PENYEMBUHAN LUKA YANG NORMAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INTEGUMEN Membentuk lapisan terluar tubuh.
Advertisements

HISTOLOGI FUNGSIONAL KULIT
KULIT & DERIVAT-DERIVATNYA
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
dr. Nicko Perdana Hardiansyah
The Composition of Blood
Peredaran darah manusia
RADANG = INFLAMASI HERU SWN.
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
Fisiologi Penyembuhan Luka
PERAWATAN LUKA OPERASI
Radang Burhannudin Ichsan.
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA
Virtue.Ivana.Stella.William XIAI
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PEMBULUH DARAH DAN DARAH
Created by : Fitria Anggraeni
Muthiah Munawwarah SSt.Ft, M.Fis
SISTEM CARDIOVASCULARE
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
LEUKOSIT Disusun oleh : Tita Izatul Mubarokah (20/XI MIA 1)
Ekskresi Melalui Kulit
Sistem Pertahanan Tubuh
JARINGAN IKAT Kelompok 1 : Anggraini Dwi I (02)
Kelompok 2 Dwi Pradina Budiarti Ira Prabawati Nurotuljanah.
Sistem Peredaran Darah
Gangguan Sirkulasi dan Cairan Tubuh
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
PENCEGAHAN DAN PENGELOLAAN DEKUBITUS PADA PASIEN PALLIATIF
SISTEM INTEGUMEN Retno Sumara.
KULIT KULIT : Sapi : 6 – 8 % Domba : 12 – 15 % Kambing : 8 – 12 %
KULIT KULIT : Sapi : 6 – 8 % Domba : 12 – 15 % Kambing : 8 – 12 %
Muthiah Munawwarah SSt.Ft, M.Fis
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
NAMA : OSHI ANDILA NIM : TINGKAT : 1 B
INTEGUMEN / CUTIS / CUTAN
Penatalaksanaan Luka Akut
Pengkajian Luka.
DARAH DAN PEMBULUH DARAH
SISTEM INDERA PERABA.
OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul
LEUKOSIT (Sel Darah Putih) Disusun Oleh : ANNISA RIZQI DAMYANTI
R Corneawaty Chanira I B
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
SISTEM EKSKRESI SK:Menjelaskan strukturdan fungsiorgan dan hewan tertentu,kelainan dan/atau penyakityang mungkin terjadi sertaimplikasinya pada salingtemas.
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
SISTEM EKSKRESI KULIT.
Luka dan Perawatan luka
Embriologi : Kulit Gina Puspa Endah
Miliaria.
Nama Kelompok : Athena Joanne Tarigan ( XI A7 / 05 )
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
ANATOMI & FAAL DASAR.
Sistem Integumen.
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN HEWAN DAN MANUSIA
FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
PERNAFASAN / RESPIRASI
LUKA (VULNUS). JENIS-JENIS LUKA DAN KATEGORI LUKA 1. Kontusi. 2. Luka Serut.
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
KULIT / INTEGUMEN.
KONSEP LUKA Esti Widiani.
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
BAB 4 SISTEM PEREDARAN DARAH By : Anna Laura Silaban, S.Si.
Ns. Sony Wahyu Tri C, M.Kep (CWCS). A Wound is An injury to the integument or underlying structures that may or may not result in a loss of skin integrity.
Transcript presentasi:

PENYEMBUHAN LUKA YANG NORMAL NORMAL WOUND HEALING PENYEMBUHAN LUKA YANG NORMAL

Kulit

Epidermis Epitel Tanduk Lapisan tanduk (stratum corneum) Lapisan korneosit (stratum lucidum) Lapisan granular (stratum granulosum) Lapisan spinosum (stratum spinosum) Lapisan basal (stratum basale)**** Serabut jaringan ikat Melanosit Percabangan kapiler arteri dan vena Pembuluh limfe Badan Meissner Ujung saraf bebas Saluran kelenjar keringat Pembaharuan epidermis terjadi dalam 27 hari

 Protection against cold, heat, radiation  Protection against microbes  Protection against pressure and friction  Absorption of active agents  Regulation of circulation and temperature  Protection against chemicals 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10  Sense of pressure, touch, pain and temperature  Protection against loss of temperature and water

Darah Fungsi Suplai oksigen, nutrien Transportasi bahan metabolik penting Sistem pertahan tubuh Sistem koagulasi dan penyembuhan luka Komposisi Serum Eritrosit Lekosit Granulosit Trombosit

Darah Darah 45 % komponen solid 55 % komponen plasma Eritrosit  respirasi Lekosit  pertahanan tubuh 55 % komponen plasma Trombosit + fibrinogen  koagulasi Serum: gula, asam aminno, lemak, hormon dll

Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap proses cedera akut maupun kronis

Penyembuhan luka Pemahaman penyembuhan luka normal memungkinkan kita mengenali penyembuhan yang abnormal (Dealey 1994) Mengenali fase fase penyembuhan luka normal akan membantu rencana dan evaluasi managemen luka

Segera terjadi proses vasokonstriksi pembuluh darah yang dipicu oleh pelepasan katekolamin, tromboksan dan prostaglandin F2a (PGF2a) Substansi diatas menyebabkan kemotaksis dan proliferasi sel sel radang, dan memulai proses peradangan menuju penyembuhan luka

Proses tiap fase overlap

Fase Penyembuhan Luka Fase Inflamasi Fase Proliferasi Fase Remodeling Fase Epitelialisasi

Fase Inflamasi Pada luka akut segera setelah luka Terjadi penghentian perdarahan dengan membentuk bekuan darah Formasi bekuan trombosit menyebabkan berhentinya perdarahan akibat aktivasi faktor pembekuan oleh kolagen dan terpaparnya protein membrana basalis pembuluh darah oleh cedera Fibrin, diproduksi oleh kaskade pembekuan, mengikat bekuan trombosit dan membentuk matriks untuk respon berikutnya

Fase Inflamasi Sekali bekuan terbentuk maka perdarahan aktif berhenti Terjadi pelebaran pembuluh darah sekitar luka, aliran darah meningkat, memasok sel dan substansi yang diperlukan untuk reparasi luka Hal diatas dipicu oleh histamin, prostaglandin E2 (PGE2), and prostaglandin I2 (prostacyclin; PGI2) Vasodilatory substances dilepaskan oleh karena cedera sel endotel, sel mast dan menambah jumlah sel dan substansi pada jaringan luka

Fase Proliferasi Dimulai dengan terbentuknya matrik fibrin dan fibronectin Pertumbuhan dan perkembangan sel fibroblast paling dominan Faktor pertumbuhan (Growth factors) secara simultan diproduksi oleh makrofag menyebabkan terbentuknya pembuluh darah baru dan perkembangbiakan sel endotel, sehingga terbentuk kapiler baru Kolagen merupakan substansi dominan dalam matriks dan scar akhir

Fase Remodeling Perpindahan fase dari proliferasi ke remodeling ditandai dengan keseimbangan kolagen 2 – 3 minggu setelah luka, akumulasi kolagen mencapai titik maksimal Selama fase awal penyembuhan kolagen tipe III relatif dominan. Dengan remodeling perlahan lahan bergeser hingga tipe I menjadi dominan dengan perbandingan 4:1 (type I to type III)

Pada proses yang normal, kepadatan pembuluh kapiler dan jumlah sel perlahan akan berkurang Luka berubah warna dari kemerahan/keunguan menjadi lebih pucat Kolagen baru terbentuk dan selalu seimbang dengan kolagen yang dipecah Parut luka tidak pernah setara dengan kulit normal, tetapi secara gradual akan bertambah kuat dalam waktu 6 bulan, sampai sekira 70 % dari kulit normal

Epithelialisasi Lapisan epitel mulai muncul setelah beberapa jam luka, dimulai dari sel basal sisi luka dan menyebrang luka. Sempurna tertutup sekira 18-24 jam selelah luka Sel sel basal tersebut secara pasti akan berkembang dan menutupi luka sehingga sesuai dengan lapisan epitel kulit Bacteria, exudate dari kebocoran kapiler dan jaringan mati akan menghambat proses diatas Keterlambatan epitelialisasi akan menyebabkan proses radang yang lama dengan hasil akhir terjadi skar hipertrofi

Luka bakar derajar II dangkal dan abrasi kulit butuh waktu lebih 2 minggu, sehingga sering muncul skar hipertrofi Pada keadaan dimana seluruh lapisan kulit hilang maka proses epitelialisasi mengandalkan dari sisi luka, sehingga butuh waktu sangat lama Kecepatan tumbuh maksimal 1 – 2 mm/hari. Contoh, ulkus di kaki sekira 1 cm per bulan, bila 2 cm butuh waktu 2 bulan

Penyembuhan luka primer, tidak ada kehilangan jaringan, contoh luka bedah sembuh sempurna 10 – 14 hari Penyembuhan luka sekunder, terdapat kehilangan jaringan, dibiarkan sembuh sendiri, contoh eskoriasi

Luka parut muncul bila kedalaman luka melebihi lapisan dermis superfisial. Luka parut yang mengerut, merupakan tanda unik dimana serat kolagen di lapisan dermis teregang pada titik luka tetapi epidermis sendiri tidak putus. Dalam lingkup yang normal, 24 sampai 48 jam, epitelialisasi sudah lengkap, dan tidak ada alasan untuk tidak boleh kena air. Pasen yang mandi 1 sampai 2 hari pasca bedah, mempunyai keuntungan yang bermakna dimana debris dan kuman akan terbuang, sehingga luka tetap bersih.

FaktorKlinis yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka 1. Infeksi 2. Nutrisi 3. Oksigenisasi dan Perfusi Jaringan 4. Diabetes Melitus dan Obesitas 5. Kortikosteroid 6. Radioterapi 7. Kemoterapi

Eksudat Paracelcus (1493 - 1541), eksudat merupakan “balsam” alami, yaitu zat penyembuh Thomas dkk (1997), merupakan istilah generik yang dipakai untuk mengidentitikasi cairan yang dihasilkan dari luka Cairan yang dihasilkan pembuluh darah/serum akibat vasodilatasi yang dipengaruhi oleh histamin dan bradikinin Awalnya bening dan encer (serosa) dan merupakan bagian dari proses penyembuhan luka normal.

Berubah secara kualitas dan kuantitas, bila luka menjadi kronis dengan proses yang abnormal atau mengalami infeksi Pada luka kronis eksudat mengandung enzim proteolitik dan komponen lain yang tidak ada pada luka akut Eksudat ini mempunyai kemapuan untuk memecah/merusak faktor pertumbuhan dan tepi luka serta menjadi pendorong untuk proses peradangan

Eksudat akut: mendukung proliferasi sel, tidak merusak kulit di tepi luka, fibronektin utuh, kadar elastase neutrofil, serine, dan mmp normal, waktu hidup fibroblas normal Eksudat kronis: cairan tidak mendukung proliferasi sel, merusak kulit di tepi luka, fibronektin dihancurkan, kadar elastase neutrofil, serine, dan mmp tinggi, waktu hidup fibroblas berubah lebih pendek

Luka kronis Ditandai dengan siklus aktivitas sel yang tidak mendukung penyembuhan Aktivitas pemecahan protein melampaui periode bermanfaat sehingga berperan dalam kronisitas luka Kadar matrix metalloproteinase dan protease sering melampaui luka akut

Luka kronis Kadar laktat akan menurun seiring penyembuhan Kadar albumin, protein total dan glukosa semakin naik menuju penyembuhan Beberapa bakteri bertahan dalam luka kronis yang lembab sehingga menghambat penyembuhan

Jenis luka Luka akut; bedah, luka bakar dll Kronis; gangguan vena, arteri gangren diabetikum, ulkus dekubitus/tekan

Management Luka

Menutup luka dengan fungsi yang baik dan skar yang terbentuk estetis 2 HAL UTAMA DALAM MANAJEMEN LUKA: 1. PERAWATAN LUKA AKUT DAN KRONIS 2. MANAJEMEN PARUT LUKA Tujuan manajemen luka Menutup luka dengan fungsi yang baik dan skar yang terbentuk estetis Penutupan harus mengikuti waktu Primer : saat datang segera ditutup Sekunder : dibiarkan sembuh sendirinya Tersier : setelah periode sekunder terlewati

Wound bed preparation ( persiapan dasar luka ) Luka kronis Sasaran perawatan luka tersier atau masa sekunder dipersingkat Penilaian luka : Dasar luka Tepi luka Kulit sekitar luka Eksudat luka

Dasar luka : Nyeri Warna Bau Ukuran Kedalaman Viskositas dan jumlah eksudat

Tepi luka Nyeri Maserasi Warna Edema

Kulit sekitar luka Maserasi Eksim Kulit kering Gatal Edema

Eksudat luka Jumlah Konsistensi Warna Bau

Alasan persiapan dasar luka Sebagai sarana untuk memberikan pendekatan terstruktur dan sistematik dalam manajemen penyembuhan luka yang terganggu Menekankan pada pengangkatan hambatan yang mengganggu penyembuhan luka dengan optimalissi penyembuhan luka

Luka kronis selalu terkontaminasi Tahapan infeksi Kontaminasi Kolonisasi Infeksi Koloni kuman > 10 .000. 000 per gram jaringan

Dressing yang baik dan adekuat Mampu menjaga kelembaban Menyerap eksudat Efektif mengatasi kontaminasi - kolonisasi - infeksi