Sejarah Pemikiran Ekonomi oleh Siti Hodijah,SE,M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
ALIRAN SEJARAH (Historis) KULIAH KESEMBILAN
Di Jerman berkembang suatu aliran pemikiran ekonomi yang disebut aliran sejarah (historism) Pola pemikiran aliran sejarah didasarkan pada perspektif sejarah Nama aliran sejarah diinspirasikan oleh keberhasilan metode Sejarah dalam bidang-bidang hukum dan bahasa. Ada yang menamakan aliran sejarah sebagai aliran “etis” Untuk menunjukkan ketidaksenangan mereka pada paham Hedonisme klasik.
A.SERANGAN TERHADAP METODE KLASIK Menurut doktrin aliran sejarah, motif orang dalam bertindak tidak hanya didasarkan pada motif laba dan kepentingan pribadi, tetapi juga dipengaruhi oleh motif-motif lain yang beraneka ragam. Pemikir-pemikir ahli sejarah menghendaki agar kegiatan masyarakat dilandaskan pada suatu sistem yang menyeluruh, yang mencakup semua organisme dalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu keseluruhan. Penganut aliran sejarah yg tidak percaya pd mekanisme pasar bebas klasik. Pada umumnya sepakat untuk meminta campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Intervensi pemerintah diharapkan mampu membawa proses ekonomi pada tujuan-tujuan sosial dan ekonomi yang diinginkan bersama. Tanpa campur tangan pemerintah dalam perekonomian tidak akan ada jaminan keadilan sosial. Aliran sejarah menawarkan metode induktif-historis. Dengan metode induktif historis Mereka mengumpulkan kenyataan-kenyataan ekonomi dari sejarah. Dari data yang dikumpulkan ini kemudian diambil kesimpulan umum. Bagi pemikir sejarah, hukum ekonomi tidak berlaku universal, tetapi bisa berubah sewaktu-waktu sesuai keadaan dan masalah yang dihadapi.
B. TOKOH-TOKOH ALIRAN SEJARAH Friedrich List (1789-1846) di Jerman Dua sektor utama yang sangat menentukan perekonomian nasional adalah sektor pertanian dan industri. Sektor pertanian diperlukan untuk penyediaan bahan pangan masyarakat. Industrialisasi adalah langkah awal untuk membawa perekonomian ke arah yang lebih maju. Industrialisasi tidak hanya bertujuan untuk memajukan sektor industri, tetapi lebih jauh juga mampu membawa perbaikan pada sektor pertanian serta perkembangan dan kemajuan bidang-bidang lainnya, termasuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi masyarakat luas. List lebih banyak mencurahkan pehatian pada masalah kebijaksanaan ekonomi. intervensi pemerintah tidak terbatas hanya dalam bidang sosial, politik, dan hukum.
2. Bruno Hildebrand (1812-1878) Hildebrand juga sering menekankan pentingnya evolusi dalam perekonomian masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut dapat dibedakan atas tingkatan-tingkatan sebagai berikut : a. Tukar menukar menukar secara in-natura/barter b. Tukar menukar dengan perantaraan uang. c. Tukar menukar dengan kredit. Kelemahan dari karya Hildebrand adalah bahwa berba gai penelitian yang dilakukannya hanya beupa monografi sejarah yang bersifat deskriptif tentang masalah masalah ekonomi. Namun karya-karya tersebut tidak di susunnya ke dalam suatu kerangka acuan yang padu. Karya-karya penelitian sejarah Hildebrand tersebut dinilai tidak berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi.
3 3. Gustav von Schmoler (1839-1917) Ia dianggap sebagai pemikir aliran sejarah yang paling gigih menyarankan agar metode deduktif klasik ditukar dengan metode induktif-empiris. Schmoler menghendaki agar kebijaksanaan juga menyangkut politik sosial. Lebih jauh dari itu, juga kebijaksanaan untuk meningkatkan kesejahteraan kaum buruh. Misalnya untuk meningkatkan posisi tawar menawar (bargaining position) kaum buruh, Schmoler menganjurkan didirikan dan dibinanya organisasi-organisasi serikat pekerja. Salah satu keberhasilan nya adalah menghimpun masukan bagi pemerintah diberlakukannya undang-undang untuk melindungi kaum buruh dari penindasan kaum pengusaha. Jaminan sosial yang diberikan kepada kaum buruh sesuai undang-undang.
4. Werner Sombart (1863-1941) Pertumbuhan masyarakat kapitalis sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan masyarakat. Dalam karyanya Der Moderne Kapitalismus (1902) Werner Sombart mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis dapat dibedakan atas beberapa tingkatan : Tingkat pra-kapitalisme Tingkat Kapitalisme menengah Tingkat kapitalisme tinggi Tingkat kapitalisme akhir. er
5. Max Weber (1864-1920) Max Weber adalah ahli Sosiologi dalam arti luas, dimana ilmu ekonomi dan sejarah ekonomi oleh Weber juga dimasukkan sebagai bagian dari ilmu sosiologi.