`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P. MATERI KULIAH `SOSIOLOGI PERTANIAN` SEMESTER GENAP T. A. 2013/2014 (2 /0 SKS) Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
MATERI 10 : LEMBAGA KEMASYARAKATAN_KELEMBAGAAN PERTANIAN
INTRODUKSI Di dalam masyarakat pasti ada norma yang mengatur hidup mereka guna mencapai ketertiban hidup Norma- norma tersebut dapat dikelompokkan pada berbagai kebutuhan pokok manusia. Ex. Kebutuhan pendidikan, kebutuhan akan rasa keindahan, dll Kebutuhan tersebut menjelma menjadi lembaga kemasyarakat berdasarkan bidangnya: Lembaga Pendidikan , lembaga kesenian, dll
PENGERTIAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN? Lembaga kemasyarakatan merupakan himpun-an dari norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat (Soerjono Soekanto) Pentingnya lembaga kemasyarakatan adalah agar ada keteraturan dan integrasi dalam pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat
FUNGSI LEMBAGA KEMASYARAKATAN Memberikan pedoman pada anggota masya- rakat, bagaimana mereka harus bertingkah- laku atau bersikap didalam menghadapi masalah di masyarakat terutama berkaitan dengan kebutuhan Menjaga kebutuhan dari masyarakat yang bersangkutan Sebagai sistem pengendalian (social control)
CIRI UMUM LEMBAGA KEMASYARAKATAN Terorganisir berdasarkan kebutuhan pokok (tujuan) Memiliki kelengkapan alat untuk mencapai tujuan (Aturan lembaga, pengurus lembaga, program kerja lembaga, dll)
TIPE LEMBAGA KEMASYARAKATAN Lembaga adat (kumpulan masyarakat adat) Lembaga pemerintahan (negara: eksekutif, yudikatif, legislatif,dll) Lembaga politik (Partai Politik) Lembaga privat (Perusahaan) Lembaga pendidikan (sekolah: SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi) Lembaga sosial (Ormas: NU dan Muhammadi-yah,dll)
CARA MENGANALISIS/MENELITI LEMBAGA KEMASYARAKATAN Analisis secara historis (bagaimana lembaga itu berdiri dan berkembang) Analisis komparatif (menelaah lembaga kemasyarakatan tertentu dalam berbagai masyarakat lainnya) Analisis secara fungsional (menganalisis hubungan antara lembaga ) KETIGA CARA ANALISA DIATAS SALING MELENGKAPI, atau dengan kata lain salah satu pendekatan dipakai sebagai alat pokok, yang lain sebagai alat tambahan
CONFORMITY DAN DEVITION CONFORMITY, taat thd aturan dan nilai yang berkembang di dalam masyarakat atau lembaga kemasyarakatan. Tradisi dan nilai sosial yang terlembaga sangat kuat dan dijunjung tinggi DEVITION, penyimpangan terhadap aturan dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat. Tradisi tidak lagi digunakan dalam pemenuhan kebutuhan hidup atau aspirasi (Robert K. Merton)
KELEMBAGAAN PERTANIAN adalah “norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan”.
BEBERAPA NOTA KELEMBAGAAN PERTANIAN pada masyarakat pedesaan yang masih bersahaja terkait erat dengan kegiatan ekonomi masyarakat tradional Pada masyarakat desa yang kegiatan ekonominya masih belum didominasi sistim ekonomi uang, menyebabkan masih kuatnya kait-mengkait antara kegiatan ekonomi dan sosial. Sistim gotong royong dalam proses produksi pertanian sistim bagi hasil sistim tebasan sistim borongan pengolahan tanah dan pemanenan sistim buruh tani sistim tradisional lainnya yang terkait dengan operasi produksi pertanian
BEBERAPA NOTA (LANJUTAN) Selain kelembagaan pertanian yang bersifat tradisonal juga muncul kelembagaan pertanian yang dikelola dengan cara lebih modern : kelompok tani, kelompok pemakai air, kelompok kredit usaha, koperasi desa, kelompok pemasaran, kelompok peternak dan lain sebagainya
PERAN LEMBAGA PERTANIAN Kelembagaan pertanian baik formal maupun informal belum memberikan peranan yang berarti khususnya di daerah perdesaan, hal ini disebabkan : Peran antar lembaga pendidikan dan pelatihan, balai penelitian, dan penyuluhan belum terkoordinasi dengan baik Fungsi dan keberadaan lembaga penyuluhan cenderung terabaikan Koordinasi dan kinerja lembaga-lembaga keuangan perbankan perdesaan masih rendah Koperasi perdesaan khususnya yang bergerak di sektor pertanian masih belum berjalan optimum Keberadaan lembaga-lembaga tradisi di perdesaan belum dimanfaatkan secara optimum
REVITALISASI KELEMBAGAAN PERTANIAN Peningkatan kualitas sumberdaya manusia para pelaku kelembagaan sehubungan dengan perkembangan teknologi, permasalahan dan kebutuhan para petani Diperlukan restrukturisasi kelembagaan penyuluhan pertanian yang mampu menyentuh langsung kebutuhan petani dengan melibatkan petani secara lebih aktif lagi
REVITALISASI KELEMBAGAAN PERTANIAN (LANJUTAN) Meningkatkan kualitas manajemen koperasi yang ada, khususnya dalam kualitas sumberdaya manusia para pengurus dan manajer, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani Meningkatkan koordinasi peran lembaga-lembaga keuangan/perbankan dengan lembaga-lembaga penyuluhan, sarana produksi, dan koperasi untuk meningkatkan pelayanan kepada petani secara optimum
REVITALISASI KELEMBAGAAN PERTANIAN (LANJUTAN) Meningkatkan peran badan penerapan teknologi dan informasi pertanian Meningkatkan peran dari lembaga-lembaga tradisional seperti organisasi lumbung desa dan pengairan Meningkatkan kemandirian organisasi petani
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DAN KELEMBAGAAN SOSIAL_EKONOMI Lembaga sosial dan ekonomi lahir ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kehidupannnya Kebutuhan masyarakat meskipun tidak linier cenderung merupakan kebutuhan yang lahir dari kebutuhan individu sebagai anggotanya.
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DAN KELEMBAGAAN SOSIAL_EKONOMI (LANJUTAN) Menurut Abraham Maslow (teori Maslow), kebutuhan manusia itu merupakan kebutuhan yang berjenjang dan dapat dirinci sebagai berikut: Kebutuhan fisik/fisologis Kebutuhan rasa aman/safety Kebutuhan hubungan sosial/social affiliation Kebutuhan pengakuan atau esteem Kebutuhan pengembangan pengakuan (self-actualization)
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DAN KELEMBAGAAN SOSIAL_EKONOMI (LANJUTAN) Teori Maslow tersebut diperbaiki oleh teori M. Celland tentang teori motivasi yang pada dasarnya dibagi menjadi tiga yaitu : kebutuhan untuk berprestasi (needs of achievements), kebutuhan untuk kekuasaan (needs of power) dan kebutuhan untuk bergabung (needs for affiliation)
LEMBAGA TRADISIONAL & LEMBAGA MODERN DI PEDESAAN Lembaga kemasyarakatan merupakan susunan tata kelakuan dan hubungan yang terpusat pada pemenuhan kompleks kebutuhan masyarakat Secara ringkas lembaga kemasyarakatan bertujuan memenuhi kebutuhan pokok manusia yang bertujuan untuk: memberikan pedoman pada masyarakat bagaimana harus berbuat dan menghadapi permasalahan dalam masyarakat, menjaga keutuhan masyarakat, memberikan pegangan pada masyarakat untuk mengadakan sistim pengendalian sosial (social control).
LEMBAGA TRADISIONAL & LEMBAGA MODERN DI PEDESAAN (LANJUTAN) Lembaga-lembaga masyarakat yang tradisonal telah tumbuh dan terlembagakan untuk mengatur berbagai aspek kehidupan kemasyarakatan Cara – kebiasaan – tata kelakuan – adat Lembaga modern umumnya mempunyai struktur yang jelas, tata nilai yang jelas dan telah diformalkan, adanya proses yang pasti, adanya pemimpin yang resmi
KELOMPOK SOSIAL DAN ORGANISASI SOSIAL Ibrahim (2003) mendefinisikan kelompok sosial sebagai “suatu sistim sosial yang terdiri dari sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain dan terlibat dalam satu kegiatan bersama”. Yang dimaksud interaksi di sini adalah interaksi tatap muka, dimana mereka terlibat dalam ruang dan waktu
DEFINISI KELOMPOK SOSIAL KELOMPOK SOSIAL adalah sejumlah orang yang mengadakan hubungan tatap muka secara berkala karena mempunyai tujuan dan sikap bersama; hubungan-hubungan yang dilakukan diatur oleh norma-norma; tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kedudukan (status) dan peran (role) masing-masing; dan antara orang-orang itu terdapat rasa ketergantungan satu sama lain
ORGANISASI SOSIAL (MASYARAKAT) ORGANISASI adalah unit sosial (atau pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dengan ciri ciri sbb : adanya pembagian kerja, kekuasaan dan tanggungjawab komunikasi adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi untuk mengawasai usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan, ada pergantian tenaga (kaderisasi) bila ada individu yang tak mampu menjalankan tugas-tugas organisasi.
SOCIAL CAPITAL DI PEDESAAN SOCIAL CAPITAL mencakup institutions, relationships, attitudes dan values yang mengarahkan dan menggerakan interaksi-interaksi antar orang dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi Menurut World Bank (1998) social capital tidaklah sesederhana hanya sebagai penjumlahan dari institusi-institusi yang dibentuk oleh masyarakat, tetapi juga merupakan perekat dan penguat yang menyatukan mereka secara bersama-sama SOCIAL CAPITAL meliputi shared values dan rules bagi perilaku sosial yang terekspresikan dalam hubungan-hubungan antar personal, trust dan common sense tentang tanggung jawab terhadap masyarakat, semua hal tersebut menjadikan masyarakat lebih dari sekedar kumpulan individu-individu.
BENTUK SOCIAL CAPITAL ELEMEN UTAMA social capital mencakup norms, reciprocity, trust, dan network. Contoh bentuk yang ada di Indonesia : Tradisi gotong royong memiliki aturan main yang disepakati bersama (norm) menghargai prinsip timbal-balik dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dan dalam waktu tertentu akan menerima kompensasi/reward sebagai suatu bentuk dari sistim resiprositas (reciprocity) ada saling kepercayaan antar pelaku bahwa masing-masing akan mematuhi semua bentuk aturan main yang telah disepakati (trust) serta kegiatan kerjasama tersebut diikat kuat oleh hubungan-hubungan spesifik antara lain mencakup kekerabatan--kinship, pertetanggan-- neighborship dan pertemanan--friendship sehingga semakin menguatkan jaringan antar pelaku (network).
TRADISI GOTONG ROYONG Tradisi gotong royong secara nyata telah melembaga dan mengakar kuat, ini diwujudkan dalam berbagai aktivitas keseharian masyarakat Indonesia Secara umum aktivitas gotong royong memiliki tema sentral sebagai mutual help antar anggota masyarakat yang mana masing-masing pihak terlibat saling memberikan kontribusi dan sebagai reward-nya mereka mendapatkan gain dari aktivitas yang dikerjasamakan Semangat timbal balik-- reciprocity melekat kuat sebagai penunjuk bahwa proses kerjasama berlangsung dengan fair
TRADISI GOTONG ROYONG (LANJUTAN) Aktivitas gotong royong dalam berbagai dimensinya memberikan implikasi semangat dan value untuk saling memberikan jaminan/self-guarantying atas hak dan kelangsungan hidup antar sesama warga masyarakat yang masih melekat cukup kuat di pedesaan Subejo dan Iwamoto (2003) memberikan terminologi pada praktek gotong royong yang dilembagakan sebagai tradisi oleh warga pedesaan sebagai “institutionalized stabilizers” karena aktivitas tersebut memungkinkan proses keberlanjutan (sustainability) dan menjamin stabilitas secara ekonomi dan sosial pada kehidupan rumah tangga di pedesaan.
BEBERAPA NOTA Studi-studi yang terkait dengan social capital di pedesaan Indonesia dan secara khusus di pedesaan Jawa umumnya masih dilakukan secara parsial dari setiap elemen sosial capital Elemen-elemen dasar tersebut antara lain mencakup institusi lokal yang memiliki fungsi pelayanan sosial, kelompok simpan pinjam berotasi/arisan, jaring pengaman sosial tradisional lainya, sistim pewarisan yang seimbang, sistim penyakapan dan bagi hasil serta pelayanan pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat
SOCIAL STABILIZERS
STOP STOP STOP STOP Any Question??