Global Financial Crisis 2008 Oleh Muhammad Ismail Yusanto Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia Ketua STEI Hamfara Dirut SEM Institute
Krisis finansial global Tidaklah Aneh Pertumbuhan ekonomi dalam sistem kapitalis bersifat “siklik” Tidak pernah benar-benar stabil Tumbuh menuju puncak untuk kemudian jatuh kembali (Abdul Muhsin Thahir Sulaiman, ‘Ilajul Musykilah al Iqtishadiyah bi al-Islam) Dalam 100 tahun terakhir telah terjadi 20 kali krisis (IAEI, 2008) Mengapa?
Terjadi pertumbuhan “tidak nyata” Sektor finansial tumbuh tidak proporsional dibandingkan sektor riil (bubble growth) (Paul Gruggman, 1999) Indonesia : dominasi sektor finansial pasca krisis 1997 Global : sejak 1980 sektor finansial tumbuh luar biasa dengan ragam instrumen investasi
The new king of capitalism (The Economist, 2005) Investor pasar finansial menjadi raja baru Periode 2003 – 2005 pasar ekuitas global TUMBUH 60% Periode 10 tahun terakhir pasar ekuitas global tumbuh 3.000% Liberalisasi Finansial Kerawanan Finansisial Krisis Finansial Krisis nilai tukar Twin crisis Krisis perbankan
KRISIS FINANSIAL GLOBAL BERMULA DARI AS Adanya global inbalance dimana AS mengkonsumsi lebih besar dari kemampuannya. Tercermin dari defisit ganda (defisit anggaran dan transaksi berjalan) Kredit perumahan terhadap nasabah tak layak (subprime) senilai 1,2 triliun dollar menjadi kredit macet setelah suku bunga pada tahun 2004/06 dinaikkan dari 1,0% menjadi 5,25% karena nasabah tidak meningkat penghasilannya. Berkembangnya derivatif keuangan melalui collateralized debt obligations (CDOs) senilai 480 milliar dollar yang dijual kepada investor AS dan asing. Pemegang CDOs terakhirlah yang berguguran karena terimbas kredit macet. Krisis meluas melahirkan kelangkaan likuiditas sehingga dana tidak mengalir ke sektor riil mengakibatkan timbulnya resesi ekonomi karena ekonomi AS adalah yang terbesar di dunia.
Bagaimana Dampaknya Terhadap Indonesia?
DAMPAK BUAT INDONESIA Tidak ada dampak langsung. Indonesia tidak memiliki CDOs. Tapi kelangkaan likuiditas di AS/Eropa menyebabkan dana jangka pendek yang ada di Indonesia, balik kandang. Menyebabkan IHSG turun drastis karena lebih dari 60% pemain di bursa Indonesia adalah pemain asing. Rupiah mengalami depresiasi karena uang hasil penjualan saham tadi dibelikan dollar. Penurunan nilai rupiah berdampak pada kemampuan impor untuk bahan baku industri. Sehingga industri dalam negeri mengalami penurunan Keadaan makin parah karena akibat resesi di AS, ekspor Indonesia ke AS juga ke Eropa dan Asia (yang mengolah bahan tengah untuk diekspor lagi ke AS) turun. Perusahaan mengalami kesulitan. PHK terpaksa dilakukan. Untuk menahan laju depresiasi rupiah, BI menaikkan BI rate, sehingga suku bunga naik. Ini menyebabkan penurunan kegiatan usaha. PHK dan pengangguran membengkak. Kemiskinan meningkat
DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH Penjaminan dana pihak ketiga oleh pemerintah hanya untuk yang di bawah Rp 2 miliar mendorong capital flight. Pembelian dollar meningkat. Dollar terapresiasi Kebijakan buy-back untuk mendongkrak harga saham dan mendongkrak nilai tukar rupiah menguntungkan pemodal luar negeri. Mereka mendapat rupiah lebih banyak ketika menjual saham (karena harga saham naik) dan mendapat dollar lebih banyak ketika membeli dollar (karena dollar murah). Kebijakan penaikan BI rate menyebabkan bank menahan diri dalam memberikan pembiayaan/kredit sehingga sektor riil kesulitan likuiditas. Usaha mengalami penurunan. PHK dan pengangguran membengkak. Kemiskinan meningkat. Sementara sektor keuangan justru kelebihan likuiditas yang numpuk dalam instrumen SBI. Uang tidak berfungsi sosial. Hanya menguntungkan orang berduit saja.
Krisis 1997 dan 2008 adalah konsekwensi munculnya ekonomi buih. Keajaiban Asia (Asian Miracle) ternyata hanya ilusi karena faktanya kinerja pertumbuhannya hampa, seperti BALON (Bubble Economy). Paul Kruggman (1999)
Deteksi Ekonomi Balon Perangkat deteksi membandingkan laju pertumbuhan sektor perdagangan (tradable) dengan non perdagangan (non tradable) Ketika kredit dikucurkan deras (lending boom), sektor non perdagangan akan mengalami perkembangan lebih cepat ketimbang sektor perdagangan. Nilai kapitalisasi di lantai bursa jauh melampui nilai riil-nya. Bubble economy rentan terhadap rumor/isu. Akibat panic selling, harga saham bisa jatuh. Kerugian sangat besar (1bulan terakhir turun hingga 2,3 triliun dollar atau setara Rp 22 ribu triliun) Dampak buruk akan semakin nyata bila mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar
Ekspektasi bursa saham Perkembangan perdagangan saham Indonesia 3,3% (tertinggi di kawasan) Malaysia 1,4% Thailad 2% Korea 2,1% Padahal FAKTANYA: Fundamental perusahaan Indonesia lebih buruk berdasar: Rasio utang Kemampuan membayar utang Ekspektasi pendapatan
Setiap pertumbuhan ekonomi Data Bappenas (2006) 1% Setiap pertumbuhan ekonomi Menyerap tenaga kerja 2001 : 253.000 orang 2003 : 248.000 orang 2006 : 42.000 orang Pertumbuhan semu tidak berefek secara optimal kepada sektor riil dan pembukaan lapangan kerja Apa yang terjadi?
Akar Masalah Krisis Finansial Global Pertama: Riba. Uang tidak lagi sebagai alat tukar saja Uang telah menjadi komoditi yang diperdagangkan (dalam bursa valuta asing) dan ditarik keuntungan (interest) alias bunga atau riba dari setiap transaksi peminjaman atau penyimpanan uang Kedua: Judi dan Spekulasi. Berkembangnya kegiatan ekonomi judi (maysir) dan penuh spekulasi (gharar) seperti dalam “perdagangan” saham dan produk keuangan derivat. Ketiga: Persoalan mata uang. Penggunaan uang kertas dan nilai mata uang suatu negara terikat dengan negara lain, tidak pada dirinya sendiri (nilai nominalnya tidak sama dengan nilai intrinsiknya), sehingga nilainya tidak pernah stabil
Krisis Finansial Global KEGAGALAN KAPITALISME! Kapitalisme tidak pernah bisa menciptakan kestabilan dan keadilan ekonomi. Invisible hand – nya Adam Smith tidak pernah ada. Setiap kebijakan ekonomi, termasuk di bidang keuangan pasti bersifat kontradiktif dan tidak solutif. Pasar bebas tanpa intervensi (free market without intervention) pemerintah hanya ilusi. Atas nama program penyelamatan ekonomi, pemerintah AS menyuntik dana 700 milyar US$, Inggris 691 miliar US$, Jerman 679 miliar US$, Irlandia 549 US$, Perancis 494 US$. Apa bedanya dengan subsidi? Juga penuh ironi. Mengapa subsidi bbm, listrik, dan lainnya untuk rakyat ditentang, sementara “subsidi” untuk perusahaan besar (orang kaya) dibolehkan?
Excess Fund Pola Aliran Dana Konvensional Sektor Usaha (Riil) Sektor riil Sektor finansial/ non riil Excess Fund Bank (Deposito) Saham/Surat Berharga Lain Hard Currency (Dollar) Pola Aliran Dana Konvensional
Excess Fund Pola Aliran Dana Konvensional Bersifat Kontradiktif Sektor Usaha (Riil) Excess Fund Bank (Deposito) Saham/Surat Berharga Lain Bila harga saham turun: Dana lari ke bank Bila bunga rendah, lari ke valuta asing (dollar naik), memukul sektor riil Hard Currency (Dollar) Pola Aliran Dana Konvensional Bersifat Kontradiktif
Excess Fund Pola Aliran Dana Konvensial Bersifat Kontradiktif Sektor Usaha (Riil) Excess Fund Bank (Deposito) Saham/Surat Berharga Lain Bila bunga bank rendah: Harga saham meningkat Harga dollar naik (depresiasi rupiah), memukul sektor riil Hard Currency (Dollar) Pola Aliran Dana Konvensial Bersifat Kontradiktif
Excess Fund Pola Aliran Dana Konvensional Bersifat Kontradiktif Sektor Usaha (Riil) Excess Fund Bank (Deposito) Saham/Surat Berharga Lain Bila bunga bank tinggi: Harga saham menurun Harga dollar turun Tapi kenaikan bunga, memukul sektor riil Hard Currency (Dollar) Pola Aliran Dana Konvensional Bersifat Kontradiktif
Dampak Ikutan Krisis Moneter
Motif Spekulasi
Selalu Kontradiktif Tidak ada satu pun kebijakan di bidang keuangan (moneter) yang tidak menimbulkan masalah Persoalan semakin rumit, karena “perdagangan” saham dan valuta asing telah menjadi “pasar” spekulasi dan judi (Maurice Allais, 1998), yang sama sekali tidak bisa dikontrol. Ketika terjadi gejolak di pasar saham dan valuta asing, alat kendali hanya menaik dan menurunkan bunga yang selalu problematis karena pasti akan berpengaruh pada sektor riil Penurunan sektor riil akan mengakibatkan peningkatan pengangguran dan kemiskinan
PERSPEKTIF IDEOLOGIS Krisis finansial global adalah fasad atau kerusakan akibat kemaksiyatan yang dilakukan oleh manusia di bidang ekonomi Melakukan yang haram (riba, judi, gharar) dan meninggalkan yang wajib (dinar dirham, konsep kepemilikan, peran negara) Krisis ini adalah peringatan untuk kembali kepada jalan yang benar Jalan yang benar adalah jalan Islam
SOLUSI IDEOLOGIS Ganti sistem ekonomi dan keuangan kapitalisme dengan sistem ekonomi dan keuangan Islam Ganti paradigma ekonomi dan keuangan berasas manfaat semu dengan asas halal dan haram berdasarkan syariah yang akan memberikan manfaat hakiki. Sistem ekonomi dan keuangan Islam akan memberikan rahmat (kebaikan) kepada semua orang, muslim maupun non muslim. Kestabilan dan keadilan ekonomi akan tercipta, kesejahteraan untuk semua
SOLUSI STRATEGIS Menata kembali sektor riil dengan pelaku pasar rakyat luas, dengan barang dan jasa yang nyata sehingga memberikan dampak ekonomi (pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja) secara nyata pula, Tinggalkan pasar semu (bersifat bubble) yang elitis (hanya segelintir orang yang menikmati – 60 ribu di lantai bursa), spekulatif (berdasar rumor bukan rasionalitas – ex. Cina), manipulatif (banyak mengandung tricki-tricki jahat – ingat kasus busang) dan destruktif (merusak ekonomi riil seperti yang sekarang ini sedang terjadi) yang berakibat pada proses pemiskinan masyarakat Memfungsikan uang hanya sebagai alat tukar saja dengan menghapus kegiatan judi dan spekulasi dan menghilangkan ekonomi ribawi sebagai sumber labilitas ekonomi Memberlakukan mata uang dinar dan dirham dan menata lembaga keuangan (bank dan non bank) sesuai prinsip-prinsip syariah sebagai satu-satunya pilihan
TENTANG RIBA, JUDI DAN SPEKULASI الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبا لا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), “Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,” padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. [Al Baqarah (2): 275].
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. [Al Baqarah (2): 279].
“Satu dirham riba yang dimakan seseorang, dan dia mengetahui (bahwa itu adalah riba), maka itu lebih berat daripada enam puluh kali zina”. (HR Ahmad dari Abdullah bin Hanzhalah). “Riba itu mempunyai 73 pintu, sedang yang paling ringan seperti seorang laki-laki yang menzinai ibunya, dan sejahat-jahatnya riba adalah mengganggu kehormatan seorang muslim”. (HR Ibn Majah). “Rasulullah saw melaknat orang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Belia bersabda; Mereka semua sama”. (HR Muslim)
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, maysir (berjudi), anshabu (berkorban untuk berhala), azlamu (mengundi nasib dengan panah) adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (al Maidah 90) “Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran khamr dan maysir, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)” (al Maidah 91)
Dengan Dirinya Sendiri Syariah Allah Aqidah Ibadah Sesama Manusia Manusia Mu’amalah Dakwah Uqubat Makanan, minuman Pakaian, Akhlaq Dengan Dirinya Sendiri
Subyek Pelaku Syariah Individu Kelompok Negara Ibadah Makanan, minuman, pakaian, akhlaq Muamalah Dakwah Individu Kelompok Negara Mu’amalah Dakwah Mu’amalah Dakwah Uqubat
Konsep Moneter Islam
.Uang Mata uang asing di Hijaz Dinar emas Romawi Dirham perak Persia Masa Rasulullah Mata uang asing di Hijaz Dinar emas Romawi Dirham perak Persia Digunakan berdasarkan beratnya Menggunakan cap dan ukuran Romawi / Persia Diadopsi sebagai mata uang Islam
.Uang Standar Berat Dinar dan Dirham: Standar Berat Syar’i Perhitungan Masa Rasulullah Standar Berat Dinar dan Dirham: Standar Berat Syar’i Perhitungan Berat (gram) Keterangan 1 dinar emas - 4,25 Standar berat dinar 1 dirham perak 7/10 x 4,25 gr emas 2,975 1 dirham = 7/10 mitsqal
Mengapa Dinar dan Dirham? Tidak diperbolehkannya menimbun emas & perak yang berfungsi sbg alat tukar. Penentuan nisab zakat (khususnya zakat mal) disandarkan kepada emas (dzahab) dan perak (fidloh). Hukum peradilan Islam seperti diyat dan batas pencurian menggunakan standar emas dan perak Aturan tentang pertukaran mata uang selalu dinyatakan dalam emas & perak Nabi Muhammad melegalisir istilah yang berhubungan dengan nilai uang kepada emas & perak, yaitu “uqiyah, dirham, daniq, qirath, mitsqal & dinar
Il-Khanid gold dinar (1285) of Arghun Khan. Timurid silver dirham (1388) of Timur-i-Lenk
Standarisasi Dinar dan Dirham Nilai mata uang ditentukan dgn beratnya. Dinar terbuat dari emas 22 karat Dirham terbuat dari perak, terdiri koin nash (20 dirham), nawal (5 dirham) dan sha’ira (1/60 dirham) Periode awal, nilai tukar Dinar : Dirham = 1 : 10 & stabil untuk waktu yg lama. Periode Khalifah Abdul Malik ditetapkan 4.25 gr per dinar, 3,98 gr per dirham. Periode Ibnu Faqih (289 H), nilai dinar : dirham = 1 : 17 & stabil pada 1 : 15. Ribuan tahun kemudian nilai tukar 1 : 15 berlaku di USA pada tahun 1792 - 1834
Apa Hubungan Uang Kertas Dengan Krisis Moneter?
"Quite Surprising" USA pada th. 1792 – 1834 menerapkan exchange rate 1:15, sementara di Eropa 1: 15.5 s.d. 1:16.6, sehingga mata uang emas keluar dari USA ke Eropa & sebaliknya uang perak mengalir ke USA. Ini disebut oleh Thomas Gresham (1857 M) “Good money drives out bad money or bad quality money would substitute good Quality money”
Th 1263 – 1328 M Sarjana Islam Ibnu Taimiyah (masa khalifah Mamluk) mengalami hal yg sama Tiga jenis mata uang yg beredar, yaitu dinar emas, dirham perak dan fulus tembaga (bronze). Peredaran dinar terbatas, dirham berfluktuasi bahkan kadang menghilang, sedangkan fulus beredar luas. Beliau memformulasikan “Money with bad quality (fulus) will drive out money with good quality (dinar & dirham) Pemerintahan Mamluk mengalami ketidakstabilan moneter, karena terlalu banyak fulus beredar & menambah unsur bronze pada mata uang dirham, karena nilai instrinsik mata uang tidak didukung nilai riilnya
.Keunggulan dinar dan dirham Sistem uang emas akan mengakibatkan kebebasan pertukaran emas, mengimpor dan mengekspornya Kurs pertukaran mata uang antar negara tetap. Adanya sikap hati-hati bagi pemerintah dalam peredaran uang kertas Dengan standar emas, pengiriman barang antar negara menjadi mudah. Tiap negara akan menjaga kekayaan emas, sehingga tidak akan terjadi pelarian emas dari satu negara ke negara lain.
INSYA ALLAH WASSALAM