ANALISIS PENGAWET BUATAN PADA MINUMAN Oleh: SITI RAHMADANI (4111610005) KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIMED 2014
LATAR BELAKANG PENGAWET BUATAN Berkembangnya Industri Minuman Ringan Jenis Pengawet Buatan yang diizinkan dan Tidak Diizinkan Dampak Pengawet Buatan Pada Minuman Menganalisis Pengawet Buatan Pada Minuman Ringan
TUJUAN PENELITIAN Mengetahui jenis-jenis pengawet buatan pada minuman Menganalisis kandungan pengawet buatan pada minuman Dampak penggunaan pengawet buatan pada minuman
MANFAAT PENELITIAN Memberikan informasi tentang bahan pengawet buatan untuk minuman, dan cara menganalisis kadar pengawet buatan yang terdapat pada minuman
Bahan pengawet minuman TINJAUAN TEORI Bahan pengawet minuman Pengawet (Preservative) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme
TUJUAN PENGGUNAAN PENGAWET PADA MINUMAN Secara umum penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai berikut: 1. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun yang tidak patogen. 2. Memperpanjang umur simpan minuman 3. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan 4. Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah 5. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan 6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan
Persyaratan penggunaan pengawet buatan berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 36 Tahun 2013, yaitu: Penggunaan BTP Pengawet dibuktikan dengan sertifikat analisis kuantitatif. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk penggunaan BTP pada Kategori Pangan dengan Batas Maksimum CPPB dibuktikan dengan sertifikat analisis kualitatif. Jenis BTP Pengawet yang tidak dapat dianalisis, Batas Maksimum dihitung berdasarkan penambahan BTP Pengawet yang digunakan dalam pangan.
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No . 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Bahan Tambahan Pengawet, jenis pengawet pada minuman yang diizinkan adalah:
Analisis Natrium Benzoat sebagai Pengawet Buatan pada Minuman Natrium Benzoat Natrium benzoat dikenal sebagai pengawet sintesis, ia juga merupakan bakteriostatik dan fungistatik di bawah kondisi asam. Natrium benzoat digunakan paling lazim berupa asam dalam minuman bersoda (asam karbonat), Rumus kimia natrium benzoat yaitu C6H5COONa, dan struktur bangunnya sebagai berikut :
Acceptable Daily Intake ( ADI ) Acceptable Daily Intake ( ADI ) adalah suatu batasan berapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan atau minuman yang dapat diterima dan dicerna setiap hari seumur hidup tanpa mengalami resiko kesehatan. ADI dihitung berdasarkan berat badan konsumen. ADI dinyatakan dalam satuan mg bahan tambahan makanan per kg berat badan. ADI untuk natrium benzoat adalah 0-5mg/kg berat badan
Dampak Penggunaan Pengawet Buatan yang Berlebih terhadap Kesehatan Pengkonsumsian natrium benzoat secara berlebihan dapat menyebabkan keram perut, rasa kebas dimulut bagi orang yang lelah. Pengawet ini memperburuk keadaan juga bersifat akumulatif yang dapat menimbulkan penyakit kanker dalam jangka waktu panjang dan ada juga laporan yang menunjukkan bahwa pengawet ini dapat merusak sistem syaraf.
METODE PENELITIAN ALAT: Beker gelas Labu ukur Batang pengaduk BAHAN: Sampel minuman sebanyak 30 g Larutan NaCl jenuh secukupnya Larutan NaOH 10% Larutan HCl 3M Lautan dietil eter secukupnya Aquades 30 mL Larutan NH4OH pekat Larutan FeCl3 5% Asam benzoat sebanyak 25 mg Na2SO4 secukupya Kertas lakmus ALAT: Beker gelas Labu ukur Batang pengaduk Kertas saring Corong pisah Penangas air Botol semprot Instrumen spektofotometer UV-VIS Erlenmeyer
Prosedur Penelitian Uji Kualitatif 20 g sampel minuman dimasukkan kedalam beker gelas Ditambahkan larutan NaCl jenuh sampai volume 100 mL Tambahkan NaOH 10% sampai alkalis (diaduk selama 5 menit) Larutan diaduk selama 5 menit, kemudian dibiarkan semalam dan disaring Filtrat, ditambah 10 tetes HCL 3M (sampai larutan asam) Diekstraksi dengan dietil eter sebanyak 3x masing-masing 25 mL Ekstrak eter dicuci dengan aquades sebanyak 3x masing-masing 10 mL Ekstrak eter diuapkan dengan penganas air selama 5 menit pada suhu 80-850C Larutan didinginkan dan ditambah beberapa tetes NH4OH pekat sampai alkalis Kelebihan amoniak dihilangkan diatas penangas air Lalu ditambah beberapa tetes larutan FeCl3 5 %. TERBENTUK ENDAPAN COKLAT KEMERAHAN (adanya asam benzoat)
Uji Kuantitatif Kurva Standar Larutkan 25 mg asam benzoat dengan 250 mL dietil eter (Larutan Induk) ambil : 10; 20; 30; 40 mL dari larutan induk ke dalam labu takar 50 mL (diencerkan dengan dietil eter sampai tanda batas) Konsentrasi larutan standar yang diperoleh berturut-turut ialah : 20; 40; 60; 80 mg/L. Deteksi absorbansi larutan standar pada rentang panjang gelombang 265-280 nm dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis DIBUAT KURVA STANDAR (HUBUNGAN ABSORBANSI DENGAN KONSENTRASI)
Larutkan 10 g sampel dalam erlenmeyer dengan 100 mL NaCl jenuh Penentuan kadar asam benzoat pada minuman Larutkan 10 g sampel dalam erlenmeyer dengan 100 mL NaCl jenuh Tambahkan beberapa tetes HCl (sampai asam/ uji dengan lakmus) Larutan diekstrak dengan dietil eter sebanyak 3x (masing-masing; 25;20;15 mL) Ekstraksi lagi dengan NH4OH sebanyak 4x (masing-masing : 25, 20, 15, 10 mL) Hasil ekstraksi, diekstraksi lagi dengan dietil eter sebanyak 3x (masing-masing 30; 20; 10 mL) Hasil ekstraksi dicuci dengan Na2SO4 dan diencerkan dengan dietil eter sampai tanda batas dalam labu takar 100 mL Larutan hasil ekstraksi dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang KONSENTRASI ASAM BENZOAT DALAM SAMPEL DITENTUKAN BERDASARKAN KURVA STANDAR
Hasil dan Pembahasan: UJI KUALITATIF Terbentuk endapan berwarna coklat kemerahan menunjukkan adanya asam benzoat dalam sampel, hal ini dapat terjadi karena adanya reaksi ikatan antara 3 buah ion benzoat dari asam benzoat dengan ion ferri (Fe+3) dari ferriklorida yang membentuk senyawa khelat ferritribenzoat dengan 3 molekul asam klorida. 3C6H5COOH (aq) + FeCl3 (aq) ⟶Fe (C6H5COO)3 (s) + 3HCl(aq) Endapan coklat kemerahan
UJI KUANTITATIF Analisis kuantitatif yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis. Penentuan panjang gelombang maksimum yang digunakan dalam pengukuran absorbansi larutan standar maupun larutan sampel ditentukan dengan mengukur nilai absorbansi maksimum. Panjang gelombang maksimum dapat diperoleh dengan pengukuran absorbansi yang dilakukan pada rentang panjang gelombang 265-280 nm. Hasil pengamatan untuk absorbansi maksimum adalah pada panjang gelombang 280 nm kemudian dilakukan penentuan nilai absorbansi pada 4 larutan standar.
Pembuatan kurva standar antara absorbansi terhadap konsentrasi, dari kurva yang dihasilkan dapat dilihat bahwa terdapat korelasi antara konsentrasi dan absorbansi dimana semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin tinggi pula nilai absorbansi. Nilai absorbansi asam benzoat hasil analisis kuantitatif sampel minuman sampel dalam 100 ml dietil eter. Dari kurva standar antara absorbansi terhadap konsentrasi diperoleh persamaan garis linier merupakan hubungan antara absorbansi (y) konsentrasi (x) larutan standar sebagai berikut : y = 0,403x + 0,036 dengan harga r sebesar 0.904. Hal ini berarti kurva kalibrasi tersebut memiliki keakuratan dalam penentuan konsentrasi 90% dan tingkat kesalahan 10%.
KADAR ASAM BENZOAT DALAM SAMPEL MINUMAN Penentuan Kadar Asam Benzoat dalam sampel dilakukan pengukuran absorbansi larutan sampel. Konsentrasi (x) asam benzoat dalam sampel diperoleh dengan cara mensubstitusikan nilai absorbansi larutan sampel terhadap (y) pada persamaan y = 0,4036x+ 0,0369.
Berdasarkan tabel, konsentrasi asam benzoat dalam sampel A yaitu 12,26 mg/kg, menunjukan kadar asam benzoat tidak melebihi ambang batas . Peraturan Menteri Kesehatan bahwa konsentrasi asam benzoat dalam produk minuman yaitu 600 mg/kg. Produk ini tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Dengan dilakukannnya penelitian ini dapat memberikan informasi pada masyarakat bahwa minuman A aman untuk dikonsumsi.
Kebutuhan asam benzoat dalam negeri Kebutuhan asam benzoat di Indonesia selama ini dipenuhi oleh impor dari berbagai negara-negara tetangga, hal ini disebabkan karena belum adanya pabrik asam benzoat yang telah berdiri di Indonesia (Kemenprin, 2011). Berdasarkan volume keseluruhan secara nasional, Indonesia mengimpor sebesar 5.531.268 ton/tahun pada tahun 2009 yang ditunjukkan pada tabel 1.1 dari berbagai negara dengan nilai barang hingga tiba di Indonesia (Cost InsuranceFreight) sebesar US $ 7.681.417 atau setara dengan Rp 69,224 M (Rp 9.012/1 US $ -B.I kurs, Februari 2011).
SEKIAN DAN TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA ^_0