Jl.Patumura No.20.Kebayoran Baru Jakarta Kesiapan Alat Konstruksi untuk Mendukung Pembangunan Rusunawa Kementerian PU-PERA Dalam Rangka Pelatihan Pengawas Konstruksi Beton Pracetak Banghunan Gedung, Direktorat Pembinaan Konstruksi Kementerian PU-PERA dan IAPPI Jakarta 23 Juni 2015 Gedung Utama lantai 10 Jl.Patumura No.20.Kebayoran Baru Jakarta
Kesiapan Alat Konstruksi untuk Mendukung Pembangunan Rusunawa Kementerian PU-PERA Materi pembahasan: Pengenalan APPAKSI. Perkembangan Industri Alat Berat Indonesia. Perkembangan Industri Rental Alat Berat di Indonesia Masalah2 yang dihadapi. Kebutuhan Alat Konstruksi . Detail Kebutuhan dan alat tersedia per Propinsi Penutup
A P P A K S I Profil APPAKSI ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA INDONESIAN HEAVY CONTRUCTION EQUIPMENT OWNERSHIP ASSOCIATION Profil APPAKSI APPAKSI : Asosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Berat dan Konstruksi Seluruh Indonesia . Deklarasi di Jakarta, 10 Desember 1986 , dibawah naungan Kementerian PU dan LPJK Nasional Anggotanya Para Perusahaan Penyewaan Alat Berat : Jasa Konstruksi yang meliputi Pekerjaan Sipil dan Mekanikal di Sektor Pembangunan Infrastruktur Sektor Pertambangan, Sektor Perkebunan dan Bidang Kehutanan, Perusahaan / Supplier Alat2 Berat Dan Lain2.
A P P A K S I ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA INDONESIAN HEAVY CONTRUCTION EQUIPMENT OWNERSHIP ASSOCIATION VISI : Pemilik Alat Berat yang terkemuka bagi pembangunan infrastruktur, yang mampu bersaing di tingkat Nasional maupun Internasional. Menjadi Asosiasi Pengusaha dan
A P P A K S I ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA INDONESIAN HEAVY CONTRUCTION EQUIPMENT OWNERSHIP ASSOCIATION MISI : Menggalang kebersamaan dalam mengembangkan kompetensi serta memperjuangkan kepentingan anggota . Membina hubungan kemitraan / sinergi dalam ,menciptakan iklim persaingan usaha yang Sehat & Kondusip . Pendayagunaan Alat Berat /Alat Konstruksi Nasional agar tercapai pemanfaatan aset Perusahaan secara effisien dan produktip. Wadah bagi anggota untuk berkomunikasi
Profile Anggota APPAKSI PT.Total Bangun Persada PT.Totalindo PT.Pulau Intan PT.Tata Mulia PT.Murinda PT.Decorient PT.Catur Bangun Mandiri PT.Sarana Bangun PT.Sekawan. PT.Waringin. PT.N.R.C. PT.Utomo Laju. PT.Truba Jurong. PT.Praba. PT.Arga Budi PT.LM. PT.Kaliraya sari PT.MKU. PT.Duta Graha Indah. PT.Dwijayatek PT.Cahaya Indotama PT.Ratu Biru Sakti PT.Potaindo. PT.Berkat. PT.Voni Pratama. PT.Putra Bangunan. PT.Teknindo. PT.Tobamix Kokar WIKA PT.Sarinah. PT.Wijaya Karya PT.Waskita Karya PT.Adhi Karya PT.Nindya Karya PT.Hutama Karya PT.Istaka Karya. PT.Jaya Konstruksi MP PT.Pembangunan Perumahan PT.Brantas Abipraya Dipindah ke di bawah appaksi
A P P A K S I Perkembangan Industri Alat Berat Indonesia ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA INDONESIAN HEAVY CONTRUCTION EQUIPMENT OWNERSHIP ASSOCIATION Perkembangan Industri Alat Berat Indonesia Era Orde Baru 1970-1998 Era Repelita 1& 2 [ 1970-1980 } Pembangunan Infrastruktur Pemerintah. Import Alat2 Berat Amerika, Eropa dan Jepang Lahirnya PAABI Era Repelita 3 & 4 { 1980-1990 } Pembangunan Industri Albes Dalam Negeri ( substitusi import ) Larangan Import CBU utk model2 tertentu. Lahirnya Hinabi dan APPAKSI Era Repelita 5 & 6 { 1990-1998 } Era Keterbukaan ( WTO ) Masuknya merk baru Korea Selatan Ekselerasi Pembangunan Infrastruktur n Ekonomi yg pesat Crisis { IMF} ASIA 1998 dan jatuhnya Orde Baru
A P P A K S I Perkembangan Industri Alat Berat Indonesia ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA INDONESIAN HEAVY CONTRUCTION EQUIPMENT OWNERSHIP ASSOCIATION Perkembangan Industri Alat Berat Indonesia Era Reformasi I dan II 2000-2015 Era Reformasi I { 2000-2010 } Berkembangannya Sektor Pertambangan dan Perkebunan Mulai bangkitnya pembangunan infrastruktur Indonesia Kekurangan Alat Berat Lahirnya Asosiasi Rekondisi Alat Berat Indonesia { Asperindo } Era Reformasi II { 2010-2015 } Meningkatnya Ekonomi Tiongkok dan India memberikan dampak positip terhadap banyak belahan dunia khususnya Indonesia. Permintaan dan kebutuhan alat berat meningkat pesat khususnya utk Pertambangan dan Perkebunan ( 2010 -2011 ) Mulai masuknya alat2 berat dari Tiongkok maupun India Penurunan harga minyak yg diikuti oleh turunnya harga batubara dan larangan eksport mineral telah menimbulkan effek negatip terhadap dunia alat berat.
A P P A K S I Situasi Industri Alat Berat Indonesia ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA INDONESIAN HEAVY CONTRUCTION EQUIPMENT OWNERSHIP ASSOCIATION Situasi Industri Alat Berat Indonesia Saat ini dan masa depan 2015-2019 ( Dikaitkan dengan Program Pembangunan Infrastruktur ) Dengan jatuhnya Sektor Pertambangan dan melemahnya Sektor Perkebunan, maka alat2 berat yang tidak bekerja akan dialihkan ke Sektor Infrastruktur. { Diperkirakan lebih kurang 5 -10 ribu alat seperti : Dozer, Excavator, D Truk, Compator,Wheel Loader dll ). Tidak semua Alat Berat di Sektor Pertambangan maupun Perkebunan dapat dialihkan ke Sektor Infrastruktur karena fungsi dan ukuran alat yang tidak sesuai, biaya pengiriman yang mahal, dsb. Ketersediaan Alat berat untuk Pembangunan Infrastruktur untuk 5 tahun kedepan masih sangat kurang ( Data dari Subbin 40% atau 35 ribu alat )
A P P A K S I ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA INDONESIAN HEAVY CONTRUCTION EQUIPMENT OWNERSHIP ASSOCIATION Kendala2 yang Dihadapi dalam Penyediaan Alat Berat ( Rental ) untuk Pembangunan Infrastruktur Secara Nasional Tidak ada pendaftaran Alat Berat sehingga data populasi Alat Berat tidak Akurat Industri Alat berat ( Hinabi ) hanya fokus pada produksi untuk beberapa jenis Alat Berat al: Dozer, Excavator, W Loader, Compactors maupun Truck ( Gaikindo ) Alat2 Berat lainnya seperti utk Road Cosntruction, Cranes , Compressors dll pada umumnya masih Import. Tidak ada nya Sertikikasi ataupun inspeksi atas alat berat dalam negeri maupun import ( second hand ) sehingga mutu alat tidak dapat dipertanggung jawabkan secara jelas
A P P A K S I ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA INDONESIAN HEAVY CONTRUCTION EQUIPMENT OWNERSHIP ASSOCIATION Kendala2 yang Dihadapi dalam Penyediaan Rental Alat Berat ( APPAKSI ) untuk Pembangunan Infrastruktur Pendanaan ( Financing ) Dalam Negeri yang terbatas akibat jatuhnya sektor Pertambangan dan Perkebunan yg membuat NPL Perbankan dan Multi Finance meningkat . Biaya Bunga yang sangat tinggi ( Dibandingkan dengan negara Tetangga ) Masa Kredit ( Leasing ) yang sangat pendek ( rata2 3 tahun ) mengakibatkan angsuran tinggi dan cash flow perusahaan sangat berat Tidak adanya payung hukum yang jelas untuk melindungi anggota APPAKSI pada saat penyewa tidak memenuhi kewajiban bayar sewanya. Persaingan tidak sehat dengan Alat2 Import Secondhand maupun baru dgn fasilitas MasterList ( G to G Project )
Kebutuhan Alat Konstruksi Untuk Pembangunan Rusunawa.secara Nasional tahun anggaran 2015 dapat diperkirakan sbb: Tower Crane Kap.2.5 ton/60 m = 8 unit. Crawler Crane (lattice boom) Kap.45-55 Ton =190 unit Mobil Crane/All terrain crane Kap 35 Ton = 125.unit total kebutuhan Crane = 315 unit Alat Pancang (C.Crane+leader) = 186 unit. TOTAL kebutuhan alat = 509 Unit Total Unit Keseluruhan 509 Unit
Ketersediaan Alat untuk Rusunawa Dengan melibatkan Anggota penyedia jasa rental dan Sub kont.Pekerjaan Pondasi, serta rantai pasok Alat Berat Konstruksi, APPAKSI dapat mendukung seluruh kebutuhan Alat untuk Rusunawa . Dengan Jumlah Alat sbb: Tower Crane Kap.2.5 ton/60 m = 8 unit.(terpenuhi) Crawler Crane (lattice boom) Kap.45-55 dan Mobil Crane/All terrain crane Kap 35 Ton Tersedia = 840 unit (perlu mobilisasi) Alat Pancang (C.Crane+leader) tersedia = +/- 80 unit. kebutuhan = 186 unit, Kurang = 106 unit. Data thn 2013
Tower Crane Tower Crane Kap.2.5 ton/60 m = 8 unit.(terpenuhi)
Crawler Crane Crawler Crane (lattice boom) Kap.45-55 Ton
Mobil Crane Mobil Crane / Rough Terrain crane Kap 35 Ton
No Propensi TC M.Cr C.Cr P.cang Catatan Mob. Dari Medan 3 ACEH 2 4 Mob. Dari Medan SUMATERA UTARA 5 10 Tersedia 23 unit SUMATERA BARAT Tersedia 7 unit 6 RIAU 1 Tersdedia 92 unit 7 KEPULAUAN RIAU Tersedia 57 unit 8 BANGKA BELITUNG 9 JAMBI Tersedia 6 unit SUMATERA SELATAN 11 LAMPUNG Tersedia 9 unit
Daftar Kebutuhan dan Ketersediaan Alat No Propensi TC M.Cr C.Crn P.cang Catatan 1 DKI JAKARTA 8 16 Tersedia 416 unit 12 BANTEN 9 10 Tersedia 54 unit 13 JAWA BARAT Tersedia 197 unit 14 JAWA TENGAH 7 Tersedia 52 unit 15 6 Terpenuhi DI. YOGYAKARTA 3 4 Tersedia 10 unit 17 JAWA TIMUR 1 24 Tersedia 108 unit 18 JAWA TIMUR 2
Daftar Kebutuhan dan Ketersediaan Alat No Propensi TC M.Crn C.Crn P.cang Catatan 19 BALI Tersedia 4 unit Mob.dr Surabaya 20 NUSA TENGGARA BARAT 3 6 Mob dr Surabaya 21 NUSA TENGGARA TIMUR 2 4 31 MALUKU UTARA 1 32 MALUKU Tersedia 2 unit 33 PAPUA
No Propensi TC M.Crn C.Crn P.cang Catatan Mob dr..? Tersedia 2 unit 22 KALIMANTAN UTARA 1 2 Mob dr..? 23 KALIMANTAN BARAT Tersedia 2 unit 24 KALIMANTAN TIMUR Tersedia 93 unit 25 SULAWESI UTARA Tersedia 13 unt 26 GORONTALO Tersedia 3 unit 27 SULAWESI TENGAH 6 10 Tdk tersedia Mob ? 28 SULAWESI BARAT 4 8 Mob dr.Sulsel 29 SULAWESI SELATAN 12 Tersedia 31 unit 30 SULAWESI TENGGARA Tersedia 8 unit
Kesimpulan. Pemetaan Peralatan merupakan data Aset yang dapat menunjang target Pelaksanaan Insfrastruktur Data ketersediaan yang ada saat ini sementara masih menggunakan data thn 2013,selanjutnya Progran Kementerian PU-PR,LPJK dan APPAKSI saat ini sedang melaksanakan Registrasi Alat yang akan selesai akhir tahun 2015.diharapkan sudah memiliki data yang akurat. Hasil Registrasi Alat yang teregistrasi. Merupakan profile alat siap pakai yang dapat menunjang Pembangunan Infrastruktur Nasional. .
Atas kerjasama dan partisipasinya Terimakasih. Atas kerjasama dan partisipasinya Selamat Bekerja