Pengkatalogan Deskriptif dan standar-Standarnya Nama anggota : Apriliana kartikawati (125030700111029) Dyah septa nuranisa (125030700111039) Erlis budiarti (125030700111003) Hetty dwi fitriani (125030707111027) Manzilatus shokhfatin N. (125030701111003) Sella amalia (125030) Sulistyaningsih (125030700111015)
Pengertian katalog Katalog merupakan alat bantu agar dokumen dapat ditemukan lebih mudah, cepat dan tepat. Dalam artian yang luas, katalog berarti “daftar”, sehingga yang disebut sebagai katalog perpustakaan adalah daftar koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Bentuk fisik katalog dapat berupa buku, kartu berukuran 12,5 x 7,5 cm, bentuk mikro, lembaran atau cantuman di dalam OPAC (Online Public Access Catalog).
Pengatalogan adalah kegiatan menyiapkan pembuatan wakil ringkas dokumen (condensed representations) atau katalog, untuk digunakan sebagai sarana temu kembali, agar dokumen yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan tepat.
Pengkatalogan Deskriptif Pengkatalogan deskriptif adalah kegiatan yang menggambarkan informasi bibliografi yang mewakili suatu terbitan atau dokumen yang terdapat pada halaman judul atau sumber lain. Informasi tersebut adalah data mengenai pengarang, judul buku, penerbit, subjek, dan sebagainya, yang hampir sama dengan data yang ada dalam buku inventaris. Perbedaannya terletak pada penggunaannya. Pembuatan katalog ditujukan untuk pemakai, sedangkan buku inventaris digunakan untuk pengelola.
Tujuan katalogisasi deskriptif disini adalah: 1. Mengenali suatu bahan pustaka yang diproses sehingga dapat memberikan informasi kepada pembaca untuk membedakannya dengan bahan pustaka lainnya. 2. Memberikan karakter pada suatu bahan pustaka yang dapat membantu para pembaca dalam memilih bahan pustaka yang diperlukan. 3. Menempatkan entri pada tajuk yang paling menguntungkan pembaca
Dari tujuan katalogisasi deskriptif tersebut fungsi catalog dapat dirinci sebagai berikut: 1. Mencatat setiap karya-karya seorang pengarang pada tajuk yang sama. 2. Menyusun entri pengarang secara tepat sehingga semua karya oleh seorang pengarang terdapat pada tajuk yang sama. 3. Mencatat entri subjek dari karya-karya yang dimiliki perpustakaan. 4. Mencatat semua judul karya-karya yang dimiliki perpustakaan. 5. Membuat penunjukan dari entri yang tidak dipergunakan kepada entri yang dipergunakan perpustakaan. 6. Memberikan petunjuk dimana buku dimana buku disusun dalam rak. 7. Memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki oleh perpustakaan sehingga pembaca mendapat informasi lengkap tentang karya tersebut.
STANDAR-STANDAR PENGKATALOGAN DESKRIPTIF Berikut ini standar dan sistem yang digunakan di dunia perpustakaan dan informasi dalam melakukan pengatalogan bahan perpustakaan. Rules for Dictionary Catalog. Charles Ammi Cutter. (1876) Paris Principles. (1961) Anglo American Cataloguing Rule (AACR). 1967. AACR2 1978 ed. Rev. 1988, 1998, 2002 up date 2005. International Standard Bibliogragphic Description Monograf. ISBD (M) International Standard Bibliogragphic Description Serial. ISBD (S) Internasional Standard Bibloographic Description Cartographic Materials (ISBD CM) International Standard Bibliogragphic Description Non Books Materials) ISBD (NBM) Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR) Functional Requirement for Authority Data (FRAD) Resources Description and Access (RDA). 2010
Peraturan pendiskripsian dalam AACR2 Standar pendeskripsian dibuat agar penulisan atau pengindentifikasian informasi fisik, baik yang berskala nasional maupun internasional, menjadi seragam. Dalam buku pedoman tersebut pembutan deskripsi bahan pustaka dibagi kedalam 8 daerah atau bidang.
8 daerah atau bidang : buku, pamflet, lembaran-lembaran tersetak bahan-bahan kartografis manuskrip musik rekaman suara gambar bergerak dan rekaman video bahan-bahan grafis file komputer artefak 3 dimensi dan realia bentuk mikro serial (majalah, surat kabar)