat melihat bahwa penderitaan mungkin sangat berguna untuk membantunya dalam mengubah sikap hidup. Tujuan dari logoterapi adalah membangkitkan “kemauan untuk bermakna” dalam individu tersebut, yang bersifat khusus dan pribadi bagi masing-masing orang.
Logoterapi merupakan suatu pendekatan eksistensial khsusus yang meliputi 2 prosedur re-edukatif yang berbeda, yaitu : Paradoxical Intention memanfaatkan kemampuan mengambil jarak (self-detachment) dan kemampuan mengambil sikap terhadap kondisi diri sendiri dan lingkungan. Paradoxical intention terutama cocok untuk pengobatan jangka pendek pasien fobia (ketakutan irrasional). de-reflection. memanfaatkan kemampuan transendensi diri (self-transcendence) yang dimiliki setiap manusia dewasa. Setiap manusia dewasa memiliki kemampuan untuk membebaskan diri dan tidak lagi memperhatikan kondisi yang tidak nyaman, tetapi mampu mengalihkan dan mencurahkan perhatiannya kepada hal-hal yang positif dan bermanfaat.
Logoterapi Sebagai Metode Pengembangan Diri Logoterapi sebagai salah satu aliran psikologi yang mempunyai teori yang khas tentang manusia yang dapat diaplikasikan dalam bentuk pelatihan-pelatihan dalam rangka pengembangan diri.
Asas-Asas Logoterapi Hidup itu tetap memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Setiap manusia memiliki kebebasan- yang hampir tak terbatas- untuk menemukan sendiri makna hidupnya. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap terhadap penderitaan dan peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang menimpa diri sendiri dan lingkungan sekitar, setelah upaya mengatasinya telah dilakukan secara optimal tetap tak berhasil.
Sumber-Sumber Makna Hidup Creative Values (nilai-nilai kreatif) Nilai-nilai ini tercerminkan dari kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Experiential Values (nilai-nilai penghayatan) Nilai-nilai ini tercermin dari keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, dan keagamaan, serta cinta kasih. Attitudinal Values (nilai-nilai bersikap) Nilai-nilai ini tercermin dari menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakkan lagi.
Selain tiga hal di atas, ada pula sumber- sumber hidup bermakna lain, yaitu : Self Preoccupation (sibuk dengan diri sendiri), makna hidup dapat diperoleh dengan jaminan keuangan sehingga kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi. Individualism, makna hidup diperoleh melalui prestasi, aktivitas, dan waktu luang. Collectivism, makna hidup dapat diperoleh melalui tradisi kebudayaan dan norma-norma sosial. Self Transcendence, makna hidup dapat diperoleh dengan menghayati nilai-nilai ide-ide, aktivitas keagamaan, dan menolong sesama.
Landasan teori kepribadian Logoterapi bercorak eksistensial-humanistik Landasan teori kepribadian Logoterapi bercorak eksistensial-humanistik. Artinya Logoterapi mengakui manusia sebagai makhluk yang memiliki kebebasan berkehendak sadar diri, dan mampu menentukan apa yang terbaik bagi dirinya sesuasijulukan kehormatan bagi manusia sebagai the self detemning being. Selain itu manusia memiliki kualitas-kualitas insani (human gualities), yakni berbagai potensi, kemampuan, bakat, dan sifat yang tidak terdapat pada makhluk-makhluk lain, seperti kesadaran diri, transendensi diri memahami dan mengembangkan diri, kebebasan memilih, kemampuan menilai diri sendiri dan orang lain, spiritualitas dan religiusitas, humor dan tertawa, etika dan rasa estetika, nilai dan makna dan sebagainya.
Eksistensi manusia menurut Logoterapi ditandai oleh : Spiritualitas. Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah-istilah material, meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu Kebebasan. Adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte oleh faktor-faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan. Tanggung jawab. Tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut. Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan kalimat berikut, “Hiduplah seolah-olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak salah untuk pertama kalinya kira-kira demikian anda bertindak sekarang.”
Menurut Frankl hidup tidak memiliki makna dengan sendirinya, manusialah yang harus menciptakan dan menemukan makna hidup itu. Bahkan Frankl mengemukakan bahwa kematian pun memberikan makna pada keberadaan manusia. Jika manusia tidak akan pernah mati, maka manusia bisa menunda tindakan untuk selamanya dan yang menentukan kebermaknaan hidup seseorang bukan lamanya, melainkan bagaimana orang itu hidup. Menurut Frankl, keadaan dimana seorang individu kekurangan arti dalam kehidupan disebut sebagai kondisi noőgenic neurosis. Inilah keadaan yang bercirikan tanpa arti, tanpa maksud, tanpa tujuan dan hampa. Menurut Frankl, individu semacam ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum), suatu kondisi yang menurut keyakinan Frankl adalah lumrah dalam zaman modern.
APLIKASI LOGOTERAPI 1. Aspek Klinis Penerapan logoterapi sebagai salah satu corak psikologi eksistensial telah banyak diterapkan dalam berbagai kehidupan. Dalam bidang klinis logoterapi cukup membantu dalam menyembuhkan pasien-pasien obsessive-compulsive, gangguan kecemasan, alcoholism, insomnia, dan kasus-kasus kehampaan eksistensialis. Dalam rangka menangani manusia dengan ketiga dimensinya (fisik, psikis, spirit) logoterapi setidaknya mengembangkan metode terapi: Medical Ministry untuk gangguan-gangguan perasaan yang terkait gangguan ragawi; Paradoxical Intention dan Dereflection untuk penanganan kasus-kasus berkenaan gangguan-gangguan yang bersifat psikologis; dan Existential Analysis yaitu untuk menangani gangguan yang disebabkan karena tidak terpenuhinya hasrat hidup bermakna atau gangguan neurosis noogenik (Bastaman, 2007;98). 2. Logoterapi Sebagai Metode Pengembangan Diri Saat ini telah banyak pelatihan-pelatihan psikologi dalam rangka meingkatkan kualitas diri dan pengembangan diri. Pelatihan-pelatihan ESQ, AMT, Brain Gym, Brain Fitness, Quantum Teaching dan bentuk pelatihan psikologi lainnya sudah banyak berkembang. Logoterapi sebagai salah satu aliran psikologi yang mempunyai teori yang khas tentang manusia juga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelatihan-pelatihan dalam rangka pengembangan diri. Dalam aplikasinya dalam bentuk pengembangan diri, setidaknya terdapat Logoanalysis dan Panca Cara Temuan Makna.
TERIMA KASIH