Regionalisme ASEAN Kelompok 2.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
US Bilateral Security Alliances in the Asia-Pacific Latar belakang: -Kepentingan AS untuk memelihara stabilitas regional Asia Pasific agar sesuai dengan.
Advertisements

Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012)
ORGANISASAI INTERNASIONAL ILIEN HALINA 1 11/2005 KULIAH KE 10.
Southeast Asia as the “Second Front” in the War Against Terrorism : Evaluating the Threat and Responses 3 rd GROUP.
PERSPEKTIF KEAMANAN EROPA II Bpk. Saleh Umar 6 Oktober 2009.
Memahami Prinsip Kebijakan Luar Negeri India dan Pakistan
TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL
STANDAR UMUM PEMERIKSAAN
KRISIS EKONOMI DI AMERIKA
LIBERALISME.
MBP. Asia Tenggara Kelompok 4.
KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERKAIT LAUT CHINA SELATAN
Asean & Hubungan internasional masa & pasca perang dingin
ABSTRAKSI PENELITIAN Penulis Jani Purnawanty Asal Fakultas Hukum Sumber Dana DIPA-RM Tahun 2009 Bidang Ilmu Hukum PENATAAN PENANGANAN PENYAKIT TROPIS (TROPICAL.
Hak-hak Sipil dan Politik
Constructing Security Communities Kelompok 4. Defining security communities kelompok negara yang telah terintegrasi sedemikian rupa sehingga bisa dikatakan.
Politik Luar Negeri Indonesia
Kelompok 2 Nama anggota : Ajeng Bella P. (02) Amalia Utami (03)
L/O/G/O KONSENSUS DAN KONFLIK.
Sistem Ekonomi.
ASEAN FREE TRADE AREA Area Perdagangan Bebas ASEAN atau AFTA merupakan suatu kerja sama regional di Asia Tenggara untuk menghapuskan trade barriers antarnegara.
PROSPEK DAN TANTANGAN HUKUM INTERNASIONAL DI ASEAN DAN INDONESIA PASCA PIAGAM ASEAN: PERSPEKTIF HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Nandang Sutrisno.
Kerjasama Internasional Bidang Ekonomi Negara Muslim
Strategi Pembangunan Asia
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA
AUDITA NUVRIASARI, SE, MM
Deconstructing the ASEAN Security Community
Ketahanan Nasional Mahendra P. Utama.
Dampak Flu Burung terhadap Kerja Sama Negara-negara ASEAN
PKNI4310 Arti dan Ruang Lingkup Hubungan Internasional
Politik dan Strategi Nasional
OTONOMI DAERAH Definisi otonomi daerah  kemandirian suatu daerah dalam kaitan pembuatan dan pengambilan keputusan mengenai kepentingan daerahnya sendiri.
KOMPLEKSITAS PENGELOLAAN PERBATASAN
Isu Etika dan Sosial dalam Perusahaan Digital
KONFIGURASI SISTEM GLOBAL
PEMERINTAHAN YANG BERSIH
Hubungan Internasional
KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN KONFLIK
NEOREALISME.
BUDAYA DAN ETIKA Perubahan lingkungan semakin turbulen, sistem dan subsitem organisasi menjadi makin terbuka dan tingkat persaingan semakin ketat dan.
KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN KONFLIK
INDONESIA’S RESPONSE TOWARDS EAST ASIAN FINANCIAL REGIONALISM
Liberalisme dalam Hubungan Internasional
POLITIK INTERNASIONAL.
"One Vision, One Identity, One Community”
TINJAUAN RINGKAS MENGENAI TEORI, MASALAH DAN KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
1. Konsep Masyarakat Madani Pengertian Masyarakat Madani
Hartanto, S.IP.,MA Kelas PLNRI-2015
Kerjasama Pertahanan/Militer Indonesia-Vietnam
KONSEPSI DAN PERAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
ASEAN Sebagai Komunitas Imitasi
Pasifik Selatan Henny Murti Indira Arliani Layla Putri Riska Agustina
Assalamualaykum.
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
ASEAN & GOOD NEIGHBOR POLICY
Militer dan Budaya Politik Indonesia
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Ayo Kita Kenali ASEAN Titan sadewo. Apa ASEAN itu? ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia.
ORGANISASI INTERNASIONAL. Organisasi Internasional adalah badan hukum yang didirikan oleh dua atau lebih negara yang merdeka dan berdaulat, memiliki kepentingan.
Peran Politik Luar Negeri dalam Hubungan Internasional Kelompok 6 1.DINDA APRILLA PRATIWI 2.DESI ERIKA 3.EDO SUSANTO 4.QOLBIYAH KHOIRUNNISA 5.SAHVIRAH.
Studi Hubungan Internasional
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Organisasi Internasional Fungsi Organisasi Internasional
Macam - Macam Organisasi dari Segi Tujuan
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Politik dan Strategi Nasional
KERJASAMA INTERNASIONAL
Peran Pusat Kemasyarakatan Desa dalam Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
ASEAN & HUBUNGAN INTERNASIONAL MASA & PASCA PERANG DINGIN.
Desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Transcript presentasi:

Regionalisme ASEAN Kelompok 2

Kendala ASEAN Sulit mendapatkan full respect untuk aspek- aspek penting dari diplomasi dan security culture dari negara-negara Asia Timur  prinsip non-intervensi ASEAN. Solusi: Anwar Ibrahim (PM Malaysia)  constructive intervention  anggota-anggota ASEAN saling meminta jasa satu sama lain untuk mendorong kemajuan nasional satu sama lain untuk menghindari krisis politik yang dialami oleh Kamboja.

Flexible Engagement (FE) Dr. Surin Pitsuwan (Menlu Thailand)  flexible engagement  mengkomentari secara publik dan mendiskusikan politik domestik negara anggota lain secara kolektif apabila hal tersebut berimplikasi terhadap regional atau berdampak kurang baik terhadap disposisi anggota ASEAN lain. Tujuan  sebagai ekspresi kewajiban moral bersama ASEAN untuk menyadari persetujuan akan negara- negara AsTeng yang berpandangan ke luar (outward looking), hidup damai, stabil dan makmur, terikat bersama dalam persekutuan dan perkembangan yang dinamis (Deputy Foreign Minister Thailand, Sukhumbhand Paribatra).

Alasan-alasan untuk Menggunakan FE Respon terhadap interdependensi, namun setiap peristiwa makin berdampak pada negara lain Menghadapi ancaman-ancaman keamanan yang baru: gangguan ekonomi dan masalah- masalah keamanan lintas-batas (migrasi internasional, obat-obatan ilegal, kejahatan transnasional, dan degradasi lingkungan Meningkatkan demokratisasi dan HAM di negara-negara ASEAN.

Alasan-alasan untuk Menolak FE Kebijakan non-intervention tidak sama dengan acuh tak acuh, sehingga kebijakan tersebut sudah tepat dan juga fleksibel. Kedua, flexible agreement itu tidak jelas, tidak transparan, dan jauh dari prinsip yang sudah dipegang oleh ASEANketika ada permasalahan antara dua negara, ASEAN bisa menganggap itu bukan urusan ASEAN. Jika flexible agreement itu disetujui diibaratkan seperti membuka kotak Pandoramenimbulkan perselisihan dan ketidakpercayaan antara satu sama lain Beberapa negara anggota ASEAN sangsi kebijakan tersebut akan mengurangi keamanan rezim  akan muncul intervensi pula dari pihak luar kawasan Asia Tenggara sehingga akan mengikis wewenang negara-negara anggota ASEAN itu sendiri

Pentingnya Nilai-Nilai di ASEAN Sukses atau gagalnya regionalisme di Asia Tenggara bisa dijelaskan tidak hanya dengan keseimbangan great-power, tetapi juga forces yang bersifat ideasional, termasuk norma-norma dan politik pembangunan identitas, bahkan keduanya menjadi determinan pusat Empat bagian argumen

Norma-Norma Pembentukan ASEAN tidak hanya didasarkan pada kondisi yang bersifat struktural, tetapi juga kapasitasnya untuk menyusun norma-norma, termasuk norma non-intervention. Alasan  menjadi satu alasan mengapa tidak ada konflik militer yang pecah antara negara-negara anggota ASEAN sejak berdirinya ASEAN. Tidak heran, negara-negara ASEAN menganggap flexible engagement diibaratkan seperti membuka kotak Pandora, karena potensi munculnya konflik militer akan semakin besar.

Identitas Pembangunan identitas regional yang penting dalam hubungannya dengan negara-negara lain di luar ASEAN. Identitas bisa dibuat dan juga terbentuk secara alami. Contoh identitas ASEAN yang dibentuk  ASEAN berusaha untuk memisahkan diri dari kerangka regional yang dibuat oleh China dan India  ASEAN berusaha untuk menciptakan identitas sendiri tanpa campur tangan dari kerangka identitas regional lain.

Komunitas ASEAN  komunitas diplomatik. Masing-masing anggota wajib patuh pada inti norma diplomasi di antara mereka yakni “the non-use of force in intra-mural relations” atau tidak adanya penggunaan paksaan dalam hubungan antar anggota. ASEAN sebagai suatu komunitas tetap mempertimbangkan penggunaan paksaan sebatas ideational forces dengan tujuan untuk menciptakan susunan atau tatanan dalam lingkup regional.

Kekuasaan (Power) Salah satu peran penting power  dari kritik Leifer terhadap kekurangan atau kelemahan dari ARF (ASEAN Regional Forum)  ARF lemah karena belum sepenuhnya menempatkan syarat mutlak yang dibutuhkan bagi keberhasilan ARF, yakni menempatkan keseimbangan kekuasaan yang stabil (stable balance of power) dalam prioritas utama. Regionalisme merupakan hal yang potensial bagi keadaan perimbangan kekuasaan atau balance of power  selain dengan menggunakan paksaan militer juga dapat dicapai dengan diplomasi maupun ‘institutional-locking’. Regionalisme dapat memperbesar kekuasaan politik dari masing-masing negara sekaligus sebagai suatu instrumen yang terlegitimasi bagi pembentukan regional order. Norma- norma dan insitusi regional akan lebih berperan terutama ketika negara-negara ‘great power’ mengalami penurunan

Kesimpulan Peran penting dan potensial ASEAN terwujud akibat adanya pemeliharaan nilai-nilainya dalam membentuk identitas regionalnya. Kesuksesan ASEAN tidak lahir dari adanya BoP dari masing-masing negara anggota, tapi juga karena terpeliharanya ideational forces (norma, identitas, komunitas, kekuasaan) Kesuksesan ASEAN tidak dapat dilihat melalui pendekatan klasikal (power and BoP) melainkan menggunakan prinsip kerjasamanya berdasarkan pada nilai-nilai yang ada

Referensi Acharya, A., 2005. Do Norms and Identity Matter? Community and Power in Southeast Asia’s Regional Order. The Pacific Review, 18 (1), pp.95-118 Haacke, J., 1999. The Concept of Flexible Engagement and the Practice of Enhanced Interaction: Intramural Challenges to the ‘ASEAN Way’. The Pacific Review, 12 (4), pp.581-611