BAHAN KULIAH MANAJEMEN STRATEGIK PADA PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PERAN INKUBATOR BISNIS DALAM PEMBENTUKAN WIRAUSAHAWAN YANG TANGGUH DAN SIAP BERKOMPETISI Oleh Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing,DEA BAHAN KULIAH MANAJEMEN STRATEGIK PADA PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA 2009
A. Kelebihan dan Kekurangan UKM Organisasi internal sederhana Mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan/padat karya, berorientasi ekspor dan substitusi impor Aman bagi perbankan dalam memberi kredit Bergerak di bidang usaha yang cepat menghasilkan Mampu memperpendek rantai distribusi Fleksibilitas dalam pengembangan usaha b. Kekurangan Lemah dalam kewirausahaan dan manajerial Keterbatasan keuangan Ketidakmampuan aspek pasar Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi Ketidakmampuan informasi Tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai Tidak terorganisir dalam jaringan dan kerjasama Sering tidak memenuhi standar
B. INKUBATOR BISNIS (IB) 1. Pengertian IB : fasilitas simulasi bisnis (mikro) yang ditentukan oleh komponen wirausaha/tenant, dana, manajer, infrastruktur dan lokasi yang erat kaitannya dengan kebijakan, industri dan pasar IB secara makro : bagian inti dari keberadaan Technopolis atau Science city yang didukung olehTechnopark (PT), industrial estate (kawasan industri) dan research complex (pusat litbang) atau industri besar IB atau pusat inkubasi bisnis (PIB) menyediakan sarana : - Fisik (workshop, peralatan kerja, pilot plant, studio, kebun percobaan, laboratorium, dll) - Bantuan keuangan - Bantuan manajemen dan teknik dengan biaya yang terjangkau bagi peserta UKM selama 2-3 tahun
Tujuan, sifat dan tempat IB : - Inkubator teknologi - Inkubator bisnis - Inkubator within-wall - Inkubator without-wall - Inkubator non profit - Inkubator profit - Inkubator hybrid (semi profit) Inkubator publik (nirlaba) : diprakarsai oleh pemerintah/organisasi nirlaba Inkubator swasta : perusahaan modal ventura atau real estate/ industri besar tertentu yang menerapkan pola sub kontrak Inkubator kampus : perguruan tinggi sebagai pusat penemuan dan inovasi Inkubator publik swasta : kerjasama antara pemerintah atau organi-sasi nirlaba dengan perusahaan swasta
2. Pendirian IB Tahap orientasi : orientasi konsep IB, survei awal dan pendekatan pada bantuan teknis Tahap persiapan : studi kelayakan, perencanaan usaha dan strategi, status hukum dan pembentukan kelembagaan, sumber pendanaan, seleksi dan pelatihan manajer IB Pembinaan dan pengembangan : Penyuluhan dan pelatihan Pengembangan kawasan pasar/industri Temu usaha Bimbingan Kemitraan dalam berbagai pola (inti-plasma, sub kontrak, vendor, waralaba, keagenan, bapak-anak angkat, pembinaan oleh BUMN, kontak bisnis, kerjasama bisnis dan keterkaitan bisnis) Konsultasi dan evaluasi untuk menangani permasalahan mendasar seperti lemahnya SDM, kurangnya akses pemasaran, kurangnya akses permodalan, kurangnya akses teknologi dan lemahnya kelembagaan
3. Unsur penyusun IB Pendiri Pembina Pengelola Narasumber Pendukung PPKT/PPKM PPM Pembinaan dan konsultasi Tujuan inkubator bisnis Pendanaan PPKT : Pedagang Pasar Kecil Tangguh PPKM : Pedagang Pasar Kecil Mandiri PPM : Pedagang Pasar Kecil Menengah
Pedagang Pasar Profesional dan Modern 4. Pola pembentukan calon pedagang pasar untuk menjadi pedagang pasar profesional dan modern Calon Pedagang Pasar Proses Seleksi Wadah Inkubasi Bisnis Pedagang Pasar Profesional dan Modern Teknologi Manajemen Jalur pembinaan berjenjang dan berkesinambungan Modal Informasi Jalur seleksi alami Pembinaan dan pengembangan dengan pola IB : pendekatan individual (pedagang pasar) ataupun kolektif (koperasi); dan pola lainnya : kawasan industri kecil seperti LIK (Lingkungan Industri Kecil)/PIK (Perkampungan Industri Kecil).
5. Pra kondisi pendirian IB a. Komitmen para pendiri (pemerintah, swasta atau campuran) b. Adanya manajer inkubator yang mempunyai jiwa kewirausa-haan tinggi c. Tersedianya fasilitas inkubator yang memungkinkan pengembangan PPK menjadi kuat d. PPK calon tenant yang berkeinginan kuat untuk maju dan memiliki potensi untuk dikembangkan e. Adanya dukungan prasarana (pasar, teknologi, pelayanan kredit, pelatihan, dll) f. Adanya semangat kewirausahaan (berani mengambil resiko) g. Adanya dukungan bagi pengembangan teknologi yang lebih tinggi h. Tersedianya penyuluh proyek i. Pemilihan jenis inkubator yang diarahkan pada usaha unggulan
Keberhasilan sistem inkubasi 6. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan Pembinaan dan pengembangan pedagang pasar beromzet di atas Rp. 50 juta dengan pola IB sebagai upaya menumbuhkan PPKT menjadi PPKM dan PPM Keberhasilan sistem inkubasi Perencanaan (penetapan tujuan, seleksi tenant dan sponsor; keterkaitan dengan pusat riset/pendidikan dan masyarakat profesional/bisnis; fasilitas fisik; dukungan kebijakan dan legalitas) Operasionalisasi (tim manajemen, seleksi kelompok wirausahawan sesuai potensinya, peningkatan nilai tambah perusahaan/industri, mobilisasi dana untuk inkubator dan tenant) Kinerja pemantauan (dampak kinerja inkubator dan perencanaan strategik)
C. PENUTUP Sukses wirausahawan dalam berkompetisi : Omzet dan aset meningkat Menampung tenaga kerja Networking dengan berbagai pelaku bisnis Berorientasi pada Ipteks Berkontribusi bagi PAD Tempat praktek/magang bagi peserta didik Berorientasi pada kepuasan konsumen
SEKIAN & TERIMA KASIH